Yup ceritanya saya senang sekali makan permen. Tapi entahlah apa cemilan itu masuk kedalam permen atau mungkin makanan tradisional yang lain. Tapi kalau menurut saya makanan yang saya sukai itu termasuk ke dalam jenis makanan tradisional, yaitu wajik/wajit. Yup nama makanannya itu adalah Ting Ting Jahe. Bahannya kalau dilihat dari kemasannya terdiri dari: Gula, Jahe, Tapioka, dan Margarin (Tidak beda jauh dari bahan wajit yang nenek saya suka buat walaupun tidak persis sama tapi ada gula dan tapioka campuran bahan membuat wajit/wajik selain ada juga bahan yang lainnya).
Saya dulu suka menolong nenek saya membuat wajik. Membantunya mengaduk-aduk adonan sampai kalis dan membungkusnya memakai kertas wajik juga. Berhubung nenek saya sudah lanjut usia, jadi sekarang jarang membuatnya lagi.
Walah nih saya bantu perusahaan itu untuk promosi. Pertama kali saya mencoba Ting ting jahe itu ketika lagi tugas di Bali. Waktu itu saya mendapati makanan tersebut tergeletak di meja. Yup panitia memberikan snack kepada kita selaku anggotanya sebagai selingan selama bertugas :D
Nah ketika mencoba saya langsung tertarik sama makanan itu. Ada rasa jahe, manis dan hangat. Ternyata snack ini tidak bergitu laris. Nah, saya ambil saja sisanya untuk bekal di jalan (pas mau pulang kembali ke Batavia). Setelah makanan itu habis, saya pun mencari-cari di salah satu supermaket yang ada di Batavia. Akhirnya saya menemukan Ting-Ting jahe...
Baiklah sekarang saya ingin membahas tentang Ting Ting Jahe pertama yang saya kenal. Dilihat dari kemasannya yang pertama saya lihat adalah dalam kemasan plastik. Seperti ini
Yah kemasan plastik seperti ini lebih memudahkan kita sebagai penikmat karena tinggal disobek saja dan kemudian langsungg kita makan isinya.
Tapi kemudian yang terjadi adalah ketika Ting-Ting jahe saya habis, saya pun mulai mencari supply lagi. Dan Ketika saya mencarinya di Blok M, hasilnya Nihil. Yup aya tidak menemukannya di supermarket Blok M. Beberapa hari kemudian saya pun mencari lagi ke Supermarket yang dulu saya mendapatinya. Hm hm...saya pun dapat kemasannya berbeda. Satu bungkus isinya terdiri dari beberapa bungkusan kecil. Setiap bungkusan kecil itu ada 8 kemasan ting ting jahe yang dikemas seperti ini.
Tapi saya kurangg suka dengan kemasan ini. Kemasan ini terbuat dari kertas. Ketika saya membuka kertas itu ternyata di dalam nya masih ada dibungkus satu lembar kertas lagi.
Duh kemasan yang seperti ini tidak praktis. Belum lagi kalau terbuka sedikit langsung dikerubuti semut. Nah, saya menghimbau kepada produsennya untuk tetap memproduksi Ting Ting Jahe dalam kemasan Plastik. Mengapa? supaya praktis dan isinya pun lebih banyak apabila dibandingkan dengan kemasan dari kertas. Oh ya satu lagi, saya mencari label halal MUI tapi tidak ada ya. Mudah-mudahan saja semuanya aman..dan yang belum ada label halal MUI segera diurus ya..Thanks
No comments:
Post a Comment