Email Pemberitahuan dari Kelas Inspirasi |
Dari email yang saya terima, para pengajar terpilih diundang untuk ikutan acara briefing yang dilaksanakan pada tanggal 12 April 2014 di gedung LIPI. Tidak ada aturan khusus dalam briefing itu. Hanya untuk lebih memudahkan pada hari H-Briefing, peserta diminta untuk mengecek pembagian kelompoknya. Setelah dicek, saya masuk dalam kelompok 58. Ternyata dalam kelompok kami ada artisnya.
Kelas Inspirasi # 3, Jakarta - Kelompok 58 |
BRIEFING di LIPI, 12 April 2014
Pada hari H-Briefing di LIPI saya bertemu dengan teman - teman satu kelompok 58 dan seorang fasilitatornya bernama Mbak Wuri. Dari 15 (lima belas) orang yang tercatat baik sebagai pengajar maupun fotografer dan videografer hanya 9 (sembilan) orang yang datang.
Kelompok 58 yang datang sewaktu Briefing |
Apa saja sih yang dilakukan sewaktu Briefing?
Pertama tentu saja perkenalan kelompok bersama fasilitator. Kedua, sharing pengalaman para pengajar dan ada juga penjelasan modul serta diskusi. Terakhir ada pembagian sekolah dimana kita akan mengajar/menginspirasi.
Penjelasan yang menarik sewaktu briefing bagi saya adalah tentang metode BOMBERG.
Metode BOMBERG |
Ini hasil Coretan saya untuk BOMBERG.
Konsep Bomberg yang saya bua kasarannya |
Menurut saya Bomberg itu sangat membantu para pengajar menentukan atau mengambil langkah - langkah aksi di dalam kelas. Juga untuk latihan persiapan sebelum hari H. Bomberg itu kalau dalam public speaking namanya Palm Card atau catatan kecil.
Oh ya, sewaktu briefing juga kita memilih ketua dan para seksinya. Terpilihlah Mbak Lilik Kumalawati sebagai ketua, lalu ada Mbak Fiki sebagai bendahara, Mbak Devi sebagai seksi Konsumsi dan Tubagus (Andes) sebagai seksi perlengkapan.
SURVEI LOKASI
MEETING Sebelum HARI - H
Sebelum Hari - H Kelompok 58 ada meeting dulu pada Hari Senin, 21 April 2014 di Plaza Semanggi.
Yang dibahas dalam meeting yaitu:
- Jadwal mengajar
- Acara Opening
- Name tag untuk anak - anak SD
- Perlengkapan (Konsumsi, Balon, Spanduk, Stiker label dan Papan Cita - Cita)
- Kertas Origami untuk menuliskan Cita - Cita
- Diskusi sekilas tentang teknis mengajar
- Waktu kumpul
PERLENGKAPAN KELAS INSPIRASI
SPANDUK
Spanduk |
Nah, untuk Spanduk ini designnya dibantu sama Dina dan juga idenya datang dari teman - teman kelompok 58. Dicetaknya sama Andes (Tubagus H. Grandee).
POSTER
Poster, Photo by Fajar Indra Permana |
PAPAN CITA - CITA & PITA
PITA, Photo by Lilik Kumalawati |
Pita Identitas, Photo by Riska Triswinanda |
Papan untuk menempelkan Cita - Cita |
PELAKSANAAN KELAS INSPIRASI, 24 April 2014
Sesuai dengan kesepakatan sewaktu meeting, semua pengajar, fotografer dan videografer berkumpul jam 6.00 WIB di sekolah SDN 01 Guntur. Ceritanya khan kita mau menginspirasi, jadi kata Sang Ketua, lebih baik datangnya pagi atau lebih awal dari anak - anak SD.
Tiba di SD, kita berkenalan dengan Para guru dan mempersiapkan segala sesuatunya. Seperti Post it bewarna yang kita bagi berdasarkan jumlah kelas, pita untuk dipasang di kepala masing - masing anak SD. Setelah itu dilanjutkan dengan pembukaan.
Berhubung kelompok 58 dan kelompok 59 mengajar di sekolah yang lokasinya sama maka acara pembukaannya disatukan. Anak - anak SD dikumpulkan di lapangan lalu ada sambutan dari Guru dan juga ketua masing - masing kelompok.
Opening, Foto by Riska Triswinanda |
Kelompok 58 pada saat pembukaan |
Kelompok inspirasi disambut dengan lagu selamat datang seperti ini.
Setelah opening para pengajar masuk ke dalam kelasnya masing - masing. Bagi yang menunggu waktu mengajar mereka menunggu di luar ruangan kelas.
Seperti inilah suasana menginspirasi/mengajar yang dilakukan para relawan. (Saya urutkan dari pengajar yang pertama kali menyampaikan ceritanya kepada saya sampai pengajar terakhir) ...
Khayu, photo credit : Riska Triswinanda |
Tahu KI dari Instagram. Terus kepo lah saya apa KI itu, langsung googling dan gak mikir panjang langsung daftar. Karena dulu sebenarnya pengen banget ikut IM cuma ternyata umurnya dibatasi hahaha... sampai hari briefing saya ngeliat euforia semangat yang luar biasa baik dari panitia maupun para relawan. Semangat teman - teman kelompok untuk persiapan hari - H saya bagai kena magnet semangat mereka, hingga pas hari Inspirasi yang sebelumnya saya deg-degan luar biasa seperti saat saya sidang dulu, membayangkan 40 menit di depan kelas menjelaskan profesi saya yang mungkin sebagian besar dari mereka belum pernah lihat atau gak ada dalam list cita - cita mereka, pasti akan sangat susah.
Sebelumnya sudah saya siapkan apa yang akan saya sampaikan pas dengan waktu 40 menit yang disediakan tiap kelas, pas hari - H??? Yap planning lesson yang sudah saya siapkan berubah, berputar 180 derajat. Anak - anak ini dengan polosnya dengan senyumnya, dengan "kenakalannya" menghipnotis saya bukan sebagai "guru" tapi sebagai teman yang sama - sama bercerita, seperti teman yang bercerita pengalaman kepada temannya yang lain. Ketika antusias mereka mendengar tentang pekerjaan saya sehari - hari, apa yang saya ceritakan, hilang sudah rasa takut meski suara saya kalah dengan mereka, yang saya pikirkan saat itu? saya butuh Toa :D ..............
