Baru saja kemarin saya posting mengenai cerita Habibie dan Ainun. Bagaimana usaha Habibie untuk menyelamatkan sang istri dan juga detik-detik ketika sakaratul maut datang menghampiri mantan Ibu
Negara sampai Pak Habibie membacakan Syahadat.
Hari ini sakaratul maut itu terjadi di depanku. Tepatnya di dalam travel. Ceritanya saya berangkat dari kosan jam lima lebih. Hal ini dikarenakan ngejar travel ke Bandung yang jam setengah enam. Biasanya suka kesiangan lho. Tapi hari ini nyatanya tidak.
Nah, travel yang saya tumpangi seperti biasa istirahat di rest area. Saya pun turun ke toilet dulu. Setelah selesai, balik ke dalam mobil. Penumpang pun sudah masuk semua. Tinggal supirnya yang belum.
Tiba-tiba saja lagi nunggu supir itu, seorang penumpang mengeluarkan bunyi suara yang membuat Ibu Fenny yang duduk di depanku meminta seorang penumpang untuk menuntunnya agar nengucapkan Syahadat. Bapak itu pun mengucapkan " la ila ha illallah...." Ia pun mengusapkan minyak kayu putih.
Rupanya Bapak itu temannya karena dia memanggil namanya "ivan atau van ....".
Saya bingung dengan apa yang terjadi. "Ada apa ya", tanyaku.
"Lagi sakaratul maut", jawab Bu Fenny. Saya pun diam. Penumpang yang lain pada keluar mobil. Saking bingung apa yang harus dilakukan saya terdiam di dalam mobil dengan posisi my bottom sudah terangkat dari tempat duduk tapi belum ke luar mobil. Makanya Ibu Fenny mengingatkanku untuk ke luar mobil karena masih ada penumpang di sebelahku yang terhalang untuk keluar.
Ibu Fenny pun menyuruh temannya yang masih hidup untuk memeriksa denyut nadinya. Penumpang yang lain pun tak mau kalah ikut meraba denyut nadinya. Saya pun awalnya pengen ikut-ikutan merabanya tapi urung dilakukan karena tidak berani.
Waktu kejadian itu saya merasakan kaki lemas hehehehe dan kesal. Saya kesal karena ... kenapa kalau sudah tahu temannya itu sudah sakit dari awal dipaksain dibawa pakai mobil umum. Mengenai ini saya pernah tanyakan ke temannya.
" Jadi Bapaknya sudah sakit dari awal ya. Terus ke travelnya naik apa pak, naik taxi?"
"Enggak, ada teman" katanya sambil merokok.
"Bapaknya memang kerja dimana?"
"Di swasta", jawabnya.
Saya semakin kesal. Dia tidak mau terbuka. Hal ini saya katakan sama Bu Fenny. "Nanti kalau sama polisi terbuka", jawab Bu Fenny.
Selanjutnya Bu Fenny menyuruh temannya itu menghubungi keluarganya. Dirogohlah saku Bapak yang dipastikan sudah meninggal setelah diperiksa penumpang lain untuk diambil HPnya. Lalu 3 hpnya diberikan kepada Bu Fenny. Saya coba bantu buka tapi tetap terkunci. Hpnya jadul. Saya nyerah. Bu Fenny tetap mencoba untuk membukanya.
Setelah berhasil dibuka. Bu Fenny bilang "ini hpnya tidak ada nomor manusianya" ... Saya ikut mengecek dan benar. Lalu Bu Fenny menanyakan hal ini kepada sang teman. "Ada Ratna istrinya", kata sang teman. Pas dicek di Hp kedua memang ada nama itu tapi tidak bisa dihubungi. Lagipula tidak ada keterangan misalnya "my wife" ....
Jadi, teman-teman, mulai sekarang simpanlah di Hp nama kontak lengkap dengan penjelasannya. Misalnya "my husband, my wife, istriku, adekku" dsb...... supaya kalau ada apa- apa lebih mudah disearching. Tentu saja dengan kondisi Hp yang tidak pakai password.
Sebelum polisi dan ambulan datang, saya, Bu Fenny dan satu orang penumpang lagi meninggalkan TKP untuk lanjut perjalanan. Bu Fenny diminta jadi saksi nanti, kalau saya tidak mau.
Teman-teman, saya mendengarkan bunyi nafas terakhir Bapak itu. Matanya tertutup, dimulutnya masih ada roti karena posisinya waktu itu lagi makan roti. Tapi ketika bunyi itu keluar tidak ada yang bergerak sama sekali dari mulut maupun kepalanya apalagi anggota tubuhnya. Saya juga melihat persis sewaktu sang teman ambil sisa roti yang masih dipegang, tangan kirinya langsung jatuh terkulai. Apa benar itu yang dinamakan dengan "silent killer?".....
Saya sekarang sudah balik lagi ke kosan di Jakarta. Karena masih kepikiran terus dan takut, akhirnya cerita sama teman di group BB, teman kosan yang tidak keluar, dan terakhir nelpon my mom.
My mom bilang dikira ada apa, semua orang akan meninggal katanya.... Subhanallah ..... sisi positifnta saya diingatkan soal kematian dan agar ibadahnya semakin getol.....
Hikmah yang lain saya punya teman baru Bu Fenny yang juga senang travelling. Ngakunya sih PKK alias perempuan kurang kerjaan. Tapi saya suka prinsip hidupnya. Lebih baik hidup singkat tapi happy katanya ...... sesaat saya bisa tertawa ...
seremmmmmm
ReplyDelete