Search This Blog

Wednesday, February 29, 2012

Rp.45.000 untuk Biaya SKCK

Sudah pernakah teman-teman membuat SKCK?
Atau pernah melamar kerja? Kalau yang sudah pernah pasti tahulah apa itu SKCK alias Surat Keterangan Catatan Kepolisian.  Biasanya SKCK ini selalu ada di salah satu persyaratan lamaran. Membuat SKCK  tentu tidak bisa dibuat begitu saja pasti ada persyaratan pendukung lainnya yang harus kita persiapkan. Salah satunya adalah surat pengantar dari RT/RW, Pas foto berwarna ukuran 4x6 dan fotocopy KTP.

Itulah beberapa persyaratan yang harus kita siapkan. Tapi pada hari ini ketika buat lagi SKCK persyaratannya bertambah ya. Kita dimintai foto copy akte, ijazah dan KK.   Hari ini inginnya memperpanjang SKCK. Tetapi tidak bisa harus diulang dari awal. Karena khan tempatnya berbeda. Dulu di Ciamis sekarang di Jakarta. Jadinya saya diperiksa lagi rumus sidik jarinya. Dan yang membuat saya kaget adalah dulu tidak dikenai biaya sekarang dikenai biaya.
Masih ingat dulu pertama kali buat SKCK itu pernah tanya langsung ke petugasnya "bayar enggak mas" ... tapi jawabannya "Tidak", kalau sekarang belum pun saya tanya petugasnya sudah duluan beritahu bahwa sekarang dikenai biaya.

"Menurut peraturan baru sekarang, buat SKCK itu dikenai Biaya Rp. 45.000" , ujar petugas itu
"Berarti sekarang dikasih juga kartu sidik jarinya ya", tanyaku sehabis melihat rincian biaya pembuatan SKCK.
"Enggak, karena di sini belum ada, tapi khan rumus sidik jarinya sudah disertakan di SKCKnya", tutur petugas itu.

Hm, sayang sih, padahal sudah bayar dan kalau sudah punya kartu sidik jari dikemudian hari kalau kita ingin buat SKCK tidak perlu lagi diperiksa  ...

Oh ya saya buat SKCK nya di Polsek ya, karena ternyata Selain Polres, Polsek juga bisa.
Lihatlah teman-teman  rinciannya berikut ini:
Peraturan Baru dalam Pembuatan SKCK
Sementara untuk pembuatan dan perpanjangan SKCK itu sendiri  persyaratannya berbeda. Lihatlah gambar berikut ini:

Dibaca baik-baik kalau mau buat SKCK ya
dan ....

Ini Perpanjangan SKCK

 Baiklah saya tulis satu persatu persyaratan pembuatan/penerbitan SKCK Baru (pertama kali)
  1.  Pemohon datang sendiri tidak diwakilkan
  2. Bawa Pengantar RT/RW dan kelurahan 
  3. Fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku
  4. Foto berwarna 4x6, 6lembar
  5. Mengisi blanko daftar pertanyaan
  6. Melaksanakan sidik jari
  7. Nah kalau yang tadi pagi saya buat SKCK ada persyaratan pakai fotocopy ijazah ya.
Untuk perpanjangan SKCK , persyaratan yang harus dipersiapkan adalah:

  1. SKCK yang asli terakhir yang kita miliki
  2. Fotocopy KTP dan KK yang masih berlaku
  3. Foto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 lembar untuk yang sudah punya sidik jari, yang belum punya sidik jari 6 lembar.
  4. SKCK yang masa berlakunya habis harus dilengkapi dengan pengantar RT/RW

Seperti itulah persyatannya. Tapi jangan lupa biaya itu akan keluar lagi di kantor kelurahan. Meskipun namanya gratis, tapi di lapangan tidak seperti itu.  Ada saja tip yang harus dikeluarkan kepada petugas. Itung-itung sebagai ucapan terima kasih karena sudah diurusin dan diketikin surat pengantar.  Tapi yang satu ini terserah kita mau kasih atau tidak.

SKCK sendiri  langsung jadi ya. Ada sekitar setengah jaman  kita bisa tunggu. Itu pun kalau tidak ngantri. Untuk legalisir sendiri gratis ya.

Sunday, February 26, 2012

Bekas Hotel Yang Menjadi Museum Linggar Jati

Yup, postingan kali ini merupakan sisa terakhir dari Melancong Bersama Abah Alwi dan Republika ke Cirebon pada waktu lalu. Sudah lama ya? Ya, maklumlah baru ada mood lagi buat ngeblog hehehee..
Sesuai dengan namanya Museum Linggarjati berada di Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa Barat.

Tidak akan salah masuk kalau baca papan pengumuman :)


Nah, ada beberapa pendapat dan arti tentang Linggajati:

  1.  Pendapat Sunan Kalijaga: Disebut LINGGAJATI dengan alasan Sebagai tempat linggih (Lingga) Gusti Sunan Gunungjati.
  2.  Pendapat  Sunan Bonang: Diberi nama Linggarjati, mempunyai arti tempat penyiaran ilmu sejati.
  3. Pendapat Sunan Kudus: Disebut LINGGAJATI "Nalingakeun ilmu sejati" karena justru di tempat itulah mereka bermusyawarah dan menjaga rahasia ilmu sejati jangan diketahui orang banyak.
Sementara untuk Perundingan Linggarjati sendiri dapat dibagi menjadi:

