Search This Blog

Monday, April 30, 2012

Bandeng Pallumara di Bandara Sultan Hasanuddin

Yup, postingan kali ini saya hendak sharing kuliner dan sedikit melirik oleh-oleh di Bandara tepatnya  bandara Sultan Hasanuddin Makassar.

Sebelumnya mau bilang, dari tanggal 27-29 April 2012 itu saya ikut Kunjungan Kerja (Kunker) ke Provinsi Gorontalo. Nah pesawat yang kita tumpangi, entah itu dari Jakarta ke Gorontalo atau sebaliknya pastinya transit dulu di bandara Sultan Hasanuddin Makasar.

Tanggal 29 pas kita pulang dari Gorontalo ke Jakarta, rombongan bertemu dengan seorang artis ibu kota di VIP room Bandara Djalaludin . Dia adalah personelnya AB THREE. Ya, namanya Cinthia Lamusu. Maklumlah kalau kita bertemu dengannya, Gorontalo khan kampung halamannya. Di pesawat juga kita duduk satu line. Kebetulan dia duduk berdampingan dengan boss-boss kita. Kemudian ketika transit di Makassar, dia menyarankan kita untuk mencoba Sup bandeng Pallumara. Kita pun akhirnya ikuti sarannya.

Sup bandeng Pallumara


Apa sih istimewanya Sup bandeng ini?
Yup, yang istimewanya adalah dia tidak beduri, katanya sih karena dipresto dulu prosesnya. Makannya pun pakai sambal, di dalam kuahnya ada cabe rawit.
Kalau Mbak Cinthia sih makannya digado 2 porsi. Kalau saya makannya dengan nasi. Jadinya kenyang sekali. Harganya gak tau berapa karena dibayarin boss. 

  1. Makan sama Mbak Cinthia Lamusu di bandara Hasanuddin
Oh ya mbak Cinthia berkomentar "Ikan bandeng itu sebenarnya dagingnya paling enak, tapi masalahnya karena banyak durinya saja, tapi bandeng Pallumara ini gak berduri jadi enak untuk dinikmati", katanya. Bahkan lanjutnya lagi personel AB Three yang laennya kayak Widi malah sampai ketinggalan pesawat gara-gara pengen coba bandeng Pallumara.

Satu lagi teman, kalau ke transit di bandara Sultan Hasanuddin jangan lupa untuk beli oleh-oleh khas Makassar seperti minyak kayu putih atau minyak tawon.

Beli kayu putih jangan lupa ya
Minyak kayu putih ini saya beli dengan pertimbangan karena suka masuk angin dan perut kembung hampir tiap hari. Ke kantor pun sebenarnya selalu dibalur pakai minyak kayu putih atau minyak telon supaya hangat dan tidak lupa juga pakai kaos dalam.
Harga minyak kayu putih ini Rp. 250.000,- mahal amet ya?
Hahahaha, jadi pengen ketawa, kalau dapat rezeki yang "tidak terduga" itu cepat habis ya :)

Apa bedanya minyak kayu putih ini dengan minyak kayu putih yang  bisa kita dapati di supemarket?
Hm, panasnya terasa tapi tidak panas sekali, waktu pertama  kali mengoleskannya sih tidak terasa panas baru setelah beberapa menit panasnya terasa.  

Seperti itulah kira-kira cerita kunjungan kerja ke Provinsi Gorontalo masih banyak cerita yang akan saya share. Jadi, nantikanlah postingan berikutnya ya, Thanks :)

No comments:

Post a Comment