Okey, selamat siang teman-teman,
Aku mau share bagaimana mendapatkan beasiswa dari JICA. Tapi ceritanya dalam bentuk pertanyaan dan jawaban ya.
Darimana saya mendapatkan informasi beasiswa dari JICA ?
Answer:
Saya mendapatkan informasinya dari teman kantor yaitu Ronald. Dia bekerja di BPSDM, Kementerian PUPR dan kebetulan kami aktif di paduan suara Gema Sapta Taruna, Kementerian PUPR. Setelah mendapatkan informasi dari dia, saya langsung cek ke websitenya pusbindiklatren milik Bappenas.
Diperuntukan siapa beasiswa JICA?
Answer:
Setahu saya ada dua jenis target dari beasiswa JICA. Pertama, JICA GPLP yang saya ikuti ini dikhususkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Lalu, ada juga beasiswa JICA untuk Non-PNS. Nah untuk yang Non PNS saya kurang tahu banyak informasinya.
Apa persyaratan Beasiswa JICA khususnya bagi PNS?
Answer:
Nah, Beasiswa JICA yang aku ikuti ini khan lewat Bapenas, jadi persyaratannya ada dari Bappenas dan JICA. Jadi ada dua kategori.
Persyaratan atau dokumen pendukung yang diminta dari Bappenasnya sendiri adalah sebagai berikut:
Persyaratan dari JICA-nya sendiri:
Bagaimana dengan Sertifikat Toefl dan TPA Score yang saya miliki ?
Answer:
Saya untuk sertifikat toefl pakai yang PBT (paper based test). Waktu itu nilainya 547, jadi kurang 3 points. Tapi saya tetap untuk mengajukan beasiswa. Nah, untuk TPA scorenya sendiri khan mereka minta 565, dan alhamdulilah untungnya TPA score saya melebihi dari target. Waktu itu TPA score saya adalah 569.
Universitas apa saja yang ditawarkan oleh JICA ?
Answer:
Sebenarnya kita bisa milih universitas apa saja yang kita mau. Ada tiga pilihan yang ditawarkan. Ini adalah beberapa pilihannya :
Nah, sebenarnya aku waktu itu daftaranya ke GRIPS, Kyoto University dan Hitotsubashi. Tapi sayangnya saya tidak lulus. Tapi saya lulus dari JICA-nya. Lalu JICA Indonesia mengubungi aku katanya mau gak kalau di IUJ? Serentak saya jawab, mau banget. Tidak ada berpikir dua kali. Dikarenakan, pertimbangannya adalah usia. Aku tidak bisa menolak-nolak lagi. Lagipula saya berpikirnya di Jepang pasti akan bagus juga. Bisa jadi suatu batu loncatan juga bagi kita untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya, ketika saya menulis blog ini, statusnya adalah melanjutkan master degree (S2) di International University of Japan (IUJ).
Seperti itulah kira-kira persyaratannya. Untuk jelasnya dan detailnya teman-teman bisa update terus melalui webiste www.pusbindiklatren.bappenas.go.id
Tapi saya mau kasih tips nieh:
Conclusion:
Teman-teman tetap harus berani mencoba untuk melamar beasiswa. Meskipun ada beberapa kekurangan di score toefl atau TPA tetaplah mencoba daftar. Dikarenakan tidak ada ruginya juga kalau menurut saya. Rezeki kita, Tuhan Yang Maha Esalah yang mengatur.
Aku mau share bagaimana mendapatkan beasiswa dari JICA. Tapi ceritanya dalam bentuk pertanyaan dan jawaban ya.
Darimana saya mendapatkan informasi beasiswa dari JICA ?
Answer:
Saya mendapatkan informasinya dari teman kantor yaitu Ronald. Dia bekerja di BPSDM, Kementerian PUPR dan kebetulan kami aktif di paduan suara Gema Sapta Taruna, Kementerian PUPR. Setelah mendapatkan informasi dari dia, saya langsung cek ke websitenya pusbindiklatren milik Bappenas.
Diperuntukan siapa beasiswa JICA?
Answer:
Setahu saya ada dua jenis target dari beasiswa JICA. Pertama, JICA GPLP yang saya ikuti ini dikhususkan untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Lalu, ada juga beasiswa JICA untuk Non-PNS. Nah untuk yang Non PNS saya kurang tahu banyak informasinya.
Apa persyaratan Beasiswa JICA khususnya bagi PNS?
Answer:
Nah, Beasiswa JICA yang aku ikuti ini khan lewat Bapenas, jadi persyaratannya ada dari Bappenas dan JICA. Jadi ada dua kategori.
