Search This Blog

Wednesday, February 20, 2013

Imlek Di Petak 9 Tahun 2013

Oke deh, teman-teman ini dia beberapa Foto hasil hunting saya sewaktu perayaan Imlek di Petak 9 Jakarta. Huntingnya hari Minggu, 10 Februari 2013.
Oh ya hunting kali ini spesial karena saya pakai lensa 50 mm. Tapi tentu saja masih harus banyak belajar lagi supaya hasilnya banyak yang bagus daripada gagal hehehehe....

Selamat   fotonya saya jepret :)
Next ....
Berdoa
Next ...
Khusyuk

Next ...
Di dalam Remang-remang
Next ....

Biarkan Apinya membakar Dupa

Next ....
I am praying
Next ....
Dupan dan Asap 
Next ...
A Cute Son
Next ....
A cute boy
Next ...
Membakar Dupa
Next ....
Terjangkau
Seperti itulah kira-kira  hasil huntingnya ... rasa-rasanya ingin hunting lagi ya, tapi harus nunggu tahun depan. Semoga saja bisa kembali hunting :)

Friday, February 15, 2013

Hasil Jepretan Thaipusam di Batu Cave

Di postingan terdahulu ada janji untuk memperlihatkan beberapa hasil jepretan Festival Thaipusam di Batu Cave, Malaysia. Tapi sebelumnya mau bilang bahwa mengenai Thaipusam ini saya tidak mendapatkan informasi yang detail. Kenapa? Saya sudah tanya pada orang yang merayakan Thaipusam langsung, mereka juga diantaranya ada yang kurang tahu. Waktu ada orang yang bisa menjelaskan dalam bahasa Melayu, saya kurang  bisa ngeblend dan meskipun dapat informasi ketika dicek di Web malah beda.

Jadi, intinya seperti ini saja, Thaipusam itu merupakan festival Hindu dan biasanya dilakukan pada bulan purnama oleh komunitas tamil. Salah satu Dewa yang disembah dalam perayaan ini adalah Murugan yang direpresentasikan sebagai Dewa Penghancur kejahatan. Pelaksanaan Thaipusam sendiri dilakukan seperti pawai menuju Batu Cave. Ada yang membawa Kavadi dan juga susu. Katanya kalau ada orang yang membawa Kavadi itu sebagai simbol bahwa dia dosanya besar. Jadi dengan membawa Kavadi akan terampuni dosanya. Kira-kira seperti itu. (Maaf kalau ada yang kurang tepat)... 

Seperti itulah intinya dan Ini dia beberapa hasil jepretannya.

Menaiki Batu Cave

Nah, kalau sudah di dalam Batu Cave kita dapat melihat salah satunya orang - orang yang minta berkati. Kurang lebih seperti itu.
Di dalam Batu Cave
Next ....

Pada Foto kanan bawah terlihat sedang dilakukan proses pencabutan besi yang menancap di bagian belakang
Let's see this ...
Foto paling bawah terlihat peserta yang sedang makan jeruk nipis
 Jeruk ini fungsinya seperti untuk menyegarkan mood.

Bagian belakang yang ditancapi dengan lonceng

Ada juga yang ditancapi dengan buah-buahan.

Buah-buahan pun dijadikan alat
Ada juga monyet. Seru jadinya ....


Ada siapa? 
Nah, foto-foto itu ada yang diambil dengan teknik manual atau automatis. Kenapa Automatis?
Hal ini disebabkan beberapa alasan. Misalnya karena keterbatasan lensa yang dibawa sehingga tidak dapat menangkap moment dengan lebih baik. Selain itu, gelapnya tempat  acara dan tidak adanya lampu flash yang menyebabkan terpaksa menyetel kamera pakai automatis. Sehingga kita tidak akan kehilangan moment.

