Wow, coba yak, sekarang ini tanggal berapa? bulan apa ? dan tahun berapa?
Tentu saja tanggal 9, bulan Januari, tahun 2012. Padahal melancong bersama Abah Alwi itu tanggal 10 bulan yang lalu. Jadi ada satu bulan sudah berlalu. Bahkan mereka sudah punya agenda terbaru untuk bulan ini.
Dan karena alasan inilah saya harus posting sisa cerita kemarin, sebenarnya masih banyak cerita yang semestinya sudah saya share. Tapi karena sesuatu hal jadi telat postingnya. Tapi tenang saja nanti semua sisa cerita akan saya share ...
Nah, pergi ke Cirebon itu harapannya bisa mencicipi nasi Jamblang yang terkenal itu tukh. Bagaimana gitu rasanya. Bahkan sebelum berangkat ke Cirebon pun, atau waktu konfirmasi keikutsertaan, saya sempat pertanyakan nasi jamblang.
"Jadi Pak, nanti kita bisa makan nasi jamblang di sana?", tanyaku. Dan Bapak yang diujung telepon itu tidak mengiyakan, hanya bilang intinya kita mau berkunjung ke Keraton.
Duh, ya tak disangka-sangka waktu kita mengunjungi Keraton Kasepuhan itu dijamu nasi Jamblang. Awalnya sih heran dan masih bertanya-tanya mana nasi Jamblang itu. Lalu, bertanyalah saya pada abdi dalem, atau orang yang bekerja di Keraton itu.
"Pak nasi Jamblangnya mana ya?"
"Itu nasi Jamblang, yang lagi dimakan", kata Kerabat Keraton itu yang saya lupa namanya.
"Masa ini sih Pak, Ini khan nasi yang dibungkus daun jati", tegas saya
"Iya, itu namanya Nasi Jamblang, nasi yang dibungkus dengan daun jati dan dinamakan nasi Jamblang karena dulu itu yang buatnya adalah orang Jamblang, makanya disebut dengan nasi Jamblang", Ujarnya.
Owalah , terkejut saya rupanya seperti itu tokh ceritanya. Kukira nasi Jamblang itu kayak gimana gitu. Kalau sekedar nasi yang dibungkus dengan daun jati itu khan bukan hal yang aneh bagi saya. Maksudnya saya pernah makan nasi yang dibungkus daun jati apa bedanya dengan yang ini pikirku.
Lalu, aku tanya lagi Bapaknya.
"Pak, saya pernah lihat di TV, ada tayangan membuat nasi jamblang. Waktu itu saya lihat nasinya pakai sambal cabe merah itu pak", tanya saya.
Tiba-tiba Bapaknya mengajak saya ke meja makan dan menunjuk sambal cabe merah.
"Nah, Nasi Jamblang ini khasnya dimakan dengan sambal goreng cabe" sahut bapaknya sambil menunjuk sambal itu.
"Oh begitu ya pak, dikira saya, makannya pakai apalah gitu, ternyata hanya nasi dengan sambal goreng cabe merah ya pak", tersenyumlah aku ....
Dan Inilah Nasi Jamblang:
Dan inilah dia sambal khasnya. Sambal Goreng Cabe heheheeh ....
Bagaimana rasanya sambal goreng cabai itu? Ya pokokya pedas, asin seperti itulah, standar baku sambal.
Dan kita juga selain disuguhi Nasi Jamblang disuguhi pula makanan lainnya, seperti:
Begini ya kalau sudah menyangkut makanan tradisional itu pasti saya cicipi. Tapi masalahnya adalah saya tidak suka makanan yang mencolok alias warna-warni itu. Iya kalau warnanya pakai bahan alami seperti misalnya daun pandan untuk pewarna hijau. Itu khan aman. Karena ada warna yang merah-merah itu, jadinya saya tidak mencicipi semua makanan tradisional itu.
Nah, kita waktu itu dijamu makan siang di tempat yang bernama Gedung pagelaran Keraton Kasepuhan.
Bukan hanya dijamu makan siang saja, kita juga dihibur dengan tarian dan musik tradisional ada tari topeng, tari persahabatan dan tari keraton. Pokoknya seru. Seperti inilah suasananya.
Seru deh pokoknya... setiap moment atau kunjungan pasti ada kesan-kesan tapi tetap saja, yang paling berkesan bagiku adalah sewaktu pergi ke kepulauan Seribu: P Onrust dan P. Bidadari :)
Jadi, bagaimana menurut teman-teman tentang nasi Jamblang ini?
