Haloo teman-teman dan pembaca blog setiaku, apa kabarnya hari ini?
Yup, saya ada penawaran spesial hari ini, mau?
Ini nih penawaran spesialnya.
Voucher Discount Dufan
Ceritanya beberapa hari yang lalu saya belanja ke Matahari, kebetulan punya kartu MCC (Matahari Club Card) dan dengan sejumlah pembelanjaan tertentu dapatlah beberapa Voucher Diskon. Salah satunya adalah voucher discount Dufan Senilai Rp. 100.000 (Seratus ribu rupiah). Saya diberi dua dan semuanya mau saya beri untuk teman-teman semuanya tentu yang baca blog ini.
Ada beberapa keterangan yang dimuat dibalik Voucher ini:
Voucher bernilai Rp. 100.000,-
Berlaku untuk 1 (satu) orang dan 1 (satu) kali pemakaian
Voucher ini berlaku di Dufan
Tidak berlaku di Pintu Gerbang Ancol Taman Impian
Tidak dapat digabung dengan promo lain
Tidak dapat diperjualbelikan & tidak berlaku fotocopy
Syarat dan ketentuan berlaku
Serahkan Voucher ini di loket Dufan untuk mendapatkan potongan harga pembelian tiket Dufan
Seperti itu keterangan yang tertulis dibalik Voucher itu. Masa berlaku Voucher ini sampai tanggal 16 Desember 2012. Kalau ingin mendapatkan keterangan lebih lanjut bisa telp. 021-29 222 222.
Saya tidak mengubungi hotline itu ya.. hanya merekomendasikan saja.
Selain voucher discount Dufan saya juga ada Voucher MCD. Ada yang berlaku di Bulan Oktober, November dan Desember 2012. Berikut adalah beberapa ketentuan yang tertera di voucher itu:
Masa berlaku penukaran kupon bulan Oktober/November/Desember 2012
Hanya berlaku di McDonald's Bandung, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Kalimantan dan Sulawesi
Berlaku untuk MCC beauty/Premium
Harap membawa potongan kupon
Punya kartu Matahari Club Card khan?
Discount MCD
Itu tadi barang-barang yang akan saya tawarkan kepada teman-teman dan pembaca blog saya. Apabila ada yang mau silahkan, kirimkan alamat email, alamat rumah atau yang dapat dijangkau pos, No HP dan juga sebutkan alasan mengapa teman-teman layak untuk mendapatkannya dan kirimkan melalui kolom komentar di blog ini ya.
Ditunggu balasannya, tks.
Yup, sudah sering saya ikutan lomba dan seminar photography. Semuanya Seru! Tapi tak satu pun dari acara itu bisa menjadi sang juara. Sadar masih jauhlah dari hal itu. Wong saya ini seorang amatiran yang punya kamera pun baru-baru ini. Itu juga keran dipacu oleh pekerjaanku yang masih berhubungan dengan dokumentasi.
Nah, untuk saat ini saya ingin sharing cerita di Hari Sabtu (20/10/2012) kemarin. Saya dan Dani, ikut Canon Photo Marathon, itu merupakan event lomba foto yang ke-4 di Indonesia. Pesertanya lumayan banyak. Tapi tidak terlalu membludak. Mungkin karena tempatnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang notabene aksesnya lumayan jauh. Sementara registrasi peserta sudah dimulai pukul 6.00 WIB. Ini artinya para peserta harus berangkat dari rumah semenjak pagi. Hari Sabtu itu, saya juga baru jam 6.00 WIB berangkat dan tiba ditempat sekitar pukul tujuh kurang.
Plasa Arsipel
Ya, panggung pergelaran Canon Photo Marathon itu sendiri ada di Plasa Arsipel, Taman Mini Indonesia Indah. Tempat ini saya lihat memang dirancang untuk pertunjukkan. Karena selain ada panggung juga ada bangku tempat duduk yang melingkari Panggung tersebut dan terbuat dari tembok serta mengarah ke Danau.
Panggung di Plasa Arsipel, TMII
Perlombaan dimulai dari pukul Setengah delapan ya kurang lebih. Dan setiap kali akan memulai lomba atau hunting foto semua peserta diwajibkan untuk memotret Jam. Itu untuk menandakan saja kalau kita tepat waktu.
