Yup, menepati janji sebelumnya untuk menceritakan sisa kisah dari Melancong Bersama Abah Alwi dan Republika, kali ini saya akan berkisah tentang Keramik. Penasaran khan keramik seperti apa yang dimaksudkan?
Ya, keramik ini bukan sembarang keramik tapi keramik yang berada pada dinding di Keraton Kasepuhan Cirebon. Waktu itu ceritanya ketika sedang berfoto-foto dan mendengarkan sambutan dari Sultan ke XIV yang bernama Pangeran Arif Natadiningrat di belakang sambil berdiri, tiba-tiba salah seorang guide rombongan, Pak Kartum berbisik pada saya bahwa ada keramik di dinding. "Keramik-keramik yang di dinding ini peninggalan zaman dulu", ujarnya sambil menunjuk dinding.
Dan betulah apa yang dikatakannya, coba lihat keramik berikut ini:
|
Rangkaian Keramik |
Lihatlah teman-teman rangkain keramik yang ditata sedemikian rupa, manis memang kelihatannya. Sebelum saya berkomentar jauh, coba perhatikan lagi keramik-keramik berikut ini;
|
Keramik Di Dinding Bergambar Kuda |
|
Terlihat ada gambar Biksu |
|
Ada Kincir Angin |
|
Bergambar Jembatan |
|
Gambar Rumah | | | | | | | | | | | | | | | | | | | | |
Begitulah keramik-keramik itu dipajang pada dinding. Tapi saya heran saja mengapa ya mereka tidak menyimpannya di museum saja. Kalau di tempel menyatu sama tembok itu apabila nanti ada renovasi atau bangunannya runtuh khan bisa hancur semuanya. Bisa saja sih diselamatkan tapi ribet pastinya. Sayang khan. Apa karena yang lainnya kurang menarik untuk dipajang atau tidak ada yang bisa di pajang lagi kecuali keramik-keramik itu ya.....
Terus kalau melihat keramiknya, sepertinya sih tidak terlalu antik sekali, ataukah saya tidak memahami nilai sebuah keramik? Kalau dilihat dari kaca mata saya, keramik-keramik itu masih produk yang yang terbilang "baru". Tapi Entahlah .....
Dan berikut ini adalah situasi ketika Rombongan Abah Alwi dan Republika disambut oleh Pihak Keraton Kasepuhan Cirebon. |
| |
|
|
|
|
|
|
|
Rombongan Abah Alwi Disambut Gusti Sultan ke XIV |
Rombongan semuanya excited ketika pihak Keraton Kasepuhan menyambut dengan tangan terbuka.
Pangeran Arif Nata Diningrat waktu itu mengatakan bahwa pihaknya sangat senang akan kedatangan rombongan Abah Alwi karena memberikan semangat tersendiri. "Saya menyambut baik kedatangan Rombongan Abah Alwi karena hal ini berarti menambah semangat kepada kami untuk melestarikan peninggalan budaya," ujar Pangeran Nata Diningrat.
Lebih jauh lagi menurutnya, keraton Kasepuhan sekarang berbeda dari dahulu ketika masih dalam bentuk kerajaan seutuhnya yang menjalankan pemerintahan, sekarang hanya warisan peninggalan bangsa saja dan tidak menjalankan urusan pemerintahan dan politik. Kerajaan Cirebon kemudian terbelah menjadi dua karena politik Devide Et Impera Belanda, yaitu Keratoan Kasepuhan dan Keraton Kanoman.
Keramik yang kotak2 kecil berwarna biru dan cokelat adalah dari del belanda, peninggalan VOC. Abd ke 16 VOC masuk ke cirebon, jadi sudah 400 tahun keramik ini usianya.
ReplyDeleteOh seperti itukah ceritanya??? 400 tahun, tapi melihatnya saya seprti novelty gitu ya,thanks konfirmasinya ...
Delete