Bukan anak - anak ini yang membuat 1 (satu) hari sungguh luar biasa, seperti apa yang disampaikan teman sesama relawan ketika hari refleksi "Saya merasa hidup di dunia yang semestinya", yap, dunia dimana kita berada bersama orang - orang yang positif, lingkungan yang positif, orang - orang dengan posisi, profesi luar biasa mereka masih tetap peduli dengan urusan 'Mimpi Anak Indonesia' .................................
Sampai detik ini ketika saya menulis ini saya merasa hipnotis KI masih belum lepas dari diri saya, ketika saya melihat wallpaper HP saya, saya masih tetap melihat senyum anak - anak luar biasa ini, mengobati rindu untuk tetap bisa terus mengantar mereka meraih mimpi. Love sooooo damn with KI dan Kelompok 58.
Akh Ayuuu, I Love You Too All .... GREAT PEOPLE MEET THE GREATEST PEOPLE EITHER ..
Dina Menginspirasi Anak-Anak SD, Photo Credit: Riska Triswinanda |
Apa kata Dina Yustiana tentang Kelas Inspirasi? simak pernyataannya berikut ini:
Ini pengalaman pertama saya ikut kelas inspirasi. Jujur aja, saya gak punya bayangan sama sekali menjadi pengajar. saya cuma mau berbagi, waktu daftar KI modal saya cuma nekat. Dari KI saya belajar, kalau komentar tentang pendidikan di Indonesia itu gampang, tapi menjadi pendidik itu gak gampang. Daripada sibuk ngeluh tentang pergaulan anak - anak jaman sekarang, lebih baik kita turun tangan langsung untuk masa depan anak - anak yang masih polos dan lucu - lucu itu. pelajaran yang paling berharga buat saya, bahwa berbagi itu menyenangkan. Dan berbagi bikin ketagihan.
Lanjut ya ceritanya, ini Mbak Devi Retnowati Anggraeni in action.
Devi Retnowati Anggraeni menginspirasi Anak SD, photo credit: Fajar Indra Permana |
Irma (Murid Kelas 2B) : Ibu waktu kecil cita - citanya apa?
Me (Mbak Devi-red) : Jadi Guru TK
Irma : Terus kenapa sekarang malah jadi psikolog? memangnya cita - cita itu boleh ganti - ganti ya Bu?
Me : Boleh dong sayang, apapun dan kapan pun cita -cita itu bisa berganti. Asalkan adik - adik tau yang paling adik - adik sukai dan bisa membuat adik - adik senang atau bahagia.
Kita simak tambahan pernyataan dari Mbak Devi ...
Hari ini (24 April 2014 - red) adik - adik SDN Guntur 01 Jakarta menuliskan cita - cita dan mimpi mereka di ballon. Apapun yang mereka tuliskan, semoga bukan hanya sekedar PROFESI pekerjaan tetapi ada doa, mimpi doa anak Indonesia. Buat saya belajar lifeskill (happy, mental toughness, ketekunan) lah yang menjadi nilai penting bukan profesi mau jadi apa?! Semoga Anak Indonesia bisa lebih happy!#Kelas Inspirasi JKT 3.Next, Ada Mbak Ari Setiyowati yang juga ikut menjadi Inspirator.
Mbak Ari Menjadi Inspirator, Photo Credit: Fajar Indra Permana |
Mbak Ari memiliki keahlian di bidang pemasaran dan penjual. Ini pesan dan kesan yang disampaikan pada saya.
Hii All, kesanku selama proses mendaftar sampai acara selesai: Kelas Inspirasi ini sangat baik buat kita semua, baik anak - anak sebagai acuan dan nuansa baru dalam mendapatkan semangat belajar dan sebagai ruang pencitraan diri bagi diri kita sendiri sebagai pengajar mengenai profesi kita.
Sarannya, sebaiknya sering diadakan minimal 3 bulan sekali dan dikhususkan untuk sekolah - sekolah yang kurang mampu, agar semangat juang mereka tak kalah dengan mereka yang belajar di kelas menengah ke atas dalam segi ekonomi.
Lanjut ya, di Kelompok 58 ada Riska Triswinanda sebagai Fotografer.
Riska Triswinanda sebagai Fotografer, Photo Credit : Fajar Indra Permana |
Pengalaman saya ketika mengikuti kelas inspirasi Jakarta III adalah sangat menyenangkan dan mengesankan. Sangat senang bisa bertemu dengan anak - anak yang ternyata memiliki cita - cita tinggi bagi bangsa ini, diikuti dengan semangat mereka untuk menggapainya. Hal ini dibuktikan dengan mereka antusias menyebutkan cita - cita mereka masing - masing dan menempelkannya di balon yang siap diterbangkan ke langit biru yang cerah dengan harapan usaha anak - anak bangsa ini menggapai cita - citanya setinggi langit dan secerah yang diharapkan dari generasi penerus bangsa. Sangat mengesankan karena kami kelompok 58 berkesempatan untuk dapat berkontribusi dan dapat bersilaturahmi di SDN 01 Guntur Manggarai. Saya sendiri sebagai volunteer fotografer sangat senang dapat mengcapture kegiatan anak - anak saat upacara, proses pembelajaran dan canda tawa mereka saat berada di dalam kelas maupun di luar kelas. Secara tidak langsung, hal ini juga menambah kualitas diri kelompok 58. Semoga pendidikan di Indonesia terus memiliki inovasi berkualitas demi mencapai goal yang ingin dituju. Salam Inspirasi :D
Next, inilah sang Ketua Kelompok 58, Lilik Kumalawati yang juga menginspirasi anak - anak SD.
