Search This Blog

Wednesday, January 16, 2013

Travel Photography Book dari Lonely Planet

Wow jadi konsumtif deh nih gara-gara punya credit card. Hahahaha... tapi selama apa yang dibeli itu bermanfaat, okelah. Kemarin, tepatnya hari Kamis, 10 Januari 2013, saya beli Buku online. Itu Bukunya tentang Travel Photography gitu deh. Nah, pesan hari Kamis, datangnya hari Selasa. Jadi, 5 hari ya.

Nampak Luar
Dikarenakan dikirimnya lewat Fedex tentu saja kena charge. Jatuhnya ya mahal. Kenapa Sih tidak beli di sini saja? Di Gramedia misalnya.  Jawabannya karena saya tidak googling di gramediaonline.com. Tapi setelah itu, saya tanya teman, katanya ada di Gramedia juga.

Waktu saya googling kembali ada sih tapi kebanyakan kosong, dengan kata lain masih add to wish list. Tapi pastinya ada di toko buku yang lain. Hanya karena malas carinya, ya cukuplah beli langsung lewat online dari lonelyplanet.com nya langsung.

Ini Bukunya
Awalnya sih was-was beli online produk luar. Tapi ya, sekalian coba saja. Ini khan pertama kalinya beli produk luar online. Pembelanjaan online ini untuk dijadikan referensi ke depannya begitu.

Sayangnya waktu paketnya sudah sampai barangnya lecet-lecet yak. Meskipun itu paketnya di dalamnya sudah dikemas sedemikian rapih. Tapi tetap saja kena lecet. Sepertinya kurang memberikan note di paketnya itu, misalnya seperti "Fragile" :)

Terus apa sih intinya dari postingan kali ini?
Ya, intinya Demi Hobi, kita bisa berkorban berapa pun nilainya. Heheheehhee... Semoga bermanfaat bukunya. 
 

Saturday, January 5, 2013

Bali dalam Tiga Kali Kunjungan

Pagi teman-teman ...
Sharing kali ini adalah tentang cerita Kunjungan ke Bali. Bulan Desember 2012 sih kunjungannya tapi blognya baru sekarang. Mulai saja yuk ceritanya.

Kunjungan Pertama
Bulan Desember yang lalu itu, saya ke Bali sebanyak tiga kali kunjungan.Kunjungan Pertama itu pada tangggal 11-13 Desember 2012 dalam rangka Dinas dari kantor ikut Bimtek bersama Komisi Informasi Pusat.  Nah, acaranya ternyata dipadatkan pada hari pertama dan kedua. Review dan Penutupan dilakukan pada hari kedua sampai malam hari. Hari ketiga bebas. Jadi saya berkeliling-keliling Balilah dengan charter Taxi. Disitulah gunanya ada Taxi, pergi sendiri tak jadi masalah karena didukung akomodasi yang mudah.

Sebelum cerita acara keliling Bali pada hari ketiga, saya ada cerita lain. Nah, bulan di Desember lalu itu khan ada tanggal yang special yakni, 12-12-2012. Ingin tahu apa hal spesifik yang saya lakukan tentunya selain ikut Bimtek?

Ya, jawabannya adalah pada tanggal 12-12-2012 itu memang saya ada di Bali ikut Bimtek dan hal yang spesifik atau khusus dilakukan di sana adalah menikmati tari kecak untuk pertama kalinya di daerah asalnya. Tempat pertunjukkannya sendiri di Stage Uma Dewi, Denpasar. Saya menikmati tari kecak itu bersama teman sekamar Mbak Irma, dari Kemenkeu. Kebetulan waktu pertunjukkannya itu sewaktu break acara dari sore sampai malam. Tadinya mau ke Pantai Kuta, tapi Mbak Irma bilang pantai dimana-mana ada dan tetap bentuknya seperti itu. Jadilah kita nonton Kecak.

Bersama Mbak Irma
Dan inilah pertunjukkannya:
Tari Kecak
Nah, tari kecak ini tidak diiringi dengan alat musik atau gamelan apapun. Tetapi diiringi paduan suara pria. Berapa jumlahnya? kemarin tidak sempat menghitung tapi kalau dilihat dari foto di atas tidak mencapai 100 orang ya. Mungkin karena indoor ya.

