Search This Blog

Friday, May 24, 2013

Main Gasing di Kota Tua

Siapa diantara teman-teman yang datang ke Kota Tua pada tanggal 18 Mei lalu?
Yup, waktu itu di sana lagi ada acara Pameran Museum Nasional. Niat utama pergi ke Kota Tua memang untuk melihat pameran museum, tapi pas nyampe di sana, malah makan pecel lalu tiba-tiba tertarik sama pertunjukkan gasing oleh Komunitas Gasing Indonesia.

Aku bisa main gasing
Seru deh,  jadinya tidak sekali pun melihat stand pameran museum, malah asyik mengambil gambar mereka yang lagi bermainan gasing.

Dikarenakan asyik banget ambil foto dan mungkin gak beranjak dari tempat itu, tiba-tiba seorang anggota Komunitas yang bernama Dias dengan suara khas Wong Jawa, menawari saya untuk bermain gasing. Mula-mula dia membantu mengikatkan tali gasing di tangan lalu menyuruh saya melepas gasing itu.

"Nah, kalau bermain gasing itu, terlalu pede gak akan jadi, ragu-ragu pun sama, jadi harus seimbang sama dengan hidup", tutur Dias sesaat sebelum gasing itu saya lepaskan ....
Mengikat Tali gasing
Wow .... Lepasan yang pertama, aku kurang ingat langsung berhasil apa tidak, tapi untuk permainan  selanjutnya berhasil....

Seruuu deh ... Kemudian Dias, mengajari saya caranya mengikat tali gasing (seperti gambar yang dapat dilihat di atas).

"Nah, mengikatnya harus kuat supaya gasingnya tidak berlari ke sana kemari. Cara mengikatnya pun harus berlawanan dengan arah jarum jam", terangnya.

Ajaran yang dia transfer ke saya akhirnya berhasil dipraktekan.

Di halaman Museum fatahilah, Kota Tua itu, memang ada dua arena yang disediakan untuk bermain gasing.

Pada area yang lainnya, medianya berupa meja yang agak tinggi mungkin ada setengah meter. Yang bermain di meja itu salah satunya ada Pak Abbas. Coba lihat atraksi dia itu.

Pak Abbas Beratraksi
Dan ini atraksi dari teman-teman yang lainnya ...

Atraksi yang lainnya 
Dan ini videonya, apabila ingin melihat tayangannya langsung ....

 



Tadinya saya mau bahas jenis-jenis gasing, tapi berhubung  waktu saya lagi mepet, di lain kesempatan saja ya,  saya share lagi.
Sebelum saya tutup ada beberapa point yangbisa diperhatikan dalam permainan gasing.


Gasing yang sedang berputar

  1. Bermain gasing, tangan kananlah yang digunakan untuk bermain gasing, tapi kalau kidal, kurang tahu ya ... barangkali tangan kiri. 
  2. Tali yang telah diikat di gasing dipegang oleh tiga jari (dari jari manis sampai kelingking). 
  3. Jari Telunjuk lurus. 
  4. Ujung atau ekor gasing menghadap ke sebelah kiri tangan dan kepalanya di sebelah kanan. 
  5. Kaki kiri di depan dan jadi tumpuan. 
  6. Tangan Kanan yang lagi memegang gasing diayun-ayunkan, lalu kalau sudah pasti, gasing dilepaskan ke media. 
  7. Kalau berhasil, gasing akan berputar sempurna.
 Oh ya ada satu tips lagi, begini ya kalau kita lagi berada di suatu moment yang menarik lalu kita ingin mengambil gambar yang bagus, jangan ragu untuk bertanya sama sang master fotografi. Karena itulah yang saya lakukan. Bertanya pada sang ahlinya. Orang yang saya minta ilmunya itu gak pelit untuk memberi tahu. Katanya kalau ingin mendapatkan gambar yang bagus alias objek gambar yang sedang bergerak itu tidak beku, maka setting Dafragma sampai dimentokkan ke angka yang paling besar (bukaan kecil) dan kecepatannya di tiga detik. Isonya cukup 100. Gambar diatas itu (gasing yang sedang berputar) hasilnya. Terima kasih ya untuk ilmunya. Sayang saya gak bertanya nama.