Friday, February 8, 2013

Malaysia For Thaipusam

Hm ... Ternyata saya pertama kalinya menggunakan Passport untuk tujuan perjalanan ke Malaysia. Itu pun dikarenakan hanya karena ingin melihat Festival Thaipusam. Ceritanya, di twitter, Dani, seorang teman membuat status tentang Festival Thaipusam di Singapura. Status dia pun saya respon. Sepengetahuan saya Festival Thaipusam itu adanya di Malaysia (Tahunya dari Majalah Garuda). Lalu, dia pun searching sepertinya. Dani bilang Festival Thaipusam yang di Malaysia sepertinya lebih seru atau ramai daripada di Singapura. Di Malaysia Thaipusam diselenggarakan di Batu Cave. Akhirnya disepakatilah kita akan melihat Thaipusam yang di Malaysia. Supaya, lebih ramai lagi, saya sarankan Dani untuk mengajak teman-teman yang lainnya. Pada akhirnya ada tiga orang lainnya yang akan ikut dari Jakarta.  

Tapi sayang menjelang keberangkatan dua orang teman tidak jadi berangkat. Temannya Dani gak jadi berangkat karena Perpanjangan Passport barunya rapih hari Senin, sedangkan kita berangkat hari Sabtu. Teman saya Awe, gak jadi berangkat karena lanjut sekolah S2. Jadinya kita berangkat bertiga. Tapi itu tidak jadi soal. Masih seru kok.

Boarding Pass

Kita berangkat dengan memakai maskapai Penerbangan Air Asia. Dani dan temannya dapat promo PP. Sekitar Rp. 400.000 an. Saya gak kebagian promo yang rendah. Sebenarnya masih kebagian promo dengan harga yang sama dengan mereka. Tapi karena nunggu konfirmasi teman makanya gak segera booking tiket. So, dapat tiketnya akhirnya yang mahal.

Hari Sabtu subuh berangkatlah dari Kosan menuju Terminal Blok M untuk naik Bis Damri tujuan Bandara Seokarno Hatta. Subuh itu waktu berangkat dari kosan gerimis. Tapi alhamdulilah penerbangan lancar. 

Waktu sampai di terminal 3 Soekarno Hatta, saya harus check in dulu, sementara teman saya yang lainnya sudah melakukan web chek in, jadinya take time,  karena harus ikut antri. Pas Check in, petugasnya bilang harus bayar Airport tax. Lalu, saya protes. 

"Mbak bukannya tiketnya sudah termasuk airport tax, soalnya waktu beli itu sudah masuk airport tax?"

"Untuk Indonesia - Malaysia belum ada kebijakan seperti itu, jadi masih harus bayar airport tax" ..

Bayarlah saya airport tax seperti yang terlihat di gambar atas. Bayarnya  Rp. 150.000,-  (ternyata yang tidak bayar itu sewaktu pulang dari Malysia - Indonesia, sepertinya itu yang include di tiket)..

Kemudian, memasuki ruang tunggu, barang-barang kita digeledah. Kanta, teman kami itu, sampai harus buka sabuknya lalu tas saya pun tidak lolos dari penggeledahan. Petugas menemukan sebuah tempat body butter. Karena pada kemasannya tertulis 200 ml, maka petugas melarang membawanya. 

"Tidak boleh membawa barang cair lebih dari 100 ml", terang petugasnya. 
"Tapi Mbak, saya baru beli", keukeuh tidak mau menyerah pokoknya body butter saya tidak boleh ditinggal.

"Mbak, kasih saja ke keluarga yang ikut ngantar atau mbaknya bisa memindahkan isinya ke tempat  yang lain". 

Lega mendengar penjelasan si Mbaknya. Lalu saya ingat bawa dodol di tempat bekas ice cream. Dodolnya saya pindahin ke plastik lalu body butter saya tuangkan ke tempat ice cream bekas itu.

Teman saya Dani lalu berbisik, katanya tempat ice cream itu lebih besar daripada tempat body butter aslinya. Kita pun tertawa. 

Jam 6:25 kita take off. Dua jam penerbangan sampailah di LCCT alias terminal yang murah (Low Cost Carrier Terminal). Dari sini kita lanjut perjalanan dengan Sky Bus menuju KL Sentral (Kuala Lumpur Sentral).  Terminal gitu. Dari KL Sentral kita menuju ke terminal Pasar Seni.

