ABOUT LIFE : NYAHO ACAN TANGTU NGARTI, NGARTI ACAN TANGTU BISA, BISA ACAN TANGTU TUMAN, TUMAN ACAN TANGTU NGAJADI :D
Search This Blog
Wednesday, October 17, 2012
Pulau Tidung Pulau Berpenduduk
Sudah pernah ke Pulau Tidung?
Saya pernah, baru Minggu kemarin bersama teman-teman Bandung. Senang akhirnya bisa refreshing untuk pertama kalinya dengan teman-teman Kuliah dulu. Mereka semuanya dari Bandung tapi ada beberapa orang yang tinggal dan kerja di Ibu kota dan Bogor. Tapi sayang, dari Geng kami yang semuanya ada 8 (delapan) orang, satu orang gak ikut. Maklumlah, Nia Dwiyanti alias Nia Dwi Santoso sudah punya jagoan kecil. Kata orang sunda melang (khawatir) kalau ditinggal.
Pada hari Jumat, teman-teman yang dari Bandung dan Bogor datang ke Jakarta. Mereka menginap di kosan saya dan Awe. Karena ada 7 (tujuh) orang, maka dibagi jadi dua kelompok. Tiga orang menginap di Kosan Awe, yang terdiri dari: Anggi, Awug dan Iren. Dua orang nginap di Kosan saya, Nia Kurniati dan Gita. Lelap atau tidak lelap, yang penting kita ada tempat menginap untuk satu malam. Heheeee......
Habis sholat subuh kita bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan ke Muara Angke. Karena startnya di sana. Meeting Pointnya sih di SPBU Muara Angke. Ketika kami sampai, bertemulah dengan rombongan Awe yang sudah sampai duluan, dan berjumpa pula dengan Tour Guide dari Rakha Tidung. Si Mas dari Rakha Tidung ini hanya mengantar kami ke Kapal. Selanjutnya dia Pergi lagi. Masnya bilang "Setelah sampai tidung hubungi adik saya", ujarnya.
Oh ya, kapal yang kami naiki itu memang Kapal buat angkut penumpang. Kita bisa duduk dibagian atas atau bawah. Waktu berangkat kami memilih untuk duduk di bagian atas. Dan itu cara duduknya juga lesehan. Seperti ini jelasnya.
Lesehan di dalam Kapal bagian atas
Foto di atas diambil waktu Kapal belum penuh.
Sepanjang menunggu Kapal penuh dan berangkat, kita disuguhi pemandangan Indah. Ada Sunrise di Muara Angke.
Sunrise di Muara Angke
Foto di atas memang Sunrise yang terjadi di Muara Angke. Tapi permasalahannya adalah Mirip Sunrise tidak ya ataukah mirip Sunset? Coba dikomentari Para Profesional, thanks....
Setelah Kapal Penuh, kita pun berangkat. Lama perjalanan dari Muara Angke ke Tidung ada kurang lebih dua jam. Dan itu waktu yang cukup lama yang pernah saya tempuh dalam perjalanan mengunjungi pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu sampai saat ini.
Naik Kapal biasa dengan Speedboat tentu saja berbeda. Saya merasa Naik Kapal biasa ini agak mual dan pusing. Ya, Maksudnya, asal jangan terasa gerakan ombaknya itu.
Dua jam perjalanan kami tempuh, akhirnya sampailah di Dermaga Pulau Tidung. Dari Kejauhan terlihat di Pulau Tidung ini terdapat rumah-rumah. Kita pun bertemu dengan Mas Abin, Tour guide kita selama di Pulau Tidung. Kukira kita akan bermalam di sebuah penginapan kecil seperti cottage kecil. Tetapi Mas Abin membawa kita ke sebuah rumah biasa layaknya rumah penduduk.
Perlu diketahui bahwa di Tidung ini tidak ada hotel. Jadi, Penduduk di sanalah yang mengelola Pulau Tidung Sendiri. Penginapan itu berupa rumah-rumah dengan tipe 36 ya. Seperti fasilitas yang diberikan kami di dalamnya ada dua buah kamar, ruang tamu dan televisinya, satu galon aqua, dan dua buah kamar mandi.
Sesampainya di rumah itu, kami sudah di sajikan makan siang ya. Oh ya satu hal lagi, kami pun diberi fasilitas Sepeda. Tentu jumlahnya sebanyak jumlah rombongan.
Kenapa diberikan sepeda?