Jam patokan
Dan ini dia para peserta yang memotret jam .
Jangan lupa, jamnya dipotret
Sesi pertama perlombaan mengambil tema "Pesona Nusantara". Peserta memiliki waktu kurang lebih dua jam untuk Hunting Foto. Waktu mau hunting foto, saya mencar dari Dani. Dia hunting ke sebelah kanan saya ke kiri. Sampailah di beberapa anjungan saya. Diantaranya anjungan Sumatera. Duh, jadi teringat adek. Dulu, tahun pertama kerja di Jakarta, saya dan Tissa, pernah main ke TMII. Kita pergi ke sana gak naik taxi tapi naik Busway dan juga angkot. Masuk ke pintu gerbang TMII jalan kaki. Pas di Anjungan Sumatera ini, kita foto-foto. Ada rasa kangen, sedih dan haru mengingat masa itu. Ini ada blognya di sini. Tapi memang kurang lengkap ceritanya. Tidak ada foto kitanya. Di FB sih banyak fotonya. Oh ya, Adek saya sekarang lagi berbadan dua, mohon doanya saja ya semoga calon keponakan saya itu sehat.
Baiklah kita lanjut ceritanya. Bingung saya menerjemahkan Tema pertama lomba itu. Motret apa gitu. Semua orang pasti mengambil spot yang sama untuk dijadikan objek foto. Dari sinilah bergunanya ide dan kretifitas.
Tapi ide yang kupunya gak berkembang tapi bukan berarti mati sama sekali ya. Malahan sempat kebingungan dan pegal kaki, karena kita muter-muter anjungan. Beberapa orang ada yang naik sepeda, motor dan lainnya.
Untuk sesi pertama ini sampai bela-belain naik kereta gantung bayar Rp. 25.000,- demi mendapatkan view berupa miniatur pulau-pulau Indonesia. Mesti sebenarnya saya takut ketinggian tapi di sinilah yang namanya uji nyali. Akhirnya bisa juga motret tukh pulau. Tapi sayangnya karena bergerak keretanya jadinya tidak bisa mengontrol settingan kamera. Terlalu Over cahanya dan objeknya pun tidak bisa kebawa semua.
Karena yang memotretnya tidak diam.
Ketika sesi pertama hampir habis waktunya semua peserta kembali ke Tempat berkumpul di Plasa Arsipel. Dari sini kita menunggu kumpul semua peserta dan ada bagi-bagi hadiah. Setelah itu, kita diberi tema lomba foto ke dua yaitu "Bingkai".
Untuk tema kedua ini aku sudah kecapean, mual dan pusing. Jadi kuputusakan untuk hunting gambar yang dekat saja. Tepatnya di anjungan burung. Pertama masuk anjungan itu hanya saya seorang, kemudian datang perserta lain. Hunting foto tema kedua pun kebingungan. Lagi-lagi tidak bisa menerjemahkan tema dengan baik. Yang ada saya motret Burung Kakatua dengan sarangnya. hehehehe.. jadinya foto "Burung kakak tua yang terpenjara" whaawhaha.... karena terlihat jerujinya besinya.
Asyiknya motret
Kalau lihat peserta lain ya, idih, kameranya itu sudah canggih. Saya terkadang jadinya kesel sama lensa sendiri. Kurang dapat memfasilitasi apa yang dimau. Ya, harus bersabar supaya dapat lensa kamera yang canggih :)
Lalu, setelah selesai dengan hunting foto tema kedua ini, para peserta menyerahkan foto kepada panitia untuk dinilai oleh dewan juri. Foto yang saya serahkan itu, terlalu dipaksakan supaya masuk tema. Padahal kita bisa mencari foto yang lain yang lebih bagus. Dan di sinilah alasan mengapa para peserta diharuskan membawa dua buah memori card. Ini supaya ketika kita mengikuti sesi foto model, tidak mengganggu memori card yang sedang dikumpulkan untuk dilombakan.
Sesi Foto Model
Selama kita menunggu hasil penjurian, para peserta bisa mengikuti sesi foto model. Tapi sesi ini tidak dilombakan ya. Wah seneng banget neeh. Jadi, selama punya camera EOS 60D ini, saya sudah dua kali ikutan sesi foto model. Pertama kalinya waktu ada acara lomba foto di JCC, yang kedua ya di TMII ini. Dan ini dia beberapa jepretan saya sewaktu ikutan sesi foto model di TMII.