Pada tahun 1930-an mulai disisipkan cerita  Epos Ramayana ke dalam Tari kecak. Secara singkat ceritanya seperti ini:

Karena akal Jahat Dewi Kekayi (ibu tiri) Sri Rama, Putra mahkota yang syah dari kerajaan Ayodya, diasingkan dari istana ayahandanya Sang Prabu Dasarata. Sri Rama pun pergi ke hutan Dandaka ditemani oleh adik laki-lakinya dan isrinya yang setia. Pada saat mereka berada di hutan, keberadaannya diketahui oleh Prabu Dasamuka (Rahwana) seorang raja yang lalim. Rahwana pun terpikat oleh kecantikan Dewi Sita (istri Sri Rama). Ia lalu membuat upaya untuk menculik Sita, dan ia dibantu patihnya, Marica. Dengan kesaktiannya, raksasa Marica menjelma menjadi seekor kijang emas yang cantik dan lincah. Padan akhirnya Sita dapat dipisahkan dari Rama dan Laksamana. Rahwana lalu menggunakan kesempatan ini untuk menculik Dewi Sita dan membawanya kabur dari Alengka Pura. Dengan tipuan ini maka Rama dan Laksamana berusaha menolong Sita dari cengkraman raja yang kejam itu. Atas bantuan bala tentara kera dibawah panglima Sugriwa maka mereka berhasil mengalahkan bala raksasa Rahwana yang dipimpin  oleh Meganada, putranya sendiri. Akhirnya Rama berhasil merebut kembali istrinya dengan selamat.

Seperti itu cerita singkatnya. Pertunjukkannya sendiri terbagi ke dalam beberapa adegan ya. Lalu ada tarian Sanghyang Dedari dan juga Tarian Sanghyang Jaran di akhir.

Nah, Tari Sanghyang Dedari ini dibawakan oleh dua orang gadis mungil di bawah umur, karena keperawanan berarti kesucian. Sanghyang sendiri artinya "Suci" sementara Dedari artinya Malaikat. Tari Sanghyang Dedari ini dipertunjukkan untuk mengusir roh-roh jahat yang mengganggu penduduk desa dalam wujud wabah atau kematian.
Dua orang gadis kecil menarikan Tari Sanghyang Dedari
 Lucu banget deh, lihat dua orang gadis yang mungil itu... saya pun berfoto bersama ..

Bersama Penari Kecak
Sementara Tari Sanghyang Jaran itu, ditarikan oleh seorang laki-laki kesurupan, yang berjingkrak-jingkrak seperti tingkah laku seekor kuda. Ia menari di atas bara api terbuat dari sabut kelapa.

Itu tadi kegiatan di tanggal 12 Desember 2013. Lanjut sekarang ke tanggal 13 Desember 2012. Hari itu saya pulangnya jam 7 malam. Jadi berkesempatan keliling Bali dulu seharian. Seharian itu charter  taxi habis Rp. 350.000,-  itu rutenya dari Jogger sampai Uluwatu. Pokoknya kalau ke Bali diusahakan untuk ke Jogger.
Habis dari Jogger saya lanjut ke GWK, Garuda Wastu Kencana. Masuk ke GWK bayar Rp. 30.000, ya ...

Patung  Dewa Wisnu

Dewa Wisnu ini katanya merupakan ilustrasi tentang manifestasi kemahaagungan Tuhan ketika memelihara dan merawat ciptaannya. Dewa Wisnu adalah pemilik Amerta yang berwujud air sebagai sumber kesuburan yang terkait erat dengan kemakmurandan kehidupan jagat raya dengan segala isinya.

Pas sampai di GWK tidak terlalu ramai, mungkin karena bukan bulan liburan. Jadi ya agak sepi.

Patung Burung Garuda
Arah ke belakang dari Plaza Wisnu ini kita  dapat melihat Paza Garuda. Di sini terdapat patung burung Garuda. Figur burung Garuda sebagai kendaraan Wisnu ditafsirkan sebagai simbol kesetiaan dan pengabdian yang disertai pengorbanan tulus kepada sang penguasa. Juga sebagai kebebasan dan kemerdekaan berimprovisasi, berkreasi dan apresiasi dalam berbudaya khususnya dalam aktivitas berkesenian serta simbol pembebasan dari bentuk-bentuk pembelengguan dan perampasan hak-hak azasi. Seperti itu ceritanya.

