Search This Blog

Saturday, March 12, 2011

Tsunami Jepang dan Rumah Tanpa Jendela

Ya, pertama saya ikut prihatin dan turut berduka untuk bencana tsunami yang terjadi di Jepang.
Saya lupa apa yang sedang saya lakukan waktu itu di kantor ketika ada berita tentang tsunami. Teman saya yang pertama kali melihat beritanya di TV. Kebetulan  waktu itu TV di ruangan kami menyala, dari pagi kalau tidak salah. Pertama melihat bencana Tsunami di Televisi begitu tenangnya saya. Seakan itu tidak ada dampaknya hehehehe...........

Setelah beberapa menit saya memperhatikan berita tsunami itu, tiba-tiba saya teringat sepupu saya. Oh Tuhan ternyata ada keluarga kami di sana. Ya, selama ini memang teman-teman saya dan juga keluarga kami semuanya ada kumpul di Indonesia. Tidak ada yang di seberang lautan. Alasan inilah yang membuat saya berpikir seolah-olah mereka semuanya ada di sini.

Akan tetapi ternyata ada salah seorang anggota keluarga kami di seberang lautan. Setelah saya sadar lalu saya tanya kabarnya lewat FB dan saya juga tanya tentangnya lewat sepupu saya yang kecil (adeknya). Sepupu kecil saya itu katakan bahwa kakaknya itu tidak apa-apa karena berada jauh dari pusat kota. Hanya saja merasakan gempa. Alhamdulilah akhirnya komentar saya di FB sepupu saya itu dibalasnya. Ini pertanda bahwa  memang dia baik-baik saja dan masih tercover oleh jaringan komunikasi.

Kemudian saya ingat paman dan bibi saya juga recananya minggu-minggu ini akan berangkat sekeluarga menjenguknya. Ketika saya tanya lewat BBM ke sepupu saya yang kecil, dia katakan bahwa mereka sekeluarga belum pergi ke Negeri Sakura itu. "Belum teh, tadinya mau malam ini tp nunggu kabar dari kedubesnya", kata dia.

Ketika saya menulis blog ini saya belum mendapatkan informasi terbaru apakah sudah berangkat atau belum karena BBMnya belum dibalas.
Nah, untuk saudara saya di sana be tough ya, selalu waspada dan berhati-hati. Semoga peristiwa ini bisa membuat Ita tambah tough dan bisa mengambil banyak hikmah ya dan suatu saat ini kita bisa berkumpul kembali ya :D
Saya juga bisa memahami keadaan paman dan bibi, yang namanya orang tua pasti penuh kekhawatiran walaupun dikatakan  saudara saya itu baik-baik saja...tetapi memang keadaanya belum stabil di sana jadi masih harus waspada
Dan untuk keluarga yang lain  semoga tidak terjadi masalah yang besar dan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa bersama kita..memberikan perlindungan dan kekuatan

Selanjutnnya saya juga hendak berbagi cerita yang lain.
Malam ini (tadi malam) saya habis menonton film "Rumah Tanpa Jendela" di BLOK M square.  Saya menonton pun diajak teman Fenty sama Nurul.

Rumah Tanpa Jendela


Bersama Penulis, Produser dan juga suaminya Mbak Asma Nadia dan teman-teman saya (fenty dan Nurul)
Berfoto setelah nonton ...........

Sutradara: Aditya Gumay dan ada Mensos

Ya teman-teman menonton film tesebut telah berhasil membuat mata saya meleleh. Dan ini terjadi pada pertengahan dan juga akhir film tersebut. Saya kagum sama pemeran aldo kalau gak salah ya namanya itu. Seorang anak laki-laki yang digambarkan  memiliki disability atau cacat seperti downsyndrom yang kemudian ada sebagain keluarganya yang merasa malu untuk mengenalkannya pada lingkungan luar. Padahal anak tersebut rasa solidaritasnya masih tinggi. Dia care dengan anak-anak jalanan atau pemulung.......oh ya dia juga berakting hebat...pada akhirnya keluarganya sadar bahwa aldo adalah bagian keluarganya...