  1. 10-13 November 1946:  Perundingan antara Indonesia dan Belanda di Linggajati, Kuningan, Cirebon.
  2. 15 November 1946: Persetujuan Linggarjati di paraf oleh kedua belah pihak di pegangsaan Timur 56 Jakarta. Isinya antara lain: Belanda akan mengakui kekuasaan Republik Indonesia secara De Facto atas Pulau Jawa, Madura dan Sumatera.  (Delegasi dari Indonesia dibawah pimpinan Perdana Menteri sutan Sjahrir dan delegasi Belanda dibawah pimpinan Prof. ir. W. Schermerhom)
  3. 25 Maret 1947: Persetujuan Linggarjati ditanda tangani oleh RI dan Belanda di Istana Merdeka Jakarta. 
Berdasarkan informasi yang saya peroleh, katanya Tempat yang diajdikan museum atau tempat perundingan linggarjati dulunya adalah sebuah hotel. Karena itulah, waktu rombongan Abah Alwi dan Republika ke museum  Linggarjati tempatnya sendiri terdiri dari kamar-kamar. Bisa dilihat seperti ini:

Kamar yang ada di Museum Linggarjati
dan ...
Another Room

Lalu..
Meja dan Kursi yang digunakan dalam Perundingan Linggarjati
Tempatnya sendiri indah, maksudnya bagus pemandangannya karena ada gunung Ceremai jadi Masih segarlah lingkungannya.

Isi Perundingan Linggarjarti .....
Seperti itulah kira-kira cerita kunjungan ke Museum Linggarjati. Oh ya, Kalau melihat gambar di atas, ternyata perundingan Linggarjati itu terdiri dari tiga isi pokok. 

Monday, February 13, 2012

Jelajah Kelenteng di Cina Benteng

Yup selamat pagi teman-temanku semua. Bagaimana dengan liburannya? Diisi dengan Hal-hal yang menarikkah?
Nah, kalau saya sendiri hari minggu kemarin, ikut bersama Komunitas Jelajah Budaya ke Cina Benteng, Tangerang. Jadi ternyata, selain Melancong bersama Abah Alwi dan Republika masih ada komunitas lainnya yang suka mengadakan jelajah budaya.

Kita hari Minggu kemarin melakukan jelajah ke Cina Benteng. Ada apa sih disana?
Namanya saja Cina Benteng, tentu saja kita jelajah Kelenteng sembari kita diberitahu potongan-potongan sejarah. Hal ini pastinya menambah referensi tentang wisata Kelenteng selain di Petak Sembilan yang pernah saya share di sini.

Okey, pertama apa itu Cina Benteng?
Berdasarkan keterangan yang saya dapatkan dari sang Guide, Mas Kartum, yang juga Guidenya Melancong Bersama Abah Alwi dan Republika (jadi tahu ya saya dapat info dari mana), istilah Cina Benteng merujuk pada warga etnis Tionghoa yang dulu banyak tinggal di sekitar benteng. Pada masa lalu kawasan ini terdapat benteng Makasar yang berfungsi sebagai pembatas wilayah teritorial antara kerajaan Banten dan VOC. Sedangkan penamaan Benteng Makasar terkait dengan petugas yang berjaga di benteng tersebut berasal dari wilayah Timur. Hm, seperti itulah gambarannya.

Dan ini dia Klenteng yang pertama kita datangi "Boen San Bio" di daerah pasar Baru. 


Di Klenteng Boen San Bio

Itu kaos ya diberi dari sponsor dan harus dipakai tentunya. Pakai baju sponsor berarti kita adalah iklan yang sedang berjalan. Sampai ada terdengar orang berkomentar "itu khan Merek Shampoo", saya bilang saja ini dari sponsor. hehehe. All size ini ukurannya. Dan banyak ya sponsornya saya sebutin deh, supaya next time bisa support lagi: Museum Bank Mandiri (kita registrasi di sini) lalu ada Out Batavia T-Shirt lalu ada PT Lion Wings itu lho podusen salah satu produknya adalah Hand Body Lotion.

Okey deh, lanjut... tapi sebelumnya mau bilang, kalau istilah BIO itu artinya kelenteng besar. Jadi tidak semua kelenteng ada namanya Bio..

Bagian dalam
Pokoknya kelenteng ini dia luas ke bagian belakang.

Salah satu yang nampak 
Kita bisa menikmati kelenteng ini dari atas ya. Eh, ya, pas kita berkunjung ke Kelenteng ini ada yang nikah, coba deh lihat fotonya:
Sejodoh
Sekarang saya mau bahas sedikit tentang istilah Kelenteng. Menurut keterangan dari Bapak Hardi yang juga salah seorang peserta jelalah dan katanya penulis tentang Kelenteng mengatakan kalau istilah kelenteng itu tidak akan kita temui di luar. Bahkan di Cina sekalipun. Istilah Kelenteng itu konotasi dari Tiongkok tapi hanya bisa kita temukan di Indonesia. Mengapa dibilang Kelenteng?
Menurut Pak Hardi, pertama, kemungkinan berasal dari bunyi teng-teng. Lalu, kelenteng banyak didirkan dari dulu untuk pemujaan Dewi Kwan Im, karena tempatnya tidak besar, namanya kwan im tim, lidah Indonesia jadinga klenting jadi kelenteng. Yang ketiga, berasal dari nama zao ren ting (ren= manusia, ting= tempat), jadi zao ren ting artinya tempat pembelajaran. (saya tidak tanya penulisan Zao benar tidaknya)...

Jelajah kita lanjut ke Pintu Air sepuluh. Sebenarnya ini bendungan sih. Mengapa dibilang pintu air sepuluh?  Yup, karena bendungan ini memiliki 10 pintu air, masing-masing selebar 10 meter. Bendungan ini bertujuan untuk mengatur aliran sungai Cisadane hingga membuat Tangerang menjadi kawasan pertanian subur. Dari bendung ini, air didistribusikan untuk irigasi dan sumber air baku bagi kawasan Tangerang. Sebagian besar dialirkan ke muara Sungai Cisadane di Tanjung Burung (Teluk Naga) menuju ke Laut Jawa. Bangunan sepanjangn 110 meter ini membentang di Kali Cisadane tepatnya di daerah Pasar Baru yang dibangun oleh pemerintah Kolonial Belanda tahun 1925-1931.


Bendungan Cisadane.

lalu..