Lilik Kumalawati sang Inspirator, Photo Credit: Fajar Indra Permana |
Satu kata untuk kelas inspirasi adalah pembelajaran. Ya pembelajaran hidup banyak saya dapatkan selama mengikuti kelas inspirasi termasuk di #KIJakarta3 tanggal 24 April kemaren. Selalu saja relawan yang harusnya menginspirasi justru yang terinspirasi. Keluarga baru juga salah satu manfaat yang saya rasakan di Kelas Inspirasi. Anak - anak SDN Guntut 01 yang semangatnya luar biasa. Keceriaan, keingintahuan dan kepolosan anak - anak menambah semangat saya untuk berbagi mimpi, semoga apa yang kemaren saya sampaikan bisa menjadi inspirasi kelak buat anak - anak SDN Guntur 01.
Kelas Inspirasi juga selalu menambah salut dan hormat saya kepada para Bapak Ibu Guru SD. Satu hari kami mengajar tiada bandingnya dengan perjuangan seluruh Bapak Ibu Guru di seluruh pelosok tanah air. Terima kasih Ibu dan Bapak Guru semuanya. Salut juga pada relawan lainnya, mau berlelah - lelah mengorbankan 1 (satu) hari cutinya untuk menginspirasi anak - anak SD. Kelompok 58 yang sangat menginspirasi, pun juga bergabungnya publik figure di kelompok kami memberi warna tersendiri.
Maju terus kelas inspirasi yang telah menjadi candu buat saya, semoga ke depan masih bisa berkontribusi lagi di kelas inspirasi kota lainnya, aamiin.Terima kasih Ketua .... Selanjutnya dari Kelompok 58 ada Tubagus Hadisqudsi Grandee.
Tubagus Hadisqudsi Grandee, Photo Credit: Riska Triswinanda
Pengalaman selama ikut KI: Sebenarnya sudah tau tentang KI dari dulu. Tapi untuk yang tahun ini ikut karena awalnya diajakin temen yang sudah ikut acara KI tahun lalu. Setelah tau diterima, sayapun merasa cukup excited karena memiliki kesempatan untuk berbagi kepada anak - anak SD yang notabene adalah generasi penerus bangsa. Awalnya saya bingung untuk menjelaskan profesi saya yang bergerak di bidang "Private Equity", sesuatu yang sangat asing dan baru saya ketahui pada tahun ketiga kuliah saya.
Seluruh rangkaian program saya ikuti, mulai dari briefing sampai dengan refleksi. Menarik juga sih pada saat briefing diajarin berbagai macam tips dan trik untuk mengajar kepada anak kecil. Sesuatu hal yang saya baru pelajari di sana. Selepas briefing, saya menyiapkan materi pengajaran saya untuk Hari Inspirasi, dan pilihan metodologi saya mengajar jatuh kepada memberikan cerita bergambar kepada mereka.
Pada hari H kebetulan saya dapet giliran pertama ngajar di kelas yang paling "bandel" menurut guru di sana. Wah, benar - benar ga bisa dikontrol anak-anaknya dan i was totally lost against them! Saya pikir, setelah keluar dari ruang kelas itu, saya tidak ada bakat sama sekali dalam mengajar. Namun setiap saya masuk kelas, saya pelajari apa saja yang efektif dan apa yang tidak terhadap mereka.
Kelas kedua yang saya masuki adalah kelas 3 (tiga). Kelas ini sangat kooperatif - jauh dibandingkan dengan kelas 2 (dua) yang super hiperaktif dan saya cukup enjoy mengajar di kelas mereka. Satu -satunya masalah adalah tempo mengajar saya yang terlalu cepat sehingga harus "killing time" dengan games tebak - tebakan ke mereka.
Di kelas selanjutnya, kelas 5 (lima), saya mulai dengan games dan tebak - tebakan terlebih dahulu sebelum memulai sesinya. Tujuannya untuk mendekatkan diri dengan para anak murid dan agar waktu habis saat berakhirnya pengajaran. Strategi ini cukup sukses dalam hal alokasi waktu, namun agak agagal karena anak -anak tersebut malah ketagihan main tebak - tebakan dengan saya (dan kemampuan mereka dalam menjawab tebakan saya juga cukup hebat).
Kelas terakhir yang saya sambangi adalah kelas 1 (satu). Mereka anak - anak yang masih polos dan lucu - lucu. Sempet agak kepikiran sih gimana caranya menjelaskan bidang keuangan kepada anak - anak yang baru belajar membaca tulis hehe. Namun justru tidak disangka mengajar di kelas ini paling Fun! Metode yang sama seperti mengajar di kelas 5 (lima) saya terapkan kepada anak - anak kelas 1 (satu) ini dan hasilnya cukup sukses karena mereka sangat kooperatif dan memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar. Kebetulan karena ini jam terakhir pengajaran selama rangkaian kelas inspirasi, sesi bersama anak kelas 1 (satu) ini diakhiri dengan penulisan cita - cita mereka untuk ditempelkan di "papan cita - cita" yang telah kami siapkan untuk para anak - anak. Lucu juga sih melihat anak - anak tersebut memiliki cita - cita yang beragam. Mereka menuliskan cita - cita mereka tersebut dengan tatapan penuh harapan dan mata yang berbinar - binar. Semoga kamu dapat menggapai cita - citamu nak!
Key takeaway dari rangkaian acara Kelas Inspirasi ini:
- Mengajar anak - anak itu tidak mudah! salut kepada Ibu dan Bapak guru yang mampu dan selalu bersedia mengajar generasi penerus bangsa sejak dini.
- Cita - cita mereka terbatas pada pekerjaan - pekerjaan yang umum dan distinctive yang ada di masyarakat. Saat di kelas saya selalu menanyakan apa cita - cita mereka. Jawaban yang selalu muncul ya terkait pekerjaan yang bidangnya sangat spesialisasi seperti tentara, dokter, pemain sepakbola, guru, pembalap, presiden (by the way, saat saya iseng nanya siapa presiden Indonesia di kelas 1 (satu), mereka menjawab dengan nama salah satu calon presiden), dst. Sedikit sekali dari mereka yang mempunyai cita - cita mempunyai pekerjaan yang tidak terlalu spesialisasi, namun ada di sekitar mereka dan berperan penting dalam perekonomian Indonesia, seperti banker misalnya. Melalui kelas inspirasi, saya merasa dapat sharing kepada mereka tentang pekerjaan - pekerjaan tersebut.
