Search This Blog

Monday, January 30, 2012

Ke Istana Cipanas, Bogor dan Kampung Arab, Tidak Penasaran Lagi

Yup, kalau dilihat dari judul blog ini panjang betul ya. Tapi memang kondisi itulah yang rupa-rupanya mewakili suara hati ini. Ada apa sih dengan Rasa Penasaran itu?Oh  Itu maksudnya saya puas dengan Acara Melancong bareng Abah Alwi dan Republika ke Istana Cipanas, Istana Bogor dan Kampung Arab. 
Kapan lagi ya bisa masuk ke Istana Kepresidenan dan berfoto di sana sambil napak tilas perjalanan sejarah bangsa.
Baiklah akan saya uraikan saja per kunjungan ya.

ISTANA CIPANAS
Rombongan Abah Alwi dan Republika berangkat ke Puncak atau menuju Istana Cipanas sekitar jam 7 AM lebih. Dan tumben waktu saya perhatikan jam karetnya tidak sampai jam 8 AM  kita pun segera berangkat. Sepertinya  mereka memang ingin menghindari kemacetan dan segera sampai tempat tujuan. Menempuh perjalanan Jakarta-Puncak yang berkabut memang harus hati-hati dan banyak sabar. Selain itu, jalanan sempit, macet juga.

Sekitar jam 10an kita sampai di Istana Cipanas disambut dengan Hujan. Untungnya panitia sebelum berangkat membagikan dulu payung berwarna hitam bergambar Abah Alwi dan Tulisan Republika. Seperti inilah payungnya:

Payung yang diciptakan dengan konsep tentunya :)

Rombongan yang berangkat ke Istana Cipanas sebanyak 3 bus. Kita pun masuk ke dalam Kompleks Istana Cipanas per rombongan. Menurut Guide kami Pak Maman dari Istana Kepresidenan (Istana Cipanas) mengatakan bahwa Luas Istana Cipanas itu 26 hektar. 10 hektar digunakan untuk bangunan, taman, dan 16 hektar ke belakangnya itu digunakan untuk hutan lindung. Pada bagian belakang juga terdapat rumah dinas untuk pekerja di Istana Cipanas.

Bangunan pertama kita lihat bernama Gedung Suryalaya. Merupakan Gedung utama.

Diluar diperbolehkan memotret
Nah, sebelum masuk Guide kami, Pak Maman memberikan dulu arahan. Ia mengatakan bahwa Istana Cipanas itu merupakan istana tertua. "Dari semua Istana Kepresidenan yang ada di Indonesia, Istana Cipanas merupakan Istana yang paling tua, dan sudah berumur 272 tahun", tutur Pak Maman.

Dengan penuh semangat sang Guide  memberikan penjelasan kepada rombongan


Istana Cipanas dibangun pada tahun 1740 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Imholf. Dia meninggal pada tahun 1750 di Istana Cipanas.

Pada masa Belanda, Istana Cipanas digunakan sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Belanda dan belum dijadikan sebagai istana. Pada masa penjajahan Jepang, Istana Cipanas dipakai untuk transit. Setelah Indonesia merdeka, baru dijadikan Istana Kepresidenan. Sementara Gedung Suryalaya ini bergaya Eropa dan budaya setempat.

Di dalam Gedung Suryalaya ini tersimpan peninggalan Belanda seperti Lampu Kristal dari Ceko yang usianya mencapai ratusan tahun. Karpet dari Turki yang usianya 62 tahun (didatangkan pada tahun 1950). Ada Meja dan Kursi ukiran Jepara. Terdapat pula ruang bawah tanah. Berdasarkan keterangan dari Guide kami, Pak Maman mengatakan bahwa dahulu ruangan itu dipakai untuk memenjarakan Orang Indonesia yang ditangkap Belanda dan hanya satu meter dalamnya, tidak ada ventilasi dan cahaya. Banyak Orang Indonesia yang meninggal di sana. Tapi sekarang ini ruangan bawah tanah itu diapakai sebagai gudangn pecah belah, sudah ada ventilasi dan lampu.
Oh ya, di sini juga terdapat ruang sidang. Pada tahun 1965 ada sebuah ruangan yang dipakai sidang kabinet pada masa Bung Karno. Sidang itu menghasilkan keputusan uang seribu menjadi satu rupiah atau  kebijakan sanering. Demikian yang dijelaskan sang guide.

Di dalam gedung Suryalaya ini pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret. Tapi di luar dari Gedung ini diperbolehkan. Makanya saya tidak bisa memotretnya.
Selain itu, di dalam gedung ini terdapat pula peninggalan lukisan. Ada satu lukisan yang menarik kami pengunjung. Yaitu lukisan yang berjudul : Jalan Di Tepi Sawah atau terkenal dengan Lukisan Jalan Seribu Pandang. Nah, mengapa dikatakan demikian? karena dari angle manapun kita memandangnya jalan yang ada dilukisan itu tetap lurus atau mengikuti gerak tubuh kita :)
Kata Pak Maman, itu kebetulan saja. Lukisan itu sebagai hadiah ulang tahun untuk Presiden Soekarno ke 57 dari Sang pelukis, Sujono.

Di Istana Cipanas ini terdapat peninggalan lukisan sebanyak 240 lebih.

Keluar dari dalam Gedung Suryalaya ini kita dapat memotret kembali. Dan inilah bagian belakang Gedung.

Gedung Suryalaya Bagian Belakang

Teman-teman ingin tahu tidak, mengapa istana ini disebut Istana Cipanas?
Ya Karena  di sini terdapat sumber air panas. Sumber air panas ini berasal dari Kawah Gunung Gede. Dan panasnya pun stabil kata Pak Maman.
Rombongan pun langsung melihat sumber air panas itu. Dikira saya sumber air panas itu di tempat terbuka, ternyata tempatnya di dalam bangunan. Seperti ini:

Sumber Air Panas di Kompleks Istana Cipanas

Yup, sumber air panas ini juga dibuat dalam bentuk bak-bak mandi.
Setelah merasakan hangatnya sumber air panas ini kita lalu melihat bangunan Bentol.

