Setelah sekian lama tidak ikut menyemarakan Gedung Kesenian Jakarta, akhirnya tadi malam kembali ke sana untuk nonton pertunjukan Repertoar Gandamayu. Durasi pertunjukkan pun tidak lama ya, dan ini seingat saya adalah pertunjukan dengan durasi paling pendek yang pernah saya tonton untuk saat ini. Hanya membutuhkan waktu satu jam ya.
Baiklah, saya ringkas cerita dari Gandamayu ini. Pertunjukkan ini diawali dengan kisah seorang Ayah yang menceritakan mitologi Gandamayu kepada anaknya dalam perjalanan menuju sebuah Desa dengan bersepeda.
Sang Ayah becerita kepada anaknya dahulu di sebuah Khayangan hidup sepasang Suami-Istri. Suaminya bernama Siwa dan Istrinya bernama Dewi Uma. Sang suami pada suatu ketika jatuh sakit dan konon katanya hanya bisa disembuhkan dengan Minum Susu dari Sapi Putih. Oleh karena itu, Dewi Uma pun turun ke bumi untuk mendapatkan susu tersebut. Tapi ada pantangan yang harus dipatuhi oleh Dewi Uma dia tidak boleh menceritakan tujuannya itu turun ke bumi dan harus dilakukan seorang orang diri.
Di dalam pencarian Sapi Putih, akhirnya Dewi Uma bertemulah dengan seorang gembala dengan sapi putihnya. Dewi Uma pun meminta Susu Sapi kepada sang gembala, tapi dia menolak untuk memberikannya meskipun Dewi Uma bersedia menukarnya dengan Permata maupun Uang.
Ada satu syarat yang ditawarkan sang gembala apabila dia menginginkan susu tersebut, yaitu Dewi Uma harus bersedia tidur bersama dengan Sang Gembala. Pada Awalnya Dewi Uma menolak akan tetapi karena ingin membantu suaminya sembuh dia akhirnya luluh juga dan menerima tawaran sang gembala.
Dewi Uma akhirnya tidur bersama dengan sang gembala. Lalu setelah tidur bersama itu, terbongkarlah siapa sebenarnya sang Gembala itu. Dia tak lain adalah suaminya sendiri Siwa yang sedang mengujinya. Siwa mengutuk Dewi Uma, dan mengatakan kalau Dewi Uma tidak setia.
Dewi Uma dalam kutukannya menjelma menjadi Durga (raseksi) dan mendiami Hutan Gandamayu selama 12 tahun. Durga, ingin kembali ke wujud aslinya yaitu sebagai Dewi Uma yang lembut dan cantik. Oleh karenanya dia harus menemukan Sudamala (julukan buat mereka yang bisa menyembuhkan dan meruwat).
Kebetulan pada suatu hari datanglah Kunti ke Hutan meminta bantuan Durga untuk menyelamatkan anak-anaknya yang sedang berperang Baratayudha. Durga menyanggupi dengan satu syarat, Kunti harus menyerahkan putra bungsunya Sahadewa kepada Durga sebagai tumbal. Ya, Durga tahu bahwa Sahadewa inilah yang dapat meruwatnya. Tapi syarat Durga ini ditolak oleh Kunti.
Kunti mengatakan karena justru Sahadewa bukan anak kandung dari rahimnya sendiri dia tidak mau menyerahkannya kepada Durga. Kunti menyanyangi Sahadewa.
Durga tidak kehilangan akal, dia menyuruh Kalika, yang juga mendiami Gandamayu dan sedang menjalani kutukan untuk merasuki Kunti dan membawa Sahadewa ke Gandamayu.
Sahadewa pun akhirnya sampai di Gandamayu, karena ajakan Kunti yang dirasuki Kalika. Durga minta Sahadewa untuk meruwatnya tapi Sahadewa mengaku bahwa dirinya tidak bisa meruwat. Durga pun marah dan dalam kemarahannya itu, Siwa turun dari Khayangan.
Pada akhirnya siapakah yang bisa meruwat atau mengembalikan Durga ke wujud aslinya yaitu Dewi Uma?
Jawabannya tidak lain adalah, suaminya sendiri yaitu Siwa dengan cara memasuki tubuh dari Sahadewa.
Setelah Durga kembali menjadi Dewi Uma, Siwa memintanya untuk kembali ke Khayangan.
Apakah Dewi Uma ke Khayangan?
Jawabannya Dewi Uma meninggalkan Khayangan. Ya, Dewi Uma kembali tinggal di Gandamayu menemani Kalika yang masih menjalani kutukan. Hal itu dia lakukan sebagai balasan kepada kutukan yang telah dijatuhkan Siwa kepadanya karena dicap tidak setia. (Kisah tidak selesai ya). Sepeninggalnya Dewi Uma, kehidupan Siwa di Khayangan tak bertentuan.
Menarik Bukan Kisahnya?
Nah dari Kisah ini ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan.
