Search This Blog

Friday, December 31, 2010

Nge"Bakmie Jhon"

Pagi ini sebelum pergi ke kantor saya makan Bakmie Jhon dulu yang letaknya di Jl. Sampit melawai sebelah Bank BNI, atau dekat dengan karaoke INUL  Jl. Melawai. Saya beli dengan menu Bakmie Yamin Manis. Total harganya Rp. 12.000 plus dengan minuman Teh Botol Sosro satu buah. Niatnya awalnya sih ingin investasi alias menabung, Tapi berhubung jam 7an Banknya belum buka, saya ngebakmie dulu lah, padahal sebenarnya di kosan sudah sarapan Koko Crunch plus susu (tumben ya sarapannya ala west) heheheh. Tapi tidak masalah 2 porsi untuk melengkapi nutrisi :D


Isinya ada pangsit, ada bakso,  ada sayuran , ada jamur, ada cincang daging ayam plus mie

Nah pertama kali saya beli Bakmie ini pegawainya berpakaian seragam orange, seperti ini :

Pegawainya Berpakaian Orange dengan brand mereka dibelakang kaosnya

Yup, Tapi hari ini, Jumat ketika saya beli Bakmie ini lagi ada yang berbeda. Coba lihat apa yang saya dapati ini:

Pegawainya Memakai Batik.

Ya, saya merasa terharu dan salut terhadap mereka dengan memakai batik. Mereka melakukan hal itu layaknya seorang pekerja kantor.  Walaupun tempat jualannya dipinggir jalan dan hanya dipasangi tenda kecil dibagian belakang gerobak itu serta dilengkapi bangku yang panjang. Tapi, pelanggannya banyak.  Bagus menurut saya patut di contoh oleh yang lainnya. Pertama, selain terkesan rapi, itu juga mempromosikan dan melestarikan warisan budaya bangsa. Perajin batik pasti bangga kalau mengetahui hal ini : D

Thursday, December 30, 2010

"Kupu-Kupu Malam"

Ada yang benci dirinya 
Ada yang butuh dirinya 
Ada yang berlutut menyintainya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya

Ini Hidup wanita si kupu-kupu malam
Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum kata halus merayu memanja
Kepada setiap mereka yang datang 

Dosaskah yang dia kerjakan
Sucikah mereka yang datang
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menangis di dalam senyuman

Oh apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu tuhan penyayang umatnya 
walau apa yang terjadi terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa


Itu sepenggal lagu yang menurut saya bisa menggambarkan apa yang ingin saya share di sini.
Baiklah cerita pertama mengenai "kupu-kupu malam" yang saya jumpai beberapa minggu yang lalu.
saya bertemu dengannya di sebuah hotel ketika waktu itu kantor saya mengadakan acara di Hotel yang saya maksud. Bertemunya sehabis acara yang kami gelar usai. Waktu itu saya bersama dengan teman saya melihat sepasang "kekasih", sebutlah seperti itu karena saya tidak tahu apakah mereka suami istri atau bukan. Mereka berdua keluar dari semacam katakanlah "diskotik" yang ramai sekali dengan suara musik ketika pintunya terbuka.

Si perempuan itu perawakannya tinggi semampai, berkulit putih mulus dengan rambut hitam panjang terurai. Cantik orangnya, memakai pakaian yang seksi  dan keluar dari "diskotik" hotel dengan menggerakan tangan sambil mengikuti alunan musik yang masih terdengar. Sedangkan yang laki-laki telihat memakai atasan kemeja dengan kancing bagian atas yang terbuka. Tangannya si laki-laki itu merangkul ke bahu si perempuan. Entahlah mereka mau berjalan menuju arah mana yang jelas mereka masuk ke dalam hotel sedangkan saya dan teman saya waktu itu sedang ada di depan pintu pemeriksaan.

Setelah melihat pasangan itu ingin rasanya saya sedikit membahasnya kepada teman saya tapi saya urungkan niat saya, saya juga takut kalau nanti saya salah persepsi. Tapi malahan teman saya sendiri yang mulai membuka topik pembicaraan tentang orang itu. Teman saya itu katakan kepada saya seperti ini "Seperti wanita nakal ya dan laki-lakinya juga kelihatan genit"....saya pun berucap seperti ini kepada teman saya "mengapa ya mereka berbuat seperti itu, saya yakin dari dasar hati mereka pasti tidak ingin melakukan atau menjadi seperti itu. Siapa juga orang yang mau terlahir dengan nasib seperti itu " ..lalu teman saya pun menimpali perkataan saya seperti ini "kalau orang seperti mereka sudah baal melakukan seperti itu"....Baal = numbness artinya "tidak punya rasa malu apalagi rasa bersalah dan dosa, jadi, bagi mereka itu habbit."

