Search This Blog

Thursday, December 20, 2012

Produk Terbaru Canon EOS 4K

Postingan ini seharusnya keluar tanggal 15 Desember 2012 malam paling cepat. Ketika acara seminarnya sudah selesai.  Tetapi berhubung sesuatu hal jadinya baru keluar sekarang.
Pada  kali ini saya sebagai seorang blogger,  hehehehe, mau bantu Canon atau PT. Data Scrip Promosi produk barunya. Itu lho produk baru yang baru keluar dan dipromosikan melalui seminar Sinematografi  "Film Making With Canon Cinema EOS 4K System" di XXI Epicentrum, pada hari Sabtu tanggal 15 Desember yang lalu. Pada saat yang bersamaan juga kotak kaca mata saya hilang.

Okey, PT. Data Script, mereka mendatangkan dua orang Penata Kamera Kelas Dunia Shane Hurlburt dan Po Chan dan ada satu orang lagi dari Jepang namanya Yoshinari Onda . Saya sih kurang memperhatikan bidang tersebut, jadi maaf ya kurang tahu.
Ini orangnya:

Penata Kamera
Oh ya, kalau teman-teman jeli, ternyata Shane sama Po Chan itu adalah Writer-director  dan world-renowned cinematographer Film The Ticket. Sudah pernah nonton Filmnya? Saya belum pernah, tapi pas nonton tayangannya sekilas di Seminar itu jadi ingin nonton. Sedih ya filmnya tentang Love story.

Tapi sudahlah, mari kita lihat produk baru apa yang dikeluarkan oleh Canon. Ini dia produk barunya.

Kamera terbaru cari Canon
Inilah 4 (empat) Kamera baru yang dikeluarkan oleh Canon: EOS C500, EOS-1DC, EOS C100, EOS C300.


Apa sih kelebihan Kamera itu?
Banyak tentunya, tapi berhubung keterbatasan bahasa, saya hanya bisa mengatakan ini dalam gambar seperti ini:

Kemampuan Menyimpan Data

Jadi Produk baru Canon ini bisa menyimpan data lebih besar ya. Seperti itu kira-kira dan teman-teman yang ahli di bidanganya pasti mengerti ya.


Yang pasti buat saya sih bisa ikut narsis, dapat souvenir dan juga sertifikat. Meskipun sertifikatnya belum sampai. Karena pada hari itu saya hanya sampai break makan siang. Soalnya harus berada di tempat lain. Jadi, sertifikatnya mau dikirim ke kantor saya, begitu kata panitianya. Ditunggu ya.

 Dan Ini foto Narsisnya sambil pegang kamera ...

Narsis dulu
Lalu ini USB gratis, 8 GB.

USB free
Serru, kalau Canon punya acara. Puas deh. Bayar registrasinya murah tapi fasilitasnya memuaskan hehehe.

NB: kepada Panitia yang mengurusi Sertifikat saya tunggu ya kiriman sertifikatnya kepada saya, terima kasih atas atensinya dan maaf apabila terdapat salah dalam penyebutan nama, terima kasih.

Sunday, December 16, 2012

Mencari Sebuah Kotak Hitam

Bukan, bukan kotak hitam pesawat yang kucari, melainkan sebuah kotak hitam panjang kecil tempat kacamata. Menghilangnya kemarin, hari Jumat, 15 Desember 2012, sewaktu ikutan Seminar Sinematografi "Film Making With Canon Cinema EOS 4K System" di XXI Epicentrum. Lho kok bisa?

Iya, saya sadarnya sewaktu sudah di kosan, dalam tas kamera gendong itu tidak kudapati kotaknya. Oh, jadi mikir, sepertinya bunyi benda yang jatuh sewaktu sesi pertama Seminar di ruang Studio I epicentrum itu selesai, kemungkinan berasal dari Tasku. Tapi tidak kutengok kembali apa yang jatuh itu. Dikarenakan rasanya tasku beres, seletingnya tertutup. Nyatanya, tidak seperti itu. Malahan sayahebohnya, soal HP.  Mendapati HP tidak ada di bagian tas langsung lari ke dalam ruangan studio 1. Saya minta panitianya miscall, dan ternyata apa yang terjadi? HP masih ada di tas di bagian kantung kecil. Deuh, pikun sudah... Harusnya waktu itu sadar yang hilang itu kotak kacamata.