Lupa namanya :)
Yup, model yang saya potret di atas, namanya, saya lupa lagi. Maaf ya :)
Untuk sesi foto model ini mengambil tempat di Anjungan Sulawesi ya. Masih dekat ke tempat acara kok.
Dagunya ditarik ke atas
Masih model yang sama ...
Ke sebelah mana ia Menengok?
Ini pose yang lain ...
Hayo sedang gaya apa dia?
Dan ini model yang lain.
Ganti Model
Nah, kalau model yang ini namanya kata Dani (aku tanya karena lupa juga namanya), Dyra....
Ingin ada space lebar
Dan lagi ...
tangannya beraksi
Dan Pose di spot yang lain ...
Tangga bagus juga yak
dan lagi ...
Condong kemana sih dia?
Dan ....
Xixixixixi
Dan ...
Gitu ekspresinya
dan ..
Cool
Dan sesi pemotretan berdua ...
Menatap ke arah yang berbeda
Ya, kalau motret berdua itu pastinya agak kurang sinkron. Maksudnya kalau tidak diarahkan dan banyak photografernya, alhasil pandangannya pun kemana-mana. Satu hal lagi dalam memotret itu terkadang mood berperan juga. Maksudnya, keadaan mood bisa dipengaruhi oleh lingkungan juga. Kalau kita motret dan dapat background atau viewnya bagus, saya rasa itu bisa membangkitkan mood.
Oh ya, pas waktu sesi foto model ini, khan pada desak-desakan. Kalau ada salah seorang peserta atau panitia yang dirasa mengganggu sesi foto model ini, kompak yang lain pada bilang "bocor, bocor......"
Hahahaha... saya hanya tertawa saja mendengar gaya bicaranya mereka. Gak ngerti sama sekali apa artinya "bocor", yang saya pahami adalah "mengganggu" :)
Tangannya tidak seragam
Dan ...
Pegang bajunya ya
Kira-kira seperti itulah teman ceritanya. Saya tidak mengikuti acaranya sampai akhir karena ada keyakinan gak bakalan menang. Jadi, untuk apa ditunggu sampai selesai. Aku pulang duluan, temanku Dani, menunggu di sana sama temannya yang lain. Oh, aku juga kenalan sama temannya Dani, katanya orang itu yang jadi juaranya Tahun lalu... Tapi untuk tahun ini, memang keberuntungan itu berputar.
Sayangnya gak dapat sertifikat nih. Tapi bukan berarti tidak dapat apa-apa. Semua peserta dapat rompi,, topi, shopping bag, snack dan tidak ketinggalan Majalah Photografi.
Ayo, teman-teman, tahun depan jangan lewatkan ya, ikutan saja seru kok...
NB: Tunggu saya sampai Lensa Fix Makro itu ada digenggaman :)
Sudah pernah ke Pulau Tidung?
Saya pernah, baru Minggu kemarin bersama teman-teman Bandung. Senang akhirnya bisa refreshing untuk pertama kalinya dengan teman-teman Kuliah dulu. Mereka semuanya dari Bandung tapi ada beberapa orang yang tinggal dan kerja di Ibu kota dan Bogor. Tapi sayang, dari Geng kami yang semuanya ada 8 (delapan) orang, satu orang gak ikut. Maklumlah, Nia Dwiyanti alias Nia Dwi Santoso sudah punya jagoan kecil. Kata orang sunda melang (khawatir) kalau ditinggal.
Pada hari Jumat, teman-teman yang dari Bandung dan Bogor datang ke Jakarta. Mereka menginap di kosan saya dan Awe. Karena ada 7 (tujuh) orang, maka dibagi jadi dua kelompok. Tiga orang menginap di Kosan Awe, yang terdiri dari: Anggi, Awug dan Iren. Dua orang nginap di Kosan saya, Nia Kurniati dan Gita. Lelap atau tidak lelap, yang penting kita ada tempat menginap untuk satu malam. Heheeee......
