Siang ini saya baru sampai di kediaman Nenekku tercinta tepatnya di Cipedes Tasikmalaya. Tidak akan saya punya rencana untuk datang ke Tasik kalau memang tidak ada cuti bersama dan mendapatkan rezeki akhir tahun hehehehe. Ya, sekalian pulang kampung sekalian berbagi intinya.
Tadinya saya meminta Ibu saya untuk datang ke Bandung dan bertemu di Kosan Adek saya. Akan tetapi berhubung My Mom merasa kejauhan dan capek akhirnya diambil jalan tengah yaitu bertemu di rumah nenek saja di Tasikmalaya. Saya pun berangkat dari kosan adek saya sekitar pukul 7.00 WIB. Kita sarapan nasi kuning dulu di depan Dinas Peternakan Dago terus melanjutkan perjalanan ke Cicaheum. Sampai Terminal Cicaheum sekitar setengah delapan kurang. Kita berangkat ke Tasikmalaya seperti biasa naik Bis Budiman Ac dengan ongkos Rp. 25.000, dan tiba di rumah nenek sekitar pukul setengah dua belasan.
Pertama kali datang ke rumah nenek saya dia saya dapati sedang duduk nonton tv. Saya langsung menyalaminya. Nenek saya tiba-tiba saja terisak-isak sambil menceritakan tentang paman saya. Dia katakan pada saya bahwa ada orang yang meneloppnnya dan mengaku dari Kepolisian mengabarkan bahwa paman saya mengalami kecelakaan, kepalanya pecah dan meninggal si yang nelpon lantas menyuruh nenek saya untuk transfer sejumlah uang. Nenek saya percaya saja dengan apayang dikatakan oleh si penelepon itu karena ngakunya dari kepolisian. Yang mana paman saya adalah seorang polisi juga. Nah, mendengar kabar itu nenek saya panik. Lalu menghubungi tetangga minta di teleponin paman saya yang katanya mengalami kecelakaan itu. Tapi, ketika ditelepon paman saya tidak mengangkatnya, nenek saya tambah panik. Dan nenek saya akhirnya menelepon paman saya yang lain. Beberapa lama kemudian paman saya yang terakhir dihubungi mengabari bahwa paman saya masih selamat tidak terjadi apa-apa dengannya.
Nah, dari peristiwa ini kita bisa menyimpulkan bahwa yang menelepon nenek saya itu adalah seorang penipu. Yup, itu adalah sebuah modus penipuan.
Ketika nenek saya mengatakan hal ini kepada Bibi saya, dia katakan kalau ada yang menelepon dan dia tidak kasih nama langsung tutup saja. Jangan dipercaya. Bibi saya juga katakan kalau di kompleks perumahannya kalau ada orang yang tidak dikenal datang dan menawarkan barang atau apapun itu yang intinya dia tidak dikenal, Bibi saya langsung masuk rumah dan tidak membukakan pintu. Dengan alasan sekrang ini banyak sekali penipuan. Bahkan suaminya bibi saya secara berani langsung bilang kepada orang yang datang kerumah bahwa sekarang ini banyak penipuan dan dengan tegasnya paman saya itu katakan kalau dirinya menolak si tamu tak diundang itu dan dia tidak suka dipaksa untuk menerima tamu tersebut. Bibi saya menambahkan, di kompleksnya kalaupun sedang berkumpul ramai-ramai dengan para Ibu-Ibu kalau melihat ada orang asing yang datang langsung pada masuk ke dalam rumahnya masing-masing. Bahkan suka saling kasih info lewat telepon kalau ada orang asing yang datang.
Saya jadi ingat dulu waktu saya masih kuliah dan ngekos bersama dengan sepupu saya kalau ada yang ngamen dan kalau posisinya kita pada waktu itu sedang nonton TV, sontak kita langsung matiin Tv dan langsung lari ke kamar untuk bersembunyi. Kita tidak membuka pintu untuk pengamen itu. Sebenarnya alasan kita melakukan hal itu karena parno saja. Karena waktu itu ada sebuah kejadian kalau HP saya yang saya simpan di depan TV raib diambil orang. Saya waktu itu lupa untuk membawabya ke kamar pas mau tidur Alhasil waktu pagi harinya saya mendapati Nako kosan yang berupa paviliun kami sudah terbuka. Waktu itu saya tidak ngeh ada barang yang hilang saya hanya ingat TV dan Komputer. Alhamdulilah waktu saya tengok dua-duanya masih ada di tempat. Setelah lama saya pikir-pikir baru saya ngeh kalau Hp sayalah yang raib. Duh, padahal sebelum kejadian itu saya sudah ada feeling tapi saya abaikan feeling saya itu.
Nah, setelah kejadin itu, saya rada sedikit parno. Takut kalau kita diawasi. Makanya kalau ada pengamen kita tidak membukakan pintu. Dan sebagai cara untuk menghindari diri dari pencurian lagi kita menemukan suatu siasat yaitu dengan menempelkan kaleng bekas di nako atau dipintu. Jadi kalau ada tangan yang jahil kaleng-kaleng bekas itu akan mengeluarkan bunyi. Kita sebut itu adalah sebuah trap atau jebakan untuk si tangan panjang. Saya sebenarnya mengadopsi cara ini dari nenek saya. Yang ceritanya melakukan hal tersebut dilatarbelakangi oleh sebuah percobaan perampokan atau kemalingan di rumahnya. Akan tetapi alhamdulilah semuanya bisa digagalkan.
Inti dari cerita diatas adalah kita harus hati-hati terhadap orang yang baru kita kenal. Dan pastikan kalau ada yang menelepon kita itu nama dan institusinua jelas. Begitu pula kalau ada tamu yang datang kita jangan terima tau sembarangan. Jangan dipersilahkan dulu tamu untuk masuk ke rumah sebelum identitasnya ketahuan. Dan jangan mudah percaya sama orang asing pastikan untuk mengcrosscek terlebih dulu.
No comments:
Post a Comment