Search This Blog

Saturday, May 19, 2012

Musikal Lutung Kasarung Hiburan Khas Jabar

Akirnya bisa nonton Musikal Lutung Kasarung lho... dibela-belain nonton sampai tidak pulang kampung padahal di rumah itu ada acara keluarga. Dan thanks Mom ya sudah memakluminya :)

Ceritanya saya beli tiket pertunjukkan untuk tanggal 18 Mei atau untuk pertunjukkan tadi malam. Patokannya adalah ingin nonton perdana maksudnya yang hari pertama.  Khan jadwalnya itu mulai tanggal 18-27 Mei 2012. Dipilihlah tanggal 18. Itu pun tidak lihat kalender. Pas lihat kalender kantor ternyata tanggal 18 itu (merah warnanya) Cuti bersama alias long weekend dari tanggal 17 Mei 2012. Mestinya pulang tapi sayangnya waktu tanya ke bagian tiketing mereka bilang gak bisa diganti harinya karena tiketnya sudah distampel. Kalau harga tiketnya yang biasa sih bisa kutinggalkan tapi sayang belinya yang VIP harganya Rp. 350.000,- Jadi diputuskan untuk lanjut nonton saja dan tidak pulang kampung. Lagi pula di Long weekend  ini ada agenda lain.

Tiketnya VIP :)
Lalu, mengapa saya keukeuh untuk nonton Musikal Lutung Kasarung, apakah ada alasan lain?
Jawabannya: YA  ada.

Begini, cerita Lutung Kasarung itu ada filmnya. Pertama kali nonton itu sangat berkesan. Dari dulu sampai sekarang ini baru satu kali nontonnya. Itu pun waktu SD. So, it has been for ages. Meskipun sudah lama tapi masih ingat dengan pemeran Purbasari. Siapa lagi kalau bukan Enny Beatrice. Dari semua aktor dan aktris yang ada diingatan sampai sekarang hanya Purbasari alias Enny Beatrice. 
Tahukah dimana saya nonton Lutung Kasarung waktu itu? Ya, di rumah orang.

Waktu itu, malam hari sepulang dari Masjid saya diajak oleh ... hmmmm lupa lagi siapa ya yang ngajak ... enggak tau Bi Aah atau Nenek Ucih ya, pokoknya kita rame-rame. Menontonlah kita di rumah orang atau "The Have" istilahnya di kampung kita itu. TV, dulu itu adalah barang langka, tidak semua orang punya TV. Jadi,  kalau mau nonton itu  bareng-bareng ikut di rumah orang. Makanya saya keukeuh ingin nonton musikal Lutung Kasarung seperti apa ya. Kangen saya ...

Berbicara soal Cerita rakyat, saya punya cerita lain. Dulu, sewaktu SD itu, saya punya buku Cerita Rakyat. Ada buku Cerita Ralyat I, II, III, IV, V. Intinya ada serinya. Setiap buku itu tentu berbeda-beda isinya. Ada yang mengisahkan cerita rakyat dari daerah tertentu. Tapi sayangnya, bukunya hilang ya. Saya dapatkan buku itu dari Perpustakaan sekolah My mom. Soalnya dulu bersekolah sama dimana My mom mengajar. Waktu saya cari-cari lagi ke perpustakaan ternyata gak ada lagi stocknya. Sayang. Cerita rakyat itu khan dongeng yang  membuat kita bisa berpikir, bertanya-tanya, penasaran dan dari cerita yang kita baca bisa tahu suatu daerah. Uniknya di sana.

Untuk Cerita Lutung Kasarung ini memang tidak terlalu terkenal dan alasan itulah mengapa  Didi Petet mengangkatnya ke dalam Musikal Lutung Kasarung.

"Mungkin tidak banyak yang mengenal Lutung Kasarung jika dibandingkan dengan cerita rakyat Jawa Barat yang lain seperti Kabayan atau Sangkuriang. Akan tetapi, Lutung Kasarung dianggap sarat akan makna dan pesan moral. Banyak pelajaran yang bisa dipetik melalui cerita tersebut", DIDI PETET dalam sambutan yang saya kutip di "Program Book".


Pertunjukkannya sendiri digelar di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Di bagian belakang. Dan inilah suasana malam hari.