Nah,selain itu, ada cerita lain yang mengisahkan rara dan juga keluarganya... rara ini memiliki seorang ayah yang sehat bugar dan juga seorang nenek yang sakit. Mereka tinggal di lokasi pembuangan sampah... rara memiliki keinginan untuk punya rumah dengan jendela. Tapi kemudian ayahnya  yang diperankan Rafi Ahmad mengisahkan cerita tentang tupai pada rara. Inti dari cerita tupai tersebut adalah kita harus selalu bersyukur dengan apa yang telah kita miliki. Ya, rupanya sang ayah mengajak anaknya untuk bersyukur dengan keadaannya dan tidak melupakan nikmat yang telah diberikan Tuhan...

apakah Rara mendapatakan rumah tanpa jendela??
Tentu tidak. Mengapa??
Ceritanya sewaktu pulang kerja ayahnya rara yang berprofesi menjual ikan hias bertemu dengan tukang rongsokan. Pada gerobak tukang rongsokan atau pemulung saya katakan seperti itu ada sejenis frame bekas dari kayu. Ayahnya rara ingin mendapatkan frame itu (untuk dijadikan jendela-red). akhirnya dia menukarkan dagangannya dengan frame. Dan sang tukang rongsokan pun menerima sistem barter dengan alasan bahwa anaknya suka ikan.

Nah, ketika pulang itu, ia mendapati bahwa rumahnya kebakaran. yang ada di rumah pada waktu itu adalah neneknya rara karena rara sendiri sedang ada di pesta ultahnya kakanya Aldo. Waktu terjadinya kebakaran itu nenek rara pingsan dan kebakaran itu sendiri dari kompor yang dinyalakan oleh neneknya rara.  Melihat kebakaran itu, ayahnya rara langsung masuk kedalam rumah dan menyelamatkan neneknya rara. Namun, apa hendak dikata ketika akan membawa neneknya rara itu, ayahnya rara tertimpa puing dan pingsan. Sehingga dua-duanya dibawa ke rumah sakit.

Kemudian apa yang terjadi?
Anda bisa menebak tidak?  ya, yang terjadi kemudian adalah salah seorang meninggal. Siapakah dia? Ia adalah ayahnya rara. Neneknya rara sendiri selamat. Bahkan ceritanya semakin sembuh dari penyakitnya. Jadi pelajaran yang dapat diambil adalah, kematian bisa datang kapan saja tanpa pandang bulu. Dan bisa terjadi pada kita yang sehat bugar. Oleh karena itu, ingatlah kepada kematian dan semoga kita bisa memanfaatkan sisa waktu hidup di dunia ini.

Akhirnya rara dan neneknya tinggal di vila milik orang tua aldo. Mereka tinggal seraya menjaga dan merawat Vila tersebut. Begitulah gambaran yang seharusnya. untuk cerita lengkapnya tontonlah ke BLok M.
Oh ya ketika kita selesai menonton film tersebut, baru kemudian  Mensos menonton. Ayo siapa lagi yang ingin menonton???

Saya juga bertemu langsung dengan penulis cerita tersebut. Asma Nadia. Dia mengatakan bahwa film ini layak ditonton. " kalau ada film yang bagus sebaiknya diinformasikan kepada yang lain agar menontonnya"...Tapi sayang memang karena penontonnya sedikit, tidak bisa  bertahan lama di bioskop. Tapi saat ini 21 di BLOK M masih menayangkan kalau penontonnya tambah banyak itu semakin bagus. "kalau penonton bertambah banyak maka film ini bisa diperpanjang penayangannya di Bioskop", ujar  Asma Nadia. 

Ayo, teman-teman yang telah mempunyai anak, agar membawa anak-anaknya menonton FILM Rumah Tanpa Jendela karena uang pembelian tiket ini akan disumbangkan nantinya......jadi namanya menonton sambil menderma.

No comments:

Post a Comment