Search This Blog

Thursday, November 29, 2012

Kalau Kuota Gratis Menyimpan Foto Habis

Saya mulai aktif di blogger alias blogspot ini ya sejak tahun 2010. Banyak Postingan yang pakai foto. Tanpa Foto, rasanya kurang menarik. Pembaca butuh yang namanya visual. Kata-kata dapatlah membuat kita berimajinasi tapi akan sangat dikuatkan dan lebih menarik jadinya kalau terdapat foto.
Nah, ceritanya Minggu kemarin itu, mau posting blog tepatnya mau upload foto. Tapi apa yang terjadi kemudian adalah adanya peringatan yang mengatakan kuota gratis untuk menyimpan foto saya di Blogspot telah habis. Seperti ini pengumumannya :

Peringatan Quota gratis sudah habis
Yup, dapat dilihat dari keterangan di atas "Wah! Ruang penyimpanan Anda habis. Saat ini Anda telah menggunakan 100% dari kuota 1 GB untuk Foto".

Intinya fanik saat itu. Tapi katanya lagi kita bisa meningkatkan ruang penyimpanan. Nah waktu ku klik linknya apa yang terjadi? Beli! ya, saya harus beli.
Pilihan untuk membeli itu yang paling rendah kuotanya adalah 25GB perbulan, bayarannya adalah $2,49.
Mikir dulu untuk sesaat ya, beli apa tidak ya. Cara pembayarannya juga bisa kredit atau debit. Didasarkan pertimbangan bahwa ngeblog itu hobiku, jadi tidak masalah kalau harus mengupgarde storage untuk foto, alias beli ruang penyimpanan. Akibat dari pembelian ini, setiap bulannya kita akan ditagih, kecuali kalau kita berhenti langganan.

Yang  belum  kudapatkan jawabannya adalah kalau 25GB itu tidak habis dipakai dalam satu bulan, apa akan hangus di bulan berikutnya atau tidak. Itu tidak kumengerti. Tapi itu, sepertinya tidak akan hangus. Makanya nanti sebelum habis satu bulan atau sebelum tanggal pembayaran berikutnya, saya rencananya mau mengcancel. Kalau tidak hangus di bulan berikutnya ya, tidak perlu beli lagi. Kalau mau beli ya tunggu saja yang 25 GB itu habis dulu, baru beli lagi.

Bagaimana dengan teman-teman? apakah bloggnya sudah memberikan warning yang sama?
Sekali lagi tidak masalah bagi saya, karena ngeblog itu ibarat release pain. Ada ketenangan dan kepuasan setelah melakukan postingan.  Bahkan ketika ngeblog itu kita dilupakan oleh apa yang sedang menimpa kita. Maksudnya, kita lagi sakit nih, tapi ketika ngeblog sakit itu tidak terasa. Saking seluruh pikiran tertumpah pada tulisan di blog.

Jadi, selamat ngeblog ya Kawan!

Monday, November 26, 2012

Ada Industri Rumah Tangga Apa Di Tangerang?

Hallooo Selamat Pagi ...

Oke, di pagi hari ini saya hendak berbagi cerita sewaktu hari Kamis kemarin ikut bersama rombongan Ibu-Ibu Dharma Wanita dari Kantor berkunjung ke Pabrik yang ada di Tangerang. Ya ampun teman-teman, melihat gerak-geriknya para Ibu Dharma Wanita (DWP) ini jadi semakin tahu kalau saya itu Kuper alias kurang pergaulan.

Mana saya tahu ya, ada Sepatu bermerek Apple Green, Aris, lalu di Kedaung itu ada pabrik porcelain dan juga ada pabrik pembuatan perabotan rumah tangga. Semua itu saya tahu dari mereka.
Apa sih tujuan dari Para Ibu Dharma Wanita berkunjung ke Pabrik-pabrik tersebut?
Ya, jawabannya adalah untuk  meningkatkan wawasan Ibu Dharma Wanita mengenai produk lokal atau dalam mengeri, mencintai dan menggalakan produk dalam negeri dan sebagai salah satu program dari DWP itu sendiri ya.

Dan tempat yang kita kunjungi pertama adalah Parbrik sepatu Apple Green.
Di PT. Kreasi Polart Asri

Ya, nama perusahaannya sendiri adalah PT. Kreasi Polart Asri. Dialah yang memproduksi sepatu dengan merek Apple Green. Teman-teman sudah pada punya sepatunya?
Inilah Apple Green
Di sini, tidak ada sepatu yang saya beli. Hanya sepintas saja melihat sepatu-sepatu yang disiplay itu. Bagus sih modelnya. Sesuailah dengan harga. Yang terbuat dari kulit asli harganya standar sekitar Rp. 700.000,-   Wah, berpikir dua kali beli itu sepatu. Masalahnya dompetnya lagi kosong. Tapi harga yang dibawah itu juga ada ya.
Modelnya
 Nah, itu tadi contoh model sepatunya. Kalau teman-teman mau mencari sepatu Apple Green ini langsung saja ke Blok M Square, Sarinah dan Pasaraya. Itu diantaranya. 