Ini Planknya

Dari Bendungan Cisadane, kita lanjut ke Museum Benteng Heritage yang baru dibuka pada tanggal 11 November Tahun 2011.
Museum Benteng Heritage merupakan hasil restorasi sebuah bangunan berarsitektur tradisional Tionghoa yang menurut perkiraan salah satu bangunan tertua di kota Tangerang.  Bangunan ini terletak di Jl. Cilame No. 20, Pasar Lama, Tangerang yang juga adalah zero pointnya Kota Tangerang, yang dulunya disebut Kota Banteng terbentuk.
Yup, waktu rombongan ke sana, kita menembus jalanan pasar yang becek. Memang letaknya itu ada di dalam komplek pasar ya. 

Peresmian
Museum ini merupakan museum pribadi ya. waktu itu kita diterima oleh pemiliknya sendiri yang bernama Udaya Halim. Dia jua seorang China. Beruntung kita sebenarnya bisa bertemu dengannya. Sebenarnya dia baru pulang dari luar kota ya, anaknya graduation di Ausie.
Menurut kabarnya sih, dia dijadwalkan bertemu dengan seorang menteri hari itu tapi gak jadi.

Pak Udaya menjelaskan tentang restorasi museum ini dari awal. Setelah itu kita naik ke lantai atas tempat penyimpanan barang-barang peninggalan bersejarah. Kelompok saya waktu itu guidenya Theo. Secara gamblang dia menjelaskan benda-benda yang ada di sana. Konon katanya permainan mahyong itu diciptakan oleh Laksamana Cheng Ho untuk prajuritnya. Karena waktu itu dia sedang mengarungi lautan bertahun-tahun dan untuk mengusir sepi para prajuritnya dia menciptakan permainan mahyong. Dulu dia membuatnya dari potongan-potongankayu kecil. Theo juga mengatakan bahwa Laksama Cheng Ho itu seorang muslim karen ayahnya keturunan Persia. Dia memiliki nama Muhammad He.

Oh ya, menurut Informasi dari Theo juga katanya batik itu bukan asli Indonesia tapi asli dari Yunan China. Karena salah satu motif batik yang bergambar merak ini ketika ditelusuri burung merak bukan dari Indonesia tapi dia sudah ada di Cina. Namanya Burung Hong atau burung Pinis.
Nah,   saya kurang mengerti tentang sejarah jadi hanya mendengarkan saja.

Kalau mengenai kebaya, katanya orang Cina itu dulu memakai Baju Kebaya Encin (bordir)  dan Kerancang juga. Dan kuat katanya jahitannya itu.
Tapi sayang di tempat penyimpanan barang-barang itu kita tidak bisa memotret. Sebenarnya masih banyak barang peninggalan lainnya.

Udya sedang menjelaskan tentang Museumnya

Dari Museum pribadinya Bapak Udaya, kita menuju Kelenteng Boen Tek Bio. Kelenteng ini merupakan kelenteng tertua yang ada di Tangerang dibangun pada tahun 1684 di kawasan permukiman Cina, di pasar lama. Atau letaknya sangat dekat dengan Museum Benteng Heritage Bapak Udaya. Konon, Kelenteng ini juga sebagai saksi sejarah bahwa orang Cina itu sudah berdiam di Tangerang lebih dari 3 abad silam.

Bangunan pertama berdiri diperkirakan masih sederhana sekali yaitu berupa tiang bambu dan beratap rumbia. Awal abad ke -19 setelah perdagangan di Tangerang meningkat, dan umat Boen Tek Bio semakin banyak, kelenteng ini lalu mengalami perubahan bentuk seperti yang bisa dilihat saat ini. sejak tahun 1911 Kelenteng Boen Tek Bio menyelenggarakan pesta Pen Chun (Petjun) yang diadakan di Kali Cisadane, yaitu perlombaan balap perahu naga.

Sebagai informasi tambahan, acara Peh Chun tersebut dan kesenian asal Cina sempat dilarang oleh pemerintah untuk dipertunjukkan dimana-mana setelah meletusnya peristiwa G30SPKI. Baru setelah zaman reformasi, Peh Chun digelar kembali melalui festival Cisadane. Pada festival ini digelar kegiatan lomba perahu Naga dan atraksi kesenian khas daerah seperti tarian barongsay, liong, debus dan atraksi kesenian khas daerah lainnya.

Dan ini beberapa spot di kelenteng Boen Tek Bio.

Di Kelenteng Boen Tek Bio



lalu

Di Kelenteng Boen Tek Bio
Mengunjungi kedua kelenteng itu ya kita bertemu lagi dengan pasangan pengantin. Sedang musim sepertinya bulan ini ya.
Menikah


Dari semua bagian jelajah ke Cina Benteng itu, yang membuat saya sangat terkesan adalah perjalanan dengan kereta Commuter. Kenapa?
Jawabannya karena dapat merasakan  bagaimana para pekerja yang setiap hari berangkat dari rumah mengejar kereta pagi untuk sampai kantor tepat waktu.  Yup, jadi kalau saya punya rumah di daerah Bekasi, Tangerang, Serpong, Bogor, tidak kaget gitu.

Oh ya kita berangkat dari Station Kota naik kereta AC, dan ada tiga kali pemberhentian. Pertama kita berhenti di Station Kampung Bandar, Kedua, berhenti di Station Duri dan terakhir di Station kereta Tangerang. Menuju ke lokasi jelajah charter angkot ya. Seru pokoknya.