- Ada perasaan puas dalam batin saat melihat tatap penuh harapan dari anak - anak SD pada saat mereka menceritakan cita - cita mereka.
Saya menerima cerita dari Andes ini pada tengah malam lewat WhatsApp. Itu pun dibaca pas kebetulan terbangun. Salah satu komentar saya ke Andes setelah menerima ceritanya adalah "serius sekali". Ya, Andes menerjemahkan apa yang saya minta lebih dari yang diharapkan. Saya waktu itu hanya bilang ceritakan saja apa yang Andes rasakan sewaktu terlibat KI3 dari mulai daftar, persiapan dan pas Hari - H ngajar dll. Terserah dalam bentuk cerita atau dialog pun boleh, bebas. Meski saya bisa copy paste semua cerita yang dikirim teman - teman lewat WA dan merubahnya dalam Words tapi saya akhirnya tidak melakukan itu. Saya malah menikmati menyalin kembali dari WA kata demi kata. Supaya saya bisa benar - benar merasakan dan mengerti apa yang telah teman - teman hadapi. Terima kasih!
Kita lanjutkan kembali ya ceritanya. Berikut ini sharing dari Om Gunawan, sebagai Videografer di kelompok kami.
Om Gunawan, Sang Videografer, Photo Credit: Riska Triswinanda |
Om Gunawan bilang seperti ini:
Kelas Inspirasi Jakarta 3 (tiga) ini adalah kesempatan yang ke -5 (lima) untuk saya bertemu dan bergabung dengan para profesional/inspirator. Tak ada yang beda dengan Inspirator Kelas Inspirasi sebelumnya, karena saya tahu bahwa profesional yang berpartisipasi dalam Kelas Inspirasi adalah orang - orang yang ingin anak Indonesia lebih maju dan mendapat pendidikan bermutu. Buat saya bertemu dengan mereka adalah momentum yang selalu saya tunggu. Karena Kelas Inspirasi adalah cara sederhana untuk mencapai kebahagiaan.
Om Gunawan memang luar biasa. Untuk Kelas Inspirasi 3 pun setahu saya ikut dua, yaitu di Jakarta dan di Tasikmalaya. Salut Om. Tetap menginspirasi anak - anak SD ya Om.
Next, di kelompok 58 ada Mbak Fiki Maulani Kursidi.
Okey, ini dia komentar dari Mbak Fiki tentang Kelas Inspirasi :
Next, di kelompok 58 ada Mbak Fiki Maulani Kursidi.
Fiki Maulani Kursidi, Photo Credit: Riska Triswinanda |
Seru aja sih. Anak - anak itu Familiar sekali dengan nama Vicky. Vicky Shu sampai Vicky Prasetyo. Kalau untuk mengajar, aku sih sudah biasa ya. Karena memang sebelum aku kerja kantoran, 7 tahun aku jadi guru. Spesialisasi anak di bawah 8 tahun, lalu guru paduan suara untuk SMP - SMA.
Balik lagi ke mengajar di KI. So far sih seru -seru ajah ya. Cuma namaku, Fiki ini ternyata famous ya. Ahahhaa ... Namanya sama sih dengan public figure.
Dan, untuk menerangkan ke mereka bahwa ada loh pekerjaan seperti yang aku kerjakan sekarang, itu agak susah. Karena mereka gak pernag denger atau tahu. Dan suatu kelas itu, keliatan dari gurunya. Kelas yang tertib dan aktif, itu tandanya, stimulasi dari guru kelasnya cukup bagus. Kelas yang gak bisa diatur, itu tandanya gurunya terlalu galak. Jadi, ketika ada orang asing masuk, mereka jadi liar.
Senang kembali bersentuhan dengan anak - anak lagi.
Lanjut, ini ada pernyataan dari Fasilitator Kami, Mbak Wuri terkait Kelas Inspirasi #3 Jakarta khususnya untuk kelompok 58.
Ini adalah pernyataan Mbak Wuri :
Mbak Wuri, behind the mirror, Fasilitator KI#3 - Jakarta, Kelompok 58 |
Ada banyak ilmu dalam sepenggal hari Kelas Inspirasi Jakarta#3, 24 April 2014. Pernah mengikuti KI32 menjadi relawan mengajar membuat saya ketagihan. Jadi begitu ada kesempatan menjadi fasilitator relawan, langsung daftaaaar. Awalnya saya pikir mirip seperti menjadi relawan pengajar .... ternyata tanggungjawabnya lebih besaaaar. Utamanya memastikan bahwa seluruh kegiatan sesuai dengan 7 (tujuh) Sikap Dasar KI dan menyemangati supaya anggota kelompok aktif terlibat. Untuk mengantisipasinya maka dari awal disampaikan do & dont's nya. nah, Saban hari mengikuti setiap WA yang masuk memastikan semuanya berjalan lancar. Begitu juga informasi - informasi dari panitia pusat yang perlu diketahui oleh seluruh anggota kelompok. Deg - degan juga, sembari nyontek perkembangan kelompok - kelompok lainnya, mengimbangi supaya perkembangannya seirama. Termasuk tergagap - gagapnya saya menggunakan teknologi media sosial *sssstttt* ..... maklum angkatan jadul, tapi ini yaang membuat saya belajar banyak.
Oh ya, di kelompok kami ada yang spesial. Bisa menebaknya?? Yup, kalau lihat foto dan cerita awal pastilah ya mengerti maksudnya. Ada sepasang suami istri yang notabene profesinya kita kenal sebagai artis. Saya ragu untuk meminta kesan dan pesan mereka untuk blog ini. Maklum dengan pekerjaan mereka yang pastinya cukup sibuk. Saya berikan gambaran lewat foto - foto saja bagaimana kedua artis ini menginspirasi anak - anak SD.
Sang Inspirator, Gilang Ramadhan dan Shahnaz Haque, Photo Credit: Riska Triswinanda, Edited by Me |
Yup, kalau kita perhatikan dari gambar di atas, memang beda gaya antara yang amatir dengan profesional ya. Heheee...
Lalu ada Sang Fotografer Fajar Indra Permana.
