Jagalah Dompet dan barang berharga anda |
My Boss : "Hati2 naruh tas di atas meja Roti Bakar bla bla bla atau pun warung kaki 5 di tepi jalan. Baru saja tgl (22 Juli jam 19.15) ada cewek makan dan naruh tas di atas meja, tiba2 ada motor berhenti dan pembonceng motor langsung merampas tas yg di atas meja. Semua pembeli di roti bakar bla bla bla hanya bisa bengong menyaksikan kenekatan penjambret kabuur dengan menggeber motornya. Nekat ya ... padahal di belakang Mabes Polri"
Me : " Wah, beberapa hari yang lalu makan di bla bla bla bareng Nurul... Harus tetap waspada"
My Boss: "Betul, jangan ngeletakin tas, hp. Benar2 di depan mata sy kejadiannya"
Baru membacanya saja hanya bisa bilang "sungguh orang yang tidak memiliki hati nurani".. dan benar-benar nekat, sungguh...
Sebenarnya baru-baru ini, teman satu kosan saya bilang bahwa dirinya jadi korban penjambretan di Jl, Pasar Baru. Wah kaget mendengarnya. Pikiranku lalu connect ke Halte Busway Pasar Baru yang selalu dilewati kalau mau les bahkan Halte Busway Pasar Baru itu letaknya persis di depan Gedung Kesenian Jakarta, yang pernah saya kunjungi.
Teman kosanku itu ceritanya curhat ketika kami akan berangkat ke kantor lagi nunggu Metromini. Lalu saya sarankan dia untuk lapor pihak berwajib mengingat dirinya telah kehilangan kartu ATM, KTP, HP, dsb..
Dia pun memang ingin melaporkannya. Karena tidak tahu kantor Polres yang terdekat, alhasil saya sarankan untuk lapor ke Mabes karena letaknya dekat dengan kantor, jadi bisa kuantar sampai depan Pintu Gerbang.
Lho Kok Lapor Ke Mabes?
Pikiranku waktu itu bilang, kalau pun salah atau kurang tepat melaporkan penjambretan di Mabes, toh nanti juga akan diarahkan. Saya sarankan dalam pembuatan laporannya supaya tidak berbohong.
"Kalau mau buat laporan, laporkanlah sebagaiamana adanya. Jangan berbohong. Katakanlah kejadinya di Jl. Pasar baru, supaya tempatnya jadi perhatian pihak berwajib. Kalau berbohong mengatakan kejadiannya di blok M maka itu akan menjadi bumerang bagimu".
Teman kosanku mengiyakan itu.
Oh ya, ternyata kasus penjambretan yang menimpa teman kosanku, terjadi di Bajaj. Ceritanya, dia akan pergi ke rumah temannya, ketika naik Bajaj itu tasnya ia letakkan dipangkuannya. Jadi tidak di lingkarkan di tangan atau disimpaikan dibahu. Otomatis ketika terjadi penjambretan dia tidak bisa melakukan perlawanan. Menurut saya sungguh sengsara melihat barang sendiri raib di depan mata tanpa kita bisa berbuat apa-apa ....
Keesokan harinya saya tanya Ia kelanjutan perkaranya. Ia pun menjawab bahwa dari Mabes diarahkan untuk melapor ke Polres yang terdekat..
Heheheheh... ..
Nah, saya belum dan mudah-mudahan tidak akan tertimpa penjambretan itu.
Kalau dicopet HP pernah, sekali-kalinya.... itulah resiko naik kendaraan umum heheheh...
Tapi setelah kejadian itu saya lebih mawas diri. Tapi negatifnya adalah selalu berburuk sangka terhadap siapa saja yang mendekat, bertanya atau pun memperhatikan padaku.... hehehe
Dulu , setelah kejadian pencopetan itu, paman saya bilang jangan sekali-kali menyimpan HP di saku celana, karena itu bisa dirogoh. Simpan saja dalam tas katanya. Dan paman katakan juga bahwa saya sebaiknya mengingat atau memperhatikan No plat mobil yang ditumpangi. Kalau kendaran umum, cukup mengingat 2 (dua) angka di belakangnya... Karena, misalnya, kalau kendaraan umum di bandung itu, pasti berplat D, dan kedua huruf awalnya adalah 19... dan itu seragam untuk semua angkot... jadi, yang perlu kita lakukan adalah mengingat 2 huruf akhirnya...
Selain itu, paman katakan kalau menyimpan uang itu jangan semua disimpan di dompet, tapi simpanlah sebagian di tempat lain... karena kalau sewaktu-waktu dompet kita hilang kita masih punya cadangan untuk ongkos...
Nah, bagaimana dengan teman-teman, apakah punya kiat khusus dalam menghadapi kejahatan ini?
Kalau saya sudah mempraktekkan, tidak membawa semua kartu ATM, bahkan kartu NPWP juga di simpan saja di rumah begitu pula dengan kartu lainnya kalau memang tidak dibutuhkan..... ribet khan kalau hilang...harus memblokir, mengurus yang baru, registrasi lagi dsb....
No comments:
Post a Comment