Ada yang benci dirinya
Ada yang butuh dirinya
Ada yang berlutut menyintainya
Ada pula yang kejam menyiksa dirinya
Ini Hidup wanita si kupu-kupu malam
Bekerja bertaruh seluruh jiwa raga
Bibir senyum kata halus merayu memanja
Kepada setiap mereka yang datang
Dosaskah yang dia kerjakan
Sucikah mereka yang datang
Kadang dia tersenyum dalam tangis
Kadang dia menangis di dalam senyuman
Oh apa yang terjadi terjadilah
yang dia tahu tuhan penyayang umatnya
walau apa yang terjadi terjadilah
Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa
Itu sepenggal lagu yang menurut saya bisa menggambarkan apa yang ingin saya share di sini.
Baiklah cerita pertama mengenai "kupu-kupu malam" yang saya jumpai beberapa minggu yang lalu.
saya bertemu dengannya di sebuah hotel ketika waktu itu kantor saya mengadakan acara di Hotel yang saya maksud. Bertemunya sehabis acara yang kami gelar usai. Waktu itu saya bersama dengan teman saya melihat sepasang "kekasih", sebutlah seperti itu karena saya tidak tahu apakah mereka suami istri atau bukan. Mereka berdua keluar dari semacam katakanlah "diskotik" yang ramai sekali dengan suara musik ketika pintunya terbuka.
Si perempuan itu perawakannya tinggi semampai, berkulit putih mulus dengan rambut hitam panjang terurai. Cantik orangnya, memakai pakaian yang seksi dan keluar dari "diskotik" hotel dengan menggerakan tangan sambil mengikuti alunan musik yang masih terdengar. Sedangkan yang laki-laki telihat memakai atasan kemeja dengan kancing bagian atas yang terbuka. Tangannya si laki-laki itu merangkul ke bahu si perempuan. Entahlah mereka mau berjalan menuju arah mana yang jelas mereka masuk ke dalam hotel sedangkan saya dan teman saya waktu itu sedang ada di depan pintu pemeriksaan.
Setelah melihat pasangan itu ingin rasanya saya sedikit membahasnya kepada teman saya tapi saya urungkan niat saya, saya juga takut kalau nanti saya salah persepsi. Tapi malahan teman saya sendiri yang mulai membuka topik pembicaraan tentang orang itu. Teman saya itu katakan kepada saya seperti ini "Seperti wanita nakal ya dan laki-lakinya juga kelihatan genit"....saya pun berucap seperti ini kepada teman saya "mengapa ya mereka berbuat seperti itu, saya yakin dari dasar hati mereka pasti tidak ingin melakukan atau menjadi seperti itu. Siapa juga orang yang mau terlahir dengan nasib seperti itu " ..lalu teman saya pun menimpali perkataan saya seperti ini "kalau orang seperti mereka sudah baal melakukan seperti itu"....Baal = numbness artinya "tidak punya rasa malu apalagi rasa bersalah dan dosa, jadi, bagi mereka itu habbit."
Tiap kali saya melihat hal seperti itu, lalu saya berpikir alhamdulilah Tuhan atas apa yang saya miliki yaitu dengan menjadi saya sendiri. Tetapi mengapa perempuan itu memilih menjadi "kupu-kupu malam?" padahal banyak pilihan yang dapat dia ambil untul survive. Semisal menjadi seorang model, karena secara fisik orangnya cantik, kulitnya pun mulus dibandingkan saya heehehe...karena memang mereka merawat diri sepertinya. Lalu, kalau persyaratan untuk menjadi model tidak masuk kualifikasi, misalnya karena tingginya yang kurang bisa memilih menjadi SPG atau Sales Promotion Girl juga bisa. Itu pekerjaan yang halal. Tapi semuanya ini berpulang kembali kepada pilihan masing-masing. Saya juga tahu bahwa urusanmu adalah urusanmu, tapi di sini ketika saya menceritakan anda ini berarti saya sayang anda semuanya.
Dan ini catatan untuk hotel yang saya maksudkan di sini, sebaiknya kalau ingin menyediakan fasilitas seperti hiburan "diskotik" atau "bar" sebaiknya diatur dengan rapi dan tertib agar tidak menimbulkan suara yang bising keluar. Pasangilah dengan tembok kedap suara yang teramat baik. Dan sebaiknya tempat hiburan jangan diletakkan di depan lobby masuk. Tapi letakkanlah di tempat yang jauh dari pintu masuk. Letakkanlah secara sembunyi. Dan saya merasa hotel tersebut sangat terbuka sekali ya akan keberadaan "kupu-kupu malam" atau saya punya saran sebaiknya si "kupu-kupu malam itu" tidak secara terang-terangan bahwa dirinya adalah "kupu-kupu malam". Jagalah keberadaan anda jangan sampai tercium orang banyak.
Sebenarnya saya suka dengan gaya hotel tersebut, khas Indonesia. Apalagi, saya tertarik dengan sebuah miniatur dari salah satu wujud kebudayaan tertinggi Nenek Moyang Indonesia.
Dan sebelum saya menutup cerita ini ada lagi satu cerita lain. Ini tentang si "kupu-kupu malam" yang lain. Apa benar dia si "kupu-kupu malam" sejati? Ya, kalau dilihat dari jenis seksnya alias jenis kelamin dia adalah seorang laki-laki. Tapi lihatlah foto dibawah ini:
Siapakah Dia yang sebenarnya??? Saya ambil fotonya di MetroMini 610 |
Yup, mengapa ya dia berdandan seperti layaknya seorang perempuan? Wajah laki-lakinya dia olesi dengan make up dan dia pakai wig serta membawa radio dan kaset. Dia putar kaset yang isinya lagu itu sambil dia sedikit menggoyangkan badannya. Tidak lama seperti itu dia mulai mengeluarkan kantong plastik dan dia edarkan ke seluruh penumpang metromini termasuk saya. Tapi saya waktu itu tidak memasukkan uang receh ke kantong plastik itu. Ya, alasannya sederhana saja, memang saya tidak ingin memberi saja. Orangnya padahal sehat walafiat. Saya lantas berpikir bagaimana perasaan keluarganya ya, kalau tiba-tiba saja melihat ada salah satu dari anggota keluarganya yang berbuat demikian. Saya sendiri juga tidak tahu apa motif yang melatar belakangi orang itu berbuat seperti itu. Terdesak keadaan ekonomikah, untuk keluargakah atau untuk kesenagan ia semata. Itu saya tidak tahu. Tapi kalau ada pekerjaan yang lebih baik yang bisa dilakukan ya pilihlah itu. Menjadi Office Boy atau Pekerja Taman, Kuli di pasar, tukang ojeg dsb bisa dijadikan pilihan.
No comments:
Post a Comment