Kunjungan dilanjutkan ke Aris Shoes.

Melihat lebih dekat
Harga sepatu di Aries Shoes ini lebih terjangkau. Cocoklah untuk serep. Saya pun beli. Pesan sih, karena nomor 36  tidak ada. Bahannya dari Kulit kambing katanya dan ada juga bahan sintetisnya.

Sepatu Model Aris
Nah, itu model sepatu yang dibuat Aris. Teman-teman bisa memilih sendiri, lebih menyukai model yang mana.

Setelah dua kunjungan itu, kita pun beristirahat makan siang dulu. Lalu kunjungan di lanjutkan ke Pabrik Porcelain. Ini nama perusahaannya.

PT. Kedaung Oriental Porcelain Industry

PT. Kedaung Oriental Porcelain Industry, itu namanya. Kalau teman-teman nanti membeli Mug, Piring atau sejenisnya lalu ada Cap "KOPIN" itu berarti buatan Kedaung ini.

Mari kita lihat Produk yang dibuat Kedaung ini.
Produk Kedaung
 dan .....
Produk Kedaung
dan

Produk Kedaung
Di pabrik Kedaung ini, mereka melayani pembelian personal. Maksudnya mereka melayani pesanan sesuai keinginan pelanggan. Misalnya kita ingin membuat Mug dengan model sendiri itu bisa. Tapi sayangnya ketika rombongan ada yang ingin beli, mereka membatasi pembelian. Barang-barang yang boleh dijual tertentu saja. Sepintas kita mikirnya, mereka itu butuh duit gak ya gitu khan. Ternyata hasil dari perabaanku sendiri mengatakan pembatasan itu sendiri dikarenakan untuk stock bagi pengunjung yang lainnya. Saya melihatnya ketika rombongan kami ke luar dari Kedaung ada bis Pariwisata yang melaju ke arah Kedaung.

Di sini gak berbelanja. Sebenarnya ingin beli hiasan untuk dinding, tapi berhubung rumahnya belum ada, makanya gak usahlah... Oh ya, Produk Kedaung ini ada yang diekspor diantaranya ke Meksiko, Yunani dan Mesir. Jadi, beware kalau kita berkunjung ke Negara tersebut :)

Terakhir, rombongan mengunjungi PT. Supra Teratai Metal. Di sini kita bisa melihat produk alat masak.
Wajan 
 dan ...
Aneka Panci
Itulah ke Empat Produk dan tempat yang kita kunjungi. Berkunjung ke Pabrik seperti itu memang kita harus dapat berpikir efiisen dan efektif. Maksudnya belanjanya itu disesuaikan dengan budget dan kebutuhan. Anggota Para Dharma Wanita pun tidak semuanya berbelanja. Ada yang tidak beli sama sekali. Itu dikarenakan sebagian dari mereka ada yang sudah memiliki barang itu. Intinya mereka ikut kunjungan lapangan untuk mengetahui dan melihat bahwa di Tangerang itu, ada Home Industry seperti yang diceritakan itu. 

Untuk teman-teman sendiri adakah home industry lain yang diketahui selain perusahaan yang disebutkan tadi?

Sunday, November 18, 2012

Boneka Lucu Itu "Matryoshka"

Akhirnya, setelah dua hari berturut-turut mendekam di dalam  kamar kosan, keluar juga. Itu pun harus keluar. Genting soalnya, kehabisan sabun mandi dan pembalut. Sementara lagi hari-hari pertama dan masih belum fit.

Pergilah Aku kemarin itu ke Gandaria City sekaligus pengen lihat pameran Internasional Fair 2012 ( Gift and Souvenir). Hal pertama yang kukunjungi sewaktu di Gancit adalah mainstreet, tempat berlangsungnya pameran itu. Ternyata Booth yang ada juga kecil-kecil. Sejauh yang kulihat boothnya ada yang menawarkan souvenir dari Rusia, Turki, Belanda, Korea. Itu yang kulihat ya.