Seorang Ayah yang mengisahkan Gandamayu ke Anaknya |
Sang Ayah becerita kepada anaknya dahulu di sebuah Khayangan hidup sepasang Suami-Istri. Suaminya bernama Siwa dan Istrinya bernama Dewi Uma. Sang suami pada suatu ketika jatuh sakit dan konon katanya hanya bisa disembuhkan dengan Minum Susu dari Sapi Putih. Oleh karena itu, Dewi Uma pun turun ke bumi untuk mendapatkan susu tersebut. Tapi ada pantangan yang harus dipatuhi oleh Dewi Uma dia tidak boleh menceritakan tujuannya itu turun ke bumi dan harus dilakukan seorang orang diri.
Di dalam pencarian Sapi Putih, akhirnya Dewi Uma bertemulah dengan seorang gembala dengan sapi putihnya. Dewi Uma pun meminta Susu Sapi kepada sang gembala, tapi dia menolak untuk memberikannya meskipun Dewi Uma bersedia menukarnya dengan Permata maupun Uang.
Ada satu syarat yang ditawarkan sang gembala apabila dia menginginkan susu tersebut, yaitu Dewi Uma harus bersedia tidur bersama dengan Sang Gembala. Pada Awalnya Dewi Uma menolak akan tetapi karena ingin membantu suaminya sembuh dia akhirnya luluh juga dan menerima tawaran sang gembala.
Tawar Menawar Dewi Uma dengan Sang Gembala |
Dewi Uma dalam kutukannya menjelma menjadi Durga (raseksi) dan mendiami Hutan Gandamayu selama 12 tahun. Durga, ingin kembali ke wujud aslinya yaitu sebagai Dewi Uma yang lembut dan cantik. Oleh karenanya dia harus menemukan Sudamala (julukan buat mereka yang bisa menyembuhkan dan meruwat).
Kebetulan pada suatu hari datanglah Kunti ke Hutan meminta bantuan Durga untuk menyelamatkan anak-anaknya yang sedang berperang Baratayudha. Durga menyanggupi dengan satu syarat, Kunti harus menyerahkan putra bungsunya Sahadewa kepada Durga sebagai tumbal. Ya, Durga tahu bahwa Sahadewa inilah yang dapat meruwatnya. Tapi syarat Durga ini ditolak oleh Kunti.
Kunti mengatakan karena justru Sahadewa bukan anak kandung dari rahimnya sendiri dia tidak mau menyerahkannya kepada Durga. Kunti menyanyangi Sahadewa.
Durga tidak kehilangan akal, dia menyuruh Kalika, yang juga mendiami Gandamayu dan sedang menjalani kutukan untuk merasuki Kunti dan membawa Sahadewa ke Gandamayu.
Sahadewa pun akhirnya sampai di Gandamayu, karena ajakan Kunti yang dirasuki Kalika. Durga minta Sahadewa untuk meruwatnya tapi Sahadewa mengaku bahwa dirinya tidak bisa meruwat. Durga pun marah dan dalam kemarahannya itu, Siwa turun dari Khayangan.
Pada akhirnya siapakah yang bisa meruwat atau mengembalikan Durga ke wujud aslinya yaitu Dewi Uma?
Jawabannya tidak lain adalah, suaminya sendiri yaitu Siwa dengan cara memasuki tubuh dari Sahadewa.
Setelah Durga kembali menjadi Dewi Uma, Siwa memintanya untuk kembali ke Khayangan.
Apakah Dewi Uma ke Khayangan?
Jawabannya Dewi Uma meninggalkan Khayangan. Ya, Dewi Uma kembali tinggal di Gandamayu menemani Kalika yang masih menjalani kutukan. Hal itu dia lakukan sebagai balasan kepada kutukan yang telah dijatuhkan Siwa kepadanya karena dicap tidak setia. (Kisah tidak selesai ya). Sepeninggalnya Dewi Uma, kehidupan Siwa di Khayangan tak bertentuan.
Menarik Bukan Kisahnya?
Nah dari Kisah ini ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan.
- Mitologi Gandamayu ini Intinya mengisahkan tentang, Kutukan, Penantian, Ruwatan, Kesetiaan dan Pengorbanan.
- Mencintai seseorang dan berkorban untuk seseorang terkadang menjadi bumerang. Jadi, tidak setuju dengan tindakan Dewi Uma yang tidak memikirkan jalan lain demi membantu menyembuhkan suaminya yang pada dasarnya Suaminya tidak sakit, dia hanya sedang mengujinya. Ingat, selalu ada alternatif pilihan.
- Untuk ruwatan sendiri, pada kehidupan kita sehari-hari ada yang melakukan ini.
- Di dunia Mitologi ada Dewa sementara di kehidupan real kita memiliki Tuhan, jadi minta bantuanlah pada Tuhan.
- Seorang Ibu, dia sunguh-sungguh menjadi seorang Ibu, ketika Dia bisa menjadi Ibu selayaknya Ibu Kandung baik untuk anak-anaknya sendiri maupun anak-anak yang lainnya.
- Tidak mudah bagi seorang suami ditinggal istri daripada Istri di tinggal suami.
- Menonton pertunjukkan Gandamayu setidaknya kita mengenal tokoh-tokoh yang ada dalam Mitologi.
No comments:
Post a Comment