Tapi sayang, saking sibuknya dikejar deadline kliennya, sampai bilang ke saya untuk di skip saja. Ya sudahlah ya. Kita maklumi saja. Oh ya Fajar khan fotogafer profesional, teman - teman bisa memakai jasanya. Coba saja cek ke sini www.delucce.com.
Lalu ada Sang Fotografer Fajar Indra Permana.
Sang Fotografer, Fajar Indra Permana |
Setelah kita mendengarkan cerita dari teman - teman, kini giliran saya untuk sharing.
It's me (Sri Rahmi Purnamasari), photo credit: Fajar Indra Permana |
Saya langsung saja sharing ya, seperti ini ceritanya :
Pertama kali tahu tentang KI dari twitter. Itu pun lagi iseng scrolling down timeline, tiba -tiba ada ajakan untuk mendaftar di hari terakhir. Saya buka webnya lewat HP dan langsung daftar tanpa banyak pertimbangan. Saat itu juga saya beritahu teman kosan, Kezia untuk ikut daftar. Akhirnya kami berdua sama - sama daftar. Tapi sangat disayangkan email pemberitahuan hanya membawa satu kabar gembira. Sayalah yang diberikan kesempatan pertama untuk bergabung dengan KI3.
Kabar gembira itu saya sebarkan lewat Media Sosial, Facebook. Dalam status di FB saya katakan I'll Do it, demi beasiswa ke Harvard. Seorang teman saya berkomentar katanya "Demi memberikan ilmu kepada anak sekolah jg donk....harus ikhlas". Lantas saya jawab seperti ini "Klo tidak sungguh2 mana mau saya daftar ... ini khan lanjutan dari kegiatan sebelumnya 'Festival Gerakan Indonesia Mengajar' ". Komentar dari seorang teman menjadi trigger untuk saya agar bisa tampil optimal dan tidak asal - asalan. Memang KI tidak ada hubungannya dengan FGIM. Tapi bagi saya keduanya saling keterkaitan.
Sebelum hari - H pelaksanaan KI3 saya ikut briefing. Dari sinilah saya mendapatkan gambaran tentang apa yang akan disampaikan kepada anak - anak dengan menggunakan media bantu seperti apa pula. Awal mulanya saya mengkonsep di dalam pikiran lalu dituangkan ke dalam kertas Bomberg sebagaimana panitia sampaikan. Saya siapkan juga alat bantu untuk mengajar seperti Majalah yang memuat berita serta artikel saya, beberapa uang lembar seribu rupiah juga disiapkan karena ini berkaitan dengan games tebak daerah. Rencananya sih ingin menjelaskan kepada anak - anak bahwa salah satu tugas saya adalah melakukan kunjungan kerja ke daerah. Salah satu daerah yang pernah dikunjungi adalah daerah yang memiliki pemandangan sebagaimana terdapat di uang lembar seribu rupiah. Saya siapkan juga file foto - foto aktivitas kerja di dalam Flashdisk. Tidak hanya itu, saya juga beli peta, buku gambar dan crayon warna serta looseleaf. Tidak ketinggalan magnet pun saya beli. Karena berdasarkan informasi hasil survei yang dilakukan ketua kelompok, Mbak Lilik, katanya sekolah itu memakai whiteboard.
Ketika hari - H, saya mengajar sesuai jadwal yang telah dibagikan ketua kelompok. Kelas pertama yang saya ajar adalah kelas I. Alat bantu pertama yang dipakai adalah Peta. Saya ingin anak - anak menunjukan daerah yang disebutkan. Tapi ketika peta itu hendak dipasang dengan menggunakan magnet pada whiteboard, sayang di sayang kok ya magnetnya itu tidak mau menempel. Gagal sudah satu konsep. Ternyata tidak semua whiteboard sama halnya dengan whiteboard kantor yang bisa ditempeli magnet. Saya pun coba ide lain untuk meletakan peta di meja guru saja dan itu berhasil!
Mengajar di kelas satu ini membuyarkan prasangka buruk saya. Tadinya saya pikir akan sangat berat mengajar di kelas paling kecil. Nyatanya tidak. Anak - anak kelas satu sangat antusias dan kooperatif.
Selepas mengajar di kelas Satu, lanjut masuk ke Kelas 2B. Pas masuk sudah nampak anak - anaknya ramai dan ada dua guru di dalam kelas itu. Saya bicara mereka tetap ramai dan kedua orang guru membantu untuk membuat mereka tenang. Saya lantas berpikir cepat. Kalau mengajar dengan menggunakan peta sebagai alat bantu, saya jamin tidak akan berhasil! Oleh karena itu, saya putuskan untuk membuat anak - anak aktif dengan cara membagikan kertas looseleaf yang sudah disiapkan. Sebelumnya saya katakan pada mereka bahwa salah satu pekerjaan saya adalah membuat berita atau artikel, dan saya minta mereka untuk membuat sebuah karangan. Dikarenakan dari sinilah awal mula kita membuat karya tulis. Ketika membagikan looseleaf pada anak - anak mereka mulai duduk dengan tenang dan dua orang guru itu keluar dari ruangan kelas. Anak - anak pun bertanya pada saya "Bu, boleh membuat puisi ?", tanya seorang anak. Saya jawab boleh, silahkan saja, mau buat puisi atau karangan, bebas. "Bu, boleh melihat (buku-red) tidak?", tanya anak yang lain. "Boleh kalau mau lihat buku, tapi orang yang hebat tidak mencontek, buatlah karya sendiri ya", jawab saya.
Ketika dalam proses membuat puisi dan karangan bebas itu, Bu Guru Minda datang dan berbisik kepada saya katanya di dalam kelas ada dua orang murid yang belum lancar menulis. Saya katakan tidak apa - apa. Jawaban saya memang singkat, karena saya tidak hendak menyelidiki anak - anak satu persatu. Intinya saya hanya ingin melihat kemampuan semua anak - anak dalam menulis. Sangat disayangkan memang saya tidak bisa membantu banyak dalam hal ini.