Bangunan Bentol

Yup, katanya sih Bentol ini dulu digunakan oleh Bung Karno sebagai tempat meditasi dan menulis teks pidato. Hm, kalau seperti itu berati ada persamaannya Soekarno dan saya ya. Sama-sama menyukai ketenangan dan butuh tempat khusus untuk melahirkan suatu konsep atau ide yang cemerlang :)
Mengapa dibilang Bentol? Ya coba lihat gambar itu. Dinding dan lantainya nampak seperti bentol-bentol. Oleh karenanya dibilang Bentol.

Baca untuk keterangan selebihnya

Dari Bentol kita bisa melihat koleksi tanaman hias dan tanamah herbal.
Tanaman Hias

dan
Ada Taman herbal

Tapi sayang tidak memotret tanamannya secara lengkap. Maklum lagi hujan jadi tidak fokus :)

Kageli
Pohon yang bernama Kageli ini menarik perhatian banyak orang. Tapi sayang katanya belum ada penelitian sampai sekarang apa buah ini bisa dimakan atau tidak. Yang jelas secara fisik buah ini bentuknya seperti buah asam.

Nah, setelah dari sini kita melihat video, tapi di skip. Sebenarnya pernah lihat videonya sewaktu berkunjung ke Istana Negara.

Rapih dengan kunjungan di Istana Cipanas kita lanjut ke Istana Bogor.

ISTANA BOGOR
Menuju ke Istana Bogor inilah kita terjebak macet. Saya juga heran padahal sudah sewa Vorijder tapi masih saja terjebak macet dan yang paling parah adalah harus menahan pipis. Setelah tidak kuat lagi menahan dan diperkirakan masih akan ada dalam kemacetan untuk jangka waktu yang lama maka kami pun turun untuk mencari toilet.
Setelah kurang lebih dua jam berada dalam kemacetan kita pun akhirnya bisa lanjut untuk makan siang dulu. Selesai itu lanjut ke Istana Bogor. Sayang memang, datang ke Istana Bogor sudah sore ada sekitar jam 5PM. Itu karena kita lama terjebak macet di Puncak yang lalu lintasnya dibuka tutup dan juga Vorijder yang tidak maksimal. Ditambah dengan makan dan sholat otomatis waktu pun mundur.

Tapi untungnya meskipun sudah overtime alias sudah melebihi waktu kunjungan mereka masih menerima kami. Kami disambut baik oleh Kasubag (lupa lagi) dari pihak Istana Bogor.

Guide kami di Istana Bogor

Guide kami di Istana Bogor ini sudah lama kerja di sana dan memang orang tuanya pun kerja di Istana Juga. Jadi, hapal lah tentang Istana Bogor ini. Menurut keterangannya Istana Bogor dibangun pada tahun 1745. Kepala Istana Bogor yang pertama bernama Beher berasal dari Swiss.

Rombongan pun langsung masuk ke Gedung Induk. Kami dihimbau untuk tidak memotret. Tapi ya hampir kami semuanya bandel. Kita curi-curi kesempatan untuk memotet sebisa-bisanya. Oh ya saya berhasil memotret cermin ini meskipun blurr hasilnya.

Cermin Seribu Bayangan

Setahu saya di ruangan ini ada dua buah cermin di kiri dan kanan. Tapi ketika kita bercermin pada salah satunya maka bayangan kita akan tampak banyak sekali. Maka dari itu dibilang Cermin seribu bayangan.

Di gedung utama ini juga sebenarnya terdapat banyak koleksi lukisan. Ada salah satu lukisan termahal yang bertemakan perjamuan. Lukisannya besar tapi sayang saya tidak berhasil untuk jahil dan memotretnya :)
Tapi saya berhasil memotret ruang perjamuan ini:



Ruang Perjamuan
Di atas ruang perjamuan ini terdapat balkon. Katanya sih dulu dipakai untuk melihat pertunjukan.

Dari bagian dalam kita menuju ke bagian luar dan ada sebuah patung.

Denok

Denok, itulah nama patungnya. Menurut Guide kami, Denok adalah sosok perempuan pribumi dan masih muda berusia 16 tahun.

Nah ini Patung yang punya cerita khusus.

Patung Spesial


Menurut Sang Guide, waktu itu Presiden Soekarno berkunjung ke negara sahabat, Yugoslavia. Trend yang ada waktu itu kalau ada tamu negara suka dijamu dengan memakai kendaraan Open Cab. Bung Karno waktu itu semobil dengan Presiden Joseph Broz Tito, berkeliling-keliling Ibu Kota. Di depan hotel International di Beograd, Bung Karno melihat patung ini. "Mr. Presiden anda punya mata yang bagus saya suka",  ujar sang Guide mencontohkan Perkataan Bung Karno kepada Joseph Broz tito.
Pendek cerita ketika Bung Karno pulang patung ini dikirim dengan helikopter. Dan katanya kalau kita mendengar Bung Karno mendapatkan kiriman helikopter dari Tito, ya isinya adalah patung ini. "Hebat Presidennya hanya menunjukkan saya suka lalu dikirim", ujar sang guide.

Tak heran kalau Bung Karno selera seninya tinggi. Lihat saja patung-patung itu. Selain itu, kata Sang Guide di Kompleks Istana Bogor itu ada museum tempat lukisan telanjang. Tapi ya tertutup tidak terbuka untuk umum.

Satu hal lagi, katanya Istana Bogor adalah tempat di mana Supersemar dibuat dan ditandatangani oleh Bung Karno (tepatnya di Paviliun dua). Orang yang mengetiknya adalah Sabur. Katanya pada waktu itu Bung Karno sempat ragu untuk menandatanganinya dan diketik sampai tiga kali. Naskah Supersemar dibawa oleh Amir Mahmud ke Jakarta.