Lalu, apa yang kulakukan kemudian adalah, siang ini pergi kembali ke Optik Melawai di Blok M Plaza. Tujuannya mau benerin kaca mata yang baru kuambil dari sana karena masih ngeblur rasanya dan sekalian mau minta kotak hitam yang sama. Kacamata pun di proses tapi hasilnya masih tidak memuaskan, kerangka kacamatanya belum rapat menutupi lensa. Dan sewaktu kuminta kotak yang sama si Mbak di Optik itu bilang enggak bisa, karena itu sudah satu paket. Dan itu hanya diberikan untuk satu kacamata. Dengan kata lain tidak ada cadangannya. Alhasil mereka hanya bisa memberikan kotak kaca mata produk mereka. Seperti ini:

Kotak Kacamata dari Melawai
 Karena pihak Optik Melawai tidak bisa memberikan kotak yang sama, alhasil saya pun pergi ke XXI Epicentrum. Siapa tahu ada yang menemukannya. Sebenarnya saya tahu, kemungkinan untuk ditemukannya kecil, tapi ingin saja pergi kesana untuk menguji seorang Manusia.

Pas sampai di XXI Epicentrum, kabar kecewa yang ada. Sekuritinya bilang tidak ada laporan telah ditemukan sebuah kotak hitam kecil. Apes deh.
"Mbak masih ingat duduk di mana, karena kalau mbak masih ingat, kita bisa langsung mencarinya dan itu akan sangat memudahkan", kata Sekuriti itu.  

Wah, aku hanya ingat duduk di nomor 16 di barisan kedua atau tengah, masih urutan depan sih. Kalau hurufnya aku lupa. Lalu, Sekuriti mengajak masuk ke dalam Studio I meskipun waktu itu sedang show atau ada pemutaran Film. Dia menyinari tempat duduk yang aku rasa pernah kududuki. Kalau masuk ke dalam aku masih bisa merasakannya di barisan berapa duduk . Jadi, dari kursi depan saya duduk di raw ke 4, nomor 16 dan ada di kelompok barisan kursi kedua. Soalnya kursi itu ada tiga kelompkok atau barisan. Tengah, kiri dan kanan yang memanjang ke belakang.

Untungnya, waktu ke masuk di raw ke -4 itu hanya ada seorang yang duduk. jadi tidak terlalu menganggu. Sekuritinya bilang kalau mau mencari leluasa tunggu sampai setengah tiga. Nunggu bubar dulu maksudnya. Tapi aku merasa hasilnya akan nihil, apalagi sesudah mendengarkan cerita, katanya semalam itu para petugas mencuci karpet yang ada di studio itu. Akhirnya saya pulang dengan menitipkan sebuah No HP. Siapa tahu ada kabar bagus nanti.

Saya pun menelepon panitia acara, siapa tahu ada pada mereka. Tapi berhubung panitia yang kuhubungi pulang lebih awal makanya dia tidak tahu apa-apa. Dia bilang nanti mau tanya dulu yang lainnya. Kalau ada kabar diberitahu.

Sesudah dari Epicentrum itu, aku ke Optik Melawai lagi. Tapi kali ini ke Optik Melawai yang ada di Jl. Melawai. Di sini minta dibenerin lagi kacamataku. Sayang khan sudah beli mahal-mahal kalau masih enggak enak dipakai, percuma. Lalu, apa hasilnya?
Hasilnya memuaskan. Kacamataku terasa lebih enak, tidak blur kalau lihat kiri-kanan. Kata pegawainya, itu nyetelnya miring. Pantaslah kalau gak enak dipakainya. Kacamataku dibenerin laki-laki ya, sementara di Blok M Plaza yang coba benerin perempuan. Beda orang, beda juga hasilnya hehehehehe....

Setelah itu aku minta kotak yang sama, tapi lagi-lagi jawabannya gak bisa. Meski saya mau bayar, tetap tidak bisa. Itu hanya diberikan satu untuk satu kacamata. Akhirnya nyerah.

Kenapa saya ingin kotak itu kembali?
Alasannya adalah kotak itu baru sehari di saya. Hari Jumat bawanya dari Optik, Sabtunya kubawa ke Seminar.  Aku masih kangen, lagipula ingin kujadikan kenang-kenangan seutuhnya. Itu kacamata yang kubeli pertama kali sesuai dengan resep dokter.  Masa sudah hilang kotaknya. Gak lucu!

Sekarang yang tertinggal hanya kotak yang besarnya saja seperti ini:

Kotak yang besar

Ya, Kotak kacamataku itu ada dua buah. Satu besar dan satunya lagi kecil. Kotak yang hilang tentu yang kecilnya. Dan bagi siapa saja yang menemukan kotak kacamata hitam panjang kecil, bertuliskan DIOR HOMME di XXI Epicentrum tolong ya dikembalikan. Terima kasih.