Tiap kali saya melihat hal seperti itu, lalu saya berpikir alhamdulilah Tuhan atas apa yang saya miliki yaitu dengan menjadi saya sendiri. Tetapi mengapa perempuan itu memilih menjadi "kupu-kupu malam?" padahal banyak pilihan yang dapat dia ambil untul survive. Semisal menjadi seorang model, karena secara fisik orangnya cantik, kulitnya pun mulus dibandingkan saya heehehe...karena memang mereka merawat diri sepertinya. Lalu, kalau persyaratan untuk menjadi model tidak masuk kualifikasi, misalnya karena tingginya yang kurang  bisa memilih menjadi SPG atau Sales Promotion Girl juga bisa.  Itu pekerjaan yang halal. Tapi semuanya ini berpulang kembali kepada pilihan masing-masing. Saya juga tahu bahwa urusanmu adalah urusanmu, tapi di sini ketika saya menceritakan anda ini berarti saya sayang anda semuanya.

Dan ini catatan untuk hotel yang saya maksudkan di sini, sebaiknya kalau ingin menyediakan fasilitas seperti hiburan "diskotik" atau "bar" sebaiknya diatur dengan rapi dan tertib agar tidak menimbulkan suara yang bising keluar. Pasangilah dengan tembok kedap suara yang teramat baik.  Dan sebaiknya tempat hiburan jangan diletakkan di depan lobby masuk. Tapi letakkanlah di tempat yang jauh dari pintu masuk. Letakkanlah secara sembunyi. Dan saya merasa hotel tersebut sangat terbuka sekali ya akan keberadaan "kupu-kupu malam" atau saya punya saran sebaiknya si "kupu-kupu malam itu" tidak secara terang-terangan bahwa dirinya adalah "kupu-kupu malam". Jagalah keberadaan anda jangan sampai tercium orang banyak.
Sebenarnya saya suka dengan gaya hotel tersebut, khas Indonesia. Apalagi, saya tertarik dengan sebuah miniatur dari salah satu wujud kebudayaan tertinggi Nenek Moyang Indonesia.

Dan sebelum saya menutup cerita ini ada lagi satu cerita lain. Ini tentang si "kupu-kupu malam" yang lain. Apa benar dia si "kupu-kupu malam" sejati? Ya, kalau dilihat dari jenis seksnya alias jenis kelamin dia adalah seorang laki-laki. Tapi lihatlah foto dibawah ini:

Siapakah Dia yang sebenarnya??? Saya ambil fotonya di MetroMini 610


Yup, mengapa ya dia berdandan seperti layaknya seorang perempuan? Wajah laki-lakinya dia olesi dengan make up dan dia pakai wig serta membawa radio dan kaset. Dia putar kaset yang isinya lagu itu sambil dia sedikit menggoyangkan badannya. Tidak lama seperti itu dia mulai mengeluarkan kantong plastik dan dia edarkan ke seluruh penumpang metromini termasuk saya. Tapi saya waktu itu tidak memasukkan uang receh ke kantong plastik itu. Ya, alasannya sederhana saja, memang saya tidak ingin memberi saja. Orangnya padahal sehat walafiat. Saya lantas berpikir bagaimana perasaan keluarganya ya, kalau tiba-tiba saja melihat ada salah satu dari anggota keluarganya yang berbuat demikian. Saya sendiri juga tidak tahu apa motif  yang melatar belakangi orang itu berbuat seperti itu. Terdesak keadaan ekonomikah, untuk keluargakah atau untuk kesenagan ia semata. Itu saya tidak tahu. Tapi kalau ada pekerjaan yang lebih baik yang bisa dilakukan ya pilihlah itu. Menjadi Office Boy atau Pekerja Taman, Kuli di pasar, tukang ojeg dsb bisa dijadikan pilihan.   

Tuesday, December 28, 2010

Wingko Babat Yummy!

Yup, ceritanya liburan natal kemarin ada teman saya yang "pelesir" ke Semarang. Ceritanya bukan pelesiran sungguhan tapi pelesiran dalam rangka memenangkan calon sang hati Bapak dan Ibu Mertua heheee.
Nah biasanya kalau ada salah satu rekan yang pergi ke luar kota dan memang diketahui oleh semua rekan kerja, jadinya "berita nasional" hehehe dalam artian biasanya kalau sudah kembali pulang dan kerja ke kantor maka akan banyak rekan-rekan yang tanya.Salah satu prediksi pertanyaannya yang akan dilontarkan adalah "mana-oleh-olehnya" hehehe..
Nah, Jadi merupakan suatu "budaya" bagi kami kalau ada tugas atau mungkin di luar dari tugas biasanya kami membawa buah tangan alias oleh-oleh. Tapi, memang itu juga kalau ada waktu dan kesempatan serta dana untuk alokasinya.
Senin yang lalu teman saya sepulang dari Semarang membawa oleh- oleh ini. Yup, wingko babat. Nah pas saya lihat ternyata ada berbagai macam rasa ada yang original, ada rasa durian, rasa nangka, dan rasas cokelat:


Yup, karena kita keluarga besar, jadi paling banyak setiap orang kebagian dua biji saja. Hehehe saya pilih yang rasanya Durian dan Kelapa Muda (original). Yup, kalau yang original saya sering makan.. Tapi kalau yang beraneka rasa baru kali ini. Kalau untuk saya sendiri lebih suka yang original ya. Tapi rasa durian dan rasa original rasanya gak jauh beda. Hanya saja yang durian tercium wangi aroma durian ya. dan makan wingko babat ini memang harus orang yang suka manis, karena rasanya yang manis :D
Jadi, kalau nanti anda ke Semarang jangan lupa untuk membeli Wingko Babat Dyriana ya, alamatnya : Jl. Pandanaran 51 A. Telp. 8318531, 8318242, 8318711 Semarang.

Saturday, December 25, 2010

Hati-Hati Penipuan

Siang ini saya baru sampai di kediaman Nenekku tercinta tepatnya di Cipedes Tasikmalaya. Tidak akan saya punya rencana untuk datang ke Tasik kalau memang tidak ada cuti bersama dan mendapatkan rezeki akhir tahun hehehehe. Ya, sekalian pulang kampung sekalian berbagi intinya.
Tadinya saya meminta Ibu saya untuk datang ke Bandung dan bertemu di Kosan Adek saya. Akan tetapi berhubung My Mom merasa kejauhan dan capek akhirnya diambil jalan tengah yaitu bertemu di rumah nenek saja di Tasikmalaya. Saya pun berangkat dari kosan adek saya sekitar pukul 7.00 WIB. Kita sarapan nasi kuning dulu di depan Dinas Peternakan Dago terus melanjutkan perjalanan ke Cicaheum. Sampai Terminal Cicaheum sekitar setengah delapan kurang. Kita berangkat ke Tasikmalaya seperti biasa naik Bis Budiman Ac dengan ongkos Rp. 25.000, dan tiba di rumah nenek sekitar pukul setengah dua belasan.
Pertama kali datang ke rumah nenek saya dia saya dapati sedang duduk nonton tv. Saya langsung menyalaminya. Nenek saya tiba-tiba saja terisak-isak sambil menceritakan tentang paman saya. Dia katakan pada saya bahwa ada orang yang meneloppnnya dan mengaku dari Kepolisian mengabarkan bahwa paman saya mengalami kecelakaan, kepalanya pecah dan meninggal si yang nelpon lantas menyuruh nenek saya untuk transfer sejumlah uang. Nenek saya percaya saja dengan apayang dikatakan oleh si penelepon itu karena ngakunya dari kepolisian. Yang mana paman saya adalah seorang polisi juga. Nah, mendengar kabar itu nenek saya panik. Lalu menghubungi tetangga minta di teleponin paman saya yang katanya mengalami kecelakaan itu. Tapi, ketika ditelepon paman saya tidak mengangkatnya, nenek saya tambah panik. Dan nenek saya akhirnya menelepon paman saya yang lain. Beberapa lama kemudian paman saya yang terakhir dihubungi mengabari bahwa paman saya masih selamat tidak terjadi apa-apa dengannya.
Nah, dari peristiwa ini kita bisa menyimpulkan bahwa yang menelepon nenek saya itu adalah seorang penipu. Yup, itu adalah sebuah modus penipuan.






