Foto diambil dari FB note Matah Ati |
Menyesal !!! itu adalah kata pertama yang ingin saya katakan.
Ketika saya datang ke tempat penjualan tiket, ternyata sudah sold out tidak menyisakan satu pun.
Sebenarnya saya sudah lama tahu akan ada pentas tari Matah Ati, tepatnya seminggu yang lalu. Waktu itu saya mendapatkan kabarnya dari salah satu surat kabar nasional. Itu pun dalam bentuk berita. Ditulis dalam kolom kecil. Kalau tidak jeli kita tidak akan mengetahuinya. Ya, selama satu minggu itu saya perhatikan memang tidak ada iklannya dikoran. Saya rasa orang-orang yang terlibat di dalam pentas tari itu sudah tahu kapasitasnya. Jadi, tidak perlu gencar melakukan promosi. Karena suguhan yang bagus pasti menarik banyak orang. Dan orang pasti akan membicarakan hal ini. Dengan kata lain informasi dari mulut ke mulut yang pada akhirnya akan powerful. Menarik keingintahuan orang. Coba kita bayangkan kalau membuat iklan di surat kabar pasti harus bayar tarif.....tapi dengan gaya promosinya Team Matah Ati...,,Saya salut...mereka berhasil....
Sebenarnya ketika saya membaca kolom beritanya pentas Tari Matah Ati, saya langsung memotong dan mengklipingnya. Lalu saya pun langsung mengcontact RXXX KXXXXX Tempat menjual tiket...seorang diseberang sana yang menerima telepon saya hanya menyarankan saya untuk datang membeli tiket langsung ke tempatnya. Jadi, tidak menyarankan saya untuk mentransfer.
Wah, terbayang khan, saya langsung kecewa. Saya sebagai seorang pegawai tidak memiliki waktu yang luas untuk pergi. Hari senin sampai Jumat di Kantor. Saya bisa hari Sabtu dan Minggu. Tapi yang namanya manusia ada saja alasan..entah itu malas pergi, entah itu nanti-nanti saja... yang pada akhirnya seperti saya kelamaan berpikir. Sebenarnya hari Sabtu sesudah les itu saya bisa saja langsung datang ke tempat tiket itu., Tapi ya, saya ragu untuk pergi. Karena capek habis les dan kurang tahu jalan dari tempat les.... Puncak penyesalannya hari ini. Saya putuskan untuk "gambling" datang langsung ke tempat tiketnya. Karena sejak hari Jumat saya telepon tidak ada yang mengangkat. Jadinya saya langsung datang ke tempat tiketnya siang ini. Tapi ternyata tiketnya Sold out bahkan untuk pertunjukkannya esok hari pun sudah sold out.
Jadinya saya mendapatkan saran untuk membaca referensinya saja. Ya. saya sudah membacanya. Melihat foto-fotonya. Bahkan lihat di Youtube yang pertunjukkan di Singapura, FABULOUS ya...kental budaya Indonesianya.. Saya suka itu.
Nah, dari referensi yang saya baca didapatkan informasi adalah:
- BRAy (Bandoro Raden Ayu) Atilah Soeryadjaya, menulis naskah sendratari ini berdasarkan kisah nyata dari nenek leluhurnya sendiri. Beliau yang lahir dan dibesarkan di dalam lingkungan istana Kerajaan Mangkunegaran ini juga merangkap sebagai sutradara, konseptor dan produser untuk ‘Matah Ati’.
- Penata Artistik : Jay Subyakto
- “Matah Ati” adalah sebuah kisah perjalanan dan perjuangan cinta yang terjadi di Jawa pada abad ke-18 tentang gadis desa bernama Rubiyah. Beliau kemudian menjadi bagian dalam masa perjuangan R.M.Said melawan penjajahan Belanda di tanah Jawa dimana ia menarik perhatian seorang ksatria ningrat Jawa yaitu R.M. Said yang juga dikenal Pangeran Sambernyowo yang kemudian jatuh cinta kepadanya. Hingga 16 tahun peperangan dan pemberontakan usai dengan kekalahan lawan, maka jadilah Raden Mas Said menjadi Raja bergelar Mangkunegara 1 dan Rubiyah menjadi istri dengan nama RAY KUSUMA MATAH ATI karena lahir di desa Matah dan bisa juga diartikan ‘Melayani hati sang pangeran’, melalui beliaulah turun generasi raja-raja Mangkunegaran.
- Raden Mas Said adalah cucu dari Amangkurat 4, pada waktu itu hasil dari peperangan dan pemberontakan akhirnya menghasilkan perundingan yang dikenal dengan Perjanjian Giyanti. Perundingan perdamaian itu menjadikan kerajaan di Jawa terbelah menjadi empat yaitu Kasultanan Jogjakarta dan Pakoealam Jogjakarta.. serta Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran Surakarta (Solo). Cerita indah ini dirajut dengan tema cinta, belas kasih, keberanian, keputusasaan dan sukacita.
- ‘Matah Ati’ menampilkan keagungan dan perjuangan wanita serta merupakan suatu fakta historis bahwa pada abad ke-18 sudah ada pejuang- pejuang wanita yang tangguh untuk menumpas keangkara murkaan dan ketidakadilan. Dengan kata lain, peran Rubiyah tidak hanya menjadi seorang istri/ibu yang selalu berada di wilayah urusan domestik (rumah tangga) dan wanita tani yang bisa menarikan tarian Jawa, seperti Srimpi, Bedaya dan lain-lain; melainkan juga mampu mendampingi R.M.Said dalam memimpin perang serta memimpin 40 prajurit wanita di medan perang layaknya laki-laki.
- Konsep dasar dari pertunjukan ini berangkat dari “Langendriyan” yaitu pertunjukan yang menyajikan tembang-tembang jawa dan tarian klasik jawa dengan Gaya Tari Mangkunegaran. Langendriyan sendiri lahir dari Kraton Mangkunegaran. Tradisi Mangkunegaran sebagai titik tolak untuk penciptaan karya ini.
NB: Dari peristiwa ini hikmahnya adalah ketika kita mendapatkan informasi akan ada sebuah pentas atau pertunjukkan di mana konsep dan orang-orangnya sangat kredibel dan kapasitasnya tidak diragukan lagi lebih baik langsung saja di follow up. Misalnya langsung pesan tiket. Seperti yang dikatakan teman saya ketika saya sampaikan bahwa Jay Subiyakto terlibat, dia katakan Bagus.. "Jay itu Bagus", begitulah kira-kira.
Sempat terlintas dipikiran saya waktu itu, ingin ijin beli tiket waktu jam istirahat kantor. Tapi ya prakteknya tidak semudah memikirkannya.
Sebenarnya kalau bisa transfer saya saat itu juga pasti akan langsung transfer. