Search This Blog

Tuesday, December 16, 2014

Solo Traveling Perdana Ke Malaysia Dalam Rangka Stamp Exhibition

Helo ...
What's New?
Yup, i've got something to tell you  ... sebuah cerita tentang Solo Traveling Perdana saya ke Malaysia.

Bukan ini bukan kali pertama saya pergi ke negeri Jiran. Kemarin itu sebenarnya kali kedua saya pergi ke Negeri tetangga. Tapi yang berbeda adalah kalau dulu perginya bareng teman. Yang kedua, atau kemarin perginya sendiri untuk pertama kali ke Luar Negeri. Jadi saya menyebutnya Solo Traveling Perdana. Heheheehee .... akhirnya saya bisa juga pergi sendirian.  Yess.

Saya begitu menikmatinya. Meskipun cuti tiga hari kemarin itu sebenarnya dalam rangka melihat pameran stem atau perangko. Tema pamerannya sendiri adalah WORLD YOUTH STAMP EXHIBITION & 29 TH ASIAN INTERNATIONAL STAMP EXHIBITION.

 Sebelum pergi itu saya melakukan beberapa persiapan atau survei dahulu mengenai keadaan di sana.
Seperti inilah kira - kira persiapan saya:

  1. Mencari tahu info sebanyak mungkin tentang Event Pameran Perangko. Bisa dari facebook atau webnya langsung. 
  2. Ketika sudah tahu lokasinya, seperti lokasi untuk pameran perangko kemarin dilaksanakan di Kuala Lumpur Convention Center (KLCC), maka saya cari tahu bagaimana rute ke sana. 
  3. Tapi sebelum kita mencari tahu dulu rute ke KLCC maka kita harus dapat memastikan akan berangkat menggunakan maskapai penerbangan seperti apa. Saya kemarin dapat promo pakai pesawat Garuda. Nah, kalau pakai Garuda berarti stopnya di KLIA (Kuala Lumpur International Airport). 
  4. Maka saya cari info direction dari KLIA ke KLCC. Informasi itu didapat dari web (video) di sini.
  5. Saya sangat puas sekali dengan Video direction itu dan beberapa hari mendekati keberangkatan saya putar terus dan saya pun mencatatnya di note book.
  6. Setelah tahu direction ke KLCC maka saya cari penginapan di daerah sekitar KLCC. Maka saya putuskan untuk menginap di Le Apple Boutiqe Hotel. Alasannya karena harganya masuk dalam jangkauan saya dan jaraknya dekat ke KLCC bisa jalan kaki. 
  7. Saya mempelajari peta lokasi dan juga print peta lokasi seperti dibawah ini. 
Area Pameran (Diambil dari official webnya)

Nah, dari Video saya dapatkan informasi kalau dari KLIA bisa langsung ke KLCC (Kuala Lumpur Convention Center) lewat West Entrance. Pada map di atas kita bisa lihat letak west entrance disebelah mana. Tapi kalau tidak mengerti, informasi itu bisa disimpan untuk gambaran saja. Agar tidak terlalu membingungkan.

Rail Map

Dari Rail Map (peta kereta) saya bisa mengetahui akan melewati berapa perhentian dan harus berhenti di mana. Nah, kalau saya baca dari rail map di atas, maka di dapat rute seperti ini; Dari KL International Airport menuju ke KL Sentral lalu dari sini dilanjutkan ke KLCC Stasiun sebagai pemberhentian terakhir dengan melewati (dari KL Sentral) -- Pasar Seni -- Masjid Jamek -- Dang Wangi -- Kampung Baru -- KLCC Statsiun (pemberhentian).

Intinya dari pengalaman saya kemarin di Malaysia, dengan adanya KL Express yang terintegrasi dengan beberapa Shoping Mall langsung menuju ke lokasi sangat memudahkan. Cocok untuk tipe solo traveling.

Setelah mendapatkan gambaran mengenai Rail Map dan juga Denah Lokasi, selanjutnya adalah mencari tahu tentang lokasi hotel. 

Le Apple Boutique Hotel

Dari peta di atas saya bisa tahu kalau Le Apple Boutique Hotel letaknya bersebarangan dengan KLCC bahkan bersebelahan dengan Hotel Corus. Tadinya saya mau nginap di Corus, tapi waktu mau booking harganya naik, gak jadilah bookingnya. 

Lanjut ceritanya ya.

Ticket
Pada hari H-nya saya terbang langsung bersama Garuda dari Jakarta ke KLIA. 
Pas sampai di KLIA, bayangan yang ada dibenak saya dengan video tidaklah persis sama. Tapi Video itu membantu saya bertanya secara To The Point. Maksudnya saya tahu next destination yang akan ditanyakan.

Dari KLIA menuju KL Sentral menggunakan KLIA Express harganya 35 RM (Ringgit Malaysia) atau sekitar  Rp. 128.000,- Dari KL Sentral ke KLCC Stasiun pakai Rapid KL, harga Coinnya sekitar 1,50 RM.

Sampai di KLCC Stasiun yang terintegrasi dengan KLCC Suria (Itu lho shopping mall yang terkenal di Malaysia), saya tanya satpam arah ke Kuala Lumpur Convention Center.  Di dalam mal ini saya tinggal jalan lurus belok kanan ke arah Foodcourt lalu naik ke atas dan sampailah di venue Convention Center.

Standing Banner pameran perangko telah menyambut saya waktu itu dan sebagai petunjuk jalan juga sih.

Standing Banner
Nampak pula spanduk yang digantung di luar ruangan pameran.
Spanduk di luar Hall
Tapi sewaktu masuk ke dalam hall pameran, sayang banget sepi ya. Maksudnya tidak banyak negara yang berpartisipasi. Ketika ditanyakan kepada salah satu pengunjung katanya memang tidak terlalu ramai karena pameran ini temanya "Youth" bukan pameran "Dunia". Kalau tahun 2013 kemarin yang di Thailand rame, tambahnya lagi.

Seperti inilah situasi pameran di dalam hall.
Salah satu booth pameran

 Peserta Pameran yang melayani pengunjung.

Mencap perangko


Dan ini dia Philatelic Passport Book, sesuatu point yang khas dan diuber dalam setiap pameran perangko.

Buku untuk Hunting Perangko


Philatelic Passport Book ini diberikan secara free dari panitia untuk setiap pengunjung. Nah, pengunjung yang datang nantinya hunting perangko dari setiap booth peserta pameran. Rata - rata satu perangko ada yang dijual 1 RM. Sewaktu tahu satu perangko dijual 1RM, senangnya luar biasa. Tapi ketika beralih ke booth yang lain, harganya berbeda. Ini dikarenakan tidak semua negara datang ke Pameran Perangko. Jadi kalau ada salah satu negara bagian yang datang dan yang lainnya tidak datang, misalnya ada satu negara bagian dari United States datang dan dia punya perangko dari negara bagian lain yang tidak datang maka dia akan menjualnya dengan harga yang lumayan tinggi. Kemarin saja ada satu booth  yang menjual 11 (sebelas) perangko dari negara bagian lain yang berbeda, dia jual cukup tinggi sekitar 60 RM.   

 Lantas bagaimana konsep sebuah pameran perangko itu?
  1. Pameran perangko itu disesuaikan dengan temanya. 
  2. Pesertanya bisa dari organisasi perwakilan dari setiap negara kalau itu sifatnya internasional.
  3. Masing - masing perwakilan dari negara peserta pameran biasanya akan membuat perangko spesial edisi pameran yang dimaksud. 
  4. Tuan rumah biasanya akan mengeluarkan edisi perangko khusus untuk setiap harinya dengan design yang berbeda. Misalnya hari pertama designnya anu, hari kedua designnya anu.
  5. Cap yang dikeluarkan pun akan berbeda untuk setiap harinya karena pada capnya akan disesuaikan dengan tanggal pelaksanaan.
  6. Kenapa Cap? karena cap bagian penting dari pameran ini. Biasanya para pengunjung akan membeli postcard untuk dikirimkan sesuai dengan alamat yang tertera. Otomatis selain dibutuhkan perangko, dibutuhkan juga capnya. 
  7.  Pameran perangko biasanya dipadukan juga dengan unsur hiburan yang lain, seperti musik atau mungkin kalau ada booth perangko prisma dan juga games. Selain itu suka ada miniatur produk post yang sudah lama.
  8. Souvenir, tuan rumah biasanya menyediakan souvenir;  kaos, mug atau yang lainnya.
  9. Selain pameran perangko, ada juga pameran display produk post yang lama. Seperti perangko kuno, postcard kuno (lama) sesuai eranya.
 Berikut ini beberapa perangko hasil hunting saya.
Perangko Hasil Hunting
Dan ini dia legal perangko yang didesign khusus untuk hari pertama oleh tuan rumah.
Perangko Hari Pertama

Waktu hari pertama pelaksanaan pameran perangko, saya belilah itu perangko khusus untuk hari pertama. Untuk perangko hari kedua hanya dijual pada hari kedua saja tegas petugasnya. Katanya sih sengaja dibuat seperti itu agar pengunjungnya datang lagi. Tapi ketika hari kedua saya ke sana lagi ternyata semua perangko yang seyogianya dijual pada hari-hari berikutnya ternyata dijual semuanya. Kalau menurut saya sih itu karena gak terlalu ramai. 
Seri Perangko Khusus Pameran Perangko

Diantara para peserta pameran perangko ini, ada negara seperti Taiwan yang memanfaatkannya sebagai ajang untuk promosi untuk Next 30 Asian Stamp Exhibition pada tahun 2015.
Perangko Taiwan, Promo untuk Next 30 Asian Stamp Exhibition

Display Postcard dan Perangko Lama
Nah, selain ada booth - booth perangko ada juga display postcard dan perangko lama. Seperti ini:

Display Surat Lama
Jadi, pada surat lama di atas itu yang didisplay sebenarnya adalah pemakaian perangkonya. Dari gambar di atas bisa kita ketahui surat itu memakai perangko jenis Dai Nippon "Buffalo" Large Type.
Ada juga perangkonya yang bergambar rumah adat Minangkabau. Seperti ini.
Surat yang didisplay
 
Peserta yang mengikuti pameran untuk sesi display ini banyak. Salah satunya dari Indonesia. Sebagaimana dapat di lihat pada gambar di atas tersebut.


Next, kita alihkan pembicaraan ke tempat saya stay selama satu malam. Hari Senin, setelah mengelilingi pameran saya keluar dari Convention Center menuju KLCC Park yang ada di luar. Lalu saya tanya penjaga jalan ke luar dari Convention Center. Si penjaga meminta saya untuk jalan lurus menelurusi taman. Nah setelah beberapa meter jalan ketemulah sebuah air mancur yang terletak di bagian belakang pintu dari KLCC Suria.