Persyaratan atau dokumen pendukung yang diminta dari Bappenasnya sendiri adalah sebagai berikut:
- Surat usulan dari pejabat kepegawaian minimal tingkat Eselon II, yang menyebutkan nama peserta yang diusulkan dan telah memenuhi semua kriteria yang dipersyaratkan;
- Hasil cetak formulir registrasi yang telah diisi lengkap, bermeterai, bertanda tangan asli dan cap basah;
- Salinan ijazah dan transkrip nilai yang telah dilegalisasi dan cap basah;
- Salinan SK kepangkatan III/a dan SK terakhir yang telah dilegalisasi;
- Salinan nilai TPA dan TOEFL yang telah memenuhi persyaratan dan masih berlaku per Agustus 2018.
Persyaratan dari JICA-nya sendiri:
- Nationality: Indonesia
- Current Duties: Young or middle Government official (at least 1 year working experience since being appointed as permanent civil servant) and prospective academics.
- Age: less than forty (40) years old in principle for Doctoral applicant and less than thirty seven (37) years old for Master applicant at the time closing date of this application.
- Educational Background: have a Bachelor Degree for Master Applicants and Master Degree for Doctoral Applicants.
- Language: Adequate English skills both in written and oral communication to complete the master’s and Ph.D. courses such as; TOEFL PBT: 550 or higher; TOEFL iBT: 79 or higher; IELTS (Academic Modules): 6.0 or higher
- Show academic capability that proved by Academic Potential Test (Tes Potensi Akademik - TPA) score is 565 or higher (that still valid until August 2018)
- Proposed by his/her institution through formal letter from at least Echelon II that in charge in human development affairs.
- Show good physical condition proven by recommendation letter from government hospital.
Bagaimana dengan Sertifikat Toefl dan TPA Score yang saya miliki ?
Answer:
Saya untuk sertifikat toefl pakai yang PBT (paper based test). Waktu itu nilainya 547, jadi kurang 3 points. Tapi saya tetap untuk mengajukan beasiswa. Nah, untuk TPA scorenya sendiri khan mereka minta 565, dan alhamdulilah untungnya TPA score saya melebihi dari target. Waktu itu TPA score saya adalah 569.
Universitas apa saja yang ditawarkan oleh JICA ?
Answer:
Sebenarnya kita bisa milih universitas apa saja yang kita mau. Ada tiga pilihan yang ditawarkan. Ini adalah beberapa pilihannya :
- GRIPS;
- Waseda University;
- Sophia University;
- International University of Japan;
- Kyoto University;
- Hitotsubashi University ;
- University of Tsukuba (Tentative);
Nah, sebenarnya aku waktu itu daftaranya ke GRIPS, Kyoto University dan Hitotsubashi. Tapi sayangnya saya tidak lulus. Tapi saya lulus dari JICA-nya. Lalu JICA Indonesia mengubungi aku katanya mau gak kalau di IUJ? Serentak saya jawab, mau banget. Tidak ada berpikir dua kali. Dikarenakan, pertimbangannya adalah usia. Aku tidak bisa menolak-nolak lagi. Lagipula saya berpikirnya di Jepang pasti akan bagus juga. Bisa jadi suatu batu loncatan juga bagi kita untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Akhirnya, ketika saya menulis blog ini, statusnya adalah melanjutkan master degree (S2) di International University of Japan (IUJ).
Seperti itulah kira-kira persyaratannya. Untuk jelasnya dan detailnya teman-teman bisa update terus melalui webiste www.pusbindiklatren.bappenas.go.id
Tapi saya mau kasih tips nieh:
- Teman-teman harus sudah punya Toefl score dan TPA score sebelum penawaran beasiswa itu dibuka.
- Kalau score Toefl dan juga TPA belum cukup, ulangi terus testnya sampai mencapai nilai score yang diinginkan.
- Persiapkan CV dalam bahasa Inggris.
- Persiapkan juga riwayat pekerjaan kita dalam bahasa Inggris (career record). Biasanya diminta oleh beasiswa.
- https://lbifib.ui.ac.id/archives/24.
- https://itc-indonesia.com/test-location/?lang=en
- http://koperasi.bappenas.go.id/uuopt/
- etc.
Conclusion:
Teman-teman tetap harus berani mencoba untuk melamar beasiswa. Meskipun ada beberapa kekurangan di score toefl atau TPA tetaplah mencoba daftar. Dikarenakan tidak ada ruginya juga kalau menurut saya. Rezeki kita, Tuhan Yang Maha Esalah yang mengatur.
Good luck dan selamat mencoba.