@ KL Sentral
Nah, dari KL Sentral menuju terminal Pasar Seni itu kita harus beli tiket kereta LRT atau Rapid KL. Harga tiketnya kurang lebih sama dengan Busway ya, sekitar 1 ringgit. Pembelian tiket pun dilakukan lewat mesin. Kita nanti dapat koin biru. Itu sebagai kunci masuk. 

Nunggu LRT
Dekat kok dari KL Sentral menuju Pasar seni itu. Sekitar kurang lebih 10 menitan. Sampai di Pasar Seni kita langsung menuju ke Penginapan. Letak penginapan ternyata dekat juga. Tinggal jalan 5 menitan. Sampailah di Suzie's Guest House. 

Pasar Seni dan Penginapan

Penginapannya ternyata bersih teman-teman meski kecil. Pas datang sudah ada Bule yang lagi main laptop. 

Suzie's Guest House
Saya pesannya Private room sementara teman-teman cowok nginepnya di Dorm. Itu lho tempat tidur yang campur cowok dan cewek. Saya merasa risih kalau harus campur.  Di Kamar Private room itu saya tidur bersama Rose temannya Dani masih orang Indonesia yang sudah lama tinggal di Penang.  Untunglah bisa mengurangi biaya sewa per malamnya. 

Hari Sabtu itu kita datang siang hari khan. Setelah istirahat sebentar kita mencari makan siang  dan langsung melihat persiapan Fetival Thaipusam di Batu Cave. Dari Pasar Seni menuju Batu Cave itu kita pakai kereta KTM Komuter. 

Ke Batu Cave by KTM Komuter

Biaya Naik Komuter itu sebesar satu ringgit. Jaraknya dari Pasar Seni ke Batu Cave ada kurang lebih 30 menitan. Pas sampai di Batu Cave itu sudah ramai ya. Ada bazarnya. Meskipun puncak acaranya hari Minggu, tanggal 27 Januari 2013, tapi ternyata festivalnya atau arak-arakannya sudah dimulai sejak sore. Wah, menurut saya, kita tuh beruntung Sabtu siang itu ke Batu Cave karena dari Sore itu kita langsung menyaksikan Thaipusam. Ambil foto-fotonya sampai naik ke atas Cavenya. 

Thaipusam hari Sabtu

                                                                                                                                                         
Dari Empat teman yang ikut ke Batu Cave yang sampai naik ke atas cavenya hanya saya dan Dani. Kanta menunggu di bawah sementara Rose waktu saya ajak naik ke atas dia menolaknya dan malah pulang duluan. Heheheeee...

Setelah di rasa cukup mengambil gambar, kita turun dan pulang. Sebelum kembali ke penginapan kita cari makan dulu di Petailing atau di kawasan China Town. Tapi, sebelumnya saya beli sendal jepit dulu. Nyaman pakai sandal jepit ternyata. Maklum orang kampung. Dulu kalau main sampai gunung pun pakai  sandal jepit jadinya ya, nyaman pakai sandal. 

Inilah suasana di Petailing Street atau kawasan China Town. 

Petailing Street atau China Town

Di daerah ini kita menemukan menu nasi yang dihidangkan pada tempat terbuat dari tanah liat. Makanya namanya  Clay Pot Rice. Rasanya ada gosong-gosong gitu. Seperti nasi liwet tapi ada potongan daging ayamnya. Saya suka deh.  Ini menu makan malam pertama kita.
                                                      Menu Makan Malam
Karena Rose pulang duluan dari Batu Cave, jadi kita makan malam hanya bertiga saja. Semuanya menghabiskan sekitar 60 MRY, dibagi tiga. Jadi, perorangnya 20 MRY. Oh ya di Petailing Street atau China Town ini para pedagang nampak buru-buru menutup dagangannya ya. Biasanya kita khan melihat yang jualan itu nyantai bahkan ada yang sampai dini hari. Di sana tidak seperti itu. Rasanya kita itu datang paling akhir. Ada satu hal yang saya perhatikan ketika makan malam di sana. Meskipun kita makan masakan China, tapi si penjualnya bilang bahwa menu yang kita pilih sebelumnya mengandung Babi. Alhasil kita tidak jadi pilih menu itu. Duh ya, penjual jujur.