Air Mancur Di Bagian Belakang KLCC Suria 
Dari sini saya terus jalan mencari jalan ke luar. Ketika lagi jalan saya sempat tidak sengaja melemparkan pandangan ke seberang. Dan that's it ... Le Apple Boutique Hotel berdiri tepat di seberang KLCC Suria.

Le Apple Boutique Hotel
Ketika Penginapan sudah terlihat saya terus berjalan mencari jalan ke luar.  Nah kalau sudah keluar dari kompleks KLCC Suria dan memasuki jalan raya, akan terlihat sign jalan menuju Jalan Ampang, seperti ini.

Silahkan dilihat signnya

Dan inilah bedroomnya.
Bedroom
Kamar yang saya pesan ini memiliki view yang bagus menghadap ke Twins Tower. Kalau direview, hotel ini memiliki fasilitas: LCD TV, Wifi, Bedroom, Kamar Mandi, Hairdresser, Setrika (ya beneran lho ada setrikaan).

Nah, sekarang kita bicarakan dimana saya dapat makan. Saya makan di Restauran Ampang.
Restauran Ampang
Restauran ini letaknya tepat di seberang hotel Le Apple Boutique dan hadir selama 24 jam. Makanannya enak ya bumbu khas India gitu. Sayurannya segar, begitu pula dengan ikannya.  Total sekali makan sekitar 8 RM. 

Secara keseluruhan Solo Traveling saya sangat menyenangkan. Apa yang dibutuhkan ada disekitar. 

Hari Kedua 
Untuk hari kedua saya kembali lagi ke Kuala Lumpur Convention Center (KLCC) untuk melihat pameran perangko. Tetapi sebelumnya mampir dulu di Aquaria Suria KLCC. Saya pun baru tahu Aquaria Suria KLCC itu sewaktu lihat sign di seputar Convention Center.  Letaknnya Aquaria ini dibawah dari Kuala Lumpur Convention Center.

Masuk ke sini tentu harus beli tiket dulu. Tiket masuk dijual 50 RM. Nah pas sebelum beli tiket saya diminta untuk difoto dulu sama petugas di sana. Katanya fotonya bisa diambil pas ke luar. Inilah Fotonya ketika sudah jadi. Meskipun fotonya ditempel tapi tidak masalah soalnya ciri khasnya masih ada.               

Hasilnya
Pas saya mau ambil foto itu duh ya kukira harganya paling dibawah 50 RM, ternyata lebih mahal dari tiket masuknya. Satu foto dijual 60 RM.

Album Foto
 
Saya pikir kenapa harganya mahal ini mungkin karena albumnya ya bagus. Tuh seperti dapat dilihat di atas.

Dan inilah fasilitas di Aquaria yang dapat kita nikmati.

Bergaya di Depan Ikan Piranha

ke Aquaria itu saya jadi ingat Sea World di Ancol tapi masalahnya adalah saya belum pernah ke sana. Jadi tidak bisa membandingkan antara ke dua Aquarium besar yang ada di Malaysia dan Tanah Air. Tapi, marilah kita nikmati saja beberapa foto - foto yang saya ambil.

Ikan

Beberapa Video yang berhasil saya abadikan.


Lucu benar itu. Kura - Kura menggendong ikan. Saya berkunjung ke tempat yang seperti ini jadi ingat keponakan. Harusnya kalau wisata seperti ini bawa anak kecil jadi akan lebih  menyenangkan.

Tabung Ikan
Sangat kreataif sekali, ada tabung besar diisi ikan.
Ada Ikan Hiu


Ya seperti itulah kira - kira pameran perangko di awal bulan Desember yang saya ikuti. Bagaimana menurut teman - teman?

NB: Jangan lupa untuk tahun 2015, World Stamp Exhibition akan diselenggarakan di Singapura. Don't Miss it ya ....

Friday, November 14, 2014

Juara Pertama Pada Pra Kongres Pranata Humas

Dalam dua bulan berturut - turut alhamdulilah saya mendapatkan keberuntungan. Saya percaya dalam hidup ini semua aspek kehidupan seperti yin dan yang, ada hitam ada putih, ada sedih ada bahagia. Semua itu untuk  membuat hidup kita lebih berwarna, lebih kuat dan sebagai insan untuk lebih banyak merenung.

Keberuntungan apa sih yang saya dapatkan di bulan November ini?
Ya, saya menjuarai Kompetisi Penulisan Ilmiah Humas yang diselenggarakan dalam acara Pra Kongres Pranata Humas di Yogyakarta 11 - 12 November 2014.


Juara Satu
Nama kejuaraannya memang Penulisan Ilmiah Humas, tapi saya merasa istilah itu terlalu berlebihan dan saya merasa kurang percaya diri. Soalnya ada istilah ilmiahnya. Padahal jenis lomba yang saya ikuti adalah lomba blog. Saya memang berkompetisi dengan peserta lainnya, tapi dengan jenis kompetisi yang berbeda. Lihat saja juara tiganya adalah Peserta (seorang Bapak) yang membuat video, sementara juara keduanya saya kurang tahu. Dikarenakan sewaktu pengumuman pikirannya tidak fokus. Tahu - tahu saya dipanggil juara satu.

Sertifikat dan trophy

Selain saya ada juga teman yang lainnya yaitu, Mas Ristyan, dia keluar sebagai juara ketiga untuk kompetisi Foto Kehumasan. Ya, objeknya memang seputar kegiatan Pra Kongres Pranata Humas.

Saya dan Mas Ristyan
Awalnya saya mau ikutan kompetisi Foto, tapi ketika sore hari panitia mengumumkan akan ada perlombaan blog saya jadi beralih ikutan kompetisi blog saja. Ada pun persyaratannya kita harus membuat blog melalui format wordppress.com dengan mengupload sebanyak - banyaknya Karya Kreatif Kehumasan berkaitan dengan rangkaian kegiatan Pra Kongres yang saya ikuti. Karya yang diupload bisa berupa Artikel, Photo Stories, Video Stories dan lain - lain.

Dikarenakan saya tidak punya blog dalam format wordpress, maka saya menginstall dahulu programnya lewat HP. Itu pun saya lakukan di pagi hari pada hari kedua kegiatan setelah sholat subuh. Saya begitu asyik mengetik lewat HP, beberapa foto saya insert, begitupula dengan videonya. Setelah rampung saya berusaha mempublishednya tapi error. Sepertinya memang kapasitas HP dan juga internternya tidak memenuhi persyaratan. Saya pun akhirnya  menunda untuk mempublished-nya, tokh masih punya waktu sebelum batas pengumpulan terakhir.

Jam 8.00 pagi saya turun ke Ballroom mengikuti acara kongres selanjutnya. Saya pun mencatat beberapa point penting dari narasumber. Setelah narasumber kedua selesai berbicara saya ke lobby untuk mendapatkan sinyal internet yang lebih kuat dalam rangka mempublished blog dengan tambahan catatan dari narasumber tadi. Setelah beberapa kali mempublished ternyata tidak berhasil juga. Waktu itu menunjukan satu jam lagi sebelum batas akhir pengumpulan. Parahnya lagi naskahnya terhapus (karena saya utak - atik).

Tidak berpikir panjang saya pun langsung buka komputer  hotel yang berada di Lobby. Mengetik secepat mungkin dan saya published dahulu tanpa foto. Kemudian setelah berhasil dipublished saya edit lewat Hp dengan menambahkan beberapa foto. Akhirnya berhasil juga dengan kondisi internet yang lemah. Terus saya kirim linknya ke panitia lomba. Dikirim satu menit sebelum penutupan.

Saya memang tidak puas, karena tidak lengkap fotonya. Oleh karenanya saya komplain melulu. Itu direspon sama teman saya, Nurul yang memang merasa terganggu dengan komplain saya. Dia bilang kalau menang ya menang saja. Lagi pula katanya tidak ada yang ikutan lomba Blog, yang ikut lomba blog hanya saya saja.

Ada benarnya juga pernyataannya. Tapi saya akan merasa rugi kalau tidak ikutan sama sekali. Tokh kalau benar yang kirim lomba blog hanya saya seorang, panitia pun pastinya akan cerdas. Buktinya saya jadinya dikompetisikan dengan Karya Kreatif Kehumasan lainnya. Kalau menurut panitia ada 45 karya Kehumasan yang masuk. Jadi, saya tidak perlu berkecil hati. Meskipun iya, saya tergolong muda diantara para peserta yang ada. Tapi saya akan lebih rugi lagi kalau tidak memiliki passion seperti yang dimiliki orang tua yang memang dalam kompetisi itu banyak yang keluar sebagai juara.

Untuk juara karya kreatif kehumasan ini, saya memperoleh sertifikat dan trophy. Padahal dari awal saya berpikirnya akan mendapatkan uang pembinaan juga (heheheehehee) ... Saya tanya ke Panitia lokal. Katanya di posternya memang disebutkan ada hadiah uang dan setelah dia konfirmasi ke panitia lainnya bilangnya hadiahnya disiapkan EO. Sampai ketika saya menulis blog ini pun belum ada konfirmasi dari EOnya lebih lanjut. Ya sudahlah ya ....

Oh ya ini dia Trophy yang saya peroleh.

Trophy

Trophynya unik. Setelah saya perhatikan memang itu bentuk dari lambang Jabatan Fungsional Pranata Humas.

Seperti itulah cerita yang ingin saya share hari ini, Jumat, 14 November 2014 dari Jakarta. 











Thursday, October 30, 2014

Piala Pertama Lomba Fotografi

Hm ... sudah lama tidak ngeblog. Sebenarnya beberapa bulan yang lalu ada cerita yang menarik. Biasalah cerita traveling, tapi saya tahan untuk tidak dipublikasikan terlebih dahulu.

Hari ini mau share kabar gembira lain saja.
Ceritanya minggu kemarin, atau tepatnya hari Sabtu - Minggu, 25 - 26 Oktober 2014 saya mengikuti acara di Pulau Onrust. Acaranya sendiri diadakan oleh UPT. Taman Arkeologi Onrust, berupa Lomba Fotografi.

Informasinya saya dapatkan dari Mas Kartum. Itu lho yang pernah saya sebut di blog ini yang punya Komunitas Jelajah Budaya (KJB). Mas Kartum kirim invitation lewat BBM. Bunyinya seperti ini:

"Penjelajah Kota Toea, mau ikut lomba fotografi di Pulau Onrust gal 25 - 26 Oktober 2014, gratis, lumayan loh hadianya, liburan sejarah sambil foto2 dapat hadiah asik kan...buruan daftar ke Kartum Setiawan."