Itulah kira-kira pengalaman bermain gasing yang ingin saya sharing... nantikan cerita berikutnya ya. 

Monday, May 13, 2013

Mengoleksi Majalah dari Garuda

Memakai jasa layanan maskapai penerbangan tertentu pasti ada alasannya. Nah, kalau boleh tahu, apa alasan teman-teman memilih maskapai itu?

 Kalau saya sendiri mau apa pun maskapainya, pasti jalan. Tapi kalau disuruh milih tentu saya punya pilihan sendiri. Apalagi kalau Dinas Luar, itu standarnya kita pakai Garuda Indonesia. Meskipun tarifnya mahal, tapi kalau Dinas Luar menjadi tanggung jawab  kantor. 

Ada hal lain yang membuat saya senang dengan menggunakan jasa layanan Garuda Indonesia adalah mengoleksi Majalahnya. Lihat majalah di bawah ini. Namanya COLOURS.

Majalah Garuda Terbaru dengan Nama Colours
Majalah itu, baru saya dapatkan tadi di kantor dari teman, sebutlah nama gaulnya "Bung Rocky", heheheheheee..... Itu nama yang muncul di Profil BBMnya. Awal mula ceritanya seperti ini, teringat saya ini sudah pertengahan bulan Mei dan belum Dinas Luar. Memang kalau yang personil perempuan sekarang ini jarang Dinas Luar. Terlebih saya, kurang suka juga sama protokoler. Maksudnya kalau jadi protokoler, saya kurang menguasai. Kalau kebalikannya diprotokolerin? ya, itu hal lain. 

Kalau pun harus Dinas Luar, biasanya saya bertugas membuat realese, teman yang lain jadi protokoler. Berbagi tugaslah. Okey, lanjut lagi ceritanya. Karena merasa tidak akan Dinas Luar bulan ini, otomatis tidak akan naik pesawat (Baca Garuda-red). Kalau tidak naik pesawat berarti, lenyaplah kesempatan saya untuk mengoleksi majalah Colours setiap bulannya. Untuk itulah saya carilah teman yang Dinas Luar. Semua contact list BBM saya sisir satu persatu. Akhirnya ada dua orang teman yang sedang ke Luar Kota. 

Temanku, Rahma,  lagi berbulan Madu ke Belitung.  Katanya Garuda tidak melayani rute ke Belitung, jadi dia mau usahain cari Majalahnya di Lounge Garuda. Terus saya beralih ke teman yang lain, Bung Rocky, karena statusnya lagi di Labuan Bajo. Maklum, Big Boss waktu itu lagi ada kunjungan ke sana. Titiplah saya padanya untuk dibawakan majalah garuda (colours), tentu kalau dia pulang naik garuda dan saya yakinkan dia juga bahwa majalah itu bisa dibawa pulang kok. 

Terus, tadi pagi sewaktu lagi duduk menghadap komputer, dia tiba-tiba menyerahkan majalah itu sebelum kupinta. Duh, senang sekali, akhirnya dia ingat dan berniat sekali membawakan untukku. Terima Kasih ya Bung Rocky. Sebenarnya bukan dia saja yang pernah kuminta bantuannya, ada juga Mas Deni dan Lutfi. hehehehehe ......

Terima kasih pokoknya pada teman-teman yang sudah sudi dan berkorban untuk membawa pulang sebuah majalah untuk saya, semoga kebaikan teman-teman dibalas oleh Yang Maha Kuasa. Amien .... 

Oh ya, sebelum namanya berubah menjadi Colours, awalnya bernama GARUDA, tentu dengan huruf besar semua. 
Sebelum berubah nama
Ingin tahu mengapa perusahaan mengubah namanya menjadi Colours? 
Ini alasannya yang saya dapatkan pada sebuah kata sambutan dari President & CEO PT. Garuda Indonesia (Persero) Tb:

'Garuda' saat ini berubah nama menjadi 'Colours'. Suatu nama tentulah memiliki makna dan arti, terlebih lagi  bagi kami di Garuda, yang saat ini sedang terus melaksanakan berbagai program perbaikan dan pengembangan di seluruh aspek kegiatan perusahaan. 