Ketika nenek saya mengatakan hal ini kepada Bibi saya, dia katakan kalau ada yang menelepon dan dia tidak kasih nama langsung tutup saja. Jangan dipercaya. Bibi saya juga katakan kalau di kompleks perumahannya kalau ada orang yang tidak dikenal datang dan menawarkan barang atau apapun itu yang intinya dia tidak dikenal, Bibi saya langsung masuk rumah dan tidak membukakan pintu. Dengan alasan sekrang ini banyak sekali penipuan. Bahkan suaminya bibi saya secara berani langsung bilang kepada orang yang datang kerumah bahwa sekarang ini banyak penipuan dan dengan tegasnya paman saya itu katakan kalau dirinya menolak si tamu tak diundang itu dan dia tidak suka dipaksa untuk menerima tamu tersebut. Bibi saya menambahkan, di kompleksnya kalaupun sedang berkumpul ramai-ramai dengan para Ibu-Ibu kalau melihat ada orang asing yang datang langsung pada masuk ke dalam rumahnya masing-masing. Bahkan suka saling kasih info lewat telepon kalau ada orang asing yang datang.
Saya jadi ingat dulu waktu saya masih kuliah dan ngekos bersama dengan sepupu saya kalau ada yang ngamen dan kalau posisinya kita pada waktu itu sedang nonton TV, sontak kita langsung matiin Tv dan langsung lari ke kamar untuk bersembunyi. Kita tidak membuka pintu untuk pengamen itu. Sebenarnya alasan kita melakukan hal itu karena parno saja. Karena waktu itu ada sebuah kejadian kalau HP saya yang saya simpan di depan TV raib diambil orang. Saya waktu itu lupa untuk membawabya ke kamar pas mau tidur Alhasil waktu pagi harinya saya mendapati Nako kosan yang berupa paviliun kami sudah terbuka. Waktu itu saya tidak ngeh ada barang yang hilang saya hanya ingat TV dan Komputer. Alhamdulilah waktu saya tengok dua-duanya masih ada di tempat. Setelah lama saya pikir-pikir baru saya ngeh kalau Hp sayalah yang raib. Duh, padahal sebelum kejadian itu saya sudah ada feeling tapi saya abaikan feeling saya itu.
Nah, setelah kejadin itu, saya rada sedikit parno. Takut kalau kita diawasi. Makanya kalau ada pengamen kita tidak membukakan pintu. Dan sebagai cara untuk menghindari diri dari pencurian lagi kita menemukan suatu siasat yaitu dengan menempelkan kaleng bekas di nako atau dipintu. Jadi kalau ada tangan yang jahil kaleng-kaleng bekas itu akan mengeluarkan bunyi. Kita sebut itu adalah sebuah trap atau jebakan untuk si tangan panjang. Saya sebenarnya mengadopsi cara ini dari nenek saya. Yang ceritanya melakukan hal tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah percobaan perampokan atau kemalingan di rumahnya. Akan tetapi alhamdulilah semuanya bisa digagalkan.

Inti dari cerita diatas adalah kita harus hati-hati terhadap orang yang baru kita kenal. Dan pastikan kalau ada yang menelepon kita itu nama dan institusinua jelas. Begitu pula kalau ada tamu yang datang kita jangan terima tau sembarangan. Jangan dipersilahkan dulu tamu untuk masuk ke rumah sebelum identitasnya ketahuan. Dan jangan mudah percaya sama orang asing pastikan untuk mengcrosscek terlebih dulu.

Tuesday, December 21, 2010

Hati-hati ,Tetap Waspada dan Beranilah Di Ibu Kota

Living in the city memang harus  berhati-hati, ah sebenaranya tidak hanya di Megapolitan seperti kota Jakarta saja tapi di semua tempat juga kita harus waspada atau berhati-hati. Pasalnya kalau kita tidak ada keberanian dan tidak tahu arah sama sekali bisa jadi tersesat bahkan bisa menjadi korban kriminalitas. Jadi kalau ingin pergi ke Ibu Kota seperti Jakarta ini modal yang harus kita miliki adalah nekat dan berani. "Jangan menunjukkan wajah yang bingung dan tidak tahu apa-apa, kita harus menunjukkan layaknya kita sudah mengenal jakarta" begitulah nasihat dari teman saya Nia, diawal-awal perjuangan saya ke Batavia untuk menjadi seorang PNS. Saya ingat terus pesannya dia.


Nah, pada suatu hari ketika saya turun dari Kereta distasiun Gambir, saya pun langsung berjalan keluar menuju busway shelter. Tiba-tiba saja  saya di rongrong oleh para tukang ojeg yang menawarakan jasa boncengan. Tapi saya katakan dengan menggunakan body language dan verbal bahwa saya tidak membutuhkan jasa layanan mereka. Tiba-tiba saja salah seorang tukang ojek itu ada yang mengatakan seperti ini "dia sudah tahu ( jalan-red)" kepqda treman-temannya.  Ingin rasanya saya tertawa terbahak-bahak mendengar pengakuan tukang ohjek yang sok tahu itu. Padahal dalam hati saya deg-degan. Tapi alhamdulilah itu merupakan kali kedua saya turun di Gambir. Jadi, saya tahu dimana letak dari busway shelter hehehe. Saya tidak perlu bengong  dan bertanya-tanya dimana letak busway shelter.


Kurang lebih setahun dari perjuangan saya, akhirnya saya pun menetap di Batavia a.k.a Jakarta dan tiap hari mau tidak mau berhubungan dengan yang namanya angkutan umum,  Metromini. Sebenarnya untuk angkutan umum yang pernah saya gunakan, sebutlah ada Kopaja, Busway, Bajaj, Ojek dan taksi (kalau pulangnya late at night dari kantor). Tapi yang paling sering adalah naik Metro Mini.