Sekarang Lanjut ceritanya. Setelah berkunjung ke Istana Cipanas dan Bogor. Kita Lanjut ke Kampung Empang.

KAMPUNG EMPANG/KAMPUNG ARAB
Sebenarnya kampung yang kami kunjungi ini namanya Kampung Empang. Diberi nama tersebut karena memang dulu banyak empangnya. Sekarang namanya dikenal dengan Kampung Arab. Menurut keterangan dari Al-Habib Abdullah Al Husein Al-Atthas yang menerima kunjungan kami disebut kampung arab karenan mayoritas 85% didiami oleh keturunan arab.

Rombongan Abah Alwi Diterima Al-Habib
Yup, menurut keterangan Al-Habib dikatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan di Kampung Arab ini bersifat ibadah. Seperti pengajian dan juga silaturahmi. Sementara untuk pelaksanaan Maulid mereka melakukannya selama dua hari lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya.


Kita juga dijamu Kopi Jahe:

Kopi Jahe


Kopi Jahe tentunya kopi yang diberi Jahe. Rasanya Khas jahe, rasa kopinya tenggelam. Tapi kok agak pahit gitu ya, atau cuma perasaanku saja ya... Tapi rupanya saya sudah bisa minum itu. Ingin tahu, siapa ya yang punya ide itu.


Seperti itulah kira-kira teman-teman cerita Melancong bareng Abah Alwi dan Republika.  Ada beberapa Point yang saya perhatikannn dari Melancong kali ini:
  1. Ongkos naik dari 350 IDR Rupiah menjadi 400 IDR.
  2. Pemberitahuan SMS larut malam. Itu pun sesudah saya kirim sms menanyakan perihal kepastian berangkat hari Minggu.
  3. Vorijdjer yang disewa tidak berfungsi optimal. Karena yang saya lihat itu hanya sebuah mobil. Jadi tetap saja terjebak macet. Oleh karena itu, perlu diperhatikan juga Vorijder Sepeda motor. 
  4. Nomor Kursi duduk tidak semuanya diberi nomor. 
  5. Perlu dikoordinir atau perlu berhenti di Pom besin misalnya, untuk jaga-jaga apabila ada rombongan yang perlu ke Toilet.
  6. Selebihnya sudah bagus. 
Semoga bulan depan bisa ikut lagi ya... Yuk. 






Monday, January 23, 2012

Ada Foke di Petak 9

Gong Xi Fat Coi, Selamat Tahun Baru Imlek 2012. Karenanya kita dapat cuti hehehe dan saya tentunya bisa kembali lagi Ke Petak Sembilan seperti tahun yang lalu. Perayaan imlek di Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan tentu saja masih sama. Membakar dupa, menuangkan minyak, berdoa, membakar "kertas" dan melepaskan burung. Kurang lebih seperti itu. Dan saya pun pergi ke sana seorang diri saja. Tadinya dua orang teman mau ikut. Tapi batal, karena yang satu sakit, yang satu lagi ada acara keluarga.

Ritual masih tetap sama tapi hari ini Vihara Dharma Bhakti, Petak Sembilan menjadi spesial karena ada Gubernur DKI datang. Ya Foke Datang ke sana dengan busana dan topi khas. Coba lihat ini:

Foke Datang


Wah tidak pakai baju merah ya, sementara saya pakai baju merah hehehehe...
Nah, Foke di sana memberikan beberapa sambutan. Untuk selengkapnya apa yang dia bicarakan bisa di lihat di video jikalau sudah saya upload.

Nah, ketika saya keluar dari Vihara Dharma Bhakti itu saya menguping pembicaraan orang terkait kedatangan Foke di sana.
Ibu Anu : "Jadi Foke mencalonkan diri lagi gak untuk jadi Gubernur DKI"
Bapak Anu: " Dia khan datang ke sini untuk promosi supaya di pilih lagi".

Seperti itulah kira-kira perbincangannya.
Kita kembali lagi ke cerita. Jadi, hari ini saya tidak interview alias tanya-tanya banyak sama orang. Karena itu sudah pernah saya lakukan dulu. Coba lihat Postingan saya waktu  Liburan ke Petak 9 tahun 2011. Di sana lumayan banyak informasinya. Nah, untuk hari ini saya hanya khusus memotret evennya saja.

Saya Share beberapa fotonya ya :

berdoa

Lalu,
Menuang Minyak

Ya menuang minyak itu merupakan salah satu bagian dari ritual. Heran saya mengapa gitu harus pakai minyak goreng, sayang khan kalau terbuang. Tapi waktu saya tanya itu minya-minyaknya dikemanakan, petugas itu bilang minyak-minyak itu diolah kembali atau dibagikan ke pakir miskin.

Ada juga minyak yang berwarna
Ya, selain minyak goreng yang dituangkan ada juga minyak yang berwarna merah. Waktu saya tanya ada yang bilang itu minyak wangi ada juga yang bilang minyak goreng yang sudah diberi warna merah. Hm...

Melepas Burung



Masih sama ada ritual melepas burung. Intinya kalau mau penjelasan informasi silahkan kunjungi postingan saya liburan ke Petak 9 .... Foto_foto lengkapnya akan saya Upload di FB :)


Wednesday, January 18, 2012

Keramik Peninggalan Pada Dinding Keraton

Yup, menepati janji sebelumnya untuk menceritakan sisa kisah dari Melancong Bersama Abah Alwi dan Republika, kali ini saya akan berkisah tentang Keramik. Penasaran khan keramik seperti apa yang dimaksudkan?

Ya, keramik ini bukan sembarang keramik tapi keramik yang berada pada dinding di Keraton Kasepuhan Cirebon. Waktu itu ceritanya ketika sedang berfoto-foto dan mendengarkan sambutan dari Sultan ke XIV yang bernama Pangeran Arif Natadiningrat di belakang sambil berdiri, tiba-tiba salah seorang guide rombongan,  Pak Kartum berbisik pada saya bahwa ada keramik di dinding. "Keramik-keramik yang di dinding ini peninggalan zaman dulu", ujarnya sambil menunjuk dinding.