Tiket Commuter

Lalu


Di kereta Commuter
lalu


Transit di Kampung Bandar


lalu
Transit di Stasiun Duri

Waktu  Pulang, rombongan naik kereta Ekonomi. Saya kaget kok harganya Rp. 1000,- hehehe.. Sesuai dengan namanya memang ekonomis. Kalau dihitung-hitung kita bisa save ongkos lho. Misalnya ya, Ongkos Rp. 1000 itu sampai station tujuan akhir. Jadi kalau pulang Rp. 2000, ditambah dengan ongkos misalnya kalau dari statiunke kanor kita naik busway Rp 3500,- kali dua Rp,. 7000.
Jadi total ongkos perhari: Rp. 9000,-
Total Ongkos Perbulan : Rp. 9000X 20 = Rp. 180.000,- (dengan catatan dari rumah ke station dekat bisa jalan kaki)

Positifnya naik Kereta ekonomi seperti itu. Tapi negatifnya adalah: kurang nyaman ya. Karena banyak sekali iklannya coba lihat gambar di bawah ini.


Iklan di Kereta Ekonomi menuju ke Kota

Selain banyaknya iklan atau banyak tukang dagang asongannya, kotor dan banyak sampahnya yang berserakan dimana-mana. Tapi jangan khawatir kalau kemarin saya lihat ada anak-anak yang membersihkannya tentu mereka dengan meminta imbalan kepada setiap penumpang.
Oh ya, ada satu lagi cerita, gini, pulang khan naik kereta Ekonomi tapi waktu transit kita naik  kereta Ac dan itu tidak bayar lagi.

Kata seorang penumpang sih dulu waktu dia beli tiket ekonomi lalu waktu transit dia lanjut naik AC, sama kondekturnya dimarahin karena tidak beli tiket lagi, tapi karena penumpangnya banyak akhirnya "dimaklumi" sampai sekarang. Karena kalau harus nunggu kereta yang sama (ekonomi) lagi lama harus nunggu. Jadi, mereka naik ketika ada kereta yang datang, tanpa perlu nunggu apakah harus Ekonomi lagi gitu... Dan itu pun yang terjadi pada kita. Tiket yang pertamalah yang berpengaruh. Selanjutnya tidak masalah, dan tidak itu berlaku untuk satu kali jalan sampai tujuan akhir ya.

Saturday, February 4, 2012

Karena Jadi Raja Gatot Kaca Merubah Sikapnya

Sungguh menikmati hari Sabtu ini. Lupa lah sebentar itu masalah dengan tenggorokan. Adalah pertunjukkan Wayang Orang "Gatot Kaca Jadi Raja" yang menambah semaraknya hari Sabtu ini tentu selain dengan les tadi pagi sampai siang.

Datang ke Senayan City dari tempat les itu ada sekitar jam 13.00 WIB, langsung menuju hall di lantai 8 buat tukar tiket. Wah ini sesungguhnya kali pertama menginjakan kaki di Mall yang besar itu.  Pas di Hall lantai 8 itu terlihat sudah banyak orang yang mengantri. Saya pun langsung menukarkan tiket pertunjukkan yang sudah dibeli dengan harga yang paling rendah 250 IDR.  Heran waktu membayar itu kok ada kode uniknya gitu, 258. Jadi bayarnya itu. 250.258 IDR, hehehehe.... Rp. 258,- khan kalau dari seorang kali sekian orang bukan lumanyan lagi lho...Tapi ya karena tertarik dengan pertunjukkannya harga itu pun dibayar.

Saya pilih pertunjukkan yang kedua atau sekitar jam 15:00 WIB. Karenanya harus menunggu dulu sekitar 2 jaman. Dan ketika part 2 sudah dimulai seperti inilah pertunjukkannya:

Gatot Kaca dan anak-anak
Then,

Wayang Kulit
then,

With the Crew

Yup, jadi pertunjukan ini disebut dengan Drama Sinema, yaitu sebuah format pertunjukan yang memadukan seni wayang orang dan wayang kulit tradisional dengan elemen dunia hiburan masa kini yaitu sinema, musik rock, dan visual effects. Dan alhamdulilah bahasanya bisa dimengerti atau dengan kata lain ada memakai bahasa Indonesia dominan, mungkin inilah yang dimaksudkan dengan penyajian untuk penonton kontemporer :)

Untuk jalan ceritanya bisa saya ringkas seperti ini:
Tora Sudiro yang memerankan Gatot Kaca  diangkat sebagai raja di kerajaan Pringgodani. Pada awalnya Ibunya, Arimbi yang diperankan Titi Dj, merasa ragu akan kemampuan dari anaknya,  Gatot Kaca untuk jadi raja. Arimbi pada waktu itu meragukan Gatot kaca karena masih kecil dan meskipun dia adalah anak yang perkasa tapi masih dipersoalkan karena memerintah kerajaan itu tidak cukup dengan otot semata. Tapi berdasarkan ramalan dikatakan bahwa telah tertulis suratan dunia akan terjadi perang besar di kerajaan Pringgodani. Jika Brojodento (salah satu adik Arimbi atau pamannya Gatot Kaca)  jadi raja akan timpang. Oleh karena itu, Arimbi harus memastikan kerajaan di tangan Gatot Kaca.

Perjalanan Gatot Kaca untuk jadi Raja tidak mulus karena pamannya, Borjodento ingin juga menjadi raja di Pringgodani. Ketika dikatakan kepada Gatot Kaca bahwa dia harus jadi raja, dengan sikap kekanak-kanakannya dia menyambutnya dan menganggap enteng dengan berkata "Tugas raja adalah mengatur masyarakat, menangkap dan menghukum penjahat, berpesta".
Gatot Kaca kemudian diingatkan menjadi seorang raja itu berarti harus memperhatikan kesejahteraan dan kesehatan rakyatnya, kecukupan sandang, pangan, papan lalu tugas yang berat bagi seorang raja adalah menjaga amanah kerajaan agar rakyat tidak melupakan jati diri dan asal usulnya, agar rakyat selalu menghormati dan menghargai sejarah dan budayanya.

