Mungkin teman-teman sudah bosan ya mendengarkan pepatah ini "Tak Kenal Makanya Tak Sayang"...
Tapi memang pepatah itu benar adanya.
Sebelum saya bercerita lebih lanjut, coba perhatikan dialog antara saya dan penghuni kos baru di bawah ini:
Penghuni Kos Baru = "Kenalan dong, saya yang baru di sini"
Saya = (berpikir dalam hati "tumben nih orang someah") "ya, tapi maaf tangan saya basah"
Penghuni Kos Baru = "Nama saya Brigita, saya yang kamarnya disebelah mbak"
Saya = (terkejut waktu dengar namanya, kok western banget yak), "sri"
Penghuni Kos Baru = "Mbak sudah lama di sini?"
Saya = " iya sudah lama"
Penghuni Kos Baru = "Saya pergi dulu"
Saya = "ya" (entah ia mau kemana sehabis maghrib ini)
Dengan adanya perkenalan dari Penghuni kos baru itu kepada saya, akhirnya saya pun agak luluh. Apa Maksudnya?
Maksudnya adalah sebenarnya pagi ini saya hampir menegurnya. Mengapa? karena semenjak kehadirannya, saya dengar lagu-lagu korea dan juga barat tanpa henti-hentinya. Suara musiknya itu yang membuat saya terganggu. Saya tidak tahu sejak kapan persisnya ia memutar lagu-lagu itu. Tapi ketika saya terbangun jam 2. AM lagu-lagu itu sudah sedang diputar.
Saya membatalkan untuk menegurnya karena saya berpikir lagi, mungkin saya sedang sensitif. Karena kalau kita tidur terlelap, tidak akan terganggu oleh bunyi apapun. Dan asalkan suara musiknya itu tidak ditambah volumenya.
Lalu apa hubungannya dengan Pepatah "Tak Kenal Makanya Tak Sayang" ???
Ya, setelah saya pikir dan rasa, ternyata ketika seseorang mengajak kenalan kepada kita, khususnya bagi saya, merasa tadinnya yang tidak mau tahu atau cuek terhadap lingkungan akhirnya menyadari bahwa ada seseorang selain mereka yang telah kita kenal.
Jadi kuncinya adalah minimal komunikasi.
Dengan dia mengajak saya komunikasi, artinya hati saya agak luluh. Karena jarak yang tadinya jauh menjadi agak mendekat. Lantas apakah saya akan tetap menegurnya? lihat situasinya nanti.
Maksud saya, ketika kita sudah mulai akrab dengan seseorang....ketidaksukaan sedikitpun menjadi bisa dikompromikan.....
Aikh Rahmi, Rahmi....
Tapi memang pepatah itu benar adanya.
Sebelum saya bercerita lebih lanjut, coba perhatikan dialog antara saya dan penghuni kos baru di bawah ini:
Penghuni Kos Baru = "Kenalan dong, saya yang baru di sini"
Saya = (berpikir dalam hati "tumben nih orang someah") "ya, tapi maaf tangan saya basah"
Penghuni Kos Baru = "Nama saya Brigita, saya yang kamarnya disebelah mbak"
Saya = (terkejut waktu dengar namanya, kok western banget yak), "sri"
Penghuni Kos Baru = "Mbak sudah lama di sini?"
Saya = " iya sudah lama"
Penghuni Kos Baru = "Saya pergi dulu"
Saya = "ya" (entah ia mau kemana sehabis maghrib ini)
Dengan adanya perkenalan dari Penghuni kos baru itu kepada saya, akhirnya saya pun agak luluh. Apa Maksudnya?
Maksudnya adalah sebenarnya pagi ini saya hampir menegurnya. Mengapa? karena semenjak kehadirannya, saya dengar lagu-lagu korea dan juga barat tanpa henti-hentinya. Suara musiknya itu yang membuat saya terganggu. Saya tidak tahu sejak kapan persisnya ia memutar lagu-lagu itu. Tapi ketika saya terbangun jam 2. AM lagu-lagu itu sudah sedang diputar.
Saya membatalkan untuk menegurnya karena saya berpikir lagi, mungkin saya sedang sensitif. Karena kalau kita tidur terlelap, tidak akan terganggu oleh bunyi apapun. Dan asalkan suara musiknya itu tidak ditambah volumenya.
Lalu apa hubungannya dengan Pepatah "Tak Kenal Makanya Tak Sayang" ???
Ya, setelah saya pikir dan rasa, ternyata ketika seseorang mengajak kenalan kepada kita, khususnya bagi saya, merasa tadinnya yang tidak mau tahu atau cuek terhadap lingkungan akhirnya menyadari bahwa ada seseorang selain mereka yang telah kita kenal.
Jadi kuncinya adalah minimal komunikasi.
Dengan dia mengajak saya komunikasi, artinya hati saya agak luluh. Karena jarak yang tadinya jauh menjadi agak mendekat. Lantas apakah saya akan tetap menegurnya? lihat situasinya nanti.
Maksud saya, ketika kita sudah mulai akrab dengan seseorang....ketidaksukaan sedikitpun menjadi bisa dikompromikan.....
Aikh Rahmi, Rahmi....
No comments:
Post a Comment