Search This Blog

Friday, November 4, 2011

Kawasan Embun Pagi yang Berkabut Putih di Kabupaten Agam

Hm Kunker alias Kunjungan Kerja bersama Komisi V DPR-RI dan mitra kerja  itu adalah salah satu agenda kantor yang saya ikuti dan untuk pertama kalinya. Saya Sungguh menikmatinya. Karena di dalam Kunker tersebut kita bisa mengenal lebih jauh karakteristik sebuah daerah meskipun tidak terlalu dalam mengenalnya. Tapi setidaknya kita mendapatkan sedikit gambaran suatu wilayah yang kita kunjungi itu nampak seperti apa.
Baiklah, di pagi ini saya ingin sharingg satu cerita dulu dari daerah Embun Pagi - Kabupaten Agam - Sumbar.

Kita menunjungi daerah ini kemarin, hari ketiga Kunker (Kamis, 3/11/2011). Wah saya takjub melihat fenomena alam itu. Di samping kiri dan kanan saya pemandangan alam berupa pephonan, tanaman tebu dan lainnya berlatar putih. Ya, mereka ditutupi embun.
Waktu itu pikiranku bilang "wah kabutnya indah sekali" . Ya saya bilangnya kabut. Apa perbedaan Kabut dan embun? saya mendapatkan informasinya seperti ini":

EMBUN: titik-titik air yg jatuh dr udara (terutama pd malam hari); (2) uap yg menjadi titik-titik air; (3) Met endapan tetes air yg terdapat pd benda dekat atau di permukaan tanah yg terbentuk akibat pengembunan uap air dr udara di sekitarnya.
Sementara Kabut adalah:

KABUT: n awan lembap yg melayang di dekat permukaan tanah; (3) n Geo uap air sbg hasil kondensasi yg masih dekat dng tanah yg terjadi krn peristiwa pemanasan atau pendinginan udara, biasanya menyebabkan jarak pandang di permukaan bumi berkurang.

Nah, jadi kalau melihat definisi di atas,  menurutku itu adalah kabut karena berwarna putih, kalau embun jelas titik-titik air menempel misalnya di daun.  Jadi, dari embun menjadi kabut seperti itu mungkin ya prosesnya. atau keduanya terjadi bersamaan. Ketika ada Kabut ada juga Embun ...hehehehehe (mohon dikoreksi bagian ini).
Tapi memang daerahnya ini disebut dengan Kawasan Embun Pagi - Kab. Agam.
Coba lihatlah gambarnya berikut ini:

Putihnya itu bukan asap ya itu kabut ....

Menakjubkan!

Nah, setelah saya konfirmasi ke Orang Sumbarnya sendiri, apakah embun/kabutnya tidak akan hilang dalam sehari atau selalu seperti itu keadaannya, dia memberikan jawaban seperti ini: 

"Gak Buk, Tergantung cuaca buk, kalau cuacanya bagus viewnya pasti bagus karena ada danau Maninjau di bawahnya, karena lagi musim hujan buk" ... ujar Protokol Pemrov Sumbar, bernama Fadli..

Saya tertawa geli mendengar bahwa saya disapa dengan kalimat "Buk" ....heheheh... tidak masalah itu, terserah bagaimana enaknya orang itu. Itu bukan masalah prinsipil. 

ya, teman-teman memang, ketika turun dari kawasan Embun Pagi kita melewati jalan yang berkelok-kelok, ada sekitar 44 kelokan. Tentu dengan pemandangan yang sungguh menakjubkan karena di bawahnya itu kita bisa melihat Danau Maninjau. Kelok keseblahkiri maupun kanan jalanan Danau Maninjau masih bisa terlihat. Dan katanya sih, Ikan Bilih itu di dunia hanya ada di Danau Maninjau ini (kebetulan saya suka Ikan Bilih).
Ya, ada rasa takut sebenarnya ketika melewati kelok 44 itu, tapi ya kita percaya sang supir bisa membawa Bis dengan jalanan berkelok-kelok dan sempit. Dan alhamdulilah semuanya lancar. 
Ini kelokannya, dan waktu itu hujan

Yup, sayang memang waktu itu sedang hujan jadi tidak bisa mengambil gambar yang jelas dan kita tidak turun di Danau Maninjau ini. Hanya lewat saja sambil menikmatinya. 

Danau Maninjau diambil dari Bis
Ya, teman-teman bagaimana menarik bukan? 
Jadi kalau ada waktu cobalah maen ke Matur, Kab. Agam dan Bukittinggi ....

Dan terima kasih untuk orang-orang yang sudah  memberikan kesempatan saya untuk kunker dan kooperatif dengan saya sehingga saya punya cerita di blog ini.


No comments:

Post a Comment