Kemudian, dikatakan kepadanya kalau dia ingin menjadi raja dia harus melawan pamannya. Gatot Kaca yang mendengr hal itu tidak mau melawan pamannya itu. Malah dia mau menyerahkan kerajaan kepadanya. Lagi-lagi Gatot kaca diingatkan bahwa menjadi raja bukan melihat siapa yang lebih tua tapi siapa yang dapat dipercaya dan kerajaan sudah menunjukknya menjadi raja. Dan setelah Arimbi memintanya untuk jadi raja karena pengorbanan suaminya (ayah Gatot Kaca) maka Gatot kaca pun mau menjadi raja.

Ceritanya lalu, diadakanlah uji kelayakan antara Brojodento dan Gatot Kaca menaklukan sebuah keris. Siapa yang dapat menaklukkan keris dia berhak menjadi raja. Pada akhirnya keris dapat di taklukan oleh Gatot Kaca. Ketik akan diangkat jadi raja, Pamannya, Brojodento tidak hadir malah dia dihasut oleh Sangkuni dengan mengatakan bahwa dia tidak setuju Pringgodani dipimpin Gatot Kaca seharusnya dialah  (Brojodento) yang berkuasa di sana.  Nah siapa Sangkuni itu, untungnya dulu pernah nonton wayang orang meskipun tidak ngerti bahasa Jawa tapi ada naskahnya. Untuk tahu siapa Sangkuni bisa di lihat di sini.   Jadinya, Sedikit nyambunglah waktu nonton Gatot Kaca ini. 

Lanjut ceritanya, karena hasutan dari Sangkuni ini terjadilah perang antara Brojodento dan Gatot Kaca. Ketika akan berperang itu Arimbi tidak mengijinkannya dengan alasan dia belum siap menghadapi pamannya. Tapi Arimbi diingatkan bahwa putranya bukanlah miliknya tapi titipan para dewa. Ibarat anak panah dan Arimbi busurnya. Kalau anak panah tidak dilepaskan maka dia tidak ada gunanya. Arimbi harus jadi busur yang tegar agar dia bisa pergi jauh dan lurus. Akhirnya dia pun melepas Gatot Kaca untuk berperang melawan pamannya dan meminta Brajamusti untuk melindunginya.

Pada waktu perang itu gatot kaca kalah tapi dia diselamatkan oleh Brajamusti yang juga masih pamannya atau adik Arimbi. Brajamusti mengingatkan Gatot Kaca bahwa menjadi raja tidak cukup dengan keperkasaan/kekuatan saja dan seorang raja artinya tidak boleh sombong. Menyadari kealpaannya Gatot kaca akhirnya mengakuinya dan meminta maaf. Akhirnya Brajamusti pun memberikan kekuatannya pada Gatot Kaca agar bisa bertarung melawan Pamannya.

Singkat cerita Gatot Kaca bertarung lagi dengan pamannya dan kali ini dia dapat menang. Akhir pertarungan ini Brojodento pun mendukung Gatot Kaca jadi raja dan bersih dari hasutan Sangkuni.


Seperti itulah kira-kira teman ceritanya. Maaf kalau  ada yang tidak berurutan. Oh ya, selama nunggu giliran itu saya lihat disekeliling. Ternyata kita bisa dapat souvenir seperti note kecil dan pulpen, asalkan kita ngelike fanpagenya di FB atau twitter. Saya pun akhirnya ikuti kata petugas itu. Setelah log in dikasih nametag seperti ini:

Kartu ajaib
Nah, kartu ini nanti bisa digunakan untuk identifikasi kalau kita mau foto dan nanti fotonya akan langsung diupload ke FB dan twitter kita. Tentu setelah kita log in dulu. Dan Ini foto Boothnya:

Foto Boothnya
Dan nanti kira-kira seperti ini prosesnya:

Kita Mentag sendiri
Yup, jadi, kalau kita sudah di foto dan disave lalu kita bisa mentag sendiri fotonya. Langsug terupload di FB ya.

Setelah berfoto itu saya pun dikasih Note tapi sayang pulpennya tidak, karena harus memilih satu diantara dua.
Salah satu souvenir

Dan tidak hanya itu saja kita juga bisa berfoto dan memberikan tanda tangan seperti berikut:

Foto dulu yuk
Dan,

Gambar yang unik
Ada lagi seperti ini:
Ayoh ada yang bisa menebak kira-kira pelakunya siapa ya?


Foto selebihnya akan saya upload di FB.
Dibalik tontonan yang seru itu ada sebuah kisah yang membuat geli saya.  Waktu sedang tunggu itu, di depan kursi saya duduk seorang perempuan muda masih seperti anak-anak kalau saya lihatnya
hehee..
"Mbak gak nonton?"
"Nggak". sambil menggelengkan kepala.
"Oh, jadi hanya ibunya saja yang nonton ya, kenapa tidak ikut nonton?"
"Enggak", jawabnya

Entahlah apa benar dia tidak mau ikut nonton. Tapi menurut saya kalau sudah jauh-jauh datang ke tempat itu pastilah semua orang juga mau nonton apalagi kalau dibelikan tiket gratisan. Masalahnya adalah yang punya uang mau tidak ngajak dia untuk nonton.
Nah, kenapa saya tidak ajak dia nonton?
Oh, masalahnya dia sedang bekerja. Saya tidak bisa berbuat seenaknya. Siapa pula yang menggaji dia.  Bisa  repot nanti urusannya :)
Lihat saja foto dibawah ini, dia lagi jagain kereta bayi :)

Kenapa tidak ikut nonton saja ya
Ya, seperti itulah kira-kiranya. Sebelum saya tutup ada satu hal lagi yang ingin saya share. Pertunjukkan sudah okey, tapi mengapa itu pengunjung tidak semuanya diberikan "buku panduan". Kok yang diberi hanya VIP saja. Padahal kalau saya nonton hal serupa di GKJ atau TIM panitia selalu memberikan buku panduan atau  buku yang berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan pertunjukan dan itu diberikan dengan tidak memandang berapa harga tiket yang kita beli.
Soalnya buku panduan itu penting. Tadi saja, saya mendengar orang mengatakan tidak mengerti ceritanya. Saya rasa bukan hanya cerita saja tapi hal-hal lainnya juga  termasuk tokoh-tokohnya itu mereka belum mengenalnya termasuk saya juga.