Ketika waktu mengarang habis, ada seorang anak putri bernama Ayu, yang masih antusias menulis puisi, meskipun waktu itu sudah masuk waktu istirahat, dia tidak bergeming dari kursi dan bangkunya. "Ayu lanjutkan saja menulis puisinya, Kakak tunggu ya", kata saya. Lalu Bu Guru Minda mengatakan kepada saya bahwa Ayu memang jagonya membuat Puisi. Pantas!!! Saya perhatikan bagaimana Ayu ketika sedang berpikir mencari ide untuk puisinya, badannya dia jauhkan dari meja dan ketika sudah menemukan ide baru badannya dia condongkan kembali ke meja dan menuliskannya di selembar kertas. Sangat berkesan sekali dengan semangat Ayu menulis puisi. Nanti pada bagian bawah saya perlihatkan Puisi Ayu ya ....
Selesai istirahat saya masuk ke kelas Empat. Hal unik yang saya jumpai di kelas empat adalah, pas awal masuk sudah ada beberapa anak yang meminta ijin untuk ke toilet. "Boleh ke toilet tapi nanti kembali lagi ya ke kelas", jawab saya. Alhamdulilah, anak - anak yang meminta ijin itu kembali masuk ke dalam kelas. Di Kelas Empat ini saya minta mereka untuk menebak peta dan juga menulis. Saya ada terkesan dengan satu cerita anak tentang pertandingan bola. Di bagian akhir ya saya share ceritanya ...
Kelas terakhir yang saya ajar adalah kelas Enam. Ini adalah satu - satunya kelas yang dapat menjawab dengan benar pertama kali ketika saya tanya "ada berapakah jumlah Provinsi di Indonesia saat ini?"... semuanya serentak menjawab ada 34 Provinsi! Di kelas enam ini saya masih menggunakan alat bantu peta, tapi tidak bertahan lama. Saya lihat kalau satu anak menunjuk peta yang lainnya terlihat bosan menunggu, maka saya pun meminta mereka membuat karangan atau puisi. Setelah itu, saya ajak mereka untuk belajar menjadi dirigen dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Lalu, saya panggil seorang anak ke depan untuk memimpin lagu tapi anak itu meminta ke depan dengan dua orang temannya yang lain. Saya iyakan permintaannya. Kepada anak - anak kelas enam saya katakan bahwa upacara bendera tidak dilakukan ketika sekolah di SD, SMP maupun SMA. Ketika sudah bekerja menjadi PNS pun kita akan melakukan Upacara Bendera.
Kesimpulan dari ikut serta di dalam Kelas Inspirasi adalah:
- Saya sarankan setiap pengajar terpilih untuk mengikuti BRIEFING sebelum pelaksanaan hari - H. Dikarenakan dari Briefinglah kita belajar metode dan mendapatkan bayangan apa yang bisa kita lakukan di Kelas Inspirasi.
- Buatlah BOMBERG untuk mengkonsep cara mengajar kita. Meskpun pada hari pelaksanaannya banyak yang melenceng tapi dengan Bomberg kita bisa pegang inti Inspirasi apa yang harus kita tanamkan terus kepada anak - anak Sekolah Dasar.
- Di semua kelas yang saya masuki, saya terus mengingatkan anak - anak untuk memiliki cita - cita dan Sekolah sampai ke Tingkat yang paling tinggi. Saya pun meminta anak - anak untuk menyebutkan tahapan untuk meraih cita - cita. Sebagian besar dari mereka bisa menyebutkan tahapannya seperti rajin belajar, sekolah sampai tingkat tinggi, tidak menyerah, tetap berjuang dll.
- Belajar untuk dapat membaca keadaan, ketika sudah bisa menangkap ada kebosanan pada anak - anak cepat cari atau ganti strategi atau metode mengajar.
- Di kelas inspirasi, pengajar juga dituntut untuk dapat berpikir cepat dan cepat pula ambil tindakan yang tepat.
- Alat bantu yang saya siapkan tidak semuanya terpakai di Kelas, karena ada keterbatasan waktu. Oleh karena itu, pilihlah alat bantu mengajar yang paling efektif.
- Saya sebelumnya juga pernah mengajar di kelas V SD. Waktu itu diminta My Mom yang juga sebagai seorang Guru SD untuk mengajar pidato dalam bahasa Inggris (Naskah pidatonya sudah saya posting di sini) Saya merasakan antara mengajar Pidato bahasa Inggris dan menginspirasi itu memang berbeda. Menginspirasi itu dituntut untuk sekreatif mungkin. Sementara kalau mengajar pidato itu khan istilahnya sudah baku atau terukur.
- Ketika bidang pekerjaan kita masing sangat asing ditelinga anak - anak, maka pakailah istilah yang general.
- Dari semua kelas yang saja inspirasi (I, II, IV dan VI) ternyata anak - anak kelas IV lebih bersemangat dan kreatif membuat karangan/cerita dan puisi.
Sebagai penutup dari cerita Kelas Inspirasi ini, saya lampirkan beberapa karya dari anak - anak SD yang saya ajar.
Puisi Karya Ayu dari Kelas 2B. Ini adalah Ayu yang saya sebutkan di cerita atas. By the way, puisi ini Ayu buat khusus buat Kamu Din. Seperti tertulis di atas puisinya "Ini Buat Kakak Dina" ...
Ini Puisi Ayu
Puisi Karya Ayu dari Kelas 2B. Ini adalah Ayu yang saya sebutkan di cerita atas. By the way, puisi ini Ayu buat khusus buat Kamu Din. Seperti tertulis di atas puisinya "Ini Buat Kakak Dina" ...
Ayu, kelas 2B SDN 01 GUNTUR |
Puisi Karya Ayu S. Kelas 2B, SDN 01 Guntur |
Air Bentukmu Cair Tak Berwarna"AIR"
Namun Kau Banyak Guna
Air Bersih Selalu Dicari
Saat Orang Ingin Mandi, Minum dan Mencuci
AIR
Dapat Juga Timbulkan Bencana
Jika Tak Dijaga
Banjir Akan Melanda
Ayo Kawan
Jagalah Sumber Air
Biarkan Air Mengalir
Lancar dan Bersih
Di Sungai, Danau dan Laut
Bagi Semua Makhluk Hidup
Selanjutnya ada cerita dari Arina Zulfa, kelas 2B. Dia bercerita tentang "Saudara Aku Malas Belajar".