Dan, di GWK ini ada sebuah Teater dan ada dipertunjukkan salah satunya tarian Barong. Seperti ini Jadwalnya.
Jadwal Barong Dance 

Kalau kita ingin nonton Tari Barong, tinggal masuk saja ke dalam teater di sesuaikan dengan jadwal. Free kok, gak bayar lagi.
Tarian Barong
Dan setiap pertunjukan tarian itu ada dancenya yang lain..
Penari Bali
Sayang teman-teman, saya tidak bisa menjelaskan tentang Barong Dance ini karena tidak diberi brosur. Saya sih cari-cari, tapi tidak ada. Jadi lewat blog ini saya menghimbau pengurus daripada Garuda Wisnu Kencana (GWK) untuk membuat brosur yang menjelaskan tentang pertunjukkan yang ada. Sehingga para penonton bukan saja enjoy menonton dan mengambil foto, tapi juga mengerti apa cerita dibalik tarian tersebut. Terima kasih.

Dari GWK, saya lanjut ke Uluwatu. Nah satu hal yang perlu diingat teman-teman, kalau kita ingin berkeliling, agar bisa mengunjungi banyak tempat maka harus searah lokasinya. Saya khan arahnya menuju Bandara. Jadi memang dari Jogger - GWK - Uluwatu - Bandara, itu sudah searah.

Nah, masuk ke Ulluwatu itu kita bayar retribusi lagi sebesar Rp. 15.000,-

Uluwatu

Apa sih yang dapat kita nikmat di Uluwatu?
Di Uluwatu itu kita dapat menikmati Indahnya biru air laut, tebing dan melihat Pura. Ya, Uluwatu itu sebenarnya ada sebuah Pura yang letaknya di pinggir. Bagus deh pemandangannya. Hebat yang pilih lokasi. Oh ya, banyak juga monyet di sana.

Dari Uluwatu lanjut deh ke Bandara, tapi sebelum sampai bandara kita bisa melihat pantai Padang-Padang. Meski tidak turun, kita dapat melihatnya dari atas jalan.

Pantai Padang-Padang

Demikian tadi kunjungan saya ke beberapa lokasi pada term atau kunjungan pertama.

Kunjungan Kedua
Kunjungan kedua ini sebenarnya transit saja dalam rangka jelajah ke Flores. Dari Jakarta berangkat tanggal 21 Desember 2012, malam. Sementara pesawat dari Bali ke Labuan Bajo itu jam satu siang, tanggal 22 Desember. Otomatis harus transit dan nginap dulu di Bali.

Saya nginep di hotel yang bergaya Surfing.
Sebuah hotel di Bali
Tanggal 22 Desember  Pagi itu, sehabis sarapan di Hotel, saya langsung menuju lokasi Monumen Tragedi Kemanusiaan alias Monumen Peringatan Bom Bali, 12 Oktober 2002.
Monumen Tragedi Kemanusiaan
Monumen ini letaknya di Legian. Dekat kok dari hotel tempat saya nginap. Sayang nampak tidak terawat, Kusam kelihatannya. Pas ke sana ada petugasnya yang lagi bersih-bersih.

Lanjut, dari Monumen saya lanjut ke Tanah Lot. Masuk Tanah Lot harus bayar retribusi lagi sebesar Rp. 10.000, dan parkir mobil Rp. 5000,-
Tanah Lot
 Masih pagi waktu sampai di Tanah Lot. Namanya juga sedang bersemangat bangun pagi. Di sini saya coba mencicipi air suci. Di bawah Pura itu, ada sumber mata air tawar ya. Entah lah bagaimana cerita jelasnya itu.

Coba Air Tawar di bawah Pura Tanah Lot
Kukira gratis ya, ternyata eh ternyata, tidak. Maksudnya kita diminta suka relanya untuk menyumbang. Jadi, sehabis kita mencoba air itu, orang Balinya lalu menyelipkan bungan dan mendoakan kita gitu. Lalu kita diminta kerelaannya untuk menyumbang.

Didoakan

Ini nih nama sumber mata airnya ...
Sumber Mata Air Tawar
Setelah mencicipi air tawar yang ada di bawah Pura tanah Lot itu, lalu saya lihat ular. tapi tidak bergerak ularnya.