Metro Mini

Pengalaman petama-pertama naik angkutan umum terutama Metro mini tidak ada keluhan sama sekali. Aman rasanya. Akan tetapi lama-kelamaan akhirnya saya ada pengalaman yang buruk tapi sekaligus menambah lesson untuk saya. Pengalamannya adalah  tiga kali percobaan pencopetan. Rupa-rupanya si pencopet itu beraksi di akhir yaitu ketika metromini mau sampai Blok M dan waktu itu penumpangnya tinggal saya sendiri.  nah, pas saya beranjak dari tempat duduk berdiri mau turun tiba-tiba saja ada tangan seorang laki-laki yang memegang tas saya. karena saya rasakan itu saya langsung berteriak. Tapi laki-laki itu punya alibi. dia katakan hanya memegang bagian bottom. Hah! darimana dia memegang bottom, sudah jelas-jelas dia pegang tas saya dari belakang, dan saku kecil  tas saya yang dibelakang pun terbuka. Alhamdulilah waktu itu saya tidak menaruh HP dibagian itu, saya taruh HP di bagian paling dalam tas saya. jadi gak susah untuk diraih para copet. Duh penciopet memang lihai. Padahal jenis tas yang saya pakai adalah jenis tas selendang bukan tas gendong.

Itu merupakan percobaan pencopetan yang tertangkap basah. Kalau percobaan yang lainnya adalah, sebenarnya bukan percobaan tapi lebih kepada firasat saya bahwa  ada oknum pencopet jadi saya perhatikan terus dia. So, dia terganjal untuk melancarkan aksinya karena saya terus awasi dia. Itu sebenarnya kecurigaan yang tidak berdasar tapi saya menuruti feeling saya saja.


Lalu, cerita berikutnya dari  pengalaman di Ibu Kota adalah. Cerita dari teman saya yang hampir jadi korban penjambretan. Ceritanya dia habis pulang dari kantor tetapi di jalan dia kena apes  ada orang besepeda motor mencoba menjambret tasnya tapi rupa-rupanya dia bisa mengelak. Jadi selamatlah dia. Teman saya itu katakan kepada saya bahwa susah sekali untuk mengenali oknum itu apalagi penjambret itu naik sepeda motor. Jadi, jangan harap  dia juga bisa mengenali No. Plat motor tersebut dalam situasi yang genting seperti itu. Tapi saya senang akhirnya dia lolos dari penjambretan.

Cerita beriktunya adalah pengalaman dari teman saya yang lain.  Dia terbilang baru baru ini menjadi warga kota Jakarta, tadinya tinggal di Jawa Barat tapi berhubung suaminya kerja di Jakarta jadi dia juga mau tidak mau ikut suaminya. Dia menceritakan pengalamannya di note FB bahwa dia bertemu dengan preman di Kopaja. Menurut ceritanya tiba-tiba saja ada seroang yang memakai topeng dan mendorong kondektur sampai masuk ke dalam kopaja alasannya karena Kopaja yang dia tumpangi menyerempet itu sepeda motor. tapi teman saya keheranan mengapa bukan pakai masker tetapipakai topeng, akhirnya teman saya pun mengira bahwa orang bertopeng itu adalah perampok yang aksinya terhalang oleh kopaja yang berhenti di depan motornya tersebut.


Saya merespon ceritanya dengan mengatakan bahwa saya pun pernah mengalami hal yang sejenis yaitu ada seorang preman yang tiba-tiba saja menonjok sang supir, saya tidak tahu persis alasannya apa. Tapi saya takut setengah mati waktu itu saya inginnya keluar saja dari kopaja tersebut tapi tidak jadi. Saya dengar alasannya karena berebut penumpang.  Ya, waktu kejadian itu saya habis pulang dari DPR menghadiri rapat bersama boss saya, Bu T. Hari itu memang sedang hujan, jadi jalanan macet dan susah sekali angkutan umum. Taksi tidak ada yang mau narik. Jadi kami jalan kaki menuju ke arah jalan yang tidak begitu macet. Daripada kami kemalaman akhirnya kami naik kopaja. Dan lanjut pakai bajaj sampai ke kosan.

Dan cerita yang terakhir adalah cerita dari teman dari kosan saya yang lama. Begini ceritanya, dia telepon saya mau ke Jakarta ada tes CPNS. Dia minta izin pada saya untuk menginap di kosan. Tentu saya membolehkannya. Dan datanglah teman saya itu pada hari Jumat. Saya menjemputnya. Di travel. Oh ya pada waktu itu ada teman saya satu lagi yang ikut nginap jadi kami bertiga. Hari sabtu datang kami bertiga berangkat dari kosan. Teman saya yang satu kebetulan ada wawancara di kantor tempat saya bekerja jadi kami bisa pergi bersama. Nah kalau teman yang satu lagi saya titipkan ke sebuah ojek yang selalu saya lewati kalau mau ke kantor. Saya titip agar teman saya diantar sampai masuk ke dalam dan ketemu tempat tesnya. Nah saya pas hari itu ada tugas ke Banten jadi tidak bisa antar dia. Saya khawatir sebenarnya sama dia, karena itu pertama kalinya dia datang ke Jakarta untuk ikutan tes. Tapi diawal saya sudah bilang sama dia, kalau pergi ke Jakarta harus nekat, berani dan tanya sama petugas.