Jawabannya karena selama di Pulau Tidung, untuk mengunjungi satu tempat dengan tempat yang lain itu kita tidak berjalan kaki, melainkan pakai Sepeda. Capek kalau jalan kaki, lumayan jauh. Dan itu pun yang dilakukan oleh para pengunjung lainnya. Ada juga motor becak di sana ya. Bersepeda ini merupakan salah satu moment yang tidak akan pernah terlupakan. Soalnya, pada sebagian teman-teman, ini seperti "dipaksakan" untuk bersepeda. Padahal sudah lama kita jarang bersepeda. Penuh tantangan ditambah lagi dengan gangnya kecil dan ramai. Jadilah kita pada nyenggol-nyenggol, hehehehee... Seperti inilah keadaan gang di perumahan Tidung.
Salah satu Gang
Intinya ya, disetiap pinggir rumah pasti ada Sepeda.
Baiklah lanjut lagi ceritanya ya.
Setelah rehat sebentar dan makan siang, kita jalan-jalan dahulu dengan menggunakan sepeda sebelum Snorkeling.
Inilah tipe sepedanya ...
Acara selanjutnya adalah snorkeling. Bersama Mas Abin kita berjalan menuju sebuah dermaga dengan tetap menaiki sepeda. Lalu naik kapal tradisional Nelayan untuk Snorkeling.
Ciee yang Bergaya: dari Kiri ke Kanan: Gita, Anggi dan Awug
Ternyata perjalanan kita menuju Snorkeling itu melewati Jembatan Cinta.
Jembatan Cintanya sudah terlihat tukh
Ini dia jembatan cinta lebih dekat.
Jembatan Cinta
Nah, di jembatan cinta itu, para pengunjung ada yang lompat. Seru deh, kapal kecil yang kita naiki juga lewat tepat dibawah jembatan itu. Takut menyenggol yang loncat tapi semuanya terkendali kok.
Setelah beberapa menit, akhirnya kita sampai di Spot untuk Snorkeling.
Snorkeling, ceritanya
Dan ini teman kita yang paling eksis di foto di moment Snorkeling;
Awug, Eksis ya
Nah, sewaktu kita masuk ke air, salah seorang guide kita, saya lupa tanya nama, katanya "jangan tertawa mbak, supaya tidak capek tenang saja" .. wah, aku malah ketawa-ketawa mendengarnya. Serru pokoknya hari itu. Acara kita kemudian lanjut Banana Boat. Yang ikutan berempat: Aku, Awe, Nia dan Iren. Tapi sayang tidak ada yang mengabadikan nih.
Sebelum malam menjelang, kita merencanakan untuk melihat sunset. Tetapi karena anak-anak dan saya pun mandinya lama, makanya baru jam setengan enam sore kita keluar dari pondok untuk melihat sunset. Pas sampai di sana, mataharinya sudah tenggelam. Hanya ini yang dapat kita nikmati.
Sketsa ceritanya
Yup, kita sebenarnya ingin berfoto dengan latar belakang sunset dan wajahnya terlihat jelas. Tapi apa daya, fotonya yang jadi berupa Sketsa.... Tapi itu benar gak sih bisa dikatakan foto Sketsa, Hehehe maklumlah. Kalau kata teman sih, Kameraku yang sudah profesional orangnya belum :)
Next, acara kita malam hari adalah barbecue. Kukira tadinya kita mau bakar-bakar seafood di pinggir pantai yang luas. Tapi ya, masih dipinggir pantai sih, tepatnya di belakang rumah seseorang yang menghadap langsung ke laut. Sayangnya karena malam hari meskipun menghadap laut, tetap gelap ya.
Mas Abin memanggang
Kita hanya duduk-duduk saja menunggu seafoodnya matang. Sementara guide kita mas Abin membakar cumi dan ikan.
Cumi sama Ikan Kembung
Enak lho, ikannya masih segar. Sepertinya karena ikannya masih segar rasanya itu manis. Mantap deh, dimakannya dengan sambal kecap.
Barbecue
Ya, seperti inilah saat kita barbecue.
Setelah Barbecue itu kita pulang ke pondokan. Setelah gosok gigi dan sholat isya, saya langsung tidur.
Hari Minggu Subuh, itu kita sangat antusias karena mau lihat Sunrise. Jadinya agar tidak terulang ketinggalan Sunset karena kelamaan nunggu yang mandi, makanya kita putuskan cukup Sholat subuh saja tidak mandi agar bisa melihat sunrise. Sekitar jam 5an, Mas Abin datang, kita pun seperti biasa beriringan naik sepeda menuju Jembatan Cinta untuk melihat Sunrise. Saya menyaksikan dengan mata kepala sendiri langit ketika belum muncul matahari dan ketika matahari muncul.