Holy Snake

Di Tanah Lot itu, selain kita dapat menikmati pantainya, melihat pura, air suci dan ular, kita juga bisa ambil foto atau melihat orang Bali bersembahyang di pura itu. Waktu yang lalu itu tidak banyak sih saya lihat yang bersembahyang. Mungkin karena tidak ada acara juga ya. Nih, hanya beberapa orang saja terlihat mau sembahyang.
Mau sembahyang atau Ibadah
Demikianlah kunjungan kedua saya ke Bali.

Kunjungan Ketiga

 Kunjungan ketiga ke Bali terjadi pada tanggal 28 Desember 2012. Itu pun karena transit dari Maumere ke Jakarta. Dari Maumere ke Denpasar, tiba pagi hari, sementara penerbangan dari Denpasar ke Jakarta malam. Jadinya punya seharian  waktu senggang. Kesempatan ini saya pergunakan untuk melihat Air Terjun GitGit di Buleleng. Seperti biasanya, kalau jalan-jalan sendiri mengandalkan taxi. Ke Buleleng dari Denpasar Pulang Pergi menghabiskan waktu sekitar tiga jam. Itu belum kalau kita berhenti di suatu tempat.
Ongkos taxinya bisa argo atau borongan. Kalau Argo Mahal, kalau borongan bisa Rp. 500.000 per delapan jam.

Waktu itu hujan, tapi alhamdulilah pas sampai sudah reda, maksudnya rintik-rintik. Jadi bisalah jalan.
Air terjun Gitgit ini ternyata ada tiga buah. Yang twin, single dan satu lagi single paling bawah.

Air Terjun GitGit ke bawah
 Dan ini air terjun twinnya ..
Air Terjun Twin Gitgit
Dan ini dia Air terjun singlenya.
Air terjun Gitgit Single
Sayangnya masuk ke area air terjun ini bayarnya mahal sekali. Masa ditagih Rp. 150.000,- waktu itu sih karena sewa payung dan ditemenin guidenya. Petugasnya bilang uang itu akan digunakan untuk perbaikan jalan. Ya, muda-mudahan saja, nanti pas saya balik lagi jalannya sudah lebih bagus dari yang sekarang.

Demikian seluruh cerita kunjungan saya ke Bali di bulan Desember 2012.

Wednesday, January 2, 2013

Sertifikatnya Sudah Diterima

Hari ini hari pertama masuk kantor lagi setelah ambil cuti tahunan dan menikmati cuti bersama. Pas masuk kantor lagi pas bagian piket. Alhasil duduklah seharian ini diatas. Tidak banyak tamu yang datang berkunjung hari ini. Kemungkinan karena ini hari pertama masuk kantor. Tapi meskipun begitu ya dinikmati saja. Lagipula ini piket pertamaku yang dijalani secara serius. Biasanya khan rada malas dengan tugas protokol itu. Tapi katanya Mbak Linda hari ini aku bersemangat sekali. Hehehehe......

Itu cerita pertama, cerita yang kedua, kami seruangan dan teman-teman dari deputi bidang pembiayaan ditraktir makan di Cairo (kambing bakar) sama Pak Eko. Pak Eko dulu adalah bos kami, sebelum pindah ke Pembiayaan. Terima kasih ya pak traktirannya. Boss yang penuh perhatian kepada semua anak buahnya dan sampai sekarang pun masih ada kepedulian kepada kami.

Lalu cerita yang terakhir, ini nih yang kutunggu-tunggu. Sertifikatku sewaktu aku menghadiri seminar bersama Canon telah dikirim. Aku pertama kali menemukannya di rak buku mejaku. Terima kasih teman-teman telah menyimpannya untukku.

Bersama ini juga disampaikan terima kasih untuk Mbaknya dari Data Scrip, yang telah berkomitmen atau telah memenuhi janjinya untuk mengirimkan sertifikatnya. Terima kasih.

Thursday, December 20, 2012

Produk Terbaru Canon EOS 4K

Postingan ini seharusnya keluar tanggal 15 Desember 2012 malam paling cepat. Ketika acara seminarnya sudah selesai.  Tetapi berhubung sesuatu hal jadinya baru keluar sekarang.
Pada  kali ini saya sebagai seorang blogger,  hehehehe, mau bantu Canon atau PT. Data Scrip Promosi produk barunya. Itu lho produk baru yang baru keluar dan dipromosikan melalui seminar Sinematografi  "Film Making With Canon Cinema EOS 4K System" di XXI Epicentrum, pada hari Sabtu tanggal 15 Desember yang lalu. Pada saat yang bersamaan juga kotak kaca mata saya hilang.