Saya waktu itu ikut daftar bahkan mendaftarkan teman - teman yang lain. Tapi pada hari -H-nya hanya saya seorang yang ikutan. Yang lain ada acara dan karena missunderstanding. Ternyata acaranya sendiri bukan hanya lomba fotografi saja tapi ada juga pengenalan Pulau Onrust. Saya sejak pertama bilang ke teman - teman bahwa ini adalah acara lomba Fotografi. Maaf... Saya baru tahu ketika besok mau berangkat bahwa ada dua tema acara di Pulau Onrust. Itu pun karena baca informasi di Facebook.

Dari Panitia
 Kegiatannya benar - benar difasilitasi sama UPT. Taman Arkeologi Onrust. Peserta diberikan kaos, uang transport dan makan. Senang ... senang ....

Okey, selanjutnya pada hari H, yaitu hari Sabtu, 25 Oktober 2014, saya berangkat dari kosan naik Busway menuju stasiun Kota lalu dilanjut dengan Busway jurusan Ancol. Nah dari Halte Busway Ancol kalau mau keluar kita harus bayar Rp. 25.000 lalu bisa dilanjutkan dengan naik ojek ke Dermaga 17 Marina, Ancol sebagai meeting point. Sebenarnya jalan kaki pun bisa, tapi berhubung saya belum tahu dimana itu Dermaga 17, maka diputuskan untuk naik ojek.

Dermaga 17 Marina Ancol

Pose ketika akan berangkat ke Pulau Onrust.
Pergi Dengan Senang Hati

Saya sangat senang sekali ikut acara Onrust ini. Utamanya sih karena gratis  hahahahahaha, gratisan banget ......selain itu juga karena belum ada acara lain. Eh pas mau berangkat Saya ketemu banyak teman KJB. Diantaranya ada Dani, Dennise, Thesy, Peny dan lain - lain.

Nah, yang ikutan lomba fotografi menginap di Onrust, kalau yang hanya Pengenalan Onrust sorenya langsung pulang (setelah melihat Pulau Bidadari). Bedanya yang lain sama peserta lomba fotografi yaitu, para peserta lomba fotografi mengunjungi 4 (empat) pulau, yaitu: Pulau Onrust, Pulau Kelor, Pulau Bidadari, Pulau Cipir.

Peserta yang menginap di Pulau Onrus, tidurnya di mess. Ada kok mess, bisalah nampung 50 (lima puluhan orang). Tumplak - tumplakan tapi masih bisa tidur sih. Masalahnya hanya air saja. Airnya payau atau asin terus jam tertentu mati. Tapi paginya airnya sudah mengalir lagi.

Pas malam minggu, saya sangat menikmati Keindahan Pulau Onrust. Indah, karena dari Onrust saya bisa menikmati cahaya yang berasal dari Kota Jakarta. Ternyata sampai juga lho ke Onrust.  Menikmati debur ombak dan bau laut. Melihat beberapa pesawat yang take off. Apalagi Pak Hardi sampai mengabadikannya dengan pakai tripodnya begitu juga dengan teman yang lainnya. Menyaksikan orang yang memancing ikan di malam hari.  Dimana lagi hal itu dapat dinikmati sambil duduk di tepi pantai kalau bukan di Onrust.

Setelah selesai menikmati laut, saya dan beberapa orang teman melakukan jalan malam layaknya ospek. Kita jalan - jalan mengelilingi Pulau Onrust di malam hari dengan narasumber Pak Candrian selaku arkeolog. Jalan - jalan pun sambil sesekali berhenti di objek, lalu Pak Can menerangkan tentang objek yang dilihat (ada bekas penampungan air bawah tanah yang mencapai dua meter ada juga kuburan dan bekas tempat cuci, dll). Sebenarnya jalan malam ini untuk melatih rasa takut kita. Karena berkali - kali Pak Can mengatakan bahwa kalau ada orang yang mengatakan bertemu hantu itu rasionya kecil. Pak Can juga menantang beberapa peserta untuk jalan sendiri atau tinggal sendiri misalnya di makam belanda.

Ya, di pulau Onrust memang ada komplek pemakaman Belanda. Saya pun kena diusilin. Nah, ceritanya pas malam itu kita melihat beberapa kuburan orang Belanda salah satunya Maria Van De Velde. Konon katanya dia meninggal sambil menunggu kekasihnya yang tak kunjung datang. Padahal kekasihnya itu telah meninggal di Belanda. Ada yang bilang Maria ini selingkuh ada yang bilang dia sama sekali belum menikah. Konon katanya Hantu Maria ini selalu berkeliaran di Onrust. Lagi asyik - asyiknya saya memperhatikan nisannya Maria, tiba - tiba kaki saya ada yang megang kuat sekali. Otomatis saya berteriak.  Ketika saya tengok ke bawah ternyata kaki saya dipegang Pak Can. Untungnya saya tidak pingsan. Hanya kaget saja saya.

Sesudah kejadian itu, Saya balik kembali ke Mess. Mengelap badan lalu tidur.

Pagi harinya peserta Lomba fotografi diantar perahu menuju ke Pulau Kelor mengejar sunrise atau ambil foto - fotolah. Saya senang sekali karena di Pulau Kelor ini ide saya muncul untuk ambil foto yang sebagus mungkin. Selain itu, karena memang objeknya ada yang menarik.

Inilah beberapa foto yang saya ambil dari HP dari Pulau Onrust.
Kompleks Pemakanan Belanda
Sewaktu pertama kali saya ke P. Onrust bareng Republika, kompleks pemakaman Belanda ini belum dipagar. Sekarang dipagari dan terlihat lebih rapih. Begitu pula dengan kompleks penjara.
Bekas penjara yang dipagari
Setelah dipagar, siapa pun pengunjung tidak bisa sembarangan masuk kalau pintunya dikunci.

Ini dia penahan abrasi di Pulau Onrust.
Penahan Abrasi

Ini  Pulau Kelor
Pulau Kelor
Dulu di Pulau Kelor ini hanya ada benteng Martelo, tapi kemarin sewaktu ke sini ada mess atau entahlah apa itu namanya.

Benteng Martelo, Pulau Kelor
Nah, di sekitar benteng Martelo ini ada yang camping. Sepertinya para tukanglah yang sedang merenovasi kelor.

Pulau Bidadari

Benteng Martelo, Pulau Bidadari


Ini di Pulau Cipir

Pepohonan diantara bangunan lama
Ada juga bekas Rumah Sakit.
Bekas Rumah Sakit

Ada persamaan antara pulau Onrust dan Pulau Cipir. Keduanya merupaka bekas karantina Haji. Jadi, dahulu sebelum pergi ke Mekkah dan sesudah menunaikan ibadah haji, jemaah pasti akan singgah dulu di Pulau ini untuk dicek kesehatannya.

Kembali ke Basecamp di Pulau Onrust. Semua peserta menyerahkan hasil hunting fotonya untuk dinilai. Saya menyerahkan sebanyak 13 (tiga belas) buah foto. Semuanya terserah juri yang akan menilainya yang mana yang terbaik. Jurinya ada tiga orang yaitu: Dennise Devito (Freelancer), Candrian Attahiyat (Arkeolog) dan Feri Latief (Fotografer).

Saya sebenarnya sudah punya feeling bakal memenangkan salah satu trophy. Dan pas diumumkan, yess... akhirnya Alhamdulilah kesampaian juga. Saya dapat juara Harapan Satu untuk Lomba Fotografi Koleksi dan Lingkungan Bersejarah Taman Arkeologi Onrust.
For The First Time

Menerima Piala dan Sertifikat yang diserahkan oleh Pak Candrian Attahiyat.
Pak Candrian menyerahkan Piala
 Foto - foto kebahagiaan yang lain:
We are the champion
 Sang juara selain menerima piala, mendapatkan juga sertifikat dan sejumlah uang dipotong pajak. Ya, lumayanlah ya. Pokoknya memuaskan.
Pak Can dalam seremonial penyerahan Piala
The Lucky Number.
My Lucky Number

Nomor 19 merupakan nomor keberuntungan saya. Jadi, ketika juri menilai kita, mereka hanya tahu nomor peserta saja. Ada pun namanya bisa dilihat dari absensi panitia. Selain saya, Dani yang suhu fotografi saya, juga memenangkan juara harapan tiga. Satu lagi temannya Dani, Anggi malahan dia dapat juara dua.  Satu orang lagi masuk dalam sepuluh nominasi.

Saya mencatat beberapa point penting yang disampaikan Juri, yaitu Mas Feri Latief, katanya foto yang terbaik itu hidup atau bercerita, beda dengan yang lain. Biasanya kata Mas Feri pemenangnya adalah orang yang bukan fotografer atau peserta masyarakat umum biasa. Hal ini dikarenakan ketika mengambil foto mereka masih polos. Maksudnya ya apa yang mereka ambil murni apa yang mereka lihat atau apa adanya. Mereka tidak tahu bahwa foto yang diambil itu adalah yang sempurna. Lihat saja juara pertama dari perlombaan ini malahan fotonya diambl dari HP, kata mas Feri ini momentnya dapat, angle bagus (ambil foto gerbang masuk benteng Martelo lalu dia terpotret juga bagian dalam dari benteng itu). Juara kedua, dia ambil foto di benteng Martelo dengan objek benteng dan orang yang lagi selfie. Juara Ketiga ini baru saja pegang kamera. Jadi, ceritanya dia, pinjem kameranya salah satu peserta dan itu pun diajari cara mengambilnya. Setelah dikumpulkan eh malah dapat juara ketiga.

Untuk Foto saya yang menang, kata Mas Feri adalah foto orang yang sedang memancing diantara reruntuhan benteng Martelo, saya buat fotonya hitam putih. .... Maaf ya saya tidak menguploadnya. Belum diedit.

Sekarang ini, pulau Onrust ramai dikunjungi orang. Hari menjelang siang pasti ada saja kapal yang membawa pendatang ke Onrust. Kalau kata Pak Chan, semakin banyak orang datang ke Onrust maka debit sampah yang dihasilkan pun semakin banyak. Maka saya menghimbau semua orang untuk 
menjaga keberhasilan. Apalagi di tepi pantai maupun lautnya banyak sampah yang berserakan dimana - mana.