Dan betulah apa yang dikatakannya, coba lihat keramik berikut ini:

Rangkaian Keramik

Lihatlah teman-teman rangkain keramik yang ditata sedemikian rupa, manis memang kelihatannya. Sebelum saya berkomentar jauh, coba perhatikan lagi keramik-keramik berikut ini;

Keramik Di Dinding Bergambar Kuda

Terlihat ada gambar Biksu
Ada Kincir Angin
Bergambar Jembatan
Gambar Rumah 
Begitulah keramik-keramik itu dipajang pada dinding. Tapi saya heran saja mengapa ya mereka tidak menyimpannya di museum saja. Kalau di tempel menyatu sama tembok itu apabila nanti ada renovasi atau bangunannya runtuh khan bisa hancur semuanya. Bisa saja sih diselamatkan tapi ribet  pastinya. Sayang khan. Apa karena yang lainnya kurang menarik untuk dipajang atau tidak  ada yang bisa di pajang lagi kecuali keramik-keramik itu ya.....  

Terus kalau melihat keramiknya, sepertinya sih tidak terlalu antik sekali, ataukah saya tidak memahami nilai sebuah keramik?   Kalau dilihat dari kaca mata saya, keramik-keramik itu  masih produk yang yang terbilang "baru".  Tapi Entahlah .....

Dan berikut ini adalah situasi ketika Rombongan Abah Alwi dan Republika disambut oleh Pihak Keraton Kasepuhan Cirebon.







Rombongan Abah Alwi Disambut Gusti Sultan ke XIV
Rombongan semuanya excited ketika pihak Keraton Kasepuhan menyambut dengan tangan terbuka.
Pangeran Arif Nata Diningrat waktu itu mengatakan bahwa pihaknya sangat senang akan kedatangan rombongan Abah Alwi karena memberikan semangat tersendiri. "Saya menyambut baik kedatangan Rombongan Abah Alwi karena hal ini berarti menambah semangat kepada kami untuk melestarikan peninggalan budaya," ujar Pangeran Nata Diningrat. 

Lebih jauh lagi menurutnya, keraton Kasepuhan sekarang berbeda dari dahulu ketika masih dalam bentuk kerajaan seutuhnya yang menjalankan pemerintahan, sekarang hanya warisan peninggalan bangsa saja dan tidak menjalankan urusan pemerintahan dan politik. Kerajaan Cirebon kemudian terbelah menjadi dua karena politik Devide Et Impera Belanda, yaitu Keratoan Kasepuhan dan Keraton Kanoman.

Sunday, January 15, 2012

Mau Lamaran? Koordinasilah!

Sebuah Simbol
Jadi ya, kalau mengingat kejadian hari Sabtu kemarin itu, campur aduk deh rasanya. Ya ada deg-degannya, ingin tertawa, capek, senang akh pokoknya itu pengalamanku yang pertama kali ikut ke acara lamarannya Sepupu.

Hari  Sabtu itu keluarga besar dari Bapakku, pergi ke Cibubur untuk acara lamaran. Aku ikut dari Bandung, karena memang keluarga yang dari Ciamis dan Tasik kumpulnya di rumah Bibi di Bandung.

Setelah kumpul itu, kita baru berangkat ke Cibubur jam 2an atau setelah sholat Dzuhur. Karena acaranya itu sore atau habis Ashar.

Tidak banyak yang ikut acara lamarannya itu. Kita hanya lima mobil. Pakaian pun tidak seragam ada yang pakai batik, kemeja, kaos berkerah dan perempuannya pakai baju busana muslim, kecuali saya.

Berangkat dari Bandung tiga mobil secara beriringan lalu kita stop di rest area, karena di sana janjian sama sepupu dari Karawang. Pas stop di sini dimanfaatkan oleh saudara yang lain untuk sholat. Inilah yang membuat waktu mundur. Tapi menurutku memang stop di rest area itu penting karena pasti ada yang ingin ke toilet, apalagi kita membawa seorang sepuh. Ya dalam acara lamaran itu nenek dari Ciamis ikut.

Setelah beres di rest area itu kita lanjut perjalanan ke Cibubur. Kita beriringan nih lima mobil. Dari pintu tol ke pintu tol semuanya masih dalam kontrol. Tapi ketika keluar dari Tol Cibubur itu semuanya acak-acakan. Mobil yang di depan sebagai guide terhalang oleh mobil begitu pula mobil yang dibelakang tidak terlihat lagi. Merasa hanya ada dua mobil yang beriringan kita sampai stop di sebuah perumahan anggota dewan. Masuk lalu keluar lagi hanya untuk menghindari padatnya lalu lintas dan cari tempat parkir.

Tak berapa jauh dari perumahan anggota dewan itu, kita berhenti di sisi jalan. Di sana Uak ku atau ayah dari sepupuku, keluar mobil dia telepon rombongan yang tertinggal. Dua rombongan malahan sudah sampai duluan di tempat, satu rombongan nyasar sampai mau ke Kampung Rambutan coba. Aikh itu khan sudah masuk Jakarta atuh.

Lalu, Uak bilang kepada rombongan yang nyasar itu untuk putar arah dan kembali ke Tol Cibubur. Duh untungnya Uakku tahu alamatnya dan ternyata  yang aneh itu, Sepupuku yang mau lamaran dia lupa-lupa ingat jalannya. Entahlah apa dia gugup atau gimana. Tapi yang pasti aku melihatnya dia tenang-tenang saja, malahan Uaknya yang ribet tapi tidak tahu ya di dalam hatinya. Pastilah Deg-degan. Wong sampai salah masuk perumahan orang.