Dari semua Booth yang ada dan kukunjungi ternyata yang menarik perhatian adalah souvenir dari Rusia. Ternyata kawan, ada boneka yang selama ini selalu menarik perhatianku. Baik kulihat di Majalah maupun di Televisi. Oh, Boneka lucu itu namanya MATRYOSHKA. Boneka yang kalau diuraikan ukurannya bisa merunut dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Inilah Bonekanya.
Matryoshka Dalam Berbagai Model
Kita Lihat lagi lebih dekat model yang lain ...
Tangannya dalam Sikap Berdoa
Coba lihat yang ini...
Matryoshka dalam warna Merah
Nah, kata si mbaknya yang kulupa tanya nama, bilangnya Matryoshka yang berwana Biru dengan sikap tangan lagi berdoa dan warna merah itu merupakan Bestseller. Huuu ... aku ingin beli dua-duanya tapi yang biru itu mahal. Soalnya ada 7 (tujuh) buah. Jadilah aku beli yang merah, warnanya kusuka. Harganya
 Rp. 504.000, tapi dapat diskon 30 % ya.

Dan ini dia filosofi sebuah Matryoshka.
Dibalik Matryoshka

 Jadi, jelaskan Matryoshka itu ceritanya seperti apa. Seperti layaknya seorang Ibu, Matryoshka adalah lambang cinta, kasih sayang, kepedulian dan perdamaian. Dengan berjalannya waktu, Matryoshka juga menjadi simbol persahabatan dan perhatian.

Terus, aku iseng tanya Mbaknya, "Mbak Orang Indonesia bisa enggak buat Matryoshka",
"Di Bali pernah, tapi tidak seperti yang aslinya, soalnya khan orang Rusia detail", jawabnya.

Sangsi deh, masa Seniman Indonesia tidak bisa buat yang sama persisnya. Kalau menurutku, asal dapat ijin dari mereka kita dapat melakukan yang sama bahkan lebih. Oh ya Mbaknya bilang Matryoshka yang ada di boothnya itu memang asli di impor dari Rusia, katanya itu.

Lagi, Si Mbaknya bilang Matryoshka ini terbuat dari Kayu Lipa yang tahan rayap.
"Matryoshka ini dibuat dari kayu lipa yang tahan rayap dan pecah. Kayu Lipa ini hanya ada di Eropa", terangnya.

Duh ya, kalau mendengar anti pecah, jadi ingin membantingnya hehehee... percobaan pembuktian. Tapi sayang akh harganya mahal. Nanti kalau mau percobaan beli yang murah :)
Kukira tadinya terbuat dari keramik ya. Ternyata Bukan. Dan cara membuka boneka itu adalah dengan ditarik bukan diputar. Kalau diputar bisa membuat pinggirnya lecet.

Nah, khan boneka yang berwarna merah itu ada lima buah, dari yang terkecil sampai yang terbesar. Semuanya itu bisa disimpan atau dimasukan ke dalam boneka yang paling besar. Jadi, kalau mau dibawa praktis kok. 

Kesimpulannya bagiku, siapa pun yang buat boneka itu tidak masalah. Yang penting itu Matryoshka :)

NB: Ayo teman-teman pamerannya masih ada sampai tanggal 25 November 2012, di Gandaria City, di Jl, Mainstreet ya.

Thursday, November 15, 2012

Menikmati Makassar

Yeah akhirnya bisa berkeliling Indonesia lagi. Kalau dihitung mundur sejak bulan Juli lalu belum ke luar kota lagi dan baru awal minggu November ini saya pun ke Makassar (6 s/d 7-11-2012). Memang dalam rangka tugas sih. Tapi  kesempatan ini saya pakai juga untuk menikmati kota Makassar di sela-sela acara. Karena sesuatu alasan, saya baru posting sekarang.

Apa sih yang dapat kita nikmati di Makassar?

Pantai Losari 
Hari pertama, acara yang kita ikuti selesai sekitar jam 4 sore. Jadi, masih bisa melihat sunset di Pantai Losari. Saya khan berangkat ke Makassar dengan Kasubag, waktu saya ajak Ibu untuk melihat sunset, Ia masih kelelahan. Alhasil pergilah sendiri, seperti biasa. Berbekal Informasi dari teman yang memang pernah berkunjung ke Makassar, tidak sulit untuk mengelilingi kota Makassar. Karena memang tempat wisata yang utama masih dalam satu lokasi dan tidak terlalu jauh ya. Selain itu, sebelum berangkat ke Makassar, tak lupa googling untuk mendapatkan informasi lain, seperti misalnya apa sih oleh-oleh khasnya Makassar. 

Lanjut ceritanya, dari hotel tempat menginap, saya diantar becak ke Pantai Losari. Dan seperti inilah keadaan Sunset di sana. 