Meskipun begitu saya berikan penghargaan yang sebesar-besarnya untuk Tim Gatotkaca Jadi Raja.  Karena mereka berupaya menjaga sejarah dan budaya bangsa agar tetap hidup dan makin dicintai generasi mudanya :)



Wednesday, February 1, 2012

Taman Sari Gua Sunyaragi Tamannya Keraton Cirebon

Baiklah teman-teman saya mau lanjutin sisa cerita waktu Melancong bareng Abah Alwi dan Republika ke Cirebon. Pokoknya masih ada kurang lebih dua cerita lagi (termasuk yang ini) yang akan saya share.  Terpotong memang dengan postingan sebelumnya (Melancong ke Istana Cipanas, Bogor dan Kampung Arab). Akh yang terpenting ceritanya dituntaskan ya.

Nah waktu itu, setelah melancong ke Keraton Kasepuhan kita lanjut ke Taman Sari Gua Sunyaragi. Pertama kali mendengarnya aneh, sebuah "Gua" gitu di benak saya.  Sesampainya di lokasi, jalan masuknya pun kecil tapi setelah ke belakang tempatnya luas dan Oh terkejut saya dibuatnya ternyata di Cirebon itu ada cagar budaya yang tidak pernah saya tahu sebelumnya.


Plang
Nah, Plang ini bisa kita lihat ketika memasuki kompleks Gua Sunyaragi. Seperti apa sih persisnya Taman Sari Gua Sunyaragi?
Kita bisa melihatnya melalui Gambar-gambar  berikut ini.

Bagian Taman yang mengarah ke jalan
Lalu,

Ada Gua-Gua dari Batu Karang
Lalu,

Ada patung gajah
Lalu,

Ada tempat seperti ini
Nah, bagian sebagaimana tampak itu dulu dibawahnya adalah danau. Jadi terlihat mengambang. Namun sekarang kering dand berumput.
 
Ada Gua-Gua

Ya, kalau menurut guide kami sih katanya Taman Sari Gua Sunyaragi ini terbagi dua. Ada bagian yang dibangun pada tahun 1536 dan itu bahannya dari Batu karang lalu pada bagian yang lain dibuat sekitar tahun 1700. Jadi sudah berusia kurang lebih 200 tahun. Dan kalau kita lihat, gaya pada bebatuan itu ada yang bermotif mega mendung dan juga ada patung gajah yang berarti ada pengaruh budaya hindu. Dan Taman Sari Gua Sunyaragi ini dulunya merupakan Taman Keraton dan salah satu fungsinya biasanya dipakai untuk meditasi Raja atau bahasa gaulnya tempat nongkrong raja ya :)


Kalau melihat bebatuan itu, terlintas dibenak saya sepertinya tempat ini bagus juga untuk foto prewedding.Ya, barangkali teman-teman berminat, jadi saya share infonya.
Ah saya baru tahu di Cirebon itu ada spot seperti itu.

Bagaimana dengan teman-teman, sudahkah pergi ke Taman Sari Gua Sunyaragi? 

Monday, January 30, 2012

Ke Istana Cipanas, Bogor dan Kampung Arab, Tidak Penasaran Lagi

Yup, kalau dilihat dari judul blog ini panjang betul ya. Tapi memang kondisi itulah yang rupa-rupanya mewakili suara hati ini. Ada apa sih dengan Rasa Penasaran itu?Oh  Itu maksudnya saya puas dengan Acara Melancong bareng Abah Alwi dan Republika ke Istana Cipanas, Istana Bogor dan Kampung Arab. 
Kapan lagi ya bisa masuk ke Istana Kepresidenan dan berfoto di sana sambil napak tilas perjalanan sejarah bangsa.
Baiklah akan saya uraikan saja per kunjungan ya.

ISTANA CIPANAS
Rombongan Abah Alwi dan Republika berangkat ke Puncak atau menuju Istana Cipanas sekitar jam 7 AM lebih. Dan tumben waktu saya perhatikan jam karetnya tidak sampai jam 8 AM  kita pun segera berangkat. Sepertinya  mereka memang ingin menghindari kemacetan dan segera sampai tempat tujuan. Menempuh perjalanan Jakarta-Puncak yang berkabut memang harus hati-hati dan banyak sabar. Selain itu, jalanan sempit, macet juga.

Sekitar jam 10an kita sampai di Istana Cipanas disambut dengan Hujan. Untungnya panitia sebelum berangkat membagikan dulu payung berwarna hitam bergambar Abah Alwi dan Tulisan Republika. Seperti inilah payungnya:

Payung yang diciptakan dengan konsep tentunya :)

Rombongan yang berangkat ke Istana Cipanas sebanyak 3 bus. Kita pun masuk ke dalam Kompleks Istana Cipanas per rombongan. Menurut Guide kami Pak Maman dari Istana Kepresidenan (Istana Cipanas) mengatakan bahwa Luas Istana Cipanas itu 26 hektar. 10 hektar digunakan untuk bangunan, taman, dan 16 hektar ke belakangnya itu digunakan untuk hutan lindung. Pada bagian belakang juga terdapat rumah dinas untuk pekerja di Istana Cipanas.

Bangunan pertama kita lihat bernama Gedung Suryalaya. Merupakan Gedung utama.

Diluar diperbolehkan memotret
Nah, sebelum masuk Guide kami, Pak Maman memberikan dulu arahan. Ia mengatakan bahwa Istana Cipanas itu merupakan istana tertua. "Dari semua Istana Kepresidenan yang ada di Indonesia, Istana Cipanas merupakan Istana yang paling tua, dan sudah berumur 272 tahun", tutur Pak Maman.