Malahan keluarga yang lain menghadapi situasi seperti itu sambil bercanda "ya balik lagi ke Ciamis"  .....  Duh ya ....."itu masih mending acara lamaran bagaimana ya kalau akadnya", ujar sepupuku yang lain, Yayang.
Bibiku tadinya sempat mau marah sama Sepupuku yang lamaran itu soalnya tidak ada koordinasi yang baik sebelum berangkat.

Aku pun berusaha membantu rombongan yang nyasar. Hal yang kulakukan adalah bertanya pada petugas parkir. Bertanyalah aku nama jalan dan bangunan tempat kita parkir. " Ini namanya jalan Jambore, gedungnya namanya Rumah Sakit Rehabilitasi Cedera Olahraga", sahut petugas parkir .... Aku pun bilang hal ini pada Bibiku untuk dismskan pada rombongan yang nyasar.

Bibiku pun meminta rombongan yang nyasar untuk tanya terus sama orang. Dan karena susah untuk mencari Jl. Jambore maka akhirnya rombongan itu pun diberikan alamat rumahnya langsung. Kita bertemu saja di tempat acara gitu.

Akhirnya kita lanjut dari Jl. Jambore ke rumahnya sang calon Pinangan. Sebenarnya dia orang Pontianak, tapi karena Ibunya sedang ada di Jakarta maka lamaran pun dilangsungkan di Cibubur di rumah saudaranya.

Nah, sepanjang jalan ke rumah yang punya hajat, kita pantau rombongan ya nyasar. Aku pun telepon Bibi yang ada di rombongan itu. "Kita sudah lewat Apartemen Cibubur, sekarang di jalan Radar Auri, sudah lewat makam, sebentar lagi sampai" Ujar Bi Atik.

Syukur deh akhirnya mereka kembali ke Jalan yang benar.  Tapi yang membuat kita terkejut dan pengen tertawa adalah ternyata rombongan yang nyasar itu duluan sampai daripada kita yang nunggu mereka. Itu bisa kita pastikan setelah kita baru melewati makam yang diceritakan bibiku. Jadi, bibiku yang tadinya mau marah, gak jadi deh. "Syukur kalau mereka sudah duluan daripada kita, kasihan sudah nyasar" kata Bi Onok ......

Dari kejadian tersebut dan acaranya lamaran itu ada beberapa point yang aku garis bawahi:
  1. Sebelum lamaran harus berkoordinasi  dahulu dengan seluruh keluarga besar khususnya pada mereka yang mau mengantar lamaran. 
  2. Koordinasikan tentang alamatnya yang jelas, kalau mau berhenti di mana, terus apa dress codenya, dan siapa yang dituakan atau yang akan memberikan sambutan dari perwakilan rombongan.
  3. Buatlah susunan acaranya yang jelas, siapa melakukan apa kapan seperti itu kira-kira (ini untuk di rumah yang punya hajat/perempuan). 
  4. Kalau sudah dibuatkan susunan acara lebih bagus lagi ada MCnya. Itu yang saya lihat kemarin di lamaran. Kalau ada MC berarti jangan lupa Mixnya ya. 
  5. Jangan lupa untuk memperkenalkan anggota keluarga yang datang ya. Tak kenal makanya tak sayang. Oleh karena itu, harus tahu silsilah keluarga dengan baik dan benar.
  6. Kalau kita keluarga besar berdayakan anggota keluarga, seperti siapa yang bisa MC, bantu masak, bantu untuk mengatur kursi siapa tahu ada yang kurang. 
  7. Jangan lupa untuk mempersiapkan toliet dan musholla.  Karena pasti ada yang mau ke Toilet.
  8. Tentang Menu Masakan, sederhana pun tidak masalah asal tidak kurang. Seperti Menu kemarin, ada bakso, ada nasi, sate, gurame asam-manis, daging, capcay, kerupuk sambal, salad buah, puding, terus es buah. Saya Perhatikan sepertinya mereka masak sendiri tidak catering. Jadi memberdayakan anggota keluarganya.
  9. Dan kalau bisa untuk acara lamaran di suatu tempat yang suka Macet lebih baik jangan sore tapi lakukanlah di pagi menjelang siang. Saya percaya jalanan pagi itu tidak macet dan acara pun bisa selesai siang menjelang sore. Sementara kalau acaranya Sore seperti kemarin, belum macetnya dan nyasar pasti membuat waktu mundur. Jadinya kita datang setelah maghrib. Pokoknya kita pulang kembali ke Bandung itu jam 00:00 WIB. Bagaimana dengan rombongan dari Tasik dan Ciamis ya. Capek Pastinya. 
  10. Kalau  di jalan terpisah dari rombongan cepatlah melakukan contact atau berkoordinasi supaya tidak nyasar jauh. Atau lakukanlah koordinasi ketika kita bingung dihadapkan dengan dua arah jalan
Seperti itulah kira-kira hal yang bisa aku tangkap dari kejadian Lamaran kemarin. Selamat melaksanakan Pinangan untuk teman-temanku yang masih single. Jangan lupa untuk berkoordinasi ya.  Kalau yang sudah lamaran bolehlah bagi-bagi pengalamannya :)

Thursday, January 12, 2012

Kalau Supir Taxi Tidak Tahu Jalan

Selamat sore semuanya ....
Saya mau tanya nih, pernahkah teman-teman punya pengalaman naik taxi tapi si supirnya tidak tahu jalan atau tidak kenal dengan tempat yang kita tuju?

Pastilah teman-teman pernah menglaminya. Kejadian ini baru saja terjadi pagi ini pada saya. Ini adalah pengalaman pertama kali dimana supir taxi putih itu sama sekali tidak tahu tempat yang kutuju. Beruntungnya aku pernah dua kali  ke tempat itu. Jadi bisa menuntun itu supir meskipun ketika hampir sampai lupa-lupa ingat jalannya.

