Search This Blog

Tuesday, February 15, 2011

Kerak Telor Pakai Telur Bebek!

Hari ini Selasa, Kantor libur karena bertepatan dengan Maulid Nabi Saw. Pada awalnya saya tidak ada kehendak untuk keluar dari kamar akan tetapi berhubung satu hal dan lainnya akhirnya saya putuskan untuk pergi saja dan memulai adventure. "Sayang kalau melewatkan hari ini begitu saja pikirku"...... Kawasan Kota Tua, ya akhirnya jatuh sebagai pilihan.  Banyak hal yang ingin saya share mengenai temuan saya di sana, akan tetapi karena sesuatu alasan saya tidak bisa bercerita panjang dan mendetail.

Tapi sekarang saya hendak berkisah tentang pengalaman saya yang pertama kali mencicpi kerak telor, makanan tradisional Betawi heheheh ............

kerak telor cobalah :)
Ya, di kawasan kota tua itu ada penjual kerak telor. Berhubung dari kosan baru sarapan Mie Goreng akhirnya diputuskanlah untuk mencoba kerak telor. Saya pesan satu. Pada mulanya saya pikir telur ayam dan telur bebek itu disatukan tetapi tidak. Nyatanya ada dua plihan, kita bisa pilih yang pakai telur ayam atau telur bebek.  Harganya pun berbeda. Kerak telor yang pakai telur bebek harganya Rp. 12.000; sedangkan kerak telor yang pakai telor ayam harganya Rp.10.000;

Setelah pesanan saya selesai, lanjutlah dengan mencicipi kerak telor,, saya kira rasanya mau seperti rasa apa gitu, eh ternyata rasanya tidak beda jauh ya dengan dadar telur heheehe... mungkin karena memang telurnya yang dominan. Hanya saja diberi beras ketan. Ya, penjual itu mengatakan kepada saya bahwa beras yang dipakai adalah beras ketan. Sebelum dimasak, beras ketan itu  direndam dulu dalam air biasa. "kalau sorenya mau dipakai, paginya saya rendam dulu", ujar penjual kerak telor yang saya pun lupa bertanya nama :)
Ya, jadi beras ketan itu direndam dalam air bisa semalaman atau setengah hari .....campuran kerak telor yang lainnya ada surundeng yang berasal dari kelapa parut dan telah diberi bumbu, ada ebi, garam dan bawang goreng. Kata Penjualnya untuk hari libur/satu hari omzetnya bisa mencapai 50 telur. Nah, untuk lebih jelas lagi mari kita lihat video pembuatannya.







Selain, kerak telor masih ada lagi jajanan yang lain yaitu, es potong/lilin...ingat es potong ingat masa kecil ;)

Es ini sebenarnya panjang tapi dipotong jadinya kecil harganya Rp. 3000;
Ya, teman-teman harganya memang mahal benar ya....air minum juga harganya Rp. 4000; hampir semua merek dihargai sama. Es potong itu memang rasanya beraneka, tapi saya pilih yang ada ketan hitamnya. Oh ya selain membeli es potong atau es lilin saya juga membeli cincin.

Cincin berukir nama

Yup, kita bisa beli cincin itu dengan ukiran nama kita. Bahan untuk cincin tersebut ada yang dari baja dijual RP. 5000 dan dari stainless steel Rp. 10.000, saya beli yang harganya RP. 10.000 dan terukir nama lengkap saya. Sebenarnya saya beli karena merasa seru saja. Dan ingin tahu bagaimana caranya mengukir nama kita di cincin. Ternyata caranya adalah mereka menggunakan besi yang diujungnya sudah ada hurufnya lalu mereka tinggal memukul saja pakai palu agar huruf tersebut terukir di cincin.

Seperti ini hurufnya


Besi yang ada hurufnya tersebut dipukul seperti ini
Ya, hanya saja kalau memakai cincin itu perlu untuk memperhatikan hal-hal lain seperti misalnya saja kalau kita pakai cincin disebelah kiri identik dengan orang yang sudah tunangan dan kalau kita pakainya sebelah kanan  pertanda sudah menikah, tapi itu semua belum tentu namun pada umumnya memang seperti itu adanya.....semuanya terserah anda saja :)

NB: I had wonderful time today dan telah mendapatkan inspirasi tapi untuk membuat inspirasi menjadi sempurna dan  menjadi nyata perlu dilakukan berulang-ulang kerja. Jadi tanpa mengesampingkan rasa simpati saya terhadap teman-teman yang sedang berkoordinasi atau ada tugas besok saya tulis blog ini......selamat bertugas dan tetap semangat!

2 comments:

  1. wah, aku juga suka es potong itu. tapi jarang ada ya. b tw, linknya dah kupasang ya. tks

    ReplyDelete
  2. Iya mbak,harus ke kota tua untuk mendapatkan es potong hehehe....terima kasih sudah dipasang linknya :D

    ReplyDelete