Habis sholat subuh kita bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Muara Angke. Karena startnya di sana. Meeting Pointnya sih di SPBU Muara Angke. Ketika kami sampai, bertemulah dengan rombongan Awe yang sudah sampai duluan, dan berjumpa pula dengan Tour Guide dari Rakha Tidung. Si Mas dari Rakha Tidung ini hanya mengantar kami ke Kapal. Selanjutnya dia Pergi lagi. Masnya bilang "Setelah sampai tidung hubungi adik saya", ujarnya.
Oh ya, kapal yang kami naiki itu memang Kapal buat angkut penumpang. Kita bisa duduk dibagian atas atau bawah. Waktu berangkat kami memilih untuk duduk di bagian atas. Dan itu cara duduknya juga lesehan. Seperti ini jelasnya.
Lesehan di dalam Kapal bagian atas
Foto di atas diambil waktu Kapal belum penuh.
Sepanjang menunggu Kapal penuh dan berangkat, kita disuguhi pemandangan Indah. Ada Sunrise di Muara Angke.
Sunrise di Muara Angke
Foto di atas memang Sunrise yang terjadi di Muara Angke. Tapi permasalahannya adalah Mirip Sunrise tidak ya ataukah mirip Sunset? Coba dikomentari Para Profesional, thanks....
Setelah Kapal Penuh, kita pun berangkat. Lama perjalanan dari Muara Angke ke Tidung ada kurang lebih dua jam. Dan itu waktu yang cukup lama yang pernah saya tempuh dalam perjalanan mengunjungi pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu sampai saat ini.
Naik Kapal biasa dengan Speedboat tentu saja berbeda. Saya merasa Naik Kapal biasa ini agak mual dan pusing. Ya, Maksudnya, asal jangan terasa gerakan ombaknya itu.
Dua jam perjalanan kami tempuh, akhirnya sampailah di Dermaga Pulau Tidung. Dari Kejauhan terlihat di Pulau Tidung ini terdapat rumah-rumah. Kita pun bertemu dengan Mas Abin, Tour guide kita selama di Pulau Tidung. Kukira kita akan bermalam di sebuah penginapan kecil seperti cottage kecil. Tetapi Mas Abin membawa kita ke sebuah rumah biasa layaknya rumah penduduk.
Perlu diketahui bahwa di Tidung ini tidak ada hotel. Jadi, Penduduk di sanalah yang mengelola Pulau Tidung Sendiri. Penginapan itu berupa rumah-rumah dengan tipe 36 ya. Seperti fasilitas yang diberikan kami di dalamnya ada dua buah kamar, ruang tamu dan televisinya, satu galon aqua, dan dua buah kamar mandi.
Sesampainya di rumah itu, kami sudah di sajikan makan siang ya. Oh ya satu hal lagi, kami pun diberi fasilitas Sepeda. Tentu jumlahnya sebanyak jumlah rombongan.
Kenapa diberikan sepeda?
Jawabannya karena selama di Pulau Tidung, untuk mengunjungi satu tempat dengan tempat yang lain itu kita tidak berjalan kaki, melainkan pakai Sepeda. Capek kalau jalan kaki, lumayan jauh. Dan itu pun yang dilakukan oleh para pengunjung lainnya. Ada juga motor becak di sana ya. Bersepeda ini merupakan salah satu moment yang tidak akan pernah terlupakan. Soalnya, pada sebagian teman-teman, ini seperti "dipaksakan" untuk bersepeda. Padahal sudah lama kita jarang bersepeda. Penuh tantangan ditambah lagi dengan gangnya kecil dan ramai. Jadilah kita pada nyenggol-nyenggol, hehehehee... Seperti inilah keadaan gang di perumahan Tidung.
Salah satu Gang
Intinya ya, disetiap pinggir rumah pasti ada Sepeda.
Baiklah lanjut lagi ceritanya ya.
Setelah rehat sebentar dan makan siang, kita jalan-jalan dahulu dengan menggunakan sepeda sebelum Snorkeling.
Inilah tipe sepedanya ...
Acara selanjutnya adalah snorkeling. Bersama Mas Abin kita berjalan menuju sebuah dermaga dengan tetap menaiki sepeda. Lalu naik kapal tradisional Nelayan untuk Snorkeling.