Pada akhirnya saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak: Mas Kartum yang sudah mengajak saya untuk berpartisipasi, UPT. Taman Arkeologi Onrust, Para Juri (Pak Candrian, Mas Feri Latief dan Dennis Devito), Para Panitia dan Dani yang sudah mengajari saya banyak fotografi.

NB: Teman - teman bisa juga ikutan acara yang sama. Coba saja gabung bersama Komunitas Jelajah Budaya. Biasanya perlombaan ini diadakan dua tahun sekali. Seruuu pokoknya, kita bisa bertemu dan berkenalan dengan banyak orang.

Thursday, May 22, 2014

Menginspirasi Anak SD N 01 Guntur Pagi

Setelah mengikuti Festival Gerakan Indonesia Mengajar (FGIM) bulan Oktober lalu, tahun 2014 ini dilanjut lagi dengan menjadi Volunter di Kelas Inspirasi #3 Jakarta. Senangnya luar biasa ketika mendapat email pemberitahuan bahwa saya terpilih menjadi salah satu pengajar di Kelas Inspirasi 3 Jakarta. Tidak semua orang mendapatkan kesempatan untuk bergabung. Salah satunya karena kurangnya pengalaman bekerja. Seperti yang terjadi pada teman kosan saya, Kezia. Padahal Kezia mumpuni dalam mengajar Bahasa Inggris.

Email Pemberitahuan dari Kelas Inspirasi

Dari email yang saya terima, para pengajar terpilih diundang untuk ikutan  acara briefing yang dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014 di gedung LIPI. Tidak ada aturan khusus dalam briefing itu. Hanya untuk lebih memudahkan pada hari H-Briefing, peserta diminta untuk mengecek pembagian kelompoknya. Setelah dicek, saya masuk dalam kelompok 58. Ternyata dalam kelompok kami ada artisnya.


Kelas Inspirasi # 3, Jakarta - Kelompok 58

BRIEFING di LIPI, 12 April 2014

Pada hari H-Briefing di LIPI saya bertemu dengan teman - teman satu kelompok 58 dan seorang fasilitatornya bernama Mbak Wuri. Dari 15 (lima belas) orang yang tercatat baik sebagai pengajar maupun fotografer dan videografer hanya 9 (sembilan) orang yang datang.

Kelompok 58 yang datang sewaktu Briefing

Apa saja sih yang dilakukan sewaktu Briefing?
Pertama tentu saja perkenalan kelompok bersama fasilitator. Kedua, sharing pengalaman para pengajar dan ada juga penjelasan modul serta diskusi.  Terakhir ada pembagian sekolah dimana kita akan mengajar/menginspirasi.

Penjelasan yang menarik sewaktu briefing bagi saya adalah tentang metode BOMBERG.
Metode BOMBERG

Ini hasil Coretan saya untuk BOMBERG.

Konsep Bomberg yang saya bua kasarannya 

Menurut saya Bomberg itu sangat membantu para pengajar menentukan atau mengambil langkah - langkah aksi di dalam kelas. Juga untuk latihan persiapan sebelum hari H. Bomberg itu kalau dalam public speaking namanya Palm Card atau catatan kecil.

Oh ya, sewaktu briefing juga kita memilih ketua dan para seksinya. Terpilihlah Mbak Lilik Kumalawati sebagai ketua, lalu ada Mbak Fiki sebagai bendahara, Mbak Devi sebagai seksi Konsumsi dan Tubagus (Andes) sebagai seksi perlengkapan.


SURVEI LOKASI


MEETING Sebelum HARI - H
Sebelum Hari - H Kelompok 58 ada meeting dulu pada Hari Senin, 21 April 2014 di Plaza Semanggi.
Yang dibahas dalam meeting yaitu:
  • Jadwal mengajar
  • Acara Opening
  • Name tag untuk anak - anak SD
  • Perlengkapan (Konsumsi, Balon, Spanduk, Stiker label dan Papan Cita - Cita)
  • Kertas Origami untuk menuliskan Cita - Cita
  • Diskusi sekilas tentang teknis mengajar
  • Waktu kumpul 

PERLENGKAPAN KELAS INSPIRASI 
SPANDUK
Spanduk

Nah, untuk Spanduk ini designnya dibantu sama Dina dan juga idenya datang dari teman - teman kelompok 58. Dicetaknya sama Andes (Tubagus H. Grandee).

POSTER
Poster, Photo by Fajar Indra Permana
Kalau Poster, mulai dari design, percetakan sampai pemasangan di sekolah dilakukan sama Om Gunawan sendiri. Terima kasih ya Om untuk posternya.

PAPAN CITA - CITA & PITA
PITA, Photo by Lilik Kumalawati
Pita ini sesuai kesepakatan meeting akan dipasang di kepala anak - anak SD dan nanti ditulisi namanya masing - masing. Seperti ini jadinya.

Pita Identitas, Photo by Riska Triswinanda






Papan untuk menempelkan Cita - Cita



PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI, 24 April 2014

Sesuai dengan kesepakatan sewaktu meeting, semua pengajar, fotografer dan videografer berkumpul jam 6.00 WIB di sekolah SDN 01 Guntur. Ceritanya khan kita mau menginspirasi, jadi kata Sang Ketua, lebih baik datangnya pagi atau lebih awal dari anak - anak SD.

Tiba di SD, kita berkenalan dengan Para guru dan mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti Post it bewarna yang kita  bagi berdasarkan jumlah kelas, pita untuk dipasang di kepala masing - masing anak SD. Setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan.

Berhubung  kelompok 58 dan kelompok 59 mengajar di sekolah yang lokasinya sama maka acara pembukaannya disatukan. Anak - anak SD dikumpulkan di lapangan lalu ada sambutan dari Guru dan juga ketua masing - masing kelompok.

Opening, Foto by Riska Triswinanda
Kelompok 58 :
Kelompok 58 pada saat pembukaan




Kelompok inspirasi disambut dengan lagu selamat datang seperti ini.



 Setelah opening para pengajar masuk ke dalam kelasnya masing - masing. Bagi yang menunggu waktu mengajar mereka menunggu di luar ruangan kelas.

Seperti inilah suasana menginspirasi/mengajar yang dilakukan para relawan. (Saya urutkan dari pengajar yang pertama kali menyampaikan ceritanya kepada saya sampai pengajar terakhir) ...

Khayu, photo credit : Riska Triswinanda

 Dan ... ini adalah cerita Khayu Wahyunita (Ayu) tentang Kelas Inspirasi 3, Jakarta.
Tahu KI dari Instagram. Terus kepo lah saya apa KI itu, langsung googling dan gak mikir panjang langsung daftar.  Karena dulu sebenarnya pengen banget ikut IM cuma ternyata umurnya dibatasi hahaha... sampai hari briefing saya ngeliat euforia semangat yang luar biasa baik dari panitia maupun para relawan. Semangat teman - teman  kelompok untuk persiapan hari - H saya bagai kena magnet semangat mereka, hingga pas hari Inspirasi yang sebelumnya saya deg-degan luar biasa seperti saat saya sidang dulu, membayangkan 40 menit di depan kelas menjelaskan profesi saya yang mungkin sebagian besar dari mereka belum pernah lihat atau gak ada dalam list cita - cita mereka, pasti akan sangat susah.
Sebelumnya sudah saya siapkan apa yang akan saya sampaikan pas dengan waktu 40 menit yang disediakan tiap kelas, pas hari - H??? Yap planning lesson yang sudah saya siapkan berubah, berputar 180 derajat. Anak - anak ini dengan polosnya dengan senyumnya, dengan "kenakalannya" menghipnotis saya bukan sebagai "guru" tapi sebagai teman yang sama - sama bercerita, seperti teman yang bercerita pengalaman kepada temannya yang lain. Ketika antusias mereka mendengar tentang pekerjaan saya sehari - hari, apa yang saya ceritakan, hilang sudah rasa takut meski suara saya kalah dengan mereka, yang saya pikirkan saat itu? saya butuh Toa :D ..............
Bukan anak - anak ini yang membuat 1 (satu) hari sungguh luar biasa, seperti apa yang disampaikan teman sesama relawan ketika hari refleksi "Saya merasa hidup di dunia yang semestinya", yap, dunia dimana kita berada bersama orang - orang yang positif, lingkungan yang positif, orang - orang dengan posisi, profesi luar biasa mereka masih tetap peduli dengan urusan 'Mimpi Anak Indonesia' .................................
Sampai detik ini ketika saya menulis ini saya merasa hipnotis KI masih belum lepas dari diri saya, ketika saya melihat wallpaper HP saya, saya masih tetap melihat senyum anak - anak luar biasa ini, mengobati rindu untuk tetap bisa terus mengantar mereka meraih mimpi. Love sooooo damn with KI dan Kelompok 58.

 Akh Ayuuu, I Love You Too All .... GREAT PEOPLE MEET THE GREATEST PEOPLE EITHER ..

Next, ini teammate saya,  Dina Yustiana menginspirasi anak SD.
Dina Menginspirasi Anak-Anak SD, Photo Credit: Riska Triswinanda

Apa kata Dina Yustiana tentang Kelas Inspirasi? simak pernyataannya berikut ini:
Ini pengalaman pertama saya ikut kelas inspirasi. Jujur aja, saya gak punya bayangan sama sekali menjadi pengajar. saya cuma mau berbagi, waktu daftar KI modal saya cuma nekat. Dari KI saya belajar, kalau komentar tentang pendidikan di Indonesia itu gampang, tapi menjadi pendidik itu gak gampang. Daripada sibuk ngeluh tentang pergaulan anak - anak jaman sekarang, lebih baik kita turun tangan langsung untuk masa depan anak - anak yang masih polos dan lucu - lucu itu. pelajaran yang paling berharga buat saya, bahwa berbagi itu menyenangkan. Dan berbagi bikin ketagihan.

Lanjut ya ceritanya, ini Mbak Devi Retnowati Anggraeni in action.
Devi Retnowati Anggraeni menginspirasi Anak SD, photo credit: Fajar Indra Permana
 Mbak Devi berlatar belakang sebagai seorang Psikolog, dan ini adalah Pesan dan Kesan yang Ia sampaikan ke saya. Simak ya ....

Irma (Murid Kelas 2B) : Ibu waktu kecil cita - citanya apa?
Me (Mbak Devi-red) : Jadi Guru TK 
Irma : Terus kenapa sekarang malah jadi psikolog? memangnya cita - cita itu boleh ganti - ganti ya Bu?
Me : Boleh dong sayang, apapun dan kapan pun cita -cita itu bisa berganti. Asalkan adik - adik tau yang paling adik - adik sukai dan bisa membuat adik - adik senang atau bahagia. 