Sunrise di Jembatan Cinta
Untuk suasana Sunrise bisa dilihat dengan jelas melalui Video di bawah ini ya.
Kita pun menikmati berfoto-foto di bagian lain.
Kenangan
Setelah sesi pertama pagi hari itu kita pulang bersih-bersih untuk persiapan pulang ke Jakarta. Sebelum pulang kita masih memiliki waktu sekitar satu jam untuk mengunjungi Pantai Tanjung Barat Tidung.
Dan seperti inilah keadaannya.
Anak-anak lagi bermain
Yup, di pantai barat ini kita bisa melihat anak-anak yang sedang bermain ayunan dan juga bisa makan es kelapa. Tidak terlalu ramai memang di sini. Dan dekat dengan pantai ini terdapat sebuah sekolah.
Madrasah Tsanawiyah
Madrsah Tsanawiyah setingkat dengan SMP atau SLTP. Saya juga ada bertanya pada Mas Abin, tentang penduduk di Pulau Tidung. " Ada 44 kepala keluarga yang tinggal di Pulau Tidung dan kalau sekolah di sini ada sampai tingkat SMK", ujarnya.
Bahkan ketika pertama datang di Pulau Tidung, kita melewati kantor Lurahnya nih ...
Kantor Lurah Pulau Tidung
Masih di Pantai Tanjung Barat, kita juga tidak lupa untuk sesi foto-foto.
Tujuh Orang di Pantai Barat Tidung
Sesi Potret Sendiri:
Awe, Taken by Me
Dan ...
Iren, taken by Me
Dan ...
Nia, taken by me
Dan ...
Awug , taken by me
Dan ....
Sri, Taken by Nia
Sayang kurang dua orang lagi, Anggi sama Gita tidak foto sendirian.
Belanja Oleh-oleh
Langkah kaki kita terakhir sebelum benar-benar meninggalkan Pulau Tidung adalah belanja oleh-oleh.
Toko oleh-oleh
Di toko oleh-oleh yang letaknya dekat ke Dermaga Tidung, kita bisa beli Kaos Tidung, Kerupuk Ikan, Dodol, hiasan dari kerang dan masih banyak lagi yang lainnya. Harganya terjangkau. Seperti Kerupuk Ikan dijual Seharga Rp.10.000,-
Nah, ada beberapa tips untuk teman-teman yang ingin pergi ke Tidung.
Kalau kita berangkatnya dengan naik kapal tradisional, jangan lupa untuk bawa antimo, minyak angin dan obat-obatan lain.
Bawa Cemilan untuk di kapal, karena perjalanannya lama sekitar dua jam.
Jangan Khawatir ya, di Tidung banyak toko makanan ringan, jadi untuk cemilan kita bisa beli di sana daripada membawa dari Jakarta.
Kalau ada yang mau Snorkeling atau renang jangan lupa bawa sunblock.
Travelling dengan menggunakan jasa Guide itu waktu kita bisa teratur, dan kita bisa dibawa menikmati tempat lain.
Itu tadi Tipsnya. Dan untuk foto-foto di Tidung saya kurang puas karena merasa hasil jepretan saya kurang optimal. Ini bisa dibilang pertama kalinya memotret suasana Pantai. Dan saya harus belajar dengan keadaan cahaya yang ada di sana. Bagaimana memotret Sunrise, Sunset, dan Pantai.. memang kita harus banyak belajar. Banyak belajar artinya banyak pengalaman :)
Kesimpulannya: Pulau tidung itu Pulau yang berpenduduk atau berpenghuni. Maka dari itu disebut Pulau Administratif.
Demikian cerita perjalanan saya ke Tidung bersama tujuh orang teman-teman. Ada satu pesan yang ingin saya sampaikan,"Jagalah persahabatan kita, jangan retak walau apapun yang terjadi" ....
Dan saya juga sangat senang dengan jalinan persahabatan yang terjadi dengan teman-teman. Saya bangga dan terharu bahwa diantara kita ada yang selalu mengingatkan bahwa kita itu berteman. Ketika ada sedikit hal yang mengganggu, cepat-cepat yang lainnya mengingatkan "Kita bersahabat tidak enak kalau ada hal lain yang kurang menyenangkan", kurang lebih seperti itu kata Nia.
Semoga kita bisa melakukan traveling bersama-sama lagi ya... see u next time ... dan terima kasih untuk Mas Abin dan juga Rakha Tidung atas pelayanannya selama kita di PulauTidung.
No comments:
Post a Comment