Akhirnya Nonton |
Sejak kebangkitan Film nasional dan banyak novel yang diangkat ke layar lebar, saya jadi apresiasi. Mulai dari Laskar Pelangi sampai film baru yang keluar Satu Minggu kemarin karyanya Raditya Dika "Cinta Brontosaurus" tidak ketinggalan ditonton.
Memang sudah ada niat ingin nonton, tapi tidak Sabtu ini. Alasannya agak malas saja keluar kosan kalau tidak karena teman, Nurul, yang ngajak mungkin tidak kemana-mana hari ini.
Nontonlah saya sama Nurul yang jam 12:45 tentu ditempat biasanya di Blok M Square. Sebenarnya ingin sekali nonton di Metropole XXI yang di Salemba, karena letaknya jauh dari kosan dan macet, mendingan yang dekat saja, tidak repot di jalan. Padahal kalau ada yang ngajakin, dipertimbangkan.
Durasi filmnya kurang lebih satu jam setengah. Soalnya jam setengah tiga kurang kita sudah bubar.
Apa yang di dapat dari Film Cinta Brontosaurus?
Seperti dapat kita duga bersama, film ini pastinya kocak, mengingat sang penulis bukunya juga orangnya tidak biasa. Dari awal film sampai akhir ada bagian yang membuat kita tertawa.
Meskipun seperti itu tapi film ini ada pelajaran yang dapat kita ambil.
Film ini khan mengisahkan si Dika yang percaya bahwa cinta itu bisa kedaluwarsa.
Mengapa dia bilang kedaluwarsa. Karena tokoh Dika ini sering putus melulu kalau berpacaran. Paling lama pacarannya itu selama 6 bulan. Tapi setelah bertemu dengan seorang perempuan yang bernama Jessica, dia baru bisa percaya bahwa cinta itu tidak kedaluwarsa. Tentu tokoh Jessicanya juga adalah sosok perempuan yang dapat menerima sepenuhnya Seorang Dika. Jadi, cintanya awetlah.
Diakhir Film ini, saya catat beberapa hal yang disampaikan sang tokoh utama, katanya ketika dua orang sedang jatuh cinta, yang perlu mereka lakukan adalah bersikap seperti anak kecil, berpikirannya simple tidak terlalu mendalam, cinta itu tidak perlu alasan, dan kita harus bisa mengambil hati keluarga pasangan.
Nah, saya garis bawahi soal bersikap seperti anak kecil. Sejauh pengamatan saya, memang kebanyakan orang yang sedang berpacaran seperti itu ya. Laki-laki yang dewasa juga bersikap layaknya anak-anak. Bisa jadi mereka menyesuaikan diri dengan pasangannya. Tapi ada juga sebaliknya dimana perempuannya yang dewasa, tapi laki-lakinya yang manja, apa yang terjadi kemudian? Putus. Ya, itu terjadi pada teman saya.
Sangat disayangkan sekali, padahal masalahnya sepele. Gara-gara perempuannya terlalu serius/ dewasa sementara laki-lakinya masih ingin main. Kalau si perempuannya memang bisa menerima sifat laki-laki itu yang manja, tapi kalau bertepuk sebelah tangan, ya susah.
Sudahlah, sekarang tentang Raditya Dika. Ketika menulis blog ini, saya sama sekali tidak punya bukunya dan setelah menonton Cinta Brontosaurus, bisalah untuk mulai mengoleksinya.
Tapi tunggu dulu, meskipun belum punya satu bukunya, saya tahu sedikit tentang Raditya Dika, soalnya pernah blogwalking di blognya.
Di blognya itu, saya temukan sebuah Video yang judulnya "Raditya Dika Nyanyi dan Joget Korea". Coba deh, cari postingan yang tanggal 2 Agustus 2012, judulnya Postingan di Mana Ada Video Ancur.
Melihat Video itu, saya baru ngeh kalau Dia memang tidak biasa alias aneh.
Dalam Video tersebut dia mempraktekan bagaimana menjadi SNSD. Itu lho GirlBand asal Korea. Nyanyi sambil Joget.
Apa sih Maksudnya Raditya Dika ini buat Video Joget sambil Nyanyi, dimana dalam lagunya ada lirik "Anyong Haseo", diulang-ulang? Justru, disitulah kehebatan dia.
Artinya, Dia ingin memberikan komentar atau pendapat yang tidak asal dengan cara harus mempraktekan dulu bagaimana nyanyi sambil joget. Pada akhirnya dia mengakui Gagal dengan sukses.
Itulah yang dapat kita pelajari dari Raditya Dika, jangan sembarang menilai orang.
Intinya yang saya ingin sampaikan di sini, saya nonton Cinta Brontosaurus, karena memang tahu dengan pembuat bukunya. Karena kita tahu jadinya penasaran ingin melihat. Seperti itu kira-kira ....
No comments:
Post a Comment