Kita simak tambahan pernyataan dari Mbak Devi ...

Hari ini  (24 April 2014 - red) adik - adik SDN Guntur 01 Jakarta menuliskan cita - cita dan mimpi mereka di ballon. Apapun yang mereka tuliskan, semoga bukan hanya sekedar PROFESI pekerjaan tetapi ada doa, mimpi doa anak Indonesia. Buat saya belajar lifeskill (happy,  mental toughness, ketekunan) lah yang menjadi nilai penting bukan profesi mau jadi apa?! Semoga Anak Indonesia bisa lebih happy!#Kelas Inspirasi JKT 3.
Next, Ada Mbak Ari Setiyowati yang juga ikut menjadi Inspirator.


Mbak Ari Menjadi Inspirator, Photo Credit: Fajar Indra Permana

Mbak Ari memiliki keahlian di bidang pemasaran dan penjual. Ini pesan dan kesan yang disampaikan pada saya.

Hii All, kesanku selama proses mendaftar sampai acara selesai: Kelas Inspirasi ini sangat baik buat kita semua, baik anak - anak sebagai acuan dan nuansa baru dalam mendapatkan semangat belajar dan sebagai ruang pencitraan diri bagi diri kita sendiri sebagai pengajar mengenai profesi kita.
Sarannya, sebaiknya sering diadakan minimal 3 bulan sekali dan dikhususkan untuk sekolah - sekolah yang kurang mampu, agar semangat juang mereka tak kalah dengan mereka yang belajar di kelas menengah ke atas dalam segi ekonomi.

Lanjut ya, di Kelompok 58 ada Riska Triswinanda sebagai Fotografer.

Riska Triswinanda sebagai Fotografer, Photo Credit : Fajar Indra Permana
Riska merupakan anggota termuda diantara kami. Masih kuliah, jurusan Komunikasi di Universitas Indonesia. Berdasarkan ceritanya sewaktu briefing ke saya katanya, dia sebelumnya pernah apply ikut KI, tapi baru diterima di KI3. Seperti inilah cerita Riska kepada saya selama mengikuti KI3.
Pengalaman saya ketika mengikuti kelas inspirasi Jakarta III adalah sangat menyenangkan dan mengesankan. Sangat senang bisa bertemu dengan anak - anak yang ternyata memiliki cita - cita tinggi bagi bangsa ini, diikuti dengan semangat mereka untuk menggapainya. Hal ini dibuktikan dengan mereka antusias menyebutkan cita - cita mereka masing - masing dan menempelkannya di balon yang siap diterbangkan ke langit biru yang cerah dengan harapan usaha anak - anak bangsa ini menggapai cita - citanya setinggi langit dan secerah yang diharapkan dari generasi penerus bangsa. Sangat mengesankan karena kami kelompok 58 berkesempatan untuk dapat berkontribusi dan dapat bersilaturahmi di SDN 01 Guntur Manggarai. Saya sendiri sebagai volunteer fotografer sangat senang dapat mengcapture kegiatan anak - anak saat upacara, proses pembelajaran dan canda tawa mereka saat berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Secara tidak langsung, hal ini juga menambah kualitas diri kelompok 58. Semoga pendidikan di Indonesia terus memiliki inovasi berkualitas demi mencapai goal yang ingin dituju. Salam Inspirasi :D

 Next, inilah sang Ketua Kelompok 58, Lilik Kumalawati yang juga menginspirasi anak - anak SD.
Lilik Kumalawati sang Inspirator, Photo Credit: Fajar Indra Permana
Mbak Lilik ini sangat passionate terhadap Kelas Inspirasi. Buktinya, meskipun pernah ikutan di KI sebelumnya, dia tetap ketagihan lagi untuk menginspirasi anak - anak SD. Makanya pada KI3 ini dia ikutan lagi dan semua anggota kelompok 58 sepakat untuk mengangkatnya menjadi Ketua Kelompok, seperti  yang saya katakan diawal. Seperti inilah tanggapan Mbak Lilik untuk KI3.
Satu kata untuk kelas inspirasi adalah pembelajaran. Ya pembelajaran hidup banyak saya dapatkan selama mengikuti kelas inspirasi termasuk di #KIJakarta3 tanggal 24 April kemaren. Selalu saja relawan yang harusnya menginspirasi justru yang terinspirasi. Keluarga baru juga salah satu manfaat yang saya rasakan di Kelas Inspirasi. Anak - anak SDN Guntut 01 yang semangatnya luar biasa. Keceriaan, keingintahuan dan kepolosan anak - anak menambah semangat saya untuk berbagi mimpi, semoga apa yang kemaren saya sampaikan bisa menjadi inspirasi kelak buat anak - anak SDN Guntur 01.
Kelas  Inspirasi juga selalu menambah salut dan hormat saya kepada para Bapak Ibu Guru SD. Satu hari kami mengajar tiada bandingnya dengan perjuangan seluruh Bapak Ibu Guru di seluruh pelosok tanah air. Terima kasih Ibu dan Bapak Guru semuanya.  Salut juga pada relawan lainnya, mau berlelah - lelah mengorbankan 1 (satu) hari cutinya untuk menginspirasi anak - anak SD. Kelompok 58 yang sangat menginspirasi, pun juga bergabungnya publik figure di kelompok kami memberi warna tersendiri.
Maju terus kelas inspirasi yang telah menjadi candu buat saya, semoga ke depan masih bisa berkontribusi lagi di kelas inspirasi kota lainnya, aamiin.
 Terima kasih Ketua .... Selanjutnya dari Kelompok 58 ada Tubagus Hadisqudsi Grandee.
Tubagus Hadisqudsi Grandee, Photo Credit: Riska Triswinanda
Inilah keterangan dari Tubagus Hadisqudsi Grandee (Andes) tentang keterlibatannya dalam Kelas Inspirasi 3 Jakarta.
 Pengalaman selama ikut KI: Sebenarnya sudah tau tentang KI dari dulu. Tapi untuk yang tahun ini ikut karena awalnya diajakin temen yang sudah ikut acara KI tahun lalu. Setelah tau diterima, sayapun merasa cukup excited karena memiliki kesempatan untuk berbagi kepada anak - anak SD yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Awalnya saya bingung untuk menjelaskan profesi saya yang bergerak di bidang "Private Equity", sesuatu yang sangat asing dan baru saya ketahui pada tahun ketiga kuliah saya.
Seluruh rangkaian program saya ikuti, mulai dari briefing sampai dengan refleksi. Menarik juga sih pada saat briefing diajarin berbagai macam tips dan trik untuk mengajar kepada anak kecil. Sesuatu hal yang saya baru pelajari di sana. Selepas briefing, saya menyiapkan materi pengajaran saya untuk Hari Inspirasi, dan pilihan metodologi saya mengajar jatuh kepada memberikan cerita bergambar kepada mereka.
Pada hari H kebetulan saya dapet giliran pertama ngajar di kelas yang paling "bandel" menurut guru di sana. Wah, benar - benar ga bisa dikontrol anak-anaknya dan i was totally lost against them! Saya pikir, setelah keluar dari ruang kelas itu, saya tidak ada bakat sama sekali dalam mengajar. Namun setiap saya masuk kelas, saya pelajari apa saja  yang efektif dan apa yang tidak terhadap mereka. 
Kelas kedua yang saya masuki adalah kelas 3 (tiga). Kelas ini sangat kooperatif - jauh dibandingkan dengan kelas 2 (dua) yang super hiperaktif dan saya cukup enjoy mengajar di kelas mereka. Satu -satunya masalah adalah tempo mengajar saya yang terlalu cepat sehingga harus "killing time" dengan games tebak - tebakan ke mereka.
Di kelas selanjutnya, kelas 5 (lima), saya mulai dengan games dan tebak - tebakan terlebih dahulu sebelum memulai sesinya. Tujuannya untuk mendekatkan diri dengan para anak murid dan agar waktu habis saat berakhirnya pengajaran. Strategi ini cukup sukses dalam hal alokasi waktu, namun agak agagal karena anak -anak tersebut malah ketagihan main tebak - tebakan dengan saya (dan kemampuan mereka dalam menjawab tebakan saya juga cukup hebat).
Kelas terakhir yang saya sambangi adalah kelas 1 (satu). Mereka anak - anak yang masih polos dan lucu - lucu. Sempet agak kepikiran sih gimana caranya menjelaskan bidang keuangan kepada anak - anak yang baru belajar membaca tulis hehe. Namun justru tidak disangka mengajar di kelas ini paling Fun! Metode yang sama seperti mengajar di kelas 5 (lima) saya terapkan kepada anak - anak kelas 1 (satu) ini dan hasilnya cukup sukses karena mereka sangat kooperatif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Kebetulan karena ini jam terakhir pengajaran selama rangkaian kelas inspirasi, sesi bersama anak kelas 1 (satu) ini diakhiri dengan penulisan cita - cita mereka untuk ditempelkan di "papan cita - cita" yang telah kami siapkan untuk para anak - anak. Lucu juga sih melihat anak - anak tersebut memiliki cita - cita yang beragam. Mereka menuliskan cita - cita mereka tersebut dengan tatapan penuh harapan dan mata yang berbinar - binar. Semoga kamu dapat menggapai cita - citamu nak!
Key takeaway dari rangkaian acara Kelas Inspirasi ini: 
  1.  Mengajar anak - anak itu tidak mudah! salut kepada Ibu dan Bapak guru yang mampu dan selalu bersedia mengajar generasi penerus bangsa sejak dini. 
  2. Cita - cita mereka terbatas pada pekerjaan - pekerjaan yang umum dan distinctive yang ada di masyarakat. Saat di kelas saya selalu menanyakan apa cita - cita  mereka. Jawaban yang selalu muncul ya terkait pekerjaan yang bidangnya sangat spesialisasi seperti tentara, dokter, pemain sepakbola, guru, pembalap, presiden (by the way, saat saya iseng  nanya siapa presiden Indonesia di kelas 1 (satu), mereka menjawab dengan nama salah satu calon presiden), dst. Sedikit sekali dari mereka yang mempunyai cita - cita mempunyai pekerjaan yang tidak terlalu spesialisasi, namun ada di sekitar mereka dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, seperti banker misalnya. Melalui kelas inspirasi, saya merasa dapat sharing kepada mereka tentang pekerjaan - pekerjaan tersebut. 
  3. Ada perasaan puas dalam batin saat melihat tatap penuh harapan dari anak - anak  SD pada saat mereka menceritakan cita - cita mereka.