Pada hari Sabtu itu saya pulang larut malam karena ke rumah teman saya yang habis nikahan dulu. Saya dan dua kolega saya menghabiskan waktu sampai jam 10 an di rumah pengantin baru. Nah teman-teman saya yang sedang ikutan test cpns dan wawancara tentunya sudah pulang ke kosan terlebih dulu. Saya malam itu tiba di kosan tengah malam. Lalu keesokan harinya, hari minggu teman saya yang tes cpns katakan bahwa dia sampai kekosan saya malam hari juga sebelum saya. Jadi ceritanya, sehabis ujian tulis itu dia ketemu sama seorang teman yang baru yang kebetulan juga peserta tes dan kebetulan juga kuliahnya di salemba dekat UI. Nah mendengar hal itu teman saya lalu meminta orang yang baru dikenalnya untuk mengantarnya ke Salemba UI karena ternyata dia juga punya teman di p*sca sarjana UI. Untunglah orang itu mau antar teman saya. Alhasil teman saya itu pulang ke kosan saya diantar oleh temannya yang sedang kuliah di Pasca Sarjana UI. Duh, padahal saya sudah memetakan jalan pulan dengan busway hehhehe.

Nah teman saya yang wawancara hari itu Minggu pulang. Sedangkan teman saya yang satu lagi tidak. Karena hari senin dia mau mewawancarai calon pekerja di salah satu BUMN. Tapi masalahnya kembali lagi dia butuh teman untuk pergi kesana. Saya tidak bisa antar karena hari senin saya harus kerja. Jadi, dia pun berinisiatif untuk meminta kembali bantuan temannya yang pasca sarjana itu. Namun dia merasa kagok karena temannya itu seorang Ikhwan. Tapi saya sarankan untuk menelopnnya saja, setelah smsnya dia tidak dibalas-balas temannya. Dia waktu itu tidak mau dengan alasan dia seorang perempuan. Tapi saya tawarkan bantuan biar saya yang ngomong saja. Dan ketika saya menelepon beberapa kali tidak diangkatnya. Saya memberikan alternatif lain sama teman saya itu untuk naik taksi dari kosan saya ke tempat wawancara.karena kalau harus mendatangkan temannya yang dari Salemba kasihan jauh, khan lebih dekat langsung saja dari kosan saya pakai taksi. Teman saya itu sebenarnya takut naik taksi sendirian di Jakarta. Tapi mau bagaimana lagi akhirnya dia memberanikan diri untuk pergi dengan taksi itu pun saya titip ke mbak kosan untuk mengantar teman saya menyetop taksi. Dan teman saya itu membatalkan sms yang dikirimnya ke teman salembanya, supaya tidak usah mengantar dia ke tempat wawancara setelah teleponnya tidak diangkat-angkat.

Ketika saya pulang kantor hari senin itu, saya tanya dia bagaimana tadi? Dia katakan bahwa dia akhirnya pergi dengan meminta pertolongan kembali temannya yang di pasca sarjana. Dan dia juga bilang ternyata mengapa teleponnya waktu itu tidak dibalas karena yang bersangkutan sedang pergi ke luar dan tidak bawa HP. Tapi dia dengan bangga menceritakan kepada saya bahwa dia pulangnya sendiri naik Busway. Dia ingat kepada pesan saya diawal bahwa datang ke Jakarta itu harua nekat berani dan tanya. Ya, bagaimana saya patut mengacungkan jempol atas usahanya itu. Semoga nanti bisa lebih berani ya.
Itulah cerita dari pengalaman teman-teman saya di Ibu Kota. Jadi kita harus nekat, berani dan tanyalah kepada petugas hati-hati, waspada dan yang terpenting lagi berdoa untuk keselamatan kita.

Terompet Tahun Baru

Kiranya kita tinggal menghitung hari saja. Bahwa sebentar lagi kita akan menutup tahun 2010 dan menyambut tahun baru 2011. Suasana pergantian tahun baru ini sudah terasa ketika  saya melihat sudah ada beberapa pedagang yang menjajakan terompet yang berwarna warni di sepanjang jalan Barito pada hari Minggu (19/12).

Eye catching khan warnanya


Wah ada Terompet dalam bentuk Gitar dan Saxophone ya


Ada Terompet bentuk Naga ya


Terompet yang kecilnya juga ada

"warung"nya masih tutup



Yup, jadi kalau anda ingin memeriahkan tahun baru dengan meniup terompet jangan lupa untuk membeli terompetnya ya. Nah harganya sendiri, terjangkau kok. Ketika saya tanya kepada penjual terompet itu yang kebetulan penjualnya seorang tua yang sudah lanjut harganya itu ada yang Rp. 50.000; untuk ukuran yang besar, ada yang Rp. 35.000; ada yang Rp. 25.000; ada yang Rp. 15.00; ada yang Rp. 10.000 sampai harga yang terendah Rp. 5000;
Untuk terompet yang berbentuk naga harganya Rp. 35.000; tapi saya kurang tahu ditempat lain berapa harganya. Bahannya sendiri berasal dari kardus bekas yang diberi cover warna warni. Pedagangnya sendiri ternyata berasal dari luar Jakarta. Yaitu ada yang berasal dari Bekasi. Mereka tidur di warung itu. Menjaganya selama 24 Jam. kebayang ya kalau hujan turun bagaimana. Tapi memang akhir-akhir cuacanya baguslah. Tidak turun hujan yang besar. Itulah gambaran perjuangan orang untuk survive. Dan saya salut tehadap perajin terompet itu. Mereka terampil menyulap  kardus bekas menjadi barang yang berguna dan berharga.