Dengan penuh semangat sang Guide  memberikan penjelasan kepada rombongan


Istana Cipanas dibangun pada tahun 1740 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron Van Imholf. Dia meninggal pada tahun 1750 di Istana Cipanas.

Pada masa Belanda, Istana Cipanas digunakan sebagai tempat peristirahatan Gubernur Jenderal Belanda dan belum dijadikan sebagai istana. Pada masa penjajahan Jepang, Istana Cipanas dipakai untuk transit. Setelah Indonesia merdeka, baru dijadikan Istana Kepresidenan. Sementara Gedung Suryalaya ini bergaya Eropa dan budaya setempat.

Di dalam Gedung Suryalaya ini tersimpan peninggalan Belanda seperti Lampu Kristal dari Ceko yang usianya mencapai ratusan tahun. Karpet dari Turki yang usianya 62 tahun (didatangkan pada tahun 1950). Ada Meja dan Kursi ukiran Jepara. Terdapat pula ruang bawah tanah. Berdasarkan keterangan dari Guide kami, Pak Maman mengatakan bahwa dahulu ruangan itu dipakai untuk memenjarakan Orang Indonesia yang ditangkap Belanda dan hanya satu meter dalamnya, tidak ada ventilasi dan cahaya. Banyak Orang Indonesia yang meninggal di sana. Tapi sekarang ini ruangan bawah tanah itu diapakai sebagai gudangn pecah belah, sudah ada ventilasi dan lampu.
Oh ya, di sini juga terdapat ruang sidang. Pada tahun 1965 ada sebuah ruangan yang dipakai sidang kabinet pada masa Bung Karno. Sidang itu menghasilkan keputusan uang seribu menjadi satu rupiah atau  kebijakan sanering. Demikian yang dijelaskan sang guide.

Di dalam gedung Suryalaya ini pengunjung tidak diperbolehkan untuk memotret. Tapi di luar dari Gedung ini diperbolehkan. Makanya saya tidak bisa memotretnya.
Selain itu, di dalam gedung ini terdapat pula peninggalan lukisan. Ada satu lukisan yang menarik kami pengunjung. Yaitu lukisan yang berjudul : Jalan Di Tepi Sawah atau terkenal dengan Lukisan Jalan Seribu Pandang. Nah, mengapa dikatakan demikian? karena dari angle manapun kita memandangnya jalan yang ada dilukisan itu tetap lurus atau mengikuti gerak tubuh kita :)
Kata Pak Maman, itu kebetulan saja. Lukisan itu sebagai hadiah ulang tahun untuk Presiden Soekarno ke 57 dari Sang pelukis, Sujono.

Di Istana Cipanas ini terdapat peninggalan lukisan sebanyak 240 lebih.

Keluar dari dalam Gedung Suryalaya ini kita dapat memotret kembali. Dan inilah bagian belakang Gedung.

Gedung Suryalaya Bagian Belakang

Teman-teman ingin tahu tidak, mengapa istana ini disebut Istana Cipanas?
Ya Karena  di sini terdapat sumber air panas. Sumber air panas ini berasal dari Kawah Gunung Gede. Dan panasnya pun stabil kata Pak Maman.
Rombongan pun langsung melihat sumber air panas itu. Dikira saya sumber air panas itu di tempat terbuka, ternyata tempatnya di dalam bangunan. Seperti ini:

Sumber Air Panas di Kompleks Istana Cipanas

Yup, sumber air panas ini juga dibuat dalam bentuk bak-bak mandi.
Setelah merasakan hangatnya sumber air panas ini kita lalu melihat bangunan Bentol.

Bangunan Bentol

Yup, katanya sih Bentol ini dulu digunakan oleh Bung Karno sebagai tempat meditasi dan menulis teks pidato. Hm, kalau seperti itu berati ada persamaannya Soekarno dan saya ya. Sama-sama menyukai ketenangan dan butuh tempat khusus untuk melahirkan suatu konsep atau ide yang cemerlang :)
Mengapa dibilang Bentol? Ya coba lihat gambar itu. Dinding dan lantainya nampak seperti bentol-bentol. Oleh karenanya dibilang Bentol.

Baca untuk keterangan selebihnya

Dari Bentol kita bisa melihat koleksi tanaman hias dan tanamah herbal.
Tanaman Hias

dan
Ada Taman herbal

Tapi sayang tidak memotret tanamannya secara lengkap. Maklum lagi hujan jadi tidak fokus :)

Kageli
Pohon yang bernama Kageli ini menarik perhatian banyak orang. Tapi sayang katanya belum ada penelitian sampai sekarang apa buah ini bisa dimakan atau tidak. Yang jelas secara fisik buah ini bentuknya seperti buah asam.

Nah, setelah dari sini kita melihat video, tapi di skip. Sebenarnya pernah lihat videonya sewaktu berkunjung ke Istana Negara.

Rapih dengan kunjungan di Istana Cipanas kita lanjut ke Istana Bogor.

ISTANA BOGOR
Menuju ke Istana Bogor inilah kita terjebak macet. Saya juga heran padahal sudah sewa Vorijder tapi masih saja terjebak macet dan yang paling parah adalah harus menahan pipis. Setelah tidak kuat lagi menahan dan diperkirakan masih akan ada dalam kemacetan untuk jangka waktu yang lama maka kami pun turun untuk mencari toilet.
Setelah kurang lebih dua jam berada dalam kemacetan kita pun akhirnya bisa lanjut untuk makan siang dulu. Selesai itu lanjut ke Istana Bogor. Sayang memang, datang ke Istana Bogor sudah sore ada sekitar jam 5PM. Itu karena kita lama terjebak macet di Puncak yang lalu lintasnya dibuka tutup dan juga Vorijder yang tidak maksimal. Ditambah dengan makan dan sholat otomatis waktu pun mundur.