'Colours' menggambarkan kekayaan dan keanekaragaman alam, seni, budaya dan masyarakat Indonesia, dan sesuai filosofi (brand) kami - diversity drives dynamism- berbagai perbedaan yang ada mendorong Garuda untuk terus bergerak dinamis ke depan.

Seperti itulah keterangan dari redaksi. 
Lantas apa perbedaan antara majalah Garuda dan Colours? 
  • Dari ukuran  Huruf : Setelah diperhatikan Majalah dengan nama yang lama, ukuran tulisannya lebih besar daripada yang sekarang. Kalau majalah yang sekarang 'Colours', ukuran hurufnya lebih kecil jadi terkesan padat. 
  • Bahasa:  Masih sama, menggunakan dua bahasa Indonesia dan Inggris. Setiap tulisan dalam bahasa inggris dibawahnya atau di sampingnya langsung ada terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Hal ini yang menjadikan tulisan padat.
  • Selain itu, pada Colours, disetiap foto diberi nomor. Nomor itu untuk memudahkan redaksi atau pembaca mendapatkan keterangan gambar. 
  • Ada pun jumlah halaman masih sama sekitar dua ratus lebih. 
  • Dililhat dari kualitas Gambarnya, bisa bersaing dengan National Geographic Traveler.
Kurang lebih seperti itulah pengamatan saya terhadap majalah itu. Jadinya kangen ingin nulis artikel lagi. Sayang majalah Inforum di  kantor lagi mati suri.

Majalah yang dikeluarkan Garuda ini ternyata saya koleksi dari tahun 2011. Tapi yang 2011 hanya ada satu edisi. Kalau Tahun 2013 ini, lengkap ada, mulai dari bulan Januari-Mei  2013. 

Colours dari bulan Maret - Mei
 Majalah dengan nama baru 'Colours' ini mulai diterbitkan pada bulan Maret ya. Saya beruntung banget pas keluar pertama kali dengan nama baru, itu pas dengan saya Dinas Luar. Jadi, saya sendiri yang ambil. Majalah ini memang Personal Copy sifatnya, jadi bisa dibawa pulang. Jangan khawatir ya. 

Selain majalah, apa lagi yang membuat kita tertarik dengan suatu maskapai penerbangan?
Menu Makan di dalam  Garuda 

Jawabannya tentu makanannya. Tapi soal makanan ini bisa dikesampingkan. Hal ini sebandinglah dengan tarifnya yang mahal. Mengapa maskapai lain lebih murah? ya, karena mereka tidak ada makan dan juga tidak ada fasilitas hiburan lainnya. Semacam movie atau musik. Seperti itulah. Jadi memang fasilitas sebanding dengan harganya. 

Well, di akhir kata, teman-teman kalau suatu hari pergi dengan garuda, ingat saya dan ingat majalahnya, lalu ingat saya lagi ya hehehehehee.... 

Terima kasih ya, sudah membantu menambah koleksi majalahnya ..... Untuk pihak Garuda dan juga maskapai penerbangan lainnya, semoga dapat terus meningkatkan kualitas pelayanannya, sehingga pelanggan puas.

Saturday, May 11, 2013

Nonton Cinta Brontosaurus

Akhirnya Nonton
Sejak kebangkitan Film nasional dan banyak novel yang diangkat ke layar lebar, saya jadi apresiasi. Mulai dari Laskar Pelangi sampai film baru yang keluar Satu Minggu kemarin karyanya Raditya Dika "Cinta Brontosaurus" tidak ketinggalan ditonton. 
Memang sudah ada niat ingin nonton, tapi tidak Sabtu ini. Alasannya agak malas saja keluar kosan kalau tidak karena teman, Nurul, yang ngajak mungkin tidak kemana-mana hari ini.  