Dan ternyata kalau dirunut ke belakang lebih beruntungnya lagi pas pertama kali ke sana dengan taxi yang bukan warna putih dan biru melainkan taxi lain, dia tahu tempat itu. Wah saya tenang donk waktu itu. Tak perlu khawatir, tinggal duduk sampai taxi itu tiba ditempat tujuan.

Anehnya mengapa ya supir taxi putih yang tadi pagi tidak kenal sama sekali tempat itu ? hehehehe.. menurutku sih tempat itu lumayan terkenal deh. Sebuah tempat kursus bahasa inggris (LIA Pangadegan). Memang sih tidak ada kewajiban untuk mengenal semua tempat dan jalan, tapi sebagai seorang supir taxi yang profesional seharusnya tahu itu. Tapi tentu saja itu bukan masalah yang besar karena pastinya seiring dengan pengalaman dia yang bertambah maka pengetahuannya juga akan bertambah.

Lalu bagaimana menyiasati apabila kita naik taxi dan supirnya itu tidak tahu tempat  atau jalan yang kita tuju?
  1. Ketika kita ingin naik taxi, pastikan jangan naik dulu tapi tanya dulu kepada supirnya apakah dia tahu jalan atau tempat yang kita tuju atau tidak.  Nah tadi pagi itu saya stop taxi di depan jalan ketika lampu merah dan otomatis dibelakangnya itu banyak kendaraan. Saya pun langsung masuk taxi dengan buru-buru karena  lampu sudah mulai hijau. Harapan saya sang supir itu tahu tempat yang saya tuju tapi sayangnya dia tidak kenal. Setelah ngomong beberapa saat dia bilang satu tempat Kalibata. Saya tidak jadi turun karena kalau dia tahu Kalibata minimal dia tahu jalan. 
  2. Nah  jangan tidur kalau pertama kali pergi ke suatu tempat.
  3. Sebaiknya kita juga selalu mengingat jalan, alat transportasi,  gedung atau tempat yang spesifik dimana kemungkinan banyak orang yang tahu. Saya waktu itu mengingat Taman Makam Pahlawan Kalibata karena dilewati taxi pertama kali aku ke sana dan juga ingat transportasi umum ke sana yaitu Kopaja 57 dan angkot 02. 
  4. Kalau kita tidak tahu nama jalan bilang saja sama supirnya jalur yang dilalui angkot anu atau jalur  kopaja anu.
Pasti diantara  hal-hal yang spesifik itu ada titik persamaan atau ada yang sama-sama dikenali baik oleh kita maupun sang supir. Dan untuk lebih memastikannya bertanyalah kepada orang ....

Dan kalau kasusnya  kita pertama kali pergi ke suatu tempat lalu sang supir tidak tahu jalan dan kita juga tidak tahu, apa yang harus kita lakukan?
Nah kuncinya ada di contact person  yang ada di tempat yang kita tuju. Kalau untuk pertama kalinya, kita sebaiknya telepon dulu contact personnya dan tanyakan transportasi yang menuju ke tempat itu atau tanyakan tempat yang kita tuju itu letaknya dekat dengan gedung apa (siapa tahu kita bisa kenal dengan gedung itu) ...

Demikian tips dari saya semoga bermanfaat dan selamat menyusuri wilayah Jakarta dengan Taxi maupun alat transportasi lainnya.

Monday, January 9, 2012

Nasi Jamblang di Keraton Kasepuhan

Wow, coba yak, sekarang ini tanggal berapa? bulan apa ? dan tahun berapa?
Tentu saja tanggal 9, bulan Januari, tahun 2012. Padahal  melancong bersama Abah Alwi itu tanggal 10  bulan yang lalu. Jadi ada satu bulan sudah berlalu. Bahkan mereka sudah punya agenda terbaru untuk bulan ini.
Dan karena alasan inilah saya harus posting sisa cerita kemarin, sebenarnya masih banyak cerita yang semestinya  sudah saya share.  Tapi karena sesuatu hal jadi telat postingnya. Tapi tenang saja nanti semua sisa cerita akan saya share ...

Nah, pergi ke Cirebon itu harapannya bisa mencicipi nasi Jamblang yang terkenal itu tukh. Bagaimana gitu rasanya. Bahkan sebelum berangkat ke Cirebon pun,  atau waktu konfirmasi keikutsertaan, saya sempat pertanyakan nasi jamblang.

"Jadi Pak, nanti kita bisa makan nasi jamblang di sana?", tanyaku. Dan Bapak yang diujung telepon itu tidak mengiyakan, hanya bilang intinya kita mau berkunjung ke Keraton.

Duh, ya tak disangka-sangka waktu kita mengunjungi Keraton Kasepuhan itu dijamu nasi Jamblang. Awalnya sih heran dan masih bertanya-tanya mana nasi Jamblang itu. Lalu, bertanyalah saya pada abdi dalem, atau orang yang bekerja di Keraton itu.

"Pak nasi Jamblangnya mana ya?"
"Itu nasi Jamblang, yang lagi dimakan", kata Kerabat Keraton itu yang saya lupa namanya.
"Masa ini  sih Pak, Ini khan nasi yang dibungkus daun jati", tegas saya
"Iya, itu namanya Nasi Jamblang, nasi yang dibungkus dengan daun jati dan dinamakan nasi Jamblang karena dulu itu yang buatnya adalah orang Jamblang, makanya disebut dengan nasi Jamblang", Ujarnya.

Owalah , terkejut saya rupanya seperti itu tokh ceritanya. Kukira nasi Jamblang itu kayak gimana gitu. Kalau sekedar nasi yang dibungkus dengan daun jati itu khan bukan hal yang aneh bagi saya. Maksudnya saya pernah makan nasi yang dibungkus daun jati apa bedanya dengan yang ini pikirku.
Lalu, aku tanya lagi Bapaknya.