Okey, PT. Data Script, mereka mendatangkan dua orang Penata Kamera Kelas Dunia Shane Hurlburt dan Po Chan dan ada satu orang lagi dari Jepang namanya Yoshinari Onda . Saya sih kurang memperhatikan bidang tersebut, jadi maaf ya kurang tahu.
Ini orangnya:

Penata Kamera
Oh ya, kalau teman-teman jeli, ternyata Shane sama Po Chan itu adalah Writer-director  dan world-renowned cinematographer Film The Ticket. Sudah pernah nonton Filmnya? Saya belum pernah, tapi pas nonton tayangannya sekilas di Seminar itu jadi ingin nonton. Sedih ya filmnya tentang Love story.

Tapi sudahlah, mari kita lihat produk baru apa yang dikeluarkan oleh Canon. Ini dia produk barunya.

Kamera terbaru cari Canon
Inilah 4 (empat) Kamera baru yang dikeluarkan oleh Canon: EOS C500, EOS-1DC, EOS C100, EOS C300.


Apa sih kelebihan Kamera itu?
Banyak tentunya, tapi berhubung keterbatasan bahasa, saya hanya bisa mengatakan ini dalam gambar seperti ini:

Kemampuan Menyimpan Data

Jadi Produk baru Canon ini bisa menyimpan data lebih besar ya. Seperti itu kira-kira dan teman-teman yang ahli di bidanganya pasti mengerti ya.


Yang pasti buat saya sih bisa ikut narsis, dapat souvenir dan juga sertifikat. Meskipun sertifikatnya belum sampai. Karena pada hari itu saya hanya sampai break makan siang. Soalnya harus berada di tempat lain. Jadi, sertifikatnya mau dikirim ke kantor saya, begitu kata panitianya. Ditunggu ya.

 Dan Ini foto Narsisnya sambil pegang kamera ...

Narsis dulu
Lalu ini USB gratis, 8 GB.

USB free
Serru, kalau Canon punya acara. Puas deh. Bayar registrasinya murah tapi fasilitasnya memuaskan hehehe.

NB: kepada Panitia yang mengurusi Sertifikat saya tunggu ya kiriman sertifikatnya kepada saya, terima kasih atas atensinya dan maaf apabila terdapat salah dalam penyebutan nama, terima kasih.

Sunday, December 16, 2012

Mencari Sebuah Kotak Hitam

Bukan, bukan kotak hitam pesawat yang kucari, melainkan sebuah kotak hitam panjang kecil tempat kacamata. Menghilangnya kemarin, hari Jumat, 15 Desember 2012, sewaktu ikutan Seminar Sinematografi "Film Making With Canon Cinema EOS 4K System" di XXI Epicentrum. Lho kok bisa?

Iya, saya sadarnya sewaktu sudah di kosan, dalam tas kamera gendong itu tidak kudapati kotaknya. Oh, jadi mikir, sepertinya bunyi benda yang jatuh sewaktu sesi pertama Seminar di ruang Studio I epicentrum itu selesai, kemungkinan berasal dari Tasku. Tapi tidak kutengok kembali apa yang jatuh itu. Dikarenakan rasanya tasku beres, seletingnya tertutup. Nyatanya, tidak seperti itu. Malahan sayahebohnya, soal HP.  Mendapati HP tidak ada di bagian tas langsung lari ke dalam ruangan studio 1. Saya minta panitianya miscall, dan ternyata apa yang terjadi? HP masih ada di tas di bagian kantung kecil. Deuh, pikun sudah... Harusnya waktu itu sadar yang hilang itu kotak kacamata.