Tapi untungnya meskipun sudah overtime alias sudah melebihi waktu kunjungan mereka masih menerima kami. Kami disambut baik oleh Kasubag (lupa lagi) dari pihak Istana Bogor.

Guide kami di Istana Bogor

Guide kami di Istana Bogor ini sudah lama kerja di sana dan memang orang tuanya pun kerja di Istana Juga. Jadi, hapal lah tentang Istana Bogor ini. Menurut keterangannya Istana Bogor dibangun pada tahun 1745. Kepala Istana Bogor yang pertama bernama Beher berasal dari Swiss.

Rombongan pun langsung masuk ke Gedung Induk. Kami dihimbau untuk tidak memotret. Tapi ya hampir kami semuanya bandel. Kita curi-curi kesempatan untuk memotet sebisa-bisanya. Oh ya saya berhasil memotret cermin ini meskipun blurr hasilnya.

Cermin Seribu Bayangan

Setahu saya di ruangan ini ada dua buah cermin di kiri dan kanan. Tapi ketika kita bercermin pada salah satunya maka bayangan kita akan tampak banyak sekali. Maka dari itu dibilang Cermin seribu bayangan.

Di gedung utama ini juga sebenarnya terdapat banyak koleksi lukisan. Ada salah satu lukisan termahal yang bertemakan perjamuan. Lukisannya besar tapi sayang saya tidak berhasil untuk jahil dan memotretnya :)
Tapi saya berhasil memotret ruang perjamuan ini:



Ruang Perjamuan
Di atas ruang perjamuan ini terdapat balkon. Katanya sih dulu dipakai untuk melihat pertunjukan.

Dari bagian dalam kita menuju ke bagian luar dan ada sebuah patung.

Denok

Denok, itulah nama patungnya. Menurut Guide kami, Denok adalah sosok perempuan pribumi dan masih muda berusia 16 tahun.

Nah ini Patung yang punya cerita khusus.

Patung Spesial


Menurut Sang Guide, waktu itu Presiden Soekarno berkunjung ke negara sahabat, Yugoslavia. Trend yang ada waktu itu kalau ada tamu negara suka dijamu dengan memakai kendaraan Open Cab. Bung Karno waktu itu semobil dengan Presiden Joseph Broz Tito, berkeliling-keliling Ibu Kota. Di depan hotel International di Beograd, Bung Karno melihat patung ini. "Mr. Presiden anda punya mata yang bagus saya suka",  ujar sang Guide mencontohkan Perkataan Bung Karno kepada Joseph Broz tito.
Pendek cerita ketika Bung Karno pulang patung ini dikirim dengan helikopter. Dan katanya kalau kita mendengar Bung Karno mendapatkan kiriman helikopter dari Tito, ya isinya adalah patung ini. "Hebat Presidennya hanya menunjukkan saya suka lalu dikirim", ujar sang guide.

Tak heran kalau Bung Karno selera seninya tinggi. Lihat saja patung-patung itu. Selain itu, kata Sang Guide di Kompleks Istana Bogor itu ada museum tempat lukisan telanjang. Tapi ya tertutup tidak terbuka untuk umum.

Satu hal lagi, katanya Istana Bogor adalah tempat di mana Supersemar dibuat dan ditandatangani oleh Bung Karno (tepatnya di Paviliun dua). Orang yang mengetiknya adalah Sabur. Katanya pada waktu itu Bung Karno sempat ragu untuk menandatanganinya dan diketik sampai tiga kali. Naskah Supersemar dibawa oleh Amir Mahmud ke Jakarta.

Sekarang Lanjut ceritanya. Setelah berkunjung ke Istana Cipanas dan Bogor. Kita Lanjut ke Kampung Empang.

KAMPUNG EMPANG/KAMPUNG ARAB
Sebenarnya kampung yang kami kunjungi ini namanya Kampung Empang. Diberi nama tersebut karena memang dulu banyak empangnya. Sekarang namanya dikenal dengan Kampung Arab. Menurut keterangan dari Al-Habib Abdullah Al Husein Al-Atthas yang menerima kunjungan kami disebut kampung arab karenan mayoritas 85% didiami oleh keturunan arab.

Rombongan Abah Alwi Diterima Al-Habib
Yup, menurut keterangan Al-Habib dikatakan bahwa kegiatan yang diselenggarakan di Kampung Arab ini bersifat ibadah. Seperti pengajian dan juga silaturahmi. Sementara untuk pelaksanaan Maulid mereka melakukannya selama dua hari lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya.


Kita juga dijamu Kopi Jahe:

Kopi Jahe


Kopi Jahe tentunya kopi yang diberi Jahe. Rasanya Khas jahe, rasa kopinya tenggelam. Tapi kok agak pahit gitu ya, atau cuma perasaanku saja ya... Tapi rupanya saya sudah bisa minum itu. Ingin tahu, siapa ya yang punya ide itu.


Seperti itulah kira-kira teman-teman cerita Melancong bareng Abah Alwi dan Republika.  Ada beberapa Point yang saya perhatikannn dari Melancong kali ini:
  1. Ongkos naik dari 350 IDR Rupiah menjadi 400 IDR.
  2. Pemberitahuan SMS larut malam. Itu pun sesudah saya kirim sms menanyakan perihal kepastian berangkat hari Minggu.
  3. Vorijdjer yang disewa tidak berfungsi optimal. Karena yang saya lihat itu hanya sebuah mobil. Jadi tetap saja terjebak macet. Oleh karena itu, perlu diperhatikan juga Vorijder Sepeda motor. 
  4. Nomor Kursi duduk tidak semuanya diberi nomor. 
  5. Perlu dikoordinir atau perlu berhenti di Pom besin misalnya, untuk jaga-jaga apabila ada rombongan yang perlu ke Toilet.
  6. Selebihnya sudah bagus. 
Semoga bulan depan bisa ikut lagi ya... Yuk.