Saya  menerima cerita dari Andes ini pada tengah malam lewat WhatsApp. Itu pun dibaca pas kebetulan terbangun. Salah satu komentar saya ke Andes setelah menerima ceritanya adalah "serius sekali". Ya, Andes menerjemahkan apa yang saya minta lebih dari yang diharapkan. Saya waktu itu hanya bilang ceritakan saja apa yang Andes rasakan sewaktu terlibat KI3 dari mulai daftar, persiapan dan pas Hari - H ngajar dll. Terserah dalam bentuk cerita atau dialog pun boleh, bebas. Meski saya bisa copy paste semua cerita yang dikirim teman - teman lewat WA dan merubahnya dalam Words tapi saya akhirnya tidak melakukan itu. Saya malah menikmati menyalin kembali dari WA kata demi kata. Supaya saya bisa benar - benar merasakan dan mengerti apa yang telah teman - teman hadapi. Terima kasih!

Kita lanjutkan kembali ya ceritanya. Berikut ini sharing dari Om Gunawan, sebagai Videografer di kelompok kami. 

Om Gunawan, Sang Videografer, Photo Credit: Riska Triswinanda
 Om Gunawan bilang seperti ini:
Kelas Inspirasi Jakarta 3 (tiga) ini adalah kesempatan yang ke -5 (lima) untuk saya bertemu dan bergabung dengan para profesional/inspirator. Tak ada yang beda dengan Inspirator  Kelas Inspirasi sebelumnya, karena saya tahu bahwa profesional yang berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi adalah orang - orang yang ingin anak Indonesia lebih maju dan mendapat pendidikan bermutu. Buat saya bertemu dengan mereka adalah momentum yang selalu saya tunggu. Karena Kelas Inspirasi adalah cara sederhana untuk mencapai kebahagiaan.
 Om Gunawan memang luar biasa. Untuk Kelas Inspirasi 3 pun setahu saya ikut dua, yaitu di Jakarta dan di Tasikmalaya. Salut Om. Tetap menginspirasi anak - anak SD ya Om.

Next, di kelompok 58 ada Mbak Fiki Maulani Kursidi.
Fiki Maulani Kursidi, Photo Credit: Riska Triswinanda
Okey, ini dia komentar dari Mbak Fiki tentang Kelas Inspirasi :

Seru aja sih. Anak - anak itu Familiar sekali dengan nama Vicky. Vicky Shu sampai Vicky Prasetyo. Kalau untuk mengajar, aku sih sudah biasa ya. Karena memang sebelum aku kerja kantoran, 7 tahun aku jadi guru. Spesialisasi anak di bawah 8 tahun, lalu guru paduan suara untuk SMP - SMA. 
Balik lagi ke mengajar di KI. So far sih seru -seru ajah ya. Cuma namaku, Fiki ini ternyata famous ya. Ahahhaa ... Namanya sama sih dengan public figure. 
Dan, untuk  menerangkan ke mereka bahwa ada loh pekerjaan seperti yang aku kerjakan sekarang, itu agak susah. Karena mereka gak pernag denger atau tahu. Dan suatu kelas itu, keliatan dari gurunya. Kelas yang tertib dan aktif, itu tandanya, stimulasi dari guru kelasnya cukup bagus. Kelas yang gak bisa diatur, itu tandanya gurunya terlalu galak. Jadi, ketika ada orang asing masuk, mereka jadi liar. 
Senang kembali bersentuhan dengan anak - anak lagi.
Lanjut, ini ada pernyataan dari Fasilitator Kami, Mbak Wuri terkait Kelas Inspirasi #3 Jakarta khususnya untuk kelompok 58.

Mbak Wuri, behind the mirror, Fasilitator KI#3 - Jakarta, Kelompok 58
Ini adalah pernyataan Mbak Wuri :
Ada banyak ilmu dalam sepenggal hari Kelas Inspirasi Jakarta#3, 24 April 2014. Pernah mengikuti KI32 menjadi relawan mengajar membuat saya ketagihan. Jadi begitu ada kesempatan menjadi fasilitator relawan, langsung  daftaaaar. Awalnya saya pikir mirip seperti  menjadi relawan pengajar .... ternyata tanggungjawabnya lebih besaaaar. Utamanya memastikan bahwa seluruh kegiatan sesuai dengan 7 (tujuh) Sikap Dasar KI dan menyemangati supaya anggota kelompok aktif terlibat. Untuk mengantisipasinya maka dari awal disampaikan do & dont's nya. nah, Saban hari mengikuti setiap WA yang masuk memastikan semuanya berjalan lancar. Begitu juga informasi - informasi dari panitia pusat yang perlu diketahui oleh seluruh anggota kelompok. Deg - degan juga, sembari nyontek perkembangan kelompok - kelompok lainnya, mengimbangi supaya perkembangannya seirama. Termasuk tergagap - gagapnya saya menggunakan teknologi media sosial *sssstttt* ..... maklum angkatan jadul, tapi ini yaang membuat saya belajar banyak. 

 Oh ya, di kelompok kami ada yang spesial. Bisa menebaknya?? Yup, kalau lihat foto dan cerita awal pastilah ya mengerti maksudnya. Ada sepasang suami istri yang notabene profesinya kita kenal sebagai artis. Saya ragu untuk meminta kesan dan pesan mereka untuk blog ini. Maklum dengan pekerjaan mereka yang pastinya cukup sibuk. Saya berikan gambaran lewat foto - foto saja bagaimana kedua artis ini menginspirasi anak - anak SD.

Sang Inspirator, Gilang Ramadhan dan Shahnaz Haque, Photo Credit: Riska Triswinanda, Edited by Me
Yup, kalau kita perhatikan dari gambar di atas, memang beda gaya antara yang amatir dengan profesional ya. Heheee...

Lalu ada Sang Fotografer Fajar Indra Permana.

Sang Fotografer, Fajar Indra Permana
Tapi sayang, saking sibuknya dikejar deadline kliennya, sampai bilang ke saya untuk di skip saja. Ya sudahlah ya. Kita maklumi saja.  Oh ya Fajar khan fotogafer profesional, teman - teman bisa memakai jasanya. Coba saja cek ke sini www.delucce.com.

Setelah kita mendengarkan cerita dari teman - teman, kini giliran saya untuk sharing. 
It's me (Sri Rahmi Purnamasari), photo credit: Fajar Indra Permana
Saya langsung saja sharing ya, seperti ini ceritanya :
Pertama kali tahu tentang KI dari twitter. Itu pun lagi iseng scrolling down timeline, tiba -tiba ada ajakan untuk mendaftar di hari terakhir. Saya buka webnya lewat HP dan langsung daftar tanpa banyak pertimbangan. Saat itu juga saya beritahu teman kosan, Kezia untuk ikut daftar. Akhirnya kami berdua sama - sama daftar. Tapi sangat disayangkan email pemberitahuan hanya membawa satu kabar gembira. Sayalah yang diberikan kesempatan pertama untuk bergabung dengan KI3.  
Kabar gembira itu saya sebarkan lewat Media Sosial, Facebook. Dalam status di FB saya katakan I'll Do it, demi beasiswa ke Harvard. Seorang teman saya berkomentar katanya "Demi memberikan ilmu kepada anak sekolah jg donk....harus ikhlas". Lantas saya jawab seperti ini "Klo tidak sungguh2 mana mau saya daftar ... ini khan lanjutan dari kegiatan sebelumnya 'Festival Gerakan Indonesia Mengajar' ". Komentar dari seorang teman menjadi trigger untuk saya agar bisa tampil optimal dan tidak asal - asalan. Memang KI tidak ada hubungannya dengan FGIM. Tapi bagi saya keduanya saling keterkaitan.  
Sebelum hari - H pelaksanaan KI3 saya ikut briefing. Dari sinilah saya mendapatkan gambaran tentang apa yang akan disampaikan kepada anak - anak dengan menggunakan media bantu seperti apa pula. Awal mulanya saya mengkonsep di dalam pikiran lalu dituangkan ke dalam kertas Bomberg sebagaimana panitia sampaikan. Saya siapkan juga alat bantu untuk mengajar seperti Majalah yang memuat berita serta artikel saya, beberapa uang lembar seribu rupiah juga disiapkan karena ini berkaitan dengan games tebak daerah. Rencananya sih ingin menjelaskan kepada anak - anak bahwa salah satu tugas saya adalah melakukan kunjungan kerja ke daerah. Salah satu daerah yang pernah dikunjungi adalah daerah yang memiliki pemandangan sebagaimana terdapat di uang lembar seribu rupiah. Saya siapkan juga file foto - foto aktivitas kerja di dalam Flashdisk. Tidak hanya itu, saya juga beli peta, buku gambar dan crayon warna serta looseleaf. Tidak ketinggalan magnet pun saya beli. Karena berdasarkan informasi hasil survei yang dilakukan ketua kelompok, Mbak Lilik, katanya sekolah itu memakai whiteboard. 
Ketika hari - H, saya mengajar sesuai jadwal yang telah dibagikan ketua kelompok. Kelas pertama yang saya ajar adalah kelas I. Alat bantu pertama yang dipakai adalah Peta. Saya ingin anak - anak menunjukan daerah yang disebutkan. Tapi ketika peta itu hendak dipasang dengan menggunakan magnet pada whiteboard, sayang di sayang kok ya magnetnya itu tidak mau menempel. Gagal sudah satu konsep. Ternyata tidak semua whiteboard sama halnya dengan whiteboard kantor yang bisa ditempeli magnet. Saya pun coba ide lain untuk meletakan peta di meja guru saja dan itu berhasil!
Mengajar di kelas satu ini membuyarkan prasangka buruk saya. Tadinya saya pikir akan sangat berat mengajar di kelas paling kecil. Nyatanya tidak. Anak - anak kelas satu sangat antusias dan kooperatif.
Selepas mengajar di kelas Satu, lanjut masuk ke Kelas 2B. Pas masuk sudah nampak anak - anaknya ramai dan ada dua guru di dalam kelas itu. Saya bicara mereka tetap ramai dan kedua orang guru membantu untuk membuat mereka tenang. Saya lantas berpikir cepat. Kalau mengajar dengan menggunakan peta sebagai alat bantu, saya jamin tidak akan berhasil! Oleh karena itu, saya putuskan untuk membuat anak - anak aktif dengan cara membagikan kertas looseleaf yang sudah disiapkan. Sebelumnya saya katakan pada mereka bahwa salah satu pekerjaan saya adalah membuat berita atau artikel, dan saya minta mereka untuk membuat sebuah karangan. Dikarenakan dari sinilah awal mula kita membuat karya tulis. Ketika membagikan looseleaf pada anak - anak mereka mulai duduk dengan tenang dan dua orang guru itu keluar dari ruangan kelas. Anak - anak pun bertanya pada saya "Bu, boleh membuat puisi ?", tanya seorang anak. Saya jawab boleh, silahkan saja, mau buat puisi atau karangan, bebas. "Bu, boleh melihat (buku-red) tidak?", tanya anak yang lain. "Boleh kalau mau lihat buku, tapi orang yang hebat tidak mencontek, buatlah karya sendiri ya", jawab saya.
Ketika dalam proses membuat puisi dan karangan bebas itu, Bu Guru Minda datang dan berbisik kepada saya katanya di dalam kelas ada dua orang murid yang belum lancar menulis. Saya katakan tidak apa - apa. Jawaban saya memang singkat, karena saya tidak hendak menyelidiki anak - anak satu persatu. Intinya saya hanya ingin melihat kemampuan semua anak - anak dalam menulis. Sangat disayangkan memang saya tidak bisa membantu banyak dalam hal ini. 
Ketika waktu mengarang habis, ada seorang anak putri bernama Ayu, yang masih antusias menulis puisi, meskipun waktu itu sudah masuk waktu istirahat, dia tidak bergeming dari kursi dan bangkunya. "Ayu lanjutkan saja menulis puisinya, Kakak tunggu ya", kata saya. Lalu Bu Guru Minda mengatakan kepada saya bahwa Ayu memang jagonya membuat Puisi. Pantas!!! Saya perhatikan bagaimana Ayu ketika sedang berpikir mencari ide untuk puisinya, badannya dia jauhkan dari meja dan ketika sudah menemukan ide baru badannya dia condongkan kembali ke meja dan menuliskannya di selembar kertas. Sangat berkesan sekali dengan semangat Ayu menulis puisi. Nanti pada bagian bawah saya perlihatkan Puisi Ayu ya .... 
Selesai istirahat saya masuk ke kelas Empat. Hal unik yang saya jumpai di kelas empat adalah, pas awal masuk sudah ada beberapa anak yang meminta ijin untuk ke toilet. "Boleh ke toilet tapi nanti kembali lagi ya ke kelas", jawab saya. Alhamdulilah, anak - anak yang meminta ijin itu kembali masuk ke dalam kelas. Di Kelas Empat ini saya minta mereka untuk menebak peta dan juga menulis. Saya ada terkesan dengan satu cerita anak tentang pertandingan bola. Di bagian akhir ya saya share ceritanya ...
Kelas terakhir yang saya ajar adalah kelas Enam. Ini adalah satu - satunya kelas yang dapat menjawab dengan benar pertama kali ketika saya tanya "ada berapakah jumlah Provinsi di Indonesia saat ini?"... semuanya serentak menjawab ada 34 Provinsi! Di kelas enam ini saya masih menggunakan alat bantu peta, tapi tidak bertahan lama. Saya lihat kalau satu anak menunjuk peta yang lainnya terlihat bosan menunggu, maka saya pun meminta mereka membuat karangan atau puisi. Setelah itu, saya ajak mereka untuk belajar menjadi dirigen dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu, saya panggil seorang anak ke depan untuk memimpin lagu tapi anak itu meminta ke depan dengan dua orang temannya yang lain. Saya iyakan permintaannya. Kepada anak - anak kelas enam saya katakan bahwa upacara bendera tidak dilakukan ketika sekolah di SD, SMP maupun SMA. Ketika sudah bekerja menjadi PNS pun kita akan melakukan Upacara Bendera.