Lalu, apa yang kulakukan kemudian adalah, siang ini pergi kembali ke Optik Melawai di Blok M Plaza. Tujuannya mau benerin kaca mata yang baru kuambil dari sana karena masih ngeblur rasanya dan sekalian mau minta kotak hitam yang sama. Kacamata pun di proses tapi hasilnya masih tidak memuaskan, kerangka kacamatanya belum rapat menutupi lensa. Dan sewaktu kuminta kotak yang sama si Mbak di Optik itu bilang enggak bisa, karena itu sudah satu paket. Dan itu hanya diberikan untuk satu kacamata. Dengan kata lain tidak ada cadangannya. Alhasil mereka hanya bisa memberikan kotak kaca mata produk mereka. Seperti ini:

Kotak Kacamata dari Melawai
 Karena pihak Optik Melawai tidak bisa memberikan kotak yang sama, alhasil saya pun pergi ke XXI Epicentrum. Siapa tahu ada yang menemukannya. Sebenarnya saya tahu, kemungkinan untuk ditemukannya kecil, tapi ingin saja pergi kesana untuk menguji seorang Manusia.

Pas sampai di XXI Epicentrum, kabar kecewa yang ada. Sekuritinya bilang tidak ada laporan telah ditemukan sebuah kotak hitam kecil. Apes deh.
"Mbak masih ingat duduk di mana, karena kalau mbak masih ingat, kita bisa langsung mencarinya dan itu akan sangat memudahkan", kata Sekuriti itu.  

Wah, aku hanya ingat duduk di nomor 16 di barisan kedua atau tengah, masih urutan depan sih. Kalau hurufnya aku lupa. Lalu, Sekuriti mengajak masuk ke dalam Studio I meskipun waktu itu sedang show atau ada pemutaran Film. Dia menyinari tempat duduk yang aku rasa pernah kududuki. Kalau masuk ke dalam aku masih bisa merasakannya di barisan berapa duduk . Jadi, dari kursi depan saya duduk di raw ke 4, nomor 16 dan ada di kelompok barisan kursi kedua. Soalnya kursi itu ada tiga kelompkok atau barisan. Tengah, kiri dan kanan yang memanjang ke belakang.

Untungnya, waktu ke masuk di raw ke -4 itu hanya ada seorang yang duduk. jadi tidak terlalu menganggu. Sekuritinya bilang kalau mau mencari leluasa tunggu sampai setengah tiga. Nunggu bubar dulu maksudnya. Tapi aku merasa hasilnya akan nihil, apalagi sesudah mendengarkan cerita, katanya semalam itu para petugas mencuci karpet yang ada di studio itu. Akhirnya saya pulang dengan menitipkan sebuah No HP. Siapa tahu ada kabar bagus nanti.

Saya pun menelepon panitia acara, siapa tahu ada pada mereka. Tapi berhubung panitia yang kuhubungi pulang lebih awal makanya dia tidak tahu apa-apa. Dia bilang nanti mau tanya dulu yang lainnya. Kalau ada kabar diberitahu.

Sesudah dari Epicentrum itu, aku ke Optik Melawai lagi. Tapi kali ini ke Optik Melawai yang ada di Jl. Melawai. Di sini minta dibenerin lagi kacamataku. Sayang khan sudah beli mahal-mahal kalau masih enggak enak dipakai, percuma. Lalu, apa hasilnya?
Hasilnya memuaskan. Kacamataku terasa lebih enak, tidak blur kalau lihat kiri-kanan. Kata pegawainya, itu nyetelnya miring. Pantaslah kalau gak enak dipakainya. Kacamataku dibenerin laki-laki ya, sementara di Blok M Plaza yang coba benerin perempuan. Beda orang, beda juga hasilnya hehehehehe....

Setelah itu aku minta kotak yang sama, tapi lagi-lagi jawabannya gak bisa. Meski saya mau bayar, tetap tidak bisa. Itu hanya diberikan satu untuk satu kacamata. Akhirnya nyerah.

Kenapa saya ingin kotak itu kembali?
Alasannya adalah kotak itu baru sehari di saya. Hari Jumat bawanya dari Optik, Sabtunya kubawa ke Seminar.  Aku masih kangen, lagipula ingin kujadikan kenang-kenangan seutuhnya. Itu kacamata yang kubeli pertama kali sesuai dengan resep dokter.  Masa sudah hilang kotaknya. Gak lucu!

Sekarang yang tertinggal hanya kotak yang besarnya saja seperti ini:

Kotak yang besar

Ya, Kotak kacamataku itu ada dua buah. Satu besar dan satunya lagi kecil. Kotak yang hilang tentu yang kecilnya. Dan bagi siapa saja yang menemukan kotak kacamata hitam panjang kecil, bertuliskan DIOR HOMME di XXI Epicentrum tolong ya dikembalikan. Terima kasih.