Itu cerita di hari Pertama. Kita lanjut cerita hari Kedua, Minggu, 27 Januari 2013. 
Hari Minggu itu merupakan puncak acaranya Thaipusam di Batu Cave. Kita berangkat dari penginapan sekitar jam 10an. Agak siang sih. Ditambah lagi saya yang bangunnya agak malas. Lagi gak sholat soalnya. Pagi itu, berangkatlah kita ke Stasiun Komuter. Niatnya sih menuju Batu Cave. Tapi apa daya sang penunjuk jalan, Dani, salah naik Komuter. Kita malah kebawa ke daerah pawang. Saya sih pertama kali lihat keretanya sudah ngeh bahwa itu bukan ke Batu Cave, tapi berhubung kurang yakin, dibiarin saja. Salah kereta ini membuat perjalanan jadi tambah lama. Hehehehehee.... 

Oke, akhirnya kita sampai juga di Batu Cave tanpa Rose. Dia waktu itu tidak ikut karena ada acara lain. Wah, pas sampai di sana itu, namanya juga puncak acara ya, jadinya ramai sekali daripada hari Sabtu. Sudah panas, berdesakan, jadinya tidak nyaman karena too crowded. Beruntung banget hari Sabtu itu kita datang ke Batu Cave. Di hari kedua ini tadinya mau naik ke atas Goa, tapi berhubung enggak sabaran dan merasa ngantrinya itu lama sekali gak gerak-gerak ditambah panas akhirnya diputuskan untuk tidak jadi naik ke atas. Saya malah balik ke Stasiun nunggu dua orang teman itu yang ternyata mereka naik ke atas. Ya, karena crowded itu kita jadinya terpisah satu sama lain. Tapi pada akhirnya menyesal juga mengapa tidak sabaran, seharusnya naik ke atas saja. Meskipun momentnya samalah dengan hari Sabtu. Ya sudahlah .....

Tidak sampai malam kita di Batu Cave. Pokoknya sore hari kita sudah sampai penginapan lagi. Setibanya di penginapan sudah ada Rose lagi main laptop. Biasa lagi ngedit foto dan main FB. Waktu itu saya sih yang minta balik dulu ke penginapan karena ada keperluan. Tadinya kita dari Batu cave mau langsung cari makan.  Tapi saya harus balik ke Penginapan dulu gak bisa ditawar.  Waktu rehat sejenak di Penginapan itu, hujan datang, alhasil kita tidak segera ke luar mencari makan. Nunggu hujan reda dulu. Setelah  agak reda hujannya kita berempat keluar mencari makan, Pakai Taxi. Daerah yang dituju adalah Alor. Kanta tuh yang punya informasi itu. Dia rajin sekali googling dan mencari lokasi lewat GPS. 

Taxi yang membawa kita itu tidak mendrop kita di Jalan Alor. Melainkan kita dropnya di depan Mall. Jalanlah kita menerobos hujan rintik-rintik sambil melihat viewnya. 

Iklan di Tengah Kota

Cari jalan Alor itu perjuangan sekali. Petunjuk dari GPS tidak selamanya tepat. Akhirnya kita bertanya juga dan sampailah di Jalan Alor. Banyak penjual China juga di sana.
Suasana Di Jalan Alor

Sesampainya di Jalan Alor itu, tempat makan yang kita tuju susah ditemukan, ditambah dengan hujan dan perut yang sudah lapar, diputuskanlah makan di tempat yang ada, langsung sekali nemu istilahnya jadi. Kita pun tidak lupa pesan ke penjualnya untuk menyajikan makanan yang halal  saja. Berempat makan waktu itu menghabiskan 140 RMY. Sebenarnya enak-enak sih kulinernya di sana, beragam juga pilihannya, tapi ya itu harus selektif.

Ok, lanjut ceritanya, ternyata di jalan Alor itu banyak sekali jajanan. 

Jajanan
Teman kita Rose, waktu itu beli rebus kacang Chesnut yang ada di pinggir jalan Alor. Waktu mencobanya enak kok. Manis rasanya seperti makan rebus biji nangka. Tapi yang Chesnut lebih manis.