Pantai Losari

Nah, saya lihat apa sih yang menarik dari Pantai Losari ini? karena kalau kita googling atau pun dengar cerita dari yang lain, selalu dan selalu Pantai Losari menjadi salah satu bagian cerita. Padahal pas saya lihat aslinya, Pantai Losari tidak ubahnya dengan pantai sejenisnya. Lalu apanya yang istimewa? Setelah kupikir memang itu  lho, rangkaian huruf "PANTAI LOSARI", yang menjadikannya Istimewa. Itu adalah sebuah bukti bahwa kita memang sudah pernah berkunjung ke sana. Itu adalah brandnya :)

Foto tersebut saya tidak ambil secara utuh. Hanya tulisan Pantai saja. Karena suasana di sana sedang ramai.  Ada yang lagi pasang panggung. Sepertinya mau ada acara. Nah, kalau saya ambil seluruh huruf, jadinya akan terlihat ramai. 

Dan ini bagian lain dari Sunset di Pantai Losari.

Sunsetnya

Itulah Pantai Losari yang saya kunjungi beberapa waktu lalu. 
Next .... Saya berkunjung ke Benteng Roterdam dan Museum La Galigo. 

Benteng Roterdam dan Museum La Galigo
Nah, Pada hari kedua, pagi-pagi sekali mungkin ada sekitar jam 7 saya menyempatkan diri untuk berkunjung ke Benteng Roterdam. 

Fort Rotterdam, Di depan Gerbang Masuk Utama

 Yup, kita juga bisa melihat batu prasastinya. 
Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang
 

Pintu Masuk Utama.

Gerbang Masuk
Bagaimana sejarahnya Benteng Fort Rotterdam ini?
Yup, berdasarkan informasi dari sebuah buku yang saya beli di Musem La Galigo, dikatakan bahwa sebelum berubah nama menjadi Benteng Fort Rotterdam, semula namanya adalah Benteng Ujung Pandang.

Benteng Ujung Pandang  menjadi lambang kemegahan dan kejayaan Kerajaan Gowa di masa lampau atau tepatnya pada abad ke -16 dan 17. Benteng Ujung Pandang dirintis pembuatannya oleh Raja Gowa IX, Tumaparisi Kallona, kemudian diselesaikan oleh Raja Gowa X, Tunipallangga Ulaweng pada tahun 1545.

Pada masa jayanya Kerajaan Gowa mempunyai 14 (empat belas) buah benteng yang berfungsi sebagai benteng pengawal dari  Benteng Somba Opu yang merupakan pusat Pemerintahan Kerajaan Gowa. Empat belas benteng itu tersebar mulai dari daerah Takalar di Selatan dan Tallo di Utara. Adapun ke14 Benteng itu adalah :

  1. Benteng Tallo
  2. Benteng Anak Tallo
  3. Benteng Ujung Tanah
  4. Benteng Pattunuang
  5. Benteng Ujung Pandang
  6. Benteng Mariso
  7. Benteng Bontorannu
  8. Benteng Barobosa
  9. Benteng Kalegowa
  10. Benteng Anak Gowa
  11. Benteng Panakkukang
  12. Benteng Galesong
  13. Benteng Barombong
  14. Benteng Sanrobone   
Apa yang terjadi dengan Benteng-benteng tersebut?
Setelah Kerajaan Gowa kalah perang dari Belanda dan adanya penandatanganan Perjanjian Bongaya oleh Sultan Hasanudidn pada tahun 1667, benteng-benteng tersebut dihancurkan kecuali Benteng Somba Opu dan Benteng Ujung Pandang. Setahun kemudian, Benteng Somba Opu pun dihancurkan Belanda karena Pemberontakan oleh Sultan Hasanuddin.

Lalu, mengapa Benteng Ujung Pandang berubah menjadi Fort Rotterdam?
Berdasarkan perjanjian Bongaya, yang ditandatangani pada tanggal 18 November tahun  1667, salah satu isinya mengharuskan Kerajaan Gowa menyerahkan Benteng Ujung Pandang kepada Belanda. Setelah benteng Ujung Pandang jatuh ketangan Belanda, Cornelis Speelman merubah namanya menjadi Fort Rotterdam. Nama tersebut sebagai tanda kenangan Cornelis Speelman terhadap kota kelahirannya di negeri Belanda yaitu kota Rotterdam. 

Pertanyaannya sekarang adalah, mengapa Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian Bongaya?
Informasi yang saya peroleh mengatakan bahwa Sultan Hasanuddin menandatangani perjanjian Bongaya dalam keadaan terpaksa dengan maksud untuk menghindari korban yang lebih besar serta untuk meredakan pertentangan keluarga yang sangat berbahaya bagi masa depan Sulawesi.  Tindakan Sultan Hasanuddin ini banyak ditentang oleh para pembesar dan sekutu Kerajaan Gowa serta keluarga terdekat dari Sultan Hasanuddin sendiri. Namun pada akhirnya, Sultan Hasanuddin pun tidak mematuhi perjanjian Bongaya karena Cornelis Speelman tidak jujur dalam menepati janji serta kurang adil.