Ciee yang Bergaya: dari Kiri ke Kanan: Gita, Anggi dan Awug
Ternyata perjalanan kita menuju Snorkeling itu melewati Jembatan Cinta.
Jembatan Cintanya sudah terlihat tukh
Ini dia jembatan cinta lebih dekat.
Jembatan Cinta
Nah, di jembatan cinta itu, para pengunjung ada yang lompat. Seru deh, kapal kecil yang kita naiki juga lewat tepat dibawah jembatan itu. Takut menyenggol yang loncat tapi semuanya terkendali kok.
Setelah beberapa menit, akhirnya kita sampai di Spot untuk Snorkeling.
Snorkeling, ceritanya
Dan ini teman kita yang paling eksis di foto di moment Snorkeling;
Awug, Eksis ya
Nah, sewaktu kita masuk ke air, salah seorang guide kita, saya lupa tanya nama, katanya "jangan tertawa mbak, supaya tidak capek tenang saja" .. wah, aku malah ketawa-ketawa mendengarnya. Serru pokoknya hari itu. Acara kita kemudian lanjut Banana Boat. Yang ikutan berempat: Aku, Awe, Nia dan Iren. Tapi sayang tidak ada yang mengabadikan nih.
Sebelum malam menjelang, kita merencanakan untuk melihat sunset. Tetapi karena anak-anak dan saya pun mandinya lama, makanya baru jam setengan enam sore kita keluar dari pondok untuk melihat sunset. Pas sampai di sana, mataharinya sudah tenggelam. Hanya ini yang dapat kita nikmati.
Sketsa ceritanya
Yup, kita sebenarnya ingin berfoto dengan latar belakang sunset dan wajahnya terlihat jelas. Tapi apa daya, fotonya yang jadi berupa Sketsa.... Tapi itu benar gak sih bisa dikatakan foto Sketsa, Hehehe maklumlah. Kalau kata teman sih, Kameraku yang sudah profesional orangnya belum :)
Next, acara kita malam hari adalah barbecue. Kukira tadinya kita mau bakar-bakar seafood di pinggir pantai yang luas. Tapi ya, masih dipinggir pantai sih, tepatnya di belakang rumah seseorang yang menghadap langsung ke laut. Sayangnya karena malam hari meskipun menghadap laut, tetap gelap ya.
Mas Abin memanggang
Kita hanya duduk-duduk saja menunggu seafoodnya matang. Sementara guide kita mas Abin membakar cumi dan ikan.
Cumi sama Ikan Kembung
Enak lho, ikannya masih segar. Sepertinya karena ikannya masih segar rasanya itu manis. Mantap deh, dimakannya dengan sambal kecap.
Barbecue
Ya, seperti inilah saat kita barbecue.
Setelah Barbecue itu kita pulang ke pondokan. Setelah gosok gigi dan sholat isya, saya langsung tidur.
Hari Minggu Subuh, itu kita sangat antusias karena mau lihat Sunrise. Jadinya agar tidak terulang ketinggalan Sunset karena kelamaan nunggu yang mandi, makanya kita putuskan cukup Sholat subuh saja tidak mandi agar bisa melihat sunrise. Sekitar jam 5an, Mas Abin datang, kita pun seperti biasa beriringan naik sepeda menuju Jembatan Cinta untuk melihat Sunrise. Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri langit ketika belum muncul matahari dan ketika matahari muncul.
Sunrise di Jembatan Cinta
Untuk suasana Sunrise bisa dilihat dengan jelas melalui Video di bawah ini ya.
Kita pun menikmati berfoto-foto di bagian lain.
Kenangan
Setelah sesi pertama pagi hari itu kita pulang bersih-bersih untuk persiapan pulang ke Jakarta. Sebelum pulang kita masih memiliki waktu sekitar satu jam untuk mengunjungi Pantai Tanjung Barat Tidung.
Dan seperti inilah keadaannya.
Anak-anak lagi bermain
Yup, di pantai barat ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang bermain ayunan dan juga bisa makan es kelapa. Tidak terlalu ramai memang di sini. Dan dekat dengan pantai ini terdapat sebuah sekolah.
Madrasah Tsanawiyah
Madrsah Tsanawiyah setingkat dengan SMP atau SLTP. Saya juga ada bertanya pada Mas Abin, tentang penduduk di Pulau Tidung. " Ada 44 kepala keluarga yang tinggal di Pulau Tidung dan kalau sekolah di sini ada sampai tingkat SMK", ujarnya.