Kotak kacamata itu memang hanya sebuah kotak, tapi saya ingin benda itu kembali pada saya.

Tips: Kalau teman-teman beli kacamata jangan lupa untuk meminta tempat kacamata produk Optiknya sendiri. Itu nanti yang dibawa kemana-mana, kotak yang aslinya simpan saja. Dan terima kasih untuk sekuriti yang bela-belain masuk ke dalam studio meskipun sedang ada show.

Sunday, December 9, 2012

Ulo-Ulo, Bisakah Memainkannya Kawan?

Yup, cerita ini masih sisa dari Gelar Pameran Museum Nusantara beberapa waktu yang lalu di JCC.
Pada kesempatan ini saya hendak mengenalkan sebuah permainan yang bernama ULO-ULO.
Kenalkah teman-teman dengan permainan tradisional ini?

Ulo-Ulo
Nah, Ulo-Ulo ini merupakan sebuah permainan yang berasal dari Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Unik ya nama kabupatennya, tapi memang seperti itu adanya.Ulo-Ulo ini terbuat dari Kayu, tapi jenis kayunya apa, lupa tanya. Sepertinya, kayu apa pun bisa dijadikan Ulo-ulo.

Seperti terlihat pada gambar di atas, Ulo-Ulo ini diberi benang sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kiri dan kanan. Bagian ulo-ulo yang bulat itu berjumlah lima buah, tapi dari ke lima buah ulo-ulo yang bulat itu tidak berada dalam satu benang yang sama. Dan, tantangan dalam permainan Ulo-Ulo ini adalah bagaimana caranya memindahkan Ulo-ulo yang bulat ke benang yang satunya lagi. Terserah mau ke kanan atau ke kiri. Intinya harus bisa mindahin ulo-ulo kebagian yang lain.

Kira-kira, teman-teman bisa tidak memainkannya?
Kalau dilihat dari gambarnya khan mustahil ya. Tapi kalau permainan itu sudah diciptakan, berarti memang Ulo-ulo yang bulat itu bisa dipindahkan.

Saya tidak hendak mengatakan bagaimana caranya. Dikarenakan itu adalah tugasnya teman-teman untuk mencari tahu. Jadi, kalau teman-teman nanti pergi ke tempat asalnya, atau menemukan di tempat yang lain, silahkan mencobanya. Seruu kok :) 

Saturday, December 1, 2012

Mahkota Sultan Ternate Yang Tak Ternilai

 Pernahkah teman-teman berkunjung ke Provinsi Maluku Utara?
Saya pernah, tepatnya ke wilayah Ternate,  coba klik postingan saya di sini, tapi ada satu hal yang terlewatkan ketika berkunjung kesana dan menurut informasi dari kebanyakan orang dikatakan bahwa berkunjung ke Maluku Utara kurang sempurna jikalau tidak melihat peninggalan dari Kesultanan Ternate, berupa Mahkota.

Ya, sebuah Mahkota yang magis. Mahkota itu peninggalan Sultan Ternate tentunya. Apa yang membuat Mahkota ini magis?
Katanya Rambut yang berada di Mahkota ini dapat tumbuh memanjang meskipun suka ada pemotongan secara rutin. Hal itu ditegaskan kembali oleh Bapak Ridwan, penjaga stand Pameran yang saya jumpai minggu yang lalu di JCC. Waktu itu di JCC lagi digelar Pameran Museum Nusantara.

Seperti ini bentuk Mahkotanya.

Mahkota Sultan Ternate

Seperti inilah percakapan saya dengan Bapak Ridwan.

"Apa benar Pak, Rambut di Mahkota Sultan Ternate itu dapat tumbuh memanjang? "
"Ya, itu betul, meskipun setiap hari Raya Idul Adha dilakukan ritual pemotongan rambut, tapi rambutnya tetap tumbuh lagi"
"Rambut itu rambut asli ya Pak, milik siapa ya, apa sudah pernah dilakukan tes DNA?"
"Itu benar rambut manusia, waktu itu Sultan pernah memerintahkan membawa rambut tersebut ke Jakarta untuk diperiksa DNA"
"Lalu apa Pak hasilnya?"
"Sultan mengatakan bahwa hasilnya Kabur"
"Oh jadi hasilnya Kabur ya?"
"Dan dulu juga pernah ada peneilitan di Amerika, mereka mengatakan bahwa Mahkota Sultan Ternate ini tidak dapat dinilai dengan uang karena terlalu berharga"

Selanjutnya Bapak Ridwan juga mengatakan bahwa untuk melihat Mahkota ini pengunjung hanya dibolehkan melihat dari jarak sekitar 3 (tiga) meter. Kecuali, dapat ijin dari Sultan untuk bisa melihat lebih dekat. Tambahnya lagi Mahkota Sultan Ternate sudah dipakai sejak Sultan pertama dan sudah seperti itu bentuknya.