Apa yang dilakukan Belanda terhadap Fort Rotterdam?
Setelah jatuhnya kerajaan Gowa pada tahun 1669, Benteng Ujung Pandang yang telah berubah namanya menjadi Fort Rotterdam menjadi penting bagi Kompeni Belanda. Fort Rotterdam dijadikan Pusat Pertahanan, Pusat Pemerintahan serta Pusat Kegiatan Perdagangan Kompeni Belanda.

Bangunan-bangunan yang ada dalam benteng dirombak sesuai dengan selera dan keperluan kompeni Belanda. Hampir semua sisi bagian dalam benteng diisi dengan bangunan Arsitektur Eropa dengan gaya gotik. Di tengah Benteng didirikan bangunan bertingkat yang diperuntukkan sebagai Gereja.
Gereja

Menurut Bapak Sofyan, yang bertugas di Museum La Galigo, Bangunan Gereja atau yang diberi Huruf P ini, merupakan bangunan pertama yang dibangun Belanda. "Bangunan yang pertama kali dibangun Belanda itu adalah gereja yang letaknya ada ditengah-tengah itu", ujarnya.

Balik ke cerita Cornelis Speelman. Sejak Benteng Ujung Pandang beralih dalam tangan Kompeni Belanda maka sejak saat itu  Cornelis Speelman yang dianggap sangat berjasa dalam menanamkan kekuasaan Kompeni Belanda di Sulawesi diangkat sebagai Gubernur oleh pimpinan Kompeni Belanda di Batavia (Jakarta). Cornelis merupakan Gubernur Hindia Belanda ke-14 yang pernah memerintah di Indonesia di bawah VOC.

Ingat ya, Indonesia itu dijajah ada pada masa VOC, Pemerintah Belanda, Inggris dan Jepang. VOC (Vereenidge Oostindische Compagnie) atau Perserikatan Perusahaan Hindia Timur adalah perusahaan Belanda yang memiliki hak monopoli untuk aktivitas perdagangan di Asia.

Meskipun sebenarnya VOC merupakan sebuah badan dagang saja, tetapi badan dagang ini istimewa karena didukung oleh negara dan diberi fasilitas-fasilitas sendiri yang istimewa. Misalkan VOC boleh memiliki tentara dan boleh bernegosiasi dengan negara-negara lain. Bisa dikatakan VOC adalah negara dalam negara. Itu berdasarkan sumber dari Wikipedia ya.

 Bangunan yang berada di dalam Fort Rotterdam itu berjumlah keseluruhannya ada 15 buah. Semua bangunan diberi Huruf ya. Sepertinya untuk memudahkan saja dalam pencarian atau pemberian keterangan. Nah yang saya lihat Hurufnya itu sampai huruf P.  Namun, saya tidak melihat Huruf A. Jadi, benar kalau mulai dari Huruf B sampai Huruf P semuanya ada 15 bangunan. Dari 15 bangunan ini, 14 diantaranya peninggalan Belanda dan bertingkat. Sementara satu bangunan lagi merupakan peninggalan Jepang dan tidak bertingkat.

Salah satu contoh bangunan yang diberi Huruf ya.

Bangunan O
Di awal sudah disinggung soal Museum La Galigo ya. Museum ini letaknya berada di dalam Fort Rotterdam dan merupakan bagian dari ke-15 Bangunan yang disebutkan tadi.

Museum Di Bangunan D
 Yup, Museum La Galigo di Bangunan D ini, dulu didirikan sebagai tempat tinggal Cornelis Speelman pada tahun 1686 dan bagian belakangnya sebagai ruang penyimpanan senjata, ruang mandor kepala serta kediaman ahli bedah menghadap ke selatan, membujur dari Barat ke Timur dengan luas bangunan 189, 65 meter persegi. Bangunan ini terdiri dari tiga lantai. Jumlah ruangan lantai dasar ada 10 buah dan lantai tiga hanya ada satu ruangan.

Selain masuk ke Bangunan D saya juga masuk ke Museum La Galigo di Bangunan M. Di sini saya bertemu dengan Bapak Sofyan yang memberikan Buku tentang Museum La Galigo gratis pada saya. "Boleh diambil buat mbak, saya lihat Mbaknya antusias",  katanya. Terima Kasih ya Bapak :)

Ini bukunya:
Dari Bapak Sofyan

 Tapi sayang ketika masuk ke Museum La Galigo di Bangunan M, Shutter kameranya Mati. Maklum Kamera kantor sudah tua. Jadinya gak ada fotonya. Bangunan M khan peninggalan Belanda, jadi bertingkat. Itu seperti Museum Fatahilah. Seperti itulah kira-kira gambarannya. Bertingkat maksudnya.