Bahkan ketika pertama datang di Pulau Tidung, kita melewati kantor Lurahnya nih ...
Kantor Lurah Pulau Tidung
Masih di Pantai Tanjung Barat, kita juga tidak lupa untuk sesi foto-foto.
Tujuh Orang di Pantai Barat Tidung
Sesi Potret Sendiri:
Awe, Taken by Me
Dan ...
Iren, taken by Me
Dan ...
Nia, taken by me
Dan ...
Awug , taken by me
Dan ....
Sri, Taken by Nia
Sayang kurang dua orang lagi, Anggi sama Gita tidak foto sendirian.
Belanja Oleh-oleh
Langkah kaki kita terakhir sebelum benar-benar meninggalkan Pulau Tidung adalah belanja oleh-oleh.
Toko oleh-oleh
Di toko oleh-oleh yang letaknya dekat ke Dermaga Tidung, kita bisa beli Kaos Tidung, Kerupuk Ikan, Dodol, hiasan dari kerang dan masih banyak lagi yang lainnya. Harganya terjangkau. Seperti Kerupuk Ikan dijual Seharga Rp.10.000,-
Nah, ada beberapa tips untuk teman-teman yang ingin pergi ke Tidung.
Kalau kita berangkatnya dengan naik kapal tradisional, jangan lupa untuk bawa antimo, minyak angin dan obat-obatan lain.
Bawa Cemilan untuk di kapal, karena perjalanannya lama sekitar dua jam.
Jangan Khawatir ya, di Tidung banyak toko makanan ringan, jadi untuk cemilan kita bisa beli di sana daripada membawa dari Jakarta.
Kalau ada yang mau Snorkeling atau renang jangan lupa bawa sunblock.
Travelling dengan menggunakan jasa Guide itu waktu kita bisa teratur, dan kita bisa dibawa menikmati tempat lain.
Itu tadi Tipsnya. Dan untuk foto-foto di Tidung saya kurang puas karena merasa hasil jepretan saya kurang optimal. Ini bisa dibilang pertama kalinya memotret suasana Pantai. Dan saya harus belajar dengan keadaan cahaya yang ada di sana. Bagaimana memotret Sunrise, Sunset, dan Pantai.. memang kita harus banyak belajar. Banyak belajar artinya banyak pengalaman :)
Kesimpulannya: Pulau tidung itu Pulau yang berpenduduk atau berpenghuni. Maka dari itu disebut Pulau Administratif.
Demikian cerita perjalanan saya ke Tidung bersama tujuh orang teman-teman. Ada satu pesan yang ingin saya sampaikan,"Jagalah persahabatan kita, jangan retak walau apapun yang terjadi" ....
Dan saya juga sangat senang dengan jalinan persahabatan yang terjadi dengan teman-teman. Saya bangga dan terharu bahwa diantara kita ada yang selalu mengingatkan bahwa kita itu berteman. Ketika ada sedikit hal yang mengganggu, cepat-cepat yang lainnya mengingatkan "Kita bersahabat tidak enak kalau ada hal lain yang kurang menyenangkan", kurang lebih seperti itu kata Nia.
Semoga kita bisa melakukan traveling bersama-sama lagi ya... see u next time ... dan terima kasih untuk Mas Abin dan juga Rakha Tidung atas pelayanannya selama kita di PulauTidung.
Hm, akhirnya rangkaian acara dalam rangka memperingati Hari Perumahan Nasional ( setiap tanggal 25 Agustus 2012) sudah selesai. Ada pengalaman baru yang kuperoleh yaitu ikut Ziarah ke Makam Bung Hatta di TPU Tanah Kusir beberapa waktu yang lalu. Tepatnya hari Rabu (3/10/2012). Beginilah situasi di Makamnya Bung Hatta.