Nontonlah saya sama Nurul yang jam 12:45 tentu ditempat biasanya di Blok M Square. Sebenarnya ingin sekali nonton di Metropole XXI yang di Salemba, karena letaknya jauh dari kosan dan macet, mendingan yang dekat saja, tidak repot di jalan. Padahal kalau ada yang ngajakin, dipertimbangkan. 

Durasi filmnya kurang lebih satu jam setengah. Soalnya jam setengah tiga kurang kita sudah bubar. 
Apa yang di dapat dari Film Cinta Brontosaurus? 

Seperti dapat kita duga bersama, film ini pastinya kocak, mengingat sang penulis bukunya juga orangnya tidak biasa. Dari awal film sampai akhir ada bagian yang membuat kita tertawa. 
Meskipun seperti itu tapi film ini ada pelajaran yang dapat kita ambil. 

Film ini khan mengisahkan si Dika yang percaya bahwa cinta itu bisa kedaluwarsa.
Mengapa dia bilang kedaluwarsa. Karena tokoh Dika ini sering putus melulu kalau berpacaran. Paling lama pacarannya itu selama 6 bulan. Tapi setelah bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jessica, dia baru bisa percaya bahwa cinta itu tidak kedaluwarsa. Tentu tokoh Jessicanya juga adalah sosok perempuan yang dapat menerima sepenuhnya Seorang Dika. Jadi, cintanya awetlah. 

Diakhir Film ini, saya catat beberapa hal yang disampaikan sang tokoh utama, katanya ketika dua orang sedang jatuh cinta, yang perlu mereka lakukan adalah bersikap seperti anak kecil, berpikirannya simple tidak terlalu mendalam, cinta itu tidak perlu alasan, dan kita harus bisa mengambil hati keluarga pasangan.

Nah, saya garis bawahi soal bersikap seperti anak kecil. Sejauh pengamatan saya, memang kebanyakan orang yang sedang berpacaran seperti itu ya. Laki-laki yang dewasa juga bersikap layaknya anak-anak. Bisa jadi mereka menyesuaikan diri dengan pasangannya. Tapi ada juga sebaliknya dimana perempuannya yang dewasa, tapi laki-lakinya yang manja, apa yang terjadi kemudian? Putus. Ya, itu terjadi pada teman saya. 
Sangat disayangkan sekali, padahal masalahnya sepele. Gara-gara perempuannya terlalu serius/ dewasa sementara laki-lakinya masih ingin main. Kalau si perempuannya memang bisa menerima sifat laki-laki itu yang manja, tapi kalau bertepuk sebelah tangan, ya susah.

Sudahlah, sekarang tentang Raditya Dika. Ketika menulis blog ini, saya sama sekali tidak punya bukunya dan setelah menonton Cinta Brontosaurus, bisalah untuk mulai mengoleksinya. 
Tapi tunggu dulu, meskipun belum punya satu bukunya, saya tahu sedikit tentang Raditya Dika, soalnya pernah blogwalking di blognya.

Di blognya itu, saya temukan sebuah Video yang judulnya "Raditya Dika Nyanyi  dan Joget Korea". Coba deh, cari postingan yang tanggal 2 Agustus 2012, judulnya Postingan di Mana Ada Video Ancur. 
Melihat Video itu, saya baru ngeh kalau Dia memang tidak biasa alias aneh. 
Dalam Video tersebut dia mempraktekan bagaimana menjadi SNSD. Itu lho GirlBand asal Korea. Nyanyi sambil Joget. 

Apa sih Maksudnya Raditya Dika ini buat Video Joget sambil Nyanyi, dimana dalam lagunya ada lirik "Anyong Haseo", diulang-ulang? Justru, disitulah kehebatan dia. 
Artinya, Dia ingin memberikan komentar atau pendapat yang tidak asal dengan cara harus mempraktekan dulu bagaimana nyanyi sambil joget. Pada akhirnya dia mengakui Gagal dengan sukses. 

Itulah yang dapat kita pelajari dari Raditya Dika, jangan sembarang menilai orang.

Intinya yang saya ingin sampaikan di sini, saya nonton Cinta Brontosaurus, karena memang tahu dengan pembuat bukunya. Karena kita tahu jadinya penasaran ingin melihat. Seperti itu kira-kira ....