Petronas
Beres dengan urusan perut kita masih ingin jalan-jalan. Kurang Afdol kalau ke Malaysia tidak berkunjung ke Petronas. Maka dari itu dengan Taxi kita menuju menara kembar itu. Meski hujan rintik-rintik, tak jadi soal.

Beres dengan urusan malam itu, kita balik lagi ke penginapan.
Hari terakhir di Malaysia, sebelum kita pulang kembali ke Indonesia, kita beli oleh-oleh di Central market.

Central Market
Untuk belanja oleh-oleh ini, bisa dibeli di Central Market atau China Town. Saya sih milihnya belanja di Central Market saja. Kebanyakan belinya Souvenir. Belinya pun khusus untuk keluarga saja.

Souvenir

Ada juga ...

Souvenir
Ada juga Cokelat Hershey's tadinya gak akan beli cokelat, karena ada teman yang titip akhirnya beli juga. Dibelilah beberapa bungkus untuk Adik, My Mom dan temanku Awe.

Hershey's
Dan jam 16.40 PM kita harus meninggalkan Malaysia untuk kembali ke Jakarta. Penerbangan pun ditutup dengan sebuah nasi Kuning.

Nasi Kuning

Sebelum ditutup, saya informasikan ya, total perjalanan ke Malaysia ini habis Rp.4000.000, itu sudah include tiket pesawat PP, penginapan, makan, transportasi dan juga beli oleh-oleh.

Bye Malaysia ...

NB: Semua foto di sini diambil dengan Galaxy Note II. Foto-foto festival Thaipusamnya sendiri belum saya kasih Watermark. Jadi, tunggu saja ya....

Wednesday, February 6, 2013

Rak Baru Di Kamar Kosku

Hehehehe, ini masih cerita hari Minggu kemarin. Saya akhirnya kesampaian juga beli rak buku.
Sudah lama ingin masang rak buku di dinding. Tapi waktu di cari rak bukunya tidak ketemu dan malah ketemunya di toko seberang kosan. Di toko yang sama juga dulu pernah mencarinya tapi ya baru Minggu kemarin mereka punya stocknya. Tak pikir panjang akhirnya beli.

Ketika belum dipajang Buku

Begini awal mula saya beli rak buku itu. Hari Minggu sore kemarin sewaktu pulang dari Bandung, ada mungkin sekitar satu jaman dari kedatangan kembali ke Kosan, Jakarta, saya leyeh-leyeh. Terus lirik kiri kanan, duh merasa gak nyaman dengan tumpukan buku-buku. Akhirnya terbangun dari leyeh-leyeh. Kemudian pakai baju lalu nyebrang ke Ace Hardware.Waktu tanya penjaga tokonya soal rak buku ternyata kali ini mereka punya stocknya. Alhasil saya pun beli. Warnanya macam-macam. Langsung pilih merah.
Harganya sendiri Rp. 295.000,-

Sudah dipajang Bukunya
Nah, setelah beli itu maunya saya langsung bisa dipasang. Mintalah bantuan sama penjaga tokonya. Tapi, dia menolak dengan alasan tidak ada orang dan bisanya keesokan harinya. Entahlah apa malas atau bagaimana ya? Tapi terlihat agak males orangnya.  Terus waktu saya minta bantuan sama temannya yang lain dia bersemangat dan mau bantu masang setelah saya minta dan bilang kosan saya dekat kok tinggal nyeberang saja.  Dia kemudian buat surat tugas dan ngajak temannya satu orang untuk bantu.

Alat Bantu Pasang Paku

Berhubung sudah kenal baik dengan tekstur dinding kamar kosan, makanya saya tanya petugas toko itu apakah mereka menyediakan alat bantu untuk Pasang Paku. Soalnya dinding kamar kosanku itu beton jadi agak sulit ditembus paku. Petugas itu bilang mereka tidak menyediakan alat bantu itu. Alhasil saya harus beli dan belilah jadinya. Tukh alatnya namanya Impack Drill - Black & Decker. Harganya Rp. 410.000.- Harapannya membeli alat itu sih supaya bisa memasangnya sendiri. Tapi petugas di toko yang enggan membantu saya masang itu meyakinkan bahwa saya tidak akan bisa memasangnya sendiri. Tidak terlalu percaya terhadap apa yang dibilangnya. Masa, enggak bisa sih...