Kotak kacamata itu memang hanya sebuah kotak, tapi saya ingin benda itu kembali pada saya.

Tips: Kalau teman-teman beli kacamata jangan lupa untuk meminta tempat kacamata produk Optiknya sendiri. Itu nanti yang dibawa kemana-mana, kotak yang aslinya simpan saja. Dan terima kasih untuk sekuriti yang bela-belain masuk ke dalam studio meskipun sedang ada show.

Sunday, December 9, 2012

Ulo-Ulo, Bisakah Memainkannya Kawan?

Yup, cerita ini masih sisa dari Gelar Pameran Museum Nusantara beberapa waktu yang lalu di JCC.
Pada kesempatan ini saya hendak mengenalkan sebuah permainan yang bernama ULO-ULO.
Kenalkah teman-teman dengan permainan tradisional ini?

Ulo-Ulo
Nah, Ulo-Ulo ini merupakan sebuah permainan yang berasal dari Kabupaten 50 Kota, Provinsi Sumatera Barat. Unik ya nama kabupatennya, tapi memang seperti itu adanya.Ulo-Ulo ini terbuat dari Kayu, tapi jenis kayunya apa, lupa tanya. Sepertinya, kayu apa pun bisa dijadikan Ulo-ulo.

Seperti terlihat pada gambar di atas, Ulo-Ulo ini diberi benang sehingga terbagi menjadi dua bagian, yaitu sebelah kiri dan kanan. Bagian ulo-ulo yang bulat itu berjumlah lima buah, tapi dari ke lima buah ulo-ulo yang bulat itu tidak berada dalam satu benang yang sama. Dan, tantangan dalam permainan Ulo-Ulo ini adalah bagaimana caranya memindahkan Ulo-ulo yang bulat ke benang yang satunya lagi. Terserah mau ke kanan atau ke kiri. Intinya harus bisa mindahin ulo-ulo kebagian yang lain.

Kira-kira, teman-teman bisa tidak memainkannya?
Kalau dilihat dari gambarnya khan mustahil ya. Tapi kalau permainan itu sudah diciptakan, berarti memang Ulo-ulo yang bulat itu bisa dipindahkan.

Saya tidak hendak mengatakan bagaimana caranya. Dikarenakan itu adalah tugasnya teman-teman untuk mencari tahu. Jadi, kalau teman-teman nanti pergi ke tempat asalnya, atau menemukan di tempat yang lain, silahkan mencobanya. Seruu kok :) 

Saturday, December 1, 2012

Mahkota Sultan Ternate Yang Tak Ternilai

 Pernahkah teman-teman berkunjung ke Provinsi Maluku Utara?
Saya pernah, tepatnya ke wilayah Ternate,  coba klik postingan saya di sini, tapi ada satu hal yang terlewatkan ketika berkunjung kesana dan menurut informasi dari kebanyakan orang dikatakan bahwa berkunjung ke Maluku Utara kurang sempurna jikalau tidak melihat peninggalan dari Kesultanan Ternate, berupa Mahkota.

Ya, sebuah Mahkota yang magis. Mahkota itu peninggalan Sultan Ternate tentunya. Apa yang membuat Mahkota ini magis?
Katanya Rambut yang berada di Mahkota ini dapat tumbuh memanjang meskipun suka ada pemotongan secara rutin. Hal itu ditegaskan kembali oleh Bapak Ridwan, penjaga stand Pameran yang saya jumpai minggu yang lalu di JCC. Waktu itu di JCC lagi digelar Pameran Museum Nusantara.

Seperti ini bentuk Mahkotanya.

Mahkota Sultan Ternate

Seperti inilah percakapan saya dengan Bapak Ridwan.