Halaman depan
Mengapa kita mengagendakan ziarah ke Makam Bung Hatta? Jawabannya karena Bung Hatta merupakan salah satu tokoh yang hadir dalam Kongres Perumahan pertama pada 25-30 Agustus 1950 di Bandung. Ceritanya tepat pada tanggal 25 Agustus 1950 sewaktu kongres itu Bung Hatta sebagai Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia memberikan sambutan tentang Perumahan Rakyat, kutipannya sebagai berikut: " ... Cita-cita untuk terselenggaranya kebutuhan perumahan rakyat bukan mustahil apabila kita sungguh-sungguh mau dengan penuh kepercayaan, semua pasti bisa ... " Oleh karena itu, hari dimana Bung Hatta menyampaikan sambutannya yaitu tanggal 25 Agustus diperingati sebagai Hari Perumahan Nasional (Hapernas). Tepatnya pada tahun 2008, pemerintah menetapkan setiap tanggal 25 Agustus sebagai Hari Perumahan Nasional. Begitulah kira-kira sejarahnya mengapa kita berziarah ke Makam Bung Hatta. Lanjut .... Sebelum tabur bunga, rombongan dari melakukan upacara kecil dulu. Ya, maksudnya sambutan. Kami diterima oleh keluarganya Bung Hatta, yaitu Ibu Mutia Hatta dan juga Ibu Gemala Hatta ya ...
Putri-putri Bung Hatta
Dalam sambutannya Mutia Hatta mengatakan bahwa Bung Hatta dalam setiap tulisannya sangat concern terhadap rumah untuk Rakyat Indonesia. Mereka menyambut baik kedatangan rombongan dari Kantorku. "Merupakan tugas mulia dari pemerintah untuk memberikan rumah yang kepada rakyatnya", ujar Mutia. Lebih lanjut lagi, Mutia Hatta juga mengatakan bahwa Bung Hatta semasa hidupnya juga memikirkan bagaimana rakyat dapat bekerja. " Bung Hatta memikirkan juga bagaimana supaya rakyat dapat bekerja untuk dapat mencicil rumahnya", terang Mutia Hatta.. Setelah sambutan-sambutan itu kita akhirnya dapat tabur bunga. Saya senang sekali dapat melakukan tabur bunga... Oh ya, disamping kuburannya Bung Hatta terbaring juga almarhumah Ibu Rahmi Hatta, yaitu Istrinya daripada Bung Hatta sendiri.
Makam Bung Hatta dan Bu Rahmi Hatta
Dari batu Nisan itu bisa kita lihat Bung Hatta lahir pada tanggal 12 Agustus 1902 dan Wafat pada tanggal 14 Maret 1980. Ini berarti beliau sudah meninggal sebelum saya lahir ya heheheee.... kalau untuk Ibu Rahmi Hatta, lahir di Bandung pada 16 Februari 1926 dan meninggal pada tanggal 13 April 1999. Beginilah pose kita .....
Rombongan dari kantorku
and it's me ...
Senang Bisa Ziarah dan tabur bunga :)
Salah seorang sahabat sempat berkelakar pada waktu itu "Beli nasi padang yuk", gumamnya .... Ya, tak mengherankan sih, karena kalau lihat gaya pintu gerbangnya itu memang khas rumah makan nasi Padang sebagaimana kita selalui jumpai. Di halaman muka makam Bung Hatta juga dapat kita temukan batu tulis seperti ini:
Intinya Bung Hatta Tetap Dikenang
Saya juga menemukan relief atau siklus hidup Bung Hatta dalam tembok halaman muka makam Bung Hatta...
Siklus Hidup Bung Hatta
Rincian dari Relief itu seperti ini:
Masa Kecil Remajan Di Ranah Minang
Masa Kecil Remaja Bung Hatta di Ranah Minang ..
Masa Mahasiswa di Negeri Belanda
Masa Mahasiswa di Negeri Belanda ...
Berada di tengah-tengah Proklamasi Kemerdekaan RI 17-8-1945
Hadir dalam Moment Proklamasi Kemerdekaan RI 17-8-1945 ...
Saat Penyerahan Kedaulatan Kepada Indonesia
dan ...
Masa kegiatan sebagai wakil Presiden dan saat menerima Bintang Republik
Begitulah cerita ziarah ke Makam Bung Hatta... berkesan sekali ... bagaimana dengan teman-teman, sudah pernahkah berziarah ke Makam Para Pahlawan? Ya .... semoga amal ibadahnya diterima oleh Tuhan Yang Maha Esa ... Amien ...