 Kesimpulan dari ikut serta di dalam Kelas Inspirasi adalah:
  1. Saya sarankan setiap pengajar terpilih untuk mengikuti BRIEFING sebelum pelaksanaan hari - H. Dikarenakan dari Briefinglah kita belajar metode dan mendapatkan bayangan apa yang bisa kita lakukan di Kelas Inspirasi. 
  2. Buatlah BOMBERG untuk mengkonsep cara mengajar kita. Meskpun pada hari pelaksanaannya banyak yang melenceng tapi dengan Bomberg kita bisa pegang inti Inspirasi apa yang harus kita tanamkan terus kepada anak - anak Sekolah Dasar. 
  3. Di semua kelas yang saya masuki, saya terus mengingatkan anak - anak untuk memiliki cita - cita dan Sekolah sampai ke Tingkat yang paling tinggi. Saya pun meminta anak - anak untuk menyebutkan tahapan untuk meraih cita - cita. Sebagian besar dari mereka bisa menyebutkan tahapannya seperti rajin belajar, sekolah sampai tingkat tinggi, tidak menyerah, tetap berjuang dll. 
  4. Belajar untuk dapat membaca keadaan, ketika sudah bisa  menangkap ada kebosanan pada anak - anak cepat cari atau ganti strategi atau metode mengajar. 
  5. Di kelas inspirasi, pengajar juga dituntut untuk dapat berpikir cepat dan cepat pula ambil tindakan yang tepat. 
  6. Alat bantu yang saya siapkan tidak semuanya terpakai di Kelas, karena ada keterbatasan waktu. Oleh karena itu, pilihlah alat bantu mengajar yang paling efektif. 
  7. Saya sebelumnya juga pernah mengajar di kelas V SD. Waktu itu diminta My Mom yang juga sebagai seorang Guru SD untuk mengajar pidato dalam bahasa Inggris (Naskah pidatonya sudah saya posting di sini) Saya merasakan antara mengajar Pidato bahasa Inggris dan menginspirasi itu memang berbeda. Menginspirasi itu dituntut untuk sekreatif mungkin. Sementara kalau mengajar pidato itu khan istilahnya sudah baku atau terukur. 
  8. Ketika bidang pekerjaan kita masing sangat asing ditelinga anak - anak, maka pakailah istilah yang general. 
  9. Dari semua kelas yang saja inspirasi (I, II, IV dan VI) ternyata anak - anak kelas IV lebih bersemangat dan kreatif membuat karangan/cerita dan puisi.
Sebagai penutup dari cerita Kelas Inspirasi ini, saya lampirkan beberapa karya dari anak - anak SD yang saya ajar.

Puisi Karya Ayu dari Kelas 2B. Ini adalah Ayu yang saya sebutkan di cerita atas. By the way, puisi ini Ayu buat khusus buat Kamu Din. Seperti tertulis di atas puisinya "Ini Buat Kakak Dina" ...

Ayu, kelas 2B SDN 01 GUNTUR
Ini Puisi Ayu

Puisi Karya Ayu S. Kelas 2B, SDN 01 Guntur
Lebih jelasnya, saya salinkan kembali Puisi yang Ayu tulis.


"AIR"
Air Bentukmu Cair Tak Berwarna
Namun Kau Banyak Guna 
Air Bersih Selalu Dicari
Saat Orang Ingin Mandi, Minum dan Mencuci
AIR
Dapat Juga Timbulkan Bencana
Jika Tak Dijaga
Banjir Akan Melanda
Ayo Kawan
Jagalah Sumber Air
Biarkan Air Mengalir
Lancar dan Bersih 
Di Sungai, Danau dan Laut
Bagi Semua Makhluk Hidup


Selanjutnya ada cerita dari Arina Zulfa, kelas 2B. Dia bercerita tentang "Saudara Aku Malas Belajar".
Cerita Karya Arina Zulfa, Kelas 2B, SDN 01 Guntur
Saya salinkan cerita dari Arina selengkapnya seperti ini:
Pada suatu hari, aku melihat saudaraku berangkat ke Sekolah. Aku melihat saudara Aku tidak bawa tempat pensil. Saudara Aku mencari tempat pensilnya. Karena dia bermain terus. Saudara Aku namanya Rian. Rian udah pulang tidak tidak berganti baju. Dia Engga belajar, dia malas. Aku ajarin dia belajar. Dia tidak lupa tempat pensil. Dia belajar terus. Dia pulang nilainya seratus. 

Benar - benar terharu membaca cerita karya Arina. Dari cerita tersebut, kita dapat mengetahui bahwa Arina yang sekarang duduk di kelas 2B berperan menjadi seorang Kakak yang baik bagi adiknya. Mengajari adiknya dari yang tadinya malas dan lupa membawa tempat pensil menjadi adik yang berhasil mendapatkan nilai seratus. Lanjutkan terus ya Arina menjadi seorang kakak yang selalu membimbing adiknya.


Anak - Anak SDN 01 Guntur yang saya ajar sebagian besar sudah memiliki cita - cita, meskipun ada anak yang memiliki lebih dari satu cita - cita. Tapi ada juga pengakuan dari Raysa Allana S. kelas VI, yang masih bingung mau jadi apa karena cita - citanya banyak. Yuk kita simak ceritanya.


Raysa Allana, Kelas VI SDN 01 Guntur

 Raysa Says: 

Hobi saya bermacam - macam. Saya suka bermain bola, berenang, bersepeda, kadang saya suka membaca. Saya tidak tahu cita - cita saya apa. Saya kadang ingin menjadi guru, dokter dll.  Tapi saya merasa tidak cocok. Kakak saya bilang cita - cita yang kita pilih harus sesuai dengan keinginan agar kita bisa mengejarnya. Terima Kasih.
Ada juga yang membuat Puisi tentang cita - cita sepertinya puisinya Ambar Lestari. Yuk kita baca sama - sama.
Puisi Karya Ambar Lestari, Kelas VI SDN 01 Guntur

"Mewujudkan Cita - Cita" 
 Cita - Cita ...
Aku ingin mengejarmu
dengan semampuku
dan dengan belajar yang tekun
Cita - cita ...
Aku ingin sekali menggapaimu
Aku takan menyerah mendapatkanmu
Engkau sangat berarti
Cita - cita ... 
Jika Aku bisa Menggapaimu 
Aku pasti bisa membanggakan Orang Tua, Guru 
yang sudah mengajarkanku
Cita - Cita ...
Aku bercita - cita menjadi guru 
Untuk bisa mengajar orang 
yang sangat membutuhkan ilmu
Semoga - mogahan cita - citaku ini terwujudkan


Sementara ini ada pengakuan dari Intan, Kelas VI yang memiliki dua cita - cita yaitu menjadi Dokter Umum dan Guru. 
Intan, Kelas VI SDN 01 Guntur

Intan bercerita tentang cita - citanya seperti ini:
Aku kalau besar ingin menjadi dokter umum, karena jasanya sangat besar yaitu bisa menyembuhkan orang yang sakit. Selain itu, juga ingin menjadi seorang guru agar bisa mencerdaskan anak bangsa. Untuk menggapai cita - citaku aku harus rajin belajar dan terus semangat dan jangan berputus asa. Untuk kalian semua yang mempunyai cita - cita gapailah setinggi langit. Jangan pernah berputus asa, tetap semangat dan jangan lupa belajar yang rajin.
Sip Intan, Kakak Sri senang membaca  pengakuan dari Intan. Terutama di kata - kata terakhir. Intan di sini sudah tahu harus berbuat apa untuk menggapai cita - citanya. Bahkan Intan juga mengajak kita semua untuk mewujudkan cita - cita. Terima kasih Intan. Semoga cita - citanya tergapai ya.