"Apa benar Pak, Rambut di Mahkota Sultan Ternate itu dapat tumbuh memanjang? "
"Ya, itu betul, meskipun setiap hari Raya Idul Adha dilakukan ritual pemotongan rambut, tapi rambutnya tetap tumbuh lagi"
"Rambut itu rambut asli ya Pak, milik siapa ya, apa sudah pernah dilakukan tes DNA?"
"Itu benar rambut manusia, waktu itu Sultan pernah memerintahkan membawa rambut tersebut ke Jakarta untuk diperiksa DNA"
"Lalu apa Pak hasilnya?"
"Sultan mengatakan bahwa hasilnya Kabur"
"Oh jadi hasilnya Kabur ya?"
"Dan dulu juga pernah ada peneilitan di Amerika, mereka mengatakan bahwa Mahkota Sultan Ternate ini tidak dapat dinilai dengan uang karena terlalu berharga"

Selanjutnya Bapak Ridwan juga mengatakan bahwa untuk melihat Mahkota ini pengunjung hanya dibolehkan melihat dari jarak sekitar 3 (tiga) meter. Kecuali, dapat ijin dari Sultan untuk bisa melihat lebih dekat. Tambahnya lagi Mahkota Sultan Ternate sudah dipakai sejak Sultan pertama dan sudah seperti itu bentuknya.

Bagaimana menarik khan cerita tentang Mahkota ini? Rasanya ingin mengukur panjang rambut yang berada di Mahkota itu dan membandingkannya setelah dilakukan pemotongan. hehehehehe... Tapi sudahlah, bagaimanapun itu adalah peninggalan Nenek Moyang kita, warisan Budaya Indonesia yang harus dijaga.

Selain membahas tentang Mahkota itu, kita juga membahasa Lambang Kesultanan Ternate. Kebetulan waktu itu ada seorang pengunjung yang rupa-rupanya memiliki ketertarikan dengan sejarah. Saya pun terlena  mendengarkan perdebatan antara pengunjung itu dengan Bapak Ridwan.

Bapak Ridwan melayani pengunjung

 Menurut pengunjung yang saya lupa namanya itu, hanya ada dua kerajaan di Indonesia yang memiliki lambang kerajaan berupa burung. Kerajaan itu adalah Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Ternate. "Apakah ada hubungan antara kedua kerajaan itu?", tanyanya. Bapak Ridwan tidak dapat memberikan jawaban pasti mengenai hal itu. Tapi kemungkinan ada hubungan antara kedua kerajaan tersebut katanya.

Lambang Kerajaan Ternate

Bapak Ridwan kemudian mengatakan kalau dilihat dari Lambang Kerajaan Ternate dengan Burung Garuda ada perbedaan salah satunya pada sayapnya. Pada Lambang Kerajaan Ternate sayap burungnya menghadap kebawah itu artinya mengayomi, katanya. Sementara Sayap pada Burung Garuda menghadap ke atas. 

Lambang Kerajaan Ternate ini memiliki nama lain yaitu: Goheba Madopolo Romdidi artinya: Garuda berkepala dua, sejak terbentuknya kerajaan "Moloku Kie Raha"  pada tahun 1322 dan sesuai hasil konfederasi 4 (empat) kerajaan pada tahun yang sama di Tuanane Moti, maka lambang ini ditetapkan sebagai lambang kerajaan: Ternate, Tidore, Moti dan Makian.

Setelah membahas lambang kerajaan ini,  Pengunjung berbaju Hijau itu kembali bertanya mengenai sejarah masuknya Islam di Maluku Utara. Menurutnya, Islam masuk pertama kali ke Indonesia itu, bisa jadi bukan di Aceh, yang merupakan pintu utama masuknya agama islam seperti kita ketahui selama ini, melainkan di Maluku Utara.

Bapak Ridwan hanya dapat memberikan jawaban katanya, bisa jadi. Intinya kata Pak Ridwan, ketika dia hadir di Pameran Istiklal, didapat informasi bahwa penyebar agama islam itu bukan hanya satu orang tapi banyak, bisa jadi mereka menyebarkan Islam secara bersamaan ke tempat yang berbeda-beda. 

Lalu, pembicaraan pun beralih ke sumber daya alam.
Maluku utara itu sangat kaya dan terkenal dengan rempah-rempahnya bahkan orang mencari-cari dimana letaknya Maluku Utara itu.
Selanjutnya Pengunjung itu berkata, "Cengkeh adalah bahan utama pembuatan mumi, dan itu ada di Indonesia, jadi kaya sekali Maluku ini",  katanya.

"Iya, jenis Cengkeh tertua di dunia itu adanya di Maluku Utara, jenisnya Cengkeh Afo", jawab Pak Ridwan.

Sayang ya, waktu berkunjung gak tahu hal itu..... 

Demikianlah sisa cerita dari Maluku Utara yang saya yakin masih banyak yang belum terungkap. Pesan saya untuk masyarakat Ternate, mohon dipelihara dan dijaga ya Cengkeh Afonya, next time kalau saya ke Maluku Utara lagi, akan saya abadikan , terima kasih :)