Teater Jakarta, TIM


Baiklah sekarang saya kasih SINOPSIS LUTUNG KASARUNG ya.

Taken from the book :)

Pasir Batang adalah Negeri yang kaya akan sumber daya alamnya. Negeri ini menjadi pusat tujuan para pedagang dan menjadi tempat para petani merasa betah karena ladang-ladangnya yang luas, ternak-ternak yang sehat dan banyak, hutan yang menghijau sepanjang tahun dan air yang mengalir di seluruh penjuru.

Suatu hari, Baginda Prabu Tapa Ageung, Raja Pasir Batang memutuskan untuk pergi bertapa meninggalkan ke-tujuh orang puterinya yaitu Purbararang, Purbamanik, Purbaendah, Purbaleuwih, Purbadewata, Purbakencana dan Purbasari. Baginda Prabu Tapa Ageung menyerahkan pucuk pimpinan sementara kepada Purbararang sambil menungngu Purbasari adiknya cukup dewasa untuk memimpin Negeri Pasir Batang.

Tapi sejak Purbararang memimpin, ketidakadilan dan keserakahan mulai merajalela. Ladang-ladang yang luas mulai menyempit, ternak-ternak tinggal tulang dan air bersih sudah tidak mengalir lagi.

Suatu ketika Purbararang marah karena merasa kebijakannya untuk menaikkan pajak ditentang oleh rakyat. Dalam kemarahannya itu dia dihasut oleh Indrajaya calon suaminya. Indrajaya di sini adalah sosok putera daerah yang dikaruniai ketampanan luar biasa. Merupakan seorang rakyat dengan segudang ambisi bercita-cita untuk menjadi seorang raja dikemudian hari.

Indrajaya menghasut Purbararang dengan mengatakan bahwa rakyat berani menentang kebijakannya karena ulah Purbasari. Dari situlah Purbararang marah dan berencana menyingkirkan Purbasari. Selain memfitnah Purbasari, Indrajaya juga sebelumnya menggoda Purbasari tapi dia ditolaknya. Indrajaya marah dan malah memiftnah Purbasari bahwa Pubasarilah yang menggodanya.

Karena kemarahan dan kebencian Purbararang yang sudah mendalam itu dia menjalankan akal liciknya dengan berpura-pura baik kepada Purbasari, hingga Purbasari pun mau untuk dibaluri lulur yang sudah diracuni. Luluran ini ceritanya kebiasaan yang dilakukan mereka sewaktu kecil. Alhasil dari luluran itu, wajah dan tubuh Purbasari menjadi menyeramkan. Muncul bercak merah yang menutupi kecantikannya.

Purbasari pun menyikir dari kerajaan ditemani inangnya ke Hutan Cupu Mandalayu. Di hutan ini dia merasakan kedamaian, ketenangan dan menikmati keindahan alam. Purbasari akhirnya bertemu dengan Lutung Kasarung (lutung yang tersesat) di sini.

Untuk merayakan keberhasilan menyingkirkan Purbasari dari kerajaan, Purbararang memerintahkan Aki Panyumpit (Seorang pemburu kenamaan Pasir Batang. Keahliannya berburu menggunakan sumpit) memburu lutung untuk dijadikan santapan pesta . Ceritanya sampailah Aki Panyumpit ini di Hutan dimana Purbasari dan Lutung Kasarung berada. Ketika bertemu dengan Aki Panyumpit, lutung merasa iba makanya dia mau dibawa ke istana.

Ketika sampai di Istana, barulah Lutung sadar bahwa Aki Panyumpit telah membohonginya. Lutung dibawa ke Istana untuk dijadikan santapan. Akhirnya lutung marah dan memporak-porandakan Istana.

Singkat cerita lutung balik ke Hutan dan Purbasari pun sembuh dari penyakitnya. Kecantikannya telah kembali. Kalau di film, Purbasari mendapatkan kecantikannya kembali setelah mandi di air pancuran ya yang telah diberikan doa oleh si Lutung. Tapi di drama musikal ini tidak seperti itu.

Kemudian, di Istana terjadi pemberontakan oleh rakyat. Purbasari pun akhirnya diundang kembali ke Istana oleh Purbararang tetapi dengan catatan harus menghadapi tiga tantangan. Imbalannya "Siapa yang memenangkan tantangan berhak menjadi ratu dan yang kalah akan pergi meninggalkan istana tanpa kepala"..