Dibalik nama Museum La Galigo ini ada sejarahnya lho. Kata Mbak Adri, yang juga pegawai di sana, La Galigo itu sebuah Epos. "Itu merupakan sebah epos atau cerita rakyat. La Galigo adalah orang pertama di dunia dan melakukan perjalanan keliling dunia. Dia anaknya Sawerigading", katanya. 

Kalau berdasarkan buku yang saya terima itu sejarah di balik nama La Galigo itu dikatakan bahwa Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia, terjadi dialektika mengenai penamaan Celebes Museum apakah masih relevan atau tidak dengan situasi yang baru, dimana Indonesia sudah merdeka. Hal itu mendorong para tokoh untuk merumuskan ulang nama yang tepat bagi Celebes Museum, dan memunculkan nama La Galigo.


Kenapa La Galigo yang terpilih?
Penamaan La Galigo terhadap Museum itu atas saran para cendekiawan dan budayawan dengan pertimbangan bahwa La Galigo adalah sebuah karya sastra klasik dunia yang besar dan terkenal, serta bernilai kenyataan kultural dalam bentuk naskah terulis berbahasa Bugis yang disebut Sure 'Galigo.

Sure' ini mengandung nilai-nilai luhur, pedoman ideal bagi tata kelakuan dan dalam kehidupan nyata yang dipandang luhur dan suci, merupakan tuntunan hidup dalam masyarakat Sulawesi Selatan pada masa dahulu seperti dalam sistem religi, ajaran kosmos, adat istiadat, bentuk dan tatanan persekutuan hidup kemasyarakatan/pemerintahan tradisional, pertumbuhan kerajaan, sistem ekonomi/perdagangan, keadaan geografis/wilayah, dan peristiwa penting yang pernah terjadi dalam kehidupan manusia.

Selain daripada itu, dahulu naskah atau Sure' yang dipandang suci ini disakralkan dan hanya dibaca pada waktu-waktu tertentu sambil dilagukan.
Berdasarkan hasil kajian beberapa tokoh seperti: Stamford Raffless, B.F Matthes, R.A. Kern dan A. Zainal Abidin Farid, dapat diperoleh kesimpulan bahwa Sure' La Galigo adalah:

  1. Sebagai sastra suci menceritakan tentang cikal bakal Orang Bugis yang sakti dan dimuliakan, oleh sebab itu naskah La Galigo dapat berfungsi sebagai penawar keresahan menghadapi ancaman penyakit, bencana alam, dan kematian.
  2. Sebagai Sastra Normatif berisi petunjuk tentang apa yang pantas dan tidak pantas dilakukan, sebagai tata kehidupan sehari-hari, mulai dari peristiwa melahirkan, pijak tanah, perkawinan, hingga urusan kematian dan adat beraja-raja. Dengan demikian naskah La Galigo dapat dipandang sebagai pendorong terciptanya integritas sosial dengan keluarga raja sebagai intinya, dan pendorong terciptanya stabilitas sosial, serta kelestarian pranata sosial budaya.
  3. Sebagai Sastra indah bersisi cerita petualangan, percintaan dan peperangan, yang memikat dan menegangkan dalam irama dan gaya bahasa yang menawan sehingga dapat sebagai penghibur, penggugah emosi dan imaji pengikat, pembina kompetensi dan apresiasi sastra di kalangan masyarakat Sulawesi Selatan.
Seperti itulah cerita tentang Fort Rotterdam  dan La Galigo. Oh ya, tak lupa saya juga tanya pegawai Museum La Galigo apakah ada buku cerita La Galigo. Pas Bapaknya memperlihatkan bukunya, wow tebal banget.... Sekitar seribuan halaman ya itu.Gak jadi deh belinya. Berat bawanya. Harga sih bisa nego.

Oleh-Oleh dan Kuliner

Okey, Sekarang kita lihat oleh-oleh atau kuliner apa yang dapat kita nikmati di Makassar:

Sutra 
Ya, sutra Makassar.

Ragam Sutra Makassar

Untuk Sutra Makassar ini saya diberitahu oleh Penjualnya ada dua jenis, sutra Sengkang dan sutra Mandar. Kalau ditanya mana Sutra Sengkang dan Mandar, tentu saya lupa :). Harganya berapa? Nah, untuk jenis sarung sutra dijual Rp. 250.000,- itu sudah diberi potongan ya. Sebelumnya mahal. Diberi diskon karena waktu itu kita diantar oleh saudaranya Ibu yang juga langganan Toko itu.  Kalap saya jadinya kalau ketemu dengan barang-barang khas suatu daerah.

Otak-Otak Makassar

Selain Sutra, kita bisa beli otak-otak Makassar untuk oleh-oleh.