"Pak, saya pernah lihat di TV, ada tayangan  membuat nasi jamblang. Waktu itu saya lihat nasinya pakai sambal cabe merah itu pak", tanya saya.
Tiba-tiba Bapaknya mengajak saya ke meja makan dan menunjuk sambal cabe merah.
"Nah, Nasi Jamblang ini khasnya dimakan dengan sambal goreng cabe" sahut bapaknya sambil menunjuk sambal itu.
"Oh begitu ya pak, dikira saya, makannya pakai apalah gitu, ternyata hanya nasi dengan sambal goreng cabe merah ya pak",  tersenyumlah aku ....

Dan Inilah Nasi Jamblang:


Nasi Jamblang dibungkus daun jati

Nasi Jamblang yang sudah dicampur dengan menu lain
Dan inilah dia sambal khasnya. Sambal Goreng Cabe heheheeh ....

Sambal Goreng Cabe
Bagaimana rasanya sambal goreng cabai itu? Ya pokokya pedas, asin seperti itulah, standar baku sambal.
Dan kita juga selain disuguhi Nasi Jamblang disuguhi pula makanan lainnya, seperti:

Soto
Makanan Tradisional

Begini ya kalau sudah menyangkut makanan tradisional itu pasti saya cicipi. Tapi masalahnya  adalah saya tidak suka makanan yang mencolok alias warna-warni itu. Iya kalau warnanya pakai bahan alami seperti misalnya daun pandan untuk pewarna hijau. Itu khan aman. Karena ada warna yang merah-merah itu, jadinya saya tidak mencicipi  semua makanan tradisional itu.

Nah, kita waktu itu dijamu makan siang di tempat yang bernama Gedung pagelaran Keraton Kasepuhan.

Tempat  dijamu makan siang
Bukan hanya dijamu makan siang saja, kita juga dihibur dengan tarian dan musik tradisional ada tari topeng, tari persahabatan dan tari keraton. Pokoknya seru. Seperti inilah suasananya.

Nari bareng yuk pak :p


Jaipong-Jaipong :)
Seru deh pokoknya... setiap moment atau kunjungan pasti ada kesan-kesan tapi tetap saja,  yang paling berkesan bagiku adalah sewaktu pergi ke kepulauan Seribu: P Onrust dan P. Bidadari :)

Jadi, bagaimana menurut teman-teman  tentang nasi Jamblang ini?
Akh karena saya orang kampung, Nasi Jamblang ini bukan sesuatu yang bagaimana gitu, alias bukan hal yang luar biasa, itu mah sudah biasa :)

Sunday, January 8, 2012

Terkenang Masa-Masa Itu

Hm, Selamat Sore menjelang Malam teman-teman, bagaimana hari-harinya? kemarin, saya dapat broadcast di BBM, katanya akan terjadi hujan badai dan angin puting beliung di Jakarta sekitarnya jam 17.00- 20.00 WIB. Tapi semalam langitnya lagi reda tukh hehehe.

Kali ini mau posting sebuah video waktu acara lepas sambut. Perhatikanlah dahulu video ini ya...




Ya, setiap kali melihat video ini rasanya sensitif sekali. Entahlah apakah karena saya seorang perempuan? Tapi benar kok, setiap kali lihat video ini terutama tayangannya itu terharu saya dibuatnya. Ditambah lagi dengan lagu-lagunya itu plus juga nama bandnya itu Flashback.. Jadinya menghadirkan kembali kenangan-kenangan yang lalu. Ya, kenangan sewaku pertama kali menginjakan kaki di kantor sebagai CPNS. Waktu itu khan memang Big Bossnya adalah Dia. Sementara di video itu ada beberapa moment yang memiliki kedekatan emosional denganku.

Misalnya saja ada acara seperti MoU, kunjungan ke daerah dll. Nah kalau acara MoU itu khan biasanya suka ada menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan saya terkadang dapat giliran untuk jadi dirigent.  Dan untuk pertama kalinya jadi dirigent ketika big boss kita adalah orang tersebut. Itu bukan hanya di MoU saja tapi di acara lainnya juga seperti pelantikan dan yang lainnya.   Saya tahu suara saya itu terkadang fals dan sebenar-benarnya gak bisa baca not. Tapi, mau bagaimana lagi kalau tiba giliran saya ya harus maju, mengelak sulit. Ya, meskipun suka uring-uringan hehehehe...maksudnya setengah jalan setengah tidak yakin. Ada suatu ketika, lagi gatal tenggorokan harus jadi dirigent, maklum teman saya yang biasanya bisa bergantian jadi dirigent lagi sakit.   Dan banyak sekali masukan waktu jadi dirigent itu. Ada yang bilang jangan begini, jangan begitu, harus begini, harus begitu, capek deh .... tapi ya  lama-lama sudah terbiasa, dan memang kuncinya dengarkan saja apa yang mereka katakan. Jangan terlalu dimasukan ke hati, meskipun susah sekali prakteknya.

Oh ya selain itu juga, terkadang tugas ikut rapat di senayan di Gedung Nusantara itu. Jadi, ya tayangan-tayangan di video itu memang menggetarkan sisi emosionalku.  Ya seperti itulah hidup ada sebuah permulaan, perjuangan, dan akhir.

Hm.. waktu mendengarkan video ini ternyata ada suaraku, di bagian Lagu "It's Only Words" dan "Ke Jakarta Aku Kan Kembali, Walaupun apa yang khan terjadi" .... Duh, saya gak tahu ya kalau itu bakal terekam dan lumayan jelas juga terdengar ya.. Maaf deh ketahuan falsnya :D



Saturday, January 7, 2012

Pameran Ruang Terbuka Di Taman Ayodya

Yup, lama sudah tidak pernah jogging lagi di Taman Ayodya. Biasanya hari Sabtu atau Minggu pagi olahraga di Taman itu. Dari Kosan pergi sekitar jam 6, jalan kaki karena dekat.   Mudah-mudahan nanti bisa olahraga lagi soalnya perut saya sudah semakin maju perlu penanganan khusus wkwkwkw. Oh ya, kalau jogging hari Sabtu di Taman ini, pasti ramai. Banyak penjual makanan di seberang jalan. Karena khan di samping taman ini ada gereja dan pedagang itu sasarannya adalah para jemaah gereja. Saya biasanya beli sambal goreng teri di sana. 