Dorongan dari lutunglah yang membuat Purbasari berani menghadapi tantangan Purbararang. Dimulailah pertarungan memenangkan ketiga tantangan. Tantangan pertama dan kedua dimenangkan oleh Purbasari. Apa itu? hehehehe... maaf ya, tantangan pertama aku tidak fokus, kalau di cerita umumnya sih Purbararang itu menantang Purbasari dengan panjang rambut.  Yang kedua, tantangannya adalah menaklukkan banteng ganas. Akhirnya Purbasari berhasil menjinakan banteng ganas ini. Lucu ya, banteng ini soalnya dia ketika dilepas dari kandang menyanyikan lagu "Halo-halo Bandung" mungkin kangen ya setelah diringkus di kandang heheheeee...

Tantangan ketiga ini yang konyol tapi memang orang di dunia ini pun termasuk saya menjadikan penampilan fisik itu salah satu perhatian dengan kata lainnya dibanding-bandingkanlah dengan yang lain heeeee, maaf,, maaf ya.

Adapun tantangan Purbararang di sini adalah dia menantang ketampanan sang pacar. Purbararang memiliki Indrajaya tetapi Purbasari dia hanya memiliki lutung. Hasil akhirnya dari tantangan ini dimenangkan oleh Purbararang dan dia berhak untuk tetap menjadi ratu. Lutung memandang ini tidak adil, karena bagaimana pun Purbasari telah memenangkan dua dari tiga tantangan. Apa mau dikata Juri telah memutuskan hasil akhir menentukan siapa yang jadi juara.  Kemudian terjadi peristiwa, ketika Purbasari akan dipancung, Indrajaya menusuk Lutung hingga akhirnya tidak sadar diri. Purbasari menangis dan mengatakan bahwa dia sangat mencintai lutung. Nah, di adegan ini kemudian muncullah sang Pangeran. Ya, lutung itu tersadar kembali dan berubah menjadi sang pangeran tampan. 

Sang Pangeran itu adalah Guruminda, pangeran dari Kerajaan Langit atau Kahyangan yang di utus ke bumi dalam wujud seekor lutung.

Begitulah akhir cerita dari Musikal Lutung Kasarung.

Kalau kita tarik pesan dari cerita Lutung Kasarung ini, ada beberapa Point, diantaranya:
  1. Menjadi pemimpin itu adalah amanah (harus memberikan keamanan, ketentraman, kepercayaan, keadilan dsb). 
  2. Rakyat adalah sumber kekuatan dan pertanggungjawaban amanah. 
  3. Tali Persaudaraan itu jangan sampai terputus.
  4. Ingat di atas langit masih ada langit. 
  5. Jujurlah.
  6. Setialah.
  7. Berbaktilah.
  8. Bijakasanalah.
  9. Tidak memandang Rendah Orang.
  10. Jadilah Panutan yang Baik.
  11. Menjaga Keseimbangan Alam.
  12. dsb. 
Seperti itulah kira-kira. Oh ya sebelum menutup postingan kali ini. Saya ingin menegaskan kembali, kalau saya sangat menyukai pertunjukkan Musikal Lutung Kasarung. Sangat Jawa barat, ada tari Jaipong ada tembang sundanya. Intinya tidak menghilangkan ciri khas. Saya menyukai ini bukan karena Musikal Lutung Kasarung adalah tontonan yang di dalamnya khas "Jawa Barat" tapi memang harus kita akui idenya mereka untuk "Mengangkat dan Melestarikan Cerita Rakyat" inilah yang patut mendapat pujian.

Musikal laskar Pelangi dan Musikal Lutung Kasarung adalah dua hal yang berbeda. Konteksnya beda. Tapi keduanya sangat berkesan. Semoga nanti akan ada musikal lain yang menyusul dari daerah lain. dari konteks atau konsep yang berbeda mungkin. Siapa tahu nanti ada Musikal yang mengangkat cerita dari tokoh-tokoh Kerajaan yang pernah ada di wilayah tanah air.  Bukan hanya dari tokoh pewayangan atau tokoh semu belaka.

Selamat Menikmati Musikal Laskar Pelangi ya .... 

NB: Sayang tidak boleh memotret padahal ingin memotret hehehehehe......

No comments:

Post a Comment