Otak-Otak

Pisang Epe

Pisang Epe
Pisang Epe ini terbuat dari Pisang Gepok yang dibakar. Ada tiga rasa. Rasa durian, cokelat dan keju.

 Mie Titi
Mie Titi

 Mie Titi ini terbuat dari Mie kering yang sudah digoreng lalu diberikan kuah dan sayuran.


Es Palu Butung 
Es Palu Butung

 ... dan masih banyak lagi kuliner yang lainnnya. Intinya, Kuliner Makassar itu enak-ennak lho, masih Pas di lidah saya juga.

Thursday, November 8, 2012

Apa Itu Kelas Yankee (Y) di Tiket?

Haloooo ....
Selamat Pagi Semuanya .... Semoga Pagi ini membawa keberkahan untuk kita semua.

Baiklah, pagi ini saya hendak bercerita tentang kejadian di hari Senin, sewaktu akan berangkat ke Makassar.  Ceritanya hari Senin, 5 November 2012,  jam 15:00 saya berangkat dengan Damri dari Blok M menuju bandara Soekarno Hatta - Cengkareng. Sedari awal saya memprediksikan bahwa jalanan akan lancar. Tapi, apa yang terjadi kemudian adalah jalanan padat merayap sampai Gerbang Tol Sedyatmo. Ternyata penyebabnya karena ada kecelakaan.

Alhasil, saya baru sampai bandara itu sekitar jam 17:10 menit. Padahal itu jadwal berangkatnya pesawat jam 17:14 WIB. Apa artinya ini? Ya, kita telat check in. Ini ditegaskan kembali oleh Petugas Chek in, katanya sudah diclosed tidak bisa.  Lalu, kami disuruh untuk daftar waiting list untuk penerbangan berikutnya jam 21an WIB.

Saya waktu itu hendak pergi bersama dengan Bu Tri yang juga Kasubbag di ruangan. Hanya berdua kami pergi. Ibu waktu itu bilang "Pasti enggak kita mendapatkan penerbangan yan jam sembilan, kalau tidak pasti saya pulang saja, capek", katanya.
Saya keukeuh atau yakin pasti dapat untuk waiting list. "Kita tunggu saja bu, soalnya kalau pulang juga capek, berapa jam di jalan, berapa jam bisa tidur, dan nanti kembali lagi ke Bandara, kita tunggu saja Bu", sela saya.

Petugas check in Waiting list menyuruh orang-orang yang ada di daftar waiting list melapor kembali pada pukul 20:15 untuk memastikan adanya seat kosong. Yang terjadi kemudian adalah ternyata ada seat kosong, lumayan banyak kalau gak salah ada sekitar 7 seat kosong. Satu persatu daftar yang waiting list itu dipanggil petugasnya. Menunggu nama saya dipanggil itu rasanya deg-degan sekali. Hingga sampai pada seat kosong terakhir, nama saya tidak terpanggil. Deuh, kesal yang ada tapi masih sabar.

Kemudian petugas chek in waiting list itu mengatakan bahwa masih bisa ikut waiting list yang jam 12:45 WIB. Saya pun ikut daftar lagi. Tapi memang belum jelas juga. Malahan si petugasnya bilang mengutamakan dulu yang disconnet dari luar kota yang menuju Makassark, sama dengan destinasi kami.

Nunggu sampai jam 12 itu lama sekali.

Situasi Terminal 2F, Yang Sudah Sepi

Setelah jam 12 itu, tiba-tiba petugas Check in Waiting List mengatakan dengan tanpa rasa simpati bahwa penerbangan yang 12 juga sudah penuh tidak ada seat kosong. Wah mendengar hal itu saya jadi kesal. Akhirnya saya pun meledak,  marah-marah sama petugas check in. Mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Ibu Tri waktu itu menenangkanku. Dia bilang "Ini salah kamu Sri", katanya. Ya, maksudnya saya booking kembali jadwal yang pasti mendapatkan Seat.

Untungnya Bu Tri sudah booking penerbangan yang jam 6 pagi ketika kami menunggu waiting list itu. Karena sudah jam 12 malam, akhirnya tidur di Bandara. Awalnya kita mau tidur di Musholla karena  risih dengan suara ngorok, pindahlah kita ke kursi.

Nah, sebelum tidur itu kita sempat ngobrol-ngobrol dengan penumpang lain yang kebetulan memang telat chek in. Ini dikarenakan macet ya. Salah satu diantara mereka adalah pekerja dari Kementerian lain yang kebetulan juga akan dinas ke Makassar. Makasssar pada waktu itu memang menjadi favorit dan penerbangannya pun tidak banyak.