Tapi ternyata waktu lihat petugas  itu memasangnya sendiri. Tidak gampang memang. Mereka saja memasang rak itu mulai dari Maghrib sampai Isya atau sampai jam delapanan. Ribet ternyata masangnya. Akh itu tidak jadi soal yang terpenting saya ingin rak buku itu sudah harus terpasang saat itu juga. Terima kasih ya.

Tukh, sebelum punya rumah saja sudah punya peralatan pertukangan. Gimana kalau sudah punya rumah ya heeheheheehe ..... Sudah bosan sebenarnya tinggal ngekos itu ingin segera keluar tapi mungkin belum saatnya jadi ya sabar dulu. Jadi ingat, dulu bersemangat sekali cari rumah sama teman-teman kantor sampai dipinjemin mobil kantor oleh Boss. Tapi sekarang ini enggak begitu antusias. Berubah haluan soalnya. Mau menikmati hidup saja dulu. Urusan rumah biar nanti jadi urusannya suami saja heehehehehe..... Kalau sudah punya rumah sendiri nanti fungsi suami apa donk?  Tapi bisa saja sih punya rumah sebelum ada suami. Lihat saja nanti.

Tuesday, February 5, 2013

Ambil Tiket Antrian Dulu

Stasiun Kereta Api Bandung
Terakhir kali ke Stasiun Kereta Api Bandung itu ada kurang lebih tiga tahun yang lalu. Itu pun dalam rangka mengejar Mimpi ke Ibu Kota alias waktu itu lagi zamannya perjuangan mengikuti beberapa test  CPNS. Dulu pakainya kereta api Parahyangan atau Argo Gede jurusan Bandung - Gambir.  Seiring dengan berjalannya waktu saya sudah jarang lagi atau bisa dikatakan tidak memakai Kereta untuk perjalanan Bandung - Jakarta atau pun sebaliknya. Hal ini dikarenakan sejak dibukanya tol Cipularang yang membuat jarak lebih dekat dan banyaknya travel, publik transportasi kereta api terkesampingkan. Bahkan sekarang Kereta Api Parahyangan dan Argo Gede pun sudah berhenti beroperasi. Jadi tinggal kenanganlah itu. Tapi jangan bersedih dulu, sekarang ini ada peremajaan menjadi Argo Parahyangan yang merupakan gabungan kedua kereta api tersebut.

Nah, hari Minggu kemarin, sejak tiga tahun terakhir tidak pernah menginjakan kaki di Stasiun Kereta Api Bandung, saya kembali lagi ke sana dengan tujuan untuk membeli tiket Jakarta - Jombang. Mumpung lagi main ke Bandung dan diantar Adik, sekalian saja membeli tiket untuk keberangkatan Minggu depan. Mau Travelling lagi nih ceritanya bersama Komunitas Jelajah Budaya.

Ambil Tiket Antrian Dulu

Sewaktu sampai  di loket Stasiun Kereta Api Bandung, ada suatu kejutan. Ternyata sekarang kalau mau beli tiket harus ambil tiket antrian dulu. Seperti di Bank saja. Untuk calon pembeli yang masih menunggu antrian, mereka bisa duduk sambil nunggu. Wah, kemajuan sekali, calon pembeli sekarang tidak akan merasakan kaki pegal lagi ya dan tentunya dengan adanya tiket antrian ini bisa membuat pembelian tiket menjadi lebih teratur.

Oh ya selain itu, sekarang kalau mau beli tiket kereta api harus menunjukkan KTP. Apalagi kalau pembelian tiket itu sudah pakai mesin. Maka kita akan berhadapan dengan mesin bukan human lagi. Tapi pastinya ada kelebihan dan kekurangan dengan kemajuan teknologi itu. Jadi, teman-teman pilih yang mana nih, apa lebih senang membeli tiket dengan cara biasa atau dengan yang lebih modern?