Dan pertanyaan saya adalah: Akan membeli terompetkah anda untuk menyemarakan pergantian tahun?

Kalau saya sendiri yang jelas belum terpikir. Masih ada dua mingguan lagi untuk membeli terompet. Satu hal yang jelas, saya ingin merenung atas pencapaian sepanjang tahun 2010 ini. Tapi bukan berarti tidak merayakan ya. Merayakan pastilah. Kalau meniup terompet bisa, bisa dilakukan setelah melakukan renungan kepada Tuhan Yang Maha Esa atau pun sebelumnya. Intinya pergantian tahun baru ini jangan diisi huar-hura semata. Sempatkanlah diri kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan puji-pujian....


Akhirnya saya ucapkan selamat menyambut Tahun Baru 2011 untuk semuanya.

Wednesday, December 15, 2010

Oleh-Oleh dari Surabaya

Baiklah, pada kesempatan ini saya mau sharing atas perjalanan atau tugas yang saya lakukan di Kota Pahlawan a.k.a Surabaya.
Saya berangkat ke Surabaya tanggal 12 Desember 2010

 Dan Kembali Pulang Ke Jakarta tanggal 14 Desember 2010 dengan menggunakan pesawat garuda yang delay penerbangannya.

Pertama kali mendarat di Surabaya menuju lokasi acara saya merasaada ssesuatu yang berbeda dengan kota ini terlihat rapi dan bersih. Menurut pak wall, dulu di sepanjang jalan di Surabaya banyak Pelacurnya yang selalu berjejer setelah maghrib tidak ada pohon hijau. Tapi sekarang  lihatlah kota Surabaya situasinya menjadi berbeda rapi dan bersih. Mungkin ini dipengaruhi  oleh gaya pemimpinnya.
Nah, setelah mendarat di Bandara Juanda Surabaya, saya, rekan saya, seorang wartawan dan supir dari mitra kerja kami, membawa kami ke Soto wawan dulu. Konon soto ini terkenal di Surabaya. Kami ke sana karena arahan dari rekan kerja saya Mr A. Yang sepertinya mengenal banyak kota Surabaya.


 Kami makan berempat, hanya menghabiskan sekitar Rp. 96500... itu pun plus minuman dan dua kerupuk kulit.
Nah, pada malam harinya semua panitia makan di Layar.  Sebuah Tempat makan seafood sama seperti D'Cost lah.


Nah, tidak lupa pas senin malam nih, sebelum esoknya kita pulang kembali ke Jakarta, saya dan beberapa panitia membeli oleh-oleh di toko Bhek, Jl. Genteng Besar No. 68 Surabaya.


Sebenarnya tokonya sudah mau tutup, tapi karena kami memaksa akhirnya mereka mengijinkan kami untuk berbelanja. Mbak D yang ikut  rombongan bilang "mereka rugi lho kalau tetap tutup"..yup karena kita calon pembelinya banyak....jadi bisa dihitung berapa jumlah uang yang bisa keluar dari kantong kami untuk pedagang.
Nah saya tanya mbak D, apasih oleh-oleh khas Surabaya, mbak D bilang, coba deh, sambal khas Bu Ruddy. jadi saya pun membeli salah satunya sambal ini.



Saya  sudah mencobanya enak kok. Resepnya seperti membuat sambal tomat tanpa pakai terasi, bahannya ada  cabek dan bawang serta minyak goreng....nah waktu saya tanya ke rekan kerja, oleh-oleh khas dari surabaya itu adalah bandeng panggang. hohoho, entahlah pada waktu itu saya kurang begitu memperhatikan bandung itu adanya. Pokoknya, banyak sekali pilihan oleh-oleh ya, disesuaikan saja dengan kantong kita ya.
Nah, kalau sewaktu-waktu pergi ke Surabaya cobalah mampir ke tempat yang saya sebutkan ya..selamat berkunjung  : D