Ketika asyiknya ngobrol itu saya tanya, "Mas kelasnya apa",
"Kelas Y", katanya..
"Wah kita sama",

Dari situlah aku jadi mikir, memang awalnya juga sudah mikir kok. Dari kejadian yang saya lihat, penumpang waiting list yang dipanggil dan mendapatkan seat itu salah satunya ketika melakukan validasi tiket, dia membayar lagi. Saya menghubungkan kejadian ini dengan tiket kami yang kelas "Y". Jadi, kesempulan sementara saya bilang ke orang-orang itu. "Sepertinya yang dipanggil itu semua  yang kelasnya di bawah Y, atau mereka yang harus bayar kembali, karena kelas Y itu tidak bayar lagi jam berapa pun mereka pindah jam terbang".

Sudah itu, tidurlah kami.. Saya pokoknya mengalami yang namanya Bandara ketika ramai dan sepi dan ramai kembali.

Final Departure

Kemudian, Jam 5:30,  Penerbangan ke Makassar sudah bisa Chek in. Nah, ketika chek in saya tanya petugasnya. "Mas kalau ada tiket kelas Yankee dan dibawah kelas itu mana yang diutamakan", tanyaku.
"Kelas Yankee Mbak yang diutamakan",  katanya.

Sebelumnya pada malamnya saya tanya petugas angkasa pura, "Mas, apa sih keutamaan kelas Yankee kalau kalah bersaing dengan kelas dibawahnya".
"Yang diutamakan kelas Yangkee, itu pihak garudanya Mbak", jawabnya.

Nah, ketika pemeriksaan untuk masuk ketempat tunggu itu saya tanya lagi Mbaknya, "Mbak kalau ada kelas Yankee dan dibawahnya, ketika waiting list siapa yang harus diutamakan"
"Itu tergantung kalau kelasnya Yankee semua dilihat dulu, karena kelas Yankee itu banyak jenisnya, tapi kalau Yankee bersaing dengan kelas dibawahnya ya itu Yankee yang diutamakan".

 Dan jawaban terakhir yang merupakan kepastian itu saya dapat ketika pulang dari Makassar. Waktu itu saya habis ngeprint ulang boarding pass dibagian chek in transit. Saya tanya Bapaknya seperti ini,
"Pak Kemarin malam saya ikut waiting list untuk penerbangan yang jam 21, tetapi ketika ada seat kosong tidak dipanggil, kelas saya Yankee, terus apa yang menyebabkan tidak dipanggil, padahal kelas saya yankee, dan yang dipanggi itu kelasnya dibawah yankee, saya tahu karena ketika mereka melakukan validasi tiket mereka bayar lagi".

"Kalau itu tergantung dari yang standby duluan, makanya ketika validasi kelasnya diupgrade, makanya mereka membayar lagi".

Mendengarkan pernyataan dari Bapaknya saya akhirnya tertawa dalam hati dan benar apa yang saya pikirkan. Ini namanya sistem marketing saudara-saudara. Kalau misalnya dikarenakan ketika saya daftar waiting list itu urutan akhir dan karenan itu saya tidak dapat seat, saya rasa itu bukan alasan yang sempurna.

 Kesimpulannya adalah:
  1.  Tiket Yankee (Y) tidak mendapatkan keutamaan lebih, kecuali dia bisa fleksible ganti jadwal penerbangan dan tidak dikenakan tarif lagi jam berapapun dia pindah jadwal penerbangan.
  2. Tiket Yankee (Y) ketika waiting list kemungkinan besar kalah bersaing dengan tiket dibawahnya. Hal ini dikarenakan strategi marketing. Tidak ada yang mau rugi semuanya ingin untung. 
  3. Ketika waiting list kenapa tiket dibawah Yankee (Y) kemungkinan mendapat seat besar, karena mereka tiketnya diupgrade yang artinya, ada sejumlah penambahan uang yang dibayarkan. 
  4. Pihak Maskapai menyamakan kelas dibawah Yankee (Y) menjadi sama dengan Yankee, ibaratnya seperti itu. 
  5. Solusinya hanya ada satu, terbanghlah sesuai dengan jadwal penerbangan jangan sampai terlambat, dan perkirakan waktu tempuh menuju Bandara. Harus diperhitungkan juga kemungkinan lain apabila terjadi macet.
  6. Masih untung kalau jadwal penerbangan ke daerah destinasi kita banyak. Jadi, berubah jam berapapun masih banyak kesempatan.
Seperti itulah kira-kira cerita saya mengawali hari ini...  Blog ini saya tulis semata-mata ingin sharing dan untuk mendapatkan kejelasan. Daripada saya bingung terus-terusan bertanya-tanya dalam hati. Bagaimana dengan teman-teman, pernahkah memiliki pengalaman yang serupa?



NB: Tetap kok, GIA itu still the best ....