Pengupas Buah |
Yup, ceritanya malam ini sehabis les, saya tiba-tiba saja diberikan sebuah pengupas buah gratis. Tapi bukan diberikan oleh tempat di mana saya les melainkan diberi dari seorang SPB Alias Sales Promotion Boy hehehe....
Memangnya di tempat les ada SPB? itu pasti pertanyaan yang ingin teman-teman tanyakan? Ceritanya tempat saya les ada di mall. Jadi, sudah menjadi hal yang lumrah kalau setiap kali saya datang pastinya akan melihat para SPG/SPB ataupun barang-barang yang didisplay di etalase.
Nah, seketika mendapatkan pengupas buah itu saya langsung mikir "lumayanlah nih pengupas buah jarang-jarang ada yang ngasih gratis harus dimilki", pikir saya. Lalu setelah beberapa langkah saya menjauh dari orang yang memberikan pengupas buah itu, tiba-tiba orang itu minta saya untuk mengisi absensi. DIkarenakan dari awal pikiran saya ingin pengupas buah itu lalu saya ikuti saja apa maunya. Lagipula saya penasaran ingin tahu apa cerita berikutnya.
Saya isi absensi tapinya tidak lengkap hanya nama dan tandatangan.
"Mbak selain dapat pengupas pisau, mbak juga dapat voucher", kata si SPB
"Baiklah kalau seperti itu saya ambil satu," jawab saya. Setelah diambil satu lalu...
"Wah mbak selamat yak, mak dapat komor gas", katanya.
"Benar nih, boleh dibawa pulang?", tanya saya.
"Iya mbak", tegasnya.
Tiba-tiba saja salah seorang temannya bilang bahwa saya boleh membawa kompor itu dengan satu syarat. Dia minta KTP saya (copy -red).
"Buat apa minta KTP?, tanya saya
"Buat garansi mbak", jawab si SPB
"Kalau di suruh bawa bonusnya saya mau tapi kalau diminta KTP saya tidak mau", tegas saya
"Tapi mbak khan perlu buat nanti kalau ada yang meriksa bagaimana?" kata si SPB
"Akh, biasanya juga kalau saya bawa barang tidak pernah ada yang tanya mana KTP nya, sahut saya sambil berlalu dari orang itu.
Dalam hati saya berkata, yang penting pengupas buahnya saya dapat!!!
Jadi, teman-teman, sebenarnya sudah saya prediksi dari awal kalau orang itu tanya atau minta KTP apalgi minta DP artinya ada sesuatu hal yang tidak beres. Jangan dipercaya lagi. Nah, selain itu, saya ingat juga nasehat dari kolega saya yang mengatakan bahwa harus hati-hati dalam memberikan identitas kita pada orang lain. Termasuk ketika kita mengisi aplikasi Kartu yang suka ada di Mall-Mall. Kolega saya bilang bahwa identitas kita bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, saya juga sering mendengar cerita dan nasehat dari orang tua akan kejadian yang serupa.
Tapi, berbicara mengenai masalah Kartu, khususnya produk dari sebuah Dep. Store atau supermarket dsb, saya cenderung untuk membuatnya. Contoh saja, saya punya kartu Yogya Dept. Store. Nah kebetulan kartu ini berfungsi sebagai diskon. Lumayanlah dapat potongan 10%. hehehehe...Dan memang saya lebih suka kartu itu berfungsi sebagai potongan harga daripada berfungsi sebagai penambah poin ketika kita berbelanja.
Memang teman-teman seperti kita ketahui bahwa pedagang itu pastinya pintar. Mereka sudah memperhitungkan untung dan rugi, Mana ada pedagang yang mau rugi. Dan membuat kartu yang merupakan produk Dept. store dsb, memang tidak bisa menrunkan harga secara drastis, tapi saya pikir dengan membuat kartu itu artinya kita meminimalisir harga pembelian yang besar. Terkadang saya pikir, kalau kita tidak mengikuti cara mereka, sulit juga untuk kita atau kita rugi..contoh kalau tidak pakai kartu harganya Rp. 350.000 tapi setelah ada kartu belanja harganya berkurang 10%. Mengerti khan maksudnya?
Ya, intinya dari peristiwa ini, kita harus hati-hati dan tetap waspada.
No comments:
Post a Comment