Bagaimana menarik khan cerita tentang Mahkota ini? Rasanya ingin mengukur panjang rambut yang berada di Mahkota itu dan membandingkannya setelah dilakukan pemotongan. hehehehehe... Tapi sudahlah, bagaimanapun itu adalah peninggalan Nenek Moyang kita, warisan Budaya Indonesia yang harus dijaga.

Selain membahas tentang Mahkota itu, kita juga membahasa Lambang Kesultanan Ternate. Kebetulan waktu itu ada seorang pengunjung yang rupa-rupanya memiliki ketertarikan dengan sejarah. Saya pun terlena  mendengarkan perdebatan antara pengunjung itu dengan Bapak Ridwan.

Bapak Ridwan melayani pengunjung

 Menurut pengunjung yang saya lupa namanya itu, hanya ada dua kerajaan di Indonesia yang memiliki lambang kerajaan berupa burung. Kerajaan itu adalah Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Ternate. "Apakah ada hubungan antara kedua kerajaan itu?", tanyanya. Bapak Ridwan tidak dapat memberikan jawaban pasti mengenai hal itu. Tapi kemungkinan ada hubungan antara kedua kerajaan tersebut katanya.

Lambang Kerajaan Ternate

Bapak Ridwan kemudian mengatakan kalau dilihat dari Lambang Kerajaan Ternate dengan Burung Garuda ada perbedaan salah satunya pada sayapnya. Pada Lambang Kerajaan Ternate sayap burungnya menghadap kebawah itu artinya mengayomi, katanya. Sementara Sayap pada Burung Garuda menghadap ke atas. 

Lambang Kerajaan Ternate ini memiliki nama lain yaitu: Goheba Madopolo Romdidi artinya: Garuda berkepala dua, sejak terbentuknya kerajaan "Moloku Kie Raha"  pada tahun 1322 dan sesuai hasil konfederasi 4 (empat) kerajaan pada tahun yang sama di Tuanane Moti, maka lambang ini ditetapkan sebagai lambang kerajaan: Ternate, Tidore, Moti dan Makian.

Setelah membahas lambang kerajaan ini,  Pengunjung berbaju Hijau itu kembali bertanya mengenai sejarah masuknya Islam di Maluku Utara. Menurutnya, Islam masuk pertama kali ke Indonesia itu, bisa jadi bukan di Aceh, yang merupakan pintu utama masuknya agama islam seperti kita ketahui selama ini, melainkan di Maluku Utara.

Bapak Ridwan hanya dapat memberikan jawaban katanya, bisa jadi. Intinya kata Pak Ridwan, ketika dia hadir di Pameran Istiklal, didapat informasi bahwa penyebar agama islam itu bukan hanya satu orang tapi banyak, bisa jadi mereka menyebarkan Islam secara bersamaan ke tempat yang berbeda-beda. 

Lalu, pembicaraan pun beralih ke sumber daya alam.
Maluku utara itu sangat kaya dan terkenal dengan rempah-rempahnya bahkan orang mencari-cari dimana letaknya Maluku Utara itu.
Selanjutnya Pengunjung itu berkata, "Cengkeh adalah bahan utama pembuatan mumi, dan itu ada di Indonesia, jadi kaya sekali Maluku ini",  katanya.

"Iya, jenis Cengkeh tertua di dunia itu adanya di Maluku Utara, jenisnya Cengkeh Afo", jawab Pak Ridwan.

Sayang ya, waktu berkunjung gak tahu hal itu..... 

Demikianlah sisa cerita dari Maluku Utara yang saya yakin masih banyak yang belum terungkap. Pesan saya untuk masyarakat Ternate, mohon dipelihara dan dijaga ya Cengkeh Afonya, next time kalau saya ke Maluku Utara lagi, akan saya abadikan , terima kasih :)