Akh karena saya orang kampung, Nasi Jamblang ini bukan sesuatu yang bagaimana gitu, alias bukan hal yang luar biasa, itu mah sudah biasa :)
Tentu saja tanggal 9, bulan Januari, tahun 2012. Padahal melancong bersama Abah Alwi itu tanggal 10 bulan yang lalu. Jadi ada satu bulan sudah berlalu. Bahkan mereka sudah punya agenda terbaru untuk bulan ini.
Dan karena alasan inilah saya harus posting sisa cerita kemarin, sebenarnya masih banyak cerita yang semestinya sudah saya share. Tapi karena sesuatu hal jadi telat postingnya. Tapi tenang saja nanti semua sisa cerita akan saya share ...
Nah, pergi ke Cirebon itu harapannya bisa mencicipi nasi Jamblang yang terkenal itu tukh. Bagaimana gitu rasanya. Bahkan sebelum berangkat ke Cirebon pun, atau waktu konfirmasi keikutsertaan, saya sempat pertanyakan nasi jamblang.
"Jadi Pak, nanti kita bisa makan nasi jamblang di sana?", tanyaku. Dan Bapak yang diujung telepon itu tidak mengiyakan, hanya bilang intinya kita mau berkunjung ke Keraton.
Duh, ya tak disangka-sangka waktu kita mengunjungi Keraton Kasepuhan itu dijamu nasi Jamblang. Awalnya sih heran dan masih bertanya-tanya mana nasi Jamblang itu. Lalu, bertanyalah saya pada abdi dalem, atau orang yang bekerja di Keraton itu.
"Pak nasi Jamblangnya mana ya?"
"Itu nasi Jamblang, yang lagi dimakan", kata Kerabat Keraton itu yang saya lupa namanya.
"Masa ini sih Pak, Ini khan nasi yang dibungkus daun jati", tegas saya
"Iya, itu namanya Nasi Jamblang, nasi yang dibungkus dengan daun jati dan dinamakan nasi Jamblang karena dulu itu yang buatnya adalah orang Jamblang, makanya disebut dengan nasi Jamblang", Ujarnya.
Owalah , terkejut saya rupanya seperti itu tokh ceritanya. Kukira nasi Jamblang itu kayak gimana gitu. Kalau sekedar nasi yang dibungkus dengan daun jati itu khan bukan hal yang aneh bagi saya. Maksudnya saya pernah makan nasi yang dibungkus daun jati apa bedanya dengan yang ini pikirku.
Lalu, aku tanya lagi Bapaknya.
"Pak, saya pernah lihat di TV, ada tayangan membuat nasi jamblang. Waktu itu saya lihat nasinya pakai sambal cabe merah itu pak", tanya saya.
Tiba-tiba Bapaknya mengajak saya ke meja makan dan menunjuk sambal cabe merah.
"Nah, Nasi Jamblang ini khasnya dimakan dengan sambal goreng cabe" sahut bapaknya sambil menunjuk sambal itu.
"Oh begitu ya pak, dikira saya, makannya pakai apalah gitu, ternyata hanya nasi dengan sambal goreng cabe merah ya pak", tersenyumlah aku ....
Dan Inilah Nasi Jamblang:
Nasi Jamblang dibungkus daun jati |
Nasi Jamblang yang sudah dicampur dengan menu lain |
Sambal Goreng Cabe |
Dan kita juga selain disuguhi Nasi Jamblang disuguhi pula makanan lainnya, seperti:
Soto |
Makanan Tradisional |
Begini ya kalau sudah menyangkut makanan tradisional itu pasti saya cicipi. Tapi masalahnya adalah saya tidak suka makanan yang mencolok alias warna-warni itu. Iya kalau warnanya pakai bahan alami seperti misalnya daun pandan untuk pewarna hijau. Itu khan aman. Karena ada warna yang merah-merah itu, jadinya saya tidak mencicipi semua makanan tradisional itu.
Nah, kita waktu itu dijamu makan siang di tempat yang bernama Gedung pagelaran Keraton Kasepuhan.
Tempat dijamu makan siang |
Nari bareng yuk pak :p |
Jaipong-Jaipong :) |
Jadi, bagaimana menurut teman-teman tentang nasi Jamblang ini?
Akh karena saya orang kampung, Nasi Jamblang ini bukan sesuatu yang bagaimana gitu, alias bukan hal yang luar biasa, itu mah sudah biasa :)
No comments:
Post a Comment