Dan, ceritanya setiap hari khan kalau mau ke kantor lewat Taman Ayodaya dan kaget adanya lihat Taman Ayodya sudah beberapa hari ini disulap jadi semacam ruang pameran terbuka. Wah itu bagus lho, artinya memaksimalkan fungsi taman. Pada hari Rabu itu, saya nekat turun di Taman ini padahal ya, dalam perjalanan ke kantor. Saya pun ambil foto. Tapi, bukan karena ingin ambil foto lalu saya turun, tapi memang karena ada tujuan mau ke Bank dan kebetulan letak banknya itu satu garis lurus. Jadi, mengapa tidak turun dulu di Taman Ayodya pikir saya.

Inilah beberapa foto yang saya ambil.

Pameran Ruang Terbuka

dan
Apa ya yang putih itu?

Yup, kurang banyak tanya waktu ke Taman Ayodya itu. Jadi tidak tahu apa itu yang berwarna putih, tapi nampaknya seperti lampu ya atau mungkin juga ornamen pameran. Sayang malam hari tidak pernah pulang lewat jalan ini, karena jalur pergi dan pulang beda. Kalau malamnya pulang lewat sini pasti bisa memastikan apakah yang putih itu bersinar di malam hari atau tidak heheheehe...

Dan sepertinya gambar yang sedang dipamer kan itu ada beberapa orang seniman seperti Mbah Surip, selebihnya tidak kenal. Coba perhatikan lagi gambar-gambar ini:

HEy Hey siapa Dia?
dan

HEy Hey Siapa Dia?
Dan ..
Hey Hey Siapa Dia?

Ya, intinya meskipun kita tidak kenal dengan mereka, setidaknya mereka berhasil membuat kita ngeh tentang eksistensi mereka heheheeh ......

Dan tahukah teman-teman sekarang ini Taman Ayodya memiliki tampilan baru? Coba lihat gambar di bawah ini.


Tampilan Baru Ayodya


Benar sekali, di taman itu sekarang sudah di pasang layar pengumuman LCD. Maksudnya ya pengumuman yang didisplay pada layar datar. Bagus.

Berbicara Taman saya ingat waktu wawancara dengan Profesor Johan Silas dari Surabaya. Beliau mengatakan Taman itu bagian dari peningkatan kampung atau KIP (Kampung Improvement Program). Jadi, supaya masyarakat itu betah di kampung dan anak-anaknya bisa bermain ya buatlah taman selain berfungsi juga sebagai ruang terbuka hijau. Taman ini khan biasanya tidak mengenal kelas. Siapa saja boleh bermain di sini. Pada umumnya masyarakat yang bermain di taman adalah masyarakat menengah ke bawah. Bagaimana dengan orang kaya? Akh, mereka memiliki tempat lain untuk nongkrong :)



Tuesday, January 3, 2012

Rileks di Kolam

Selamat sore untuk teman-temanku semua, bagaimana dengan pekerjaannya di awal tahun ini? sudah mulai sibukkah? atau masih melanjutkan agenda tahun yang lalu?
Baiklah tak akan banyak berceloteh, langsung menuju intinya. Sore ini saya hanya ingin upload potongan cerita sewaktu gathering bersama dengan Forwapera, di Puncak, Desember 2011. Silahkan tengok:


Hehehehehe..... rileks dan tertawa semuanya kecuali pada bagian ketika saya dilempar ke kolam :D

Sunday, January 1, 2012

Fireworks 2012 Dari Balkon

Ya, mengawali ganti tahun ini inginnya sih melihat fireworks alias pesta kembang api. Tapi ya, tidak terpikir untuk pergi ke suatu tempat dan melihat langsung di sana. Jadi, ya diputuskan untuk melihat kembang api dari Balkon kosan saja. Sama seperti dahulu. Kalau dulu lihatnya dari Balkon kamar kalau sekarang dari Balkon depan bersama dengan Mbak Arin dan Dyah. Satu teman kosan lagi sudah tidur yang lainnya ada yang pulang dan kurang jelas juga. 

Sebenarnya tidak terlalu jelas juga kembang apinya karena kejauhan, balkonnya kurang tinggi dan terhalang oleh pohon. Tapi beruntung meskipun terhalang oleh pohon kami bisa menyaksikan meriahnya kembang api khususnya ketika memasuki jam 12 pas ya... seperti apakah Kembang apinya itu, silahkan dilhat berikut ini;


Teman-teman bisa mengecek  di sini



 
 Lalu,




Yup, Video yang pertama  amazing pada bagian awal, dan itu pas jam 12 malam. Sementara untuk video kedua akan terlihat amazing pada bagian akhir ya.
Hm, memang moment yang dinantikan ketika menyambut tahun baru itu perayaan kembang apinya.

Bagiku, moment menyambut tahun baru yang berkesan adalah ketika tahun 2007, pergi ramai-ramai bareng sepupu ke The Peak, Bandung, menerobos macetnya jalanan sehabis Maghrib. Wow amazing sekali, melihat kelap-kelip kota Bandung dari tempat tertinggi. Selain itu, kita juga dimeriahkan dengan pesta kembang api. Oh ya, dari kejauhan bisa dilihat juga beberapa spot di Bandung yang juga menyalakan kembang api.
Moment itu memang tidak akan terulang lagi. Tapi itu sungguh berkesan. Waktu tanggal 1 nya kita membakar jagung manis di halaman rumah.
Terkadang ada rasa ingin mengulanginya kembali, tapi itu "ruhnya" tidak akan sama lagi :)

Jadi, saya ucapkan selamat Tahun Baru 2012, untuk saudarku, keluargaku, teman-teman dan rekan kerja semoga apa yang diharapkan dan dicita-citakan dapat terkabul di tahun ini :