Tapi ada juga teman kita, Sulfia yang bercita - cita ingin menjadi Pengusaha Flanel.
Sulfia, Kelas VI SDN 01 Guntur
 Jelasnya seperti ini:
Cita - citaku adalah menjadi pengusaha kain flanel. Sebenarnya dulu membuat kreasi dari kain flanel hanya sekedar mengisi luang waktu. Eh lama kelamaan membuat kreasi kain flanel menjadi hobiku, dan menjual hasil karyaku kepada teman - teman.
Sekarang kain flanel adalah nama yang tak asing dalam hidupku. Aku bertekat supaya menjadi pengusaha kain flanel yang sukses dan hebat! Semoga keinginanku terkabul! Amiin!
Amien, semoga terkabul ya cita - citanya Sulfia menjadi pengusaha Kain Flanel.

Oh ya, untuk Kakak Inspirator yang mengajar di Kelas VI,  diantaranya Mbak Lilik, Mbak Shanaz, Dina, Mbak Ari dan saya sendiri, disebut namanya di dalam cerita yang ditulis Kania. Seperti ini:

 
Kania, Kelas VI SDN 01 Guntur

Saya salin kembali surat dari Kania seperti ini:
Kemaren kan Ibu Guru bicara besok/hari Kamis akan ada Indonesia Mengajar. Pagi hari aku melihat guru ko banyak banget gak taunya itu guru Indonesia Mengajar dan Ibu itu mengajar dengan baik. Ibu guru itu sangat baik yang mengajar kelas VI (Enam) ka Lili, ka Shanaz, Ka Dina, Ka Ari, Ka Sri. "TERIMA KASIH SEMOGA SUKSES" AMIN.
Terima kasih juga Kania sudah mengingat nama kita dan menuliskannya di dalam ceritanya. Semoga Kania ingat terus apa yang dikatakan oleh Kakak - kakak yang mengajar ya.

Next, kita lanjut ke Karya adek - adek kita kelas IV.  Berikut ini ada Puisi karya Manda Septika Sari.

Manda Septika Sari, Kelas IV SDN 01 Guntur
Bunga Mawar 

Bunga Mawar ....
Alangkah hari sudah pagi 
Kubuka gorden di kamarku
Sekuntum bunga mawar tersenyum padaku
Alangkah indah bunga mawar itu 

Bunga Mawar ....
Jika kupetik tangkaimu
Kau takkan berseri lagi
Kau takkan tersenyum lagi
Dan Tamanku Tak Indah lagi 

Bunga Mawar ....
Aku Ingin menjagamu
Aku ingin merawatmu
Supaya kau berseri lagi
dan supaya kau tersenyum lagi kepadaku

Terima kasih Manda Puisinya ... Indah sekali semoga nanti Manda semakin jago buat pusisi ya.


Joko, Kelas IV SDN 01 Guntur
Ada yang unik dari Joko ini. Dia tidak membuat puisi atau karangan biasa tapi mengulas tentang Bola. Saya tidak menyangka hasilnya luar biasa. Sewaktu Joko sedang menulis ceritanya saya perhatikan dia begitu konsentrasi mencari ide apa yang ingin dia tuangkan dan saya pun waktu itu terus mendorong dia untuk memulai menulis.
Seperti inilah ceritanya:

Pada hari Rabu aku menonton Film sepak bola nama timnya Real Madrid VS Bayermuncen dimulai malam - malam babak pertama baru dimulai dan wasit meniupkan peluitnya dan dimulai permainannya dan sudah agak lama kandang Bayermuncen kebobolan sekor 1 - 0 Bale membagi ke C. Ronaldo dan disundul ditangkep oleh Nuer dan dilempar ke Roben babak pun sudah habis Real Madrid menang 1 - 0 di kandang Real Madrid.
Luar biasa Joko, teruskan bakatnya ya .. siapa tahu nanti bisa jadi reporter bola ...Next, kita lanjut yuk dengan membaca karangannya Neneng.

Neneng, kelas IV SDN 01 Guntur
 Yuk kita simak ceritanya Neneng:

Aku ingin ke Sumedang di sana pemandangannya indah dan segar. Air di sana dingin seperti air di gunung. Memang itu gunung tapi banyak pohon dan rumah - rumah. Melewati patung cadas pangeran dekat gunung kunci, aku juga agak takut soalnya di gunung kunci banyak orang bilang ada setan dari Belanda. Aku gak tahu mana yang pangeran karena aku masih di sana orang baru datang tapi ada yang dari dalam atau orang yang dari luar Gunung Kunci. Serem ada orang yang pernah lihat tentara tapi gak ada di Gunung Kunci. Itu bukan mitos itu asli tapi aku agak heran sama orang Belanda ko dia mau menjajah negara orang lain. Sumedang adalah tempat orang Sunda. Kata orang Sunda Sumedang hampir abis masih ada bekas gundulnya di tempat yang sangat tinggi tapi masih di Sumedang ada ada bekas bakaran sama yang gundul - gundul gituh. Serem tapi sejuk. Dilihat juga bagus walaupun ada yang gundul. Habis pulang dari Sumedang ke Jakarta malah panasan di Jakarta. Di sana udah siang masih dingin di Sumedang, anehkan di Sumedang mah.
 Tuh anak SD juga bisa menilai kalau di Jakarta itu panas dan memang Kampung Halaman itu selalu ngangenin. Selain karena udaranya yang masih sejuk juga kekerabatannya masih kuat dan daerah selalu punya cerita. Terima kasih Neneng. Semoga next time tulisannya bisa sudah pakai tanda baca ya. Tapi cerita Neneng luar biasa.

Lain Neneng lain pula dengan cerita Alfina.
Alfina, Kelas IV SDN 01 Guntur 
  Alfina bercerita tentang Bermain Layang - Layang. Mari kita simak ceritanya.
Di sore hari aku dan teman - teman bermain layang - layang. Bermain layang -layang di lapangan supaya lebih besar untuk bermain layang - layang. Di sana anginnya sangat sejuk,  kalau main layang - layang jangan di jalan raya karena banyak kendaraan kata ibu. Ya aku main di lapangan besama teman - temanku.
Di hari itu aku sangat senang karena aku bisa bermain bersama teman - temanku semua. Matahari pun sudah tenggelam dan aku pulang karena sudah sore. Aku pun pulang ke rumah dan lekas mandi, karena aku habis bermain takutnya nanti kalau tidak mandi gatl - gatal. Sesudah mandi aku shalat dan aku pun belajar dan mengerjakan PR dan mempersiapkan untuk esok sekolah.

Siip banget ceritanya. Alfina paham kapan waktunya pulang main dan tidak lupa sholat, belajar dan mengerjakan PR.

Lanjut ya, kita dengarkan pengakuan dari Indri Syah Putri, katanya kehadiran Kelompok 58 KI3 membuatnya sangat senang.

Sulawesi, Indri Syah Putri, Kelas IV SDN 01 GUNTUR
Begini kata Indri di pengakuannya yang diberi judul "Pada Hari Kamis Aku Sangat Senang".
Pada hari Kamis Aku sangat senang tetapi aku bingung mengapa aku tiba - tiba di suruh baris di lapangan sekolah. Banyak kakak - kakak yang cantik. Tiba - tiba di kelas kakak - kakak itu masuk ke kelas IV. Tak tau kakak itu menerangkan dirinya dan menerangkan pekerjaannya ada yang menjadi sekretaris ada juga yang menjadi pengajaran musik, aku mau seperti itu. Kata kakak itu aku harus berjuang lebih tinggi dan majukan prestasimu menjadi anak Indonesia. Anak Indonesia harus juga tahu nama - nama Provinsi. Provinsi itu ada 34 provinsi. Sekarang aku sedang membahas tentang Provinsi.
Saya sangat puas membaca pengakuannya Indri. Terutama kata- katanya bagian ini "Aku Harus berjuang lebih tinggi dan majukan prestasimu menjadi anak Indonesia". Ini artinya message utama Kelas inspirasi dapat diterima atau ditangkap dengan baik. 

Sekarang kita lanjut ke Kelas 1. Untuk kelas Satu ada Illa yang bercita - cita menjadi dokter. 

ILLA, Kelas I SDN 01 GUNTUR
 Illa bercerita tentang cita - citanya seperti ini:
Cita - cita aku menjadi dokter kenapa aku jadi dokter menolong orang sakit di suntik yang sakit terus dirawat yang sakitnya terus diperiksa terus sembuh.
Coba perhatikan tulisan tangannya Illa. Apa kesan yang bisa ditangkap oleh teman - teman?
Yup, Illa baru duduk di kelas satu, tapi untuk ukuran anak Kelas satu tulisan tangannya sangat bagus ya. Saya terpesona. Semoga ke depannya tulisan Illa menjadi lebih bagus lagi. Harus bangga, karena tulisan yang bagus bisa menjadi berkah. Untuk cita - citanya menjadi dokter, terus diperjuangkan ya. Semoga terwujud.

Dan untuk yang terakhir ini ada beberapa rekaman video selama saya mengajar. Lihat yuuk ..




 Next ..
Next ..


Next .. Berikut ini adalah video pada saat penutupan dengan melepas Balon yang sudah ditempel dengan cita - cita anak - anak SD.






Foto Bersama Bapak dan Ibu Guru
Foto Sebelum Artis kita pulang lebih dulu.
Full Team

Seperti itulah kira - kira cerita dari kami Kelompok 58 dalam Kelas Inspirasi 3 Jakarta. Semoga cerita ini dapat menginspirasi teman - teman semuanya untuk dapat ikut berpartisipasi di dalam Kelas Inspirasi Selanjutnya.

NB: Untuk teman - teman kelompok 58, satu moment yang luar biasa menakjubkan ya, dengan cerita tersendiri. Good luck for you all. Semoga harapan dan cita - citanya terkabul. Selamat memperjuangkan mimpi kita semua. Senang bertemu dengan semuanya :D