Friday, December 3, 2010

Tentang Jabatan

Sebenarnya mata sudah ngantuk tapi apa kata hati ingin melakukan curhatan. Yup, ini didasari atas peristiwa yang terjadi pagi tadi. Sebenarnya pagi tadi ada pelantikan jabatan untuk eselon 1 dan 11. Saya dan beberapa orang teman bertugas pada upacara pelantikan tersebut. Saya bertugas kebagian membawa naskah sumpah jabatan dan naskah pelantikan. Jadi saya berdiri di belakang big boss dari awal acara sampai selesai. Tentu dengan pakaian yang rapi, yang merupakan seragam wajib kami sebagai petugas humas dan protokol. Potongan rambut saya pun dikuncir. Sebenarnya kolega saya meminta saya untuk mencepol rambut. Tapi memang saya tidak berniat dicepol jadi saya hanya menguncir dengan menggunakan ikat rambut warna merah yang saya bajak dari adik saya hehehe....lumayan ikatannya masih kuat memang jarang saya pakai dan saya pun menyukai warnanya, Merah which is my favourite colour :D

Baiklah kita kembali ke topik awal tentang Jabatan. Yup, bekerja di sebuah institusi pemerintah memang terdapat apa yang namanya politis dalam segala pembuatan keputusan. Terlebih ketika Big Boss lah yang memiliki hak perogatif dalam mengambil keputusan. Apalagi posisi Big Boss itu merupakan Jabatan Politis.
Nah, apa yang terjadi di kantor saya adalah adanya perubahan struktur organisasi, karena ada sebagian pegawainya yang sudah pensiun jadi otomatis ada penggantian dan serah terima jabatan dari pejabat lama ke pejabat yang baru. Ada juga yang naik jabatan bahkan apa ya namanya yang tepat sedikit penurunan wewenang. Misalnya dari tadinya posisi yang memiliki kewenangan besar ke posisi yang tidak begitu memiliki wewenang yang besar tapi dilihat dari jabatan sama tetap eselon 1.

Bayangkan ini map sumpah jabatan dan pelantikan :D

Nah, saya terkejut ketika tahu ada posisi dari seseorang yang berubah walaupun masih dalam level yang sama yaitu eselon satu tapi ruang geraknya menurut saya tidak sama. Apa yang membuat saya terkejut adalah orang yang digantikan tersebut sedang dalam high performance apalagi dia sedang gencar-gencarnya melakukan sosialisasi kebijakan yang baru. Duh, hati siapa tidak akan bersedih. Jadi wajar apabila di acara pelantikan tersebut pejabat tersebut tidak datang. Hal ini sudah urusannya dengan dignity.
Andaikan saya adalah dia, apa yang akan saya lakukan ya? Barangkali saya akan melakukan hal yang sama tidak datang ke acara pelantikan. Datang berarti kita menerima keputusan itu. Jadi, apakah kita harus resign? Pensiun dini maksudnya? Aduh sayang memang dikala usia kita masih muda haruskah kita berhenti? Sedangkan kita masih banyak hal yang bisa kita lakukan. Salah satunya mungkin kita bisa memilih untuk pensiun dini tapi jangan total berhenti. Kita harus punya cadangan pilihan. Misalnya jadi widya iswara atau dosen di sebuah perguruan tinggi?

Hmm, dapat saya bayangkan dan ini memang tragis, pejabata yang tadinya setiap hari datang ke kantor pulang malam untuk konsentrasi menyelesaikan kebijakan baru akan tetapi setelah ada keputusan baru dari big boss dan "membuat" pejabat tersebut "terpaksa berhenti" berkantor, pasti ada rasa kehilangan yang sangat dan juga kerinduan akan pekerjaan yang menyita waktunya. Dan bayangkan oleh kita semua, pejabat tersebut sekarang diam dirumah tidak berkantor tidak pula meneken atau tugas ke luar atau memimpin rapat. Duh, tuhan Tragis sekali. Memang disinilah kita mengerti bahwa jabatan adalah titipan Tuhan.
Nah, jadi dari peristiwa ini, saya paham bahwa jabatan itu tidak kekal. Artinya, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan posisi kita. Kita harus siap dengan segala kemungkinan dan juga risiko yang harus kita hadapi. Yang bisa kita lakukan adalah bekerja dengan sungguh-sungguh untuk pertanggungjawban bukan hanya kepada rakyat dan bangsa tetapi juga pada Tuhan yang telah mengamanatkan jabatan tersebut pada kita. Dan saya rasa tidak perlulah kita mengemis-ngemis jabatan. Biarkanah jabatan itu datang kepada kita karena kita layak dan memiliki kompetensi untuk mendudukinya.

Peristiwa tersebut mendorong saya untuk menambah ilmu seluas-luasnya. Sekolah itu investasi dan pengalaman itu adalah kemenangan yang hakiki. Mudah-mudahan saya bisa lanjut kuliah sampai jenjang yang lebih tinggi dan saya ketika kerja tidak ngoyo saya bisa menikmati hidup dengan cara saya sendiri dan saya bisa memili kekuatan yang tak pernah pupus tapi dengan kekuatan tersebut saya bisa survive.