Saya salinkan cerita dari Arina selengkapnya seperti ini:
Cerita Karya Arina Zulfa, Kelas 2B, SDN 01 Guntur |
Pada suatu hari, aku melihat saudaraku berangkat ke Sekolah. Aku melihat saudara Aku tidak bawa tempat pensil. Saudara Aku mencari tempat pensilnya. Karena dia bermain terus. Saudara Aku namanya Rian. Rian udah pulang tidak tidak berganti baju. Dia Engga belajar, dia malas. Aku ajarin dia belajar. Dia tidak lupa tempat pensil. Dia belajar terus. Dia pulang nilainya seratus.
Anak - Anak SDN 01 Guntur yang saya ajar sebagian besar sudah memiliki cita - cita, meskipun ada anak yang memiliki lebih dari satu cita - cita. Tapi ada juga pengakuan dari Raysa Allana S. kelas VI, yang masih bingung mau jadi apa karena cita - citanya banyak. Yuk kita simak ceritanya.
Raysa Allana, Kelas VI SDN 01 Guntur |
Raysa Says:
Hobi saya bermacam - macam. Saya suka bermain bola, berenang, bersepeda, kadang saya suka membaca. Saya tidak tahu cita - cita saya apa. Saya kadang ingin menjadi guru, dokter dll. Tapi saya merasa tidak cocok. Kakak saya bilang cita - cita yang kita pilih harus sesuai dengan keinginan agar kita bisa mengejarnya. Terima Kasih.
Puisi Karya Ambar Lestari, Kelas VI SDN 01 Guntur |
"Mewujudkan Cita - Cita"Cita - Cita ...
Aku ingin mengejarmu
dengan semampuku
dan dengan belajar yang tekun
Cita - cita ...
Aku ingin sekali menggapaimu
Aku takan menyerah mendapatkanmu
Engkau sangat berarti
Cita - cita ...
Jika Aku bisa Menggapaimu
Aku pasti bisa membanggakan Orang Tua, Guru
yang sudah mengajarkanku
Cita - Cita ...
Aku bercita - cita menjadi guru
Untuk bisa mengajar orang
yang sangat membutuhkan ilmu
Semoga - mogahan cita - citaku ini terwujudkan
Sementara ini ada pengakuan dari Intan, Kelas VI yang memiliki dua cita - cita yaitu menjadi Dokter Umum dan Guru.
Intan, Kelas VI SDN 01 Guntur |
Intan bercerita tentang cita - citanya seperti ini:
Aku kalau besar ingin menjadi dokter umum, karena jasanya sangat besar yaitu bisa menyembuhkan orang yang sakit. Selain itu, juga ingin menjadi seorang guru agar bisa mencerdaskan anak bangsa. Untuk menggapai cita - citaku aku harus rajin belajar dan terus semangat dan jangan berputus asa. Untuk kalian semua yang mempunyai cita - cita gapailah setinggi langit. Jangan pernah berputus asa, tetap semangat dan jangan lupa belajar yang rajin.Sip Intan, Kakak Sri senang membaca pengakuan dari Intan. Terutama di kata - kata terakhir. Intan di sini sudah tahu harus berbuat apa untuk menggapai cita - citanya. Bahkan Intan juga mengajak kita semua untuk mewujudkan cita - cita. Terima kasih Intan. Semoga cita - citanya tergapai ya.
Tapi ada juga teman kita, Sulfia yang bercita - cita ingin menjadi Pengusaha Flanel.
Sulfia, Kelas VI SDN 01 Guntur |
Cita - citaku adalah menjadi pengusaha kain flanel. Sebenarnya dulu membuat kreasi dari kain flanel hanya sekedar mengisi luang waktu. Eh lama kelamaan membuat kreasi kain flanel menjadi hobiku, dan menjual hasil karyaku kepada teman - teman.
Sekarang kain flanel adalah nama yang tak asing dalam hidupku. Aku bertekat supaya menjadi pengusaha kain flanel yang sukses dan hebat! Semoga keinginanku terkabul! Amiin!Amien, semoga terkabul ya cita - citanya Sulfia menjadi pengusaha Kain Flanel.
Oh ya, untuk Kakak Inspirator yang mengajar di Kelas VI, diantaranya Mbak Lilik, Mbak Shanaz, Dina, Mbak Ari dan saya sendiri, disebut namanya di dalam cerita yang ditulis Kania. Seperti ini:
Kania, Kelas VI SDN 01 Guntur |
Saya salin kembali surat dari Kania seperti ini:
Kemaren kan Ibu Guru bicara besok/hari Kamis akan ada Indonesia Mengajar. Pagi hari aku melihat guru ko banyak banget gak taunya itu guru Indonesia Mengajar dan Ibu itu mengajar dengan baik. Ibu guru itu sangat baik yang mengajar kelas VI (Enam) ka Lili, ka Shanaz, Ka Dina, Ka Ari, Ka Sri. "TERIMA KASIH SEMOGA SUKSES" AMIN.
Next, kita lanjut ke Karya adek - adek kita kelas IV. Berikut ini ada Puisi karya Manda Septika Sari.
Manda Septika Sari, Kelas IV SDN 01 Guntur |
Bunga Mawar ....
Alangkah hari sudah pagi
Kubuka gorden di kamarku
Sekuntum bunga mawar tersenyum padaku
Alangkah indah bunga mawar itu
Bunga Mawar ....
Jika kupetik tangkaimu
Kau takkan berseri lagi
Kau takkan tersenyum lagi
Dan Tamanku Tak Indah lagi
Bunga Mawar ....
Aku Ingin menjagamu
Aku ingin merawatmu
Supaya kau berseri lagi
dan supaya kau tersenyum lagi kepadaku
Terima kasih Manda Puisinya ... Indah sekali semoga nanti Manda semakin jago buat pusisi ya.
Joko, Kelas IV SDN 01 Guntur |
Seperti inilah ceritanya:
Pada hari Rabu aku menonton Film sepak bola nama timnya Real Madrid VS Bayermuncen dimulai malam - malam babak pertama baru dimulai dan wasit meniupkan peluitnya dan dimulai permainannya dan sudah agak lama kandang Bayermuncen kebobolan sekor 1 - 0 Bale membagi ke C. Ronaldo dan disundul ditangkep oleh Nuer dan dilempar ke Roben babak pun sudah habis Real Madrid menang 1 - 0 di kandang Real Madrid.Luar biasa Joko, teruskan bakatnya ya .. siapa tahu nanti bisa jadi reporter bola ...Next, kita lanjut yuk dengan membaca karangannya Neneng.
Neneng, kelas IV SDN 01 Guntur |
Aku ingin ke Sumedang di sana pemandangannya indah dan segar. Air di sana dingin seperti air di gunung. Memang itu gunung tapi banyak pohon dan rumah - rumah. Melewati patung cadas pangeran dekat gunung kunci, aku juga agak takut soalnya di gunung kunci banyak orang bilang ada setan dari Belanda. Aku gak tahu mana yang pangeran karena aku masih di sana orang baru datang tapi ada yang dari dalam atau orang yang dari luar Gunung Kunci. Serem ada orang yang pernah lihat tentara tapi gak ada di Gunung Kunci. Itu bukan mitos itu asli tapi aku agak heran sama orang Belanda ko dia mau menjajah negara orang lain. Sumedang adalah tempat orang Sunda. Kata orang Sunda Sumedang hampir abis masih ada bekas gundulnya di tempat yang sangat tinggi tapi masih di Sumedang ada ada bekas bakaran sama yang gundul - gundul gituh. Serem tapi sejuk. Dilihat juga bagus walaupun ada yang gundul. Habis pulang dari Sumedang ke Jakarta malah panasan di Jakarta. Di sana udah siang masih dingin di Sumedang, anehkan di Sumedang mah.Tuh anak SD juga bisa menilai kalau di Jakarta itu panas dan memang Kampung Halaman itu selalu ngangenin. Selain karena udaranya yang masih sejuk juga kekerabatannya masih kuat dan daerah selalu punya cerita. Terima kasih Neneng. Semoga next time tulisannya bisa sudah pakai tanda baca ya. Tapi cerita Neneng luar biasa.
Lain Neneng lain pula dengan cerita Alfina.
Alfina, Kelas IV SDN 01 Guntur |
Di sore hari aku dan teman - teman bermain layang - layang. Bermain layang -layang di lapangan supaya lebih besar untuk bermain layang - layang. Di sana anginnya sangat sejuk, kalau main layang - layang jangan di jalan raya karena banyak kendaraan kata ibu. Ya aku main di lapangan besama teman - temanku.
Di hari itu aku sangat senang karena aku bisa bermain bersama teman - temanku semua. Matahari pun sudah tenggelam dan aku pulang karena sudah sore. Aku pun pulang ke rumah dan lekas mandi, karena aku habis bermain takutnya nanti kalau tidak mandi gatl - gatal. Sesudah mandi aku shalat dan aku pun belajar dan mengerjakan PR dan mempersiapkan untuk esok sekolah.
Siip banget ceritanya. Alfina paham kapan waktunya pulang main dan tidak lupa sholat, belajar dan mengerjakan PR.
Lanjut ya, kita dengarkan pengakuan dari Indri Syah Putri, katanya kehadiran Kelompok 58 KI3 membuatnya sangat senang.
Sulawesi, Indri Syah Putri, Kelas IV SDN 01 GUNTUR |
Pada hari Kamis Aku sangat senang tetapi aku bingung mengapa aku tiba - tiba di suruh baris di lapangan sekolah. Banyak kakak - kakak yang cantik. Tiba - tiba di kelas kakak - kakak itu masuk ke kelas IV. Tak tau kakak itu menerangkan dirinya dan menerangkan pekerjaannya ada yang menjadi sekretaris ada juga yang menjadi pengajaran musik, aku mau seperti itu. Kata kakak itu aku harus berjuang lebih tinggi dan majukan prestasimu menjadi anak Indonesia. Anak Indonesia harus juga tahu nama - nama Provinsi. Provinsi itu ada 34 provinsi. Sekarang aku sedang membahas tentang Provinsi.
Saya sangat puas membaca pengakuannya Indri. Terutama kata- katanya bagian ini "Aku Harus berjuang lebih tinggi dan majukan prestasimu menjadi anak Indonesia". Ini artinya message utama Kelas inspirasi dapat diterima atau ditangkap dengan baik.
Sekarang kita lanjut ke Kelas 1. Untuk kelas Satu ada Illa yang bercita - cita menjadi dokter.
ILLA, Kelas I SDN 01 GUNTUR |
Cita - cita aku menjadi dokter kenapa aku jadi dokter menolong orang sakit di suntik yang sakit terus dirawat yang sakitnya terus diperiksa terus sembuh.
Yup, Illa baru duduk di kelas satu, tapi untuk ukuran anak Kelas satu tulisan tangannya sangat bagus ya. Saya terpesona. Semoga ke depannya tulisan Illa menjadi lebih bagus lagi. Harus bangga, karena tulisan yang bagus bisa menjadi berkah. Untuk cita - citanya menjadi dokter, terus diperjuangkan ya. Semoga terwujud.
Dan untuk yang terakhir ini ada beberapa rekaman video selama saya mengajar. Lihat yuuk ..
Next .. Berikut ini adalah video pada saat penutupan dengan melepas Balon yang sudah ditempel dengan cita - cita anak - anak SD.
Foto Bersama Bapak dan Ibu Guru |
Full Team |
Seperti itulah kira - kira cerita dari kami Kelompok 58 dalam Kelas Inspirasi 3 Jakarta. Semoga cerita ini dapat menginspirasi teman - teman semuanya untuk dapat ikut berpartisipasi di dalam Kelas Inspirasi Selanjutnya.
NB: Untuk teman - teman kelompok 58, satu moment yang luar biasa menakjubkan ya, dengan cerita tersendiri. Good luck for you all. Semoga harapan dan cita - citanya terkabul. Selamat memperjuangkan mimpi kita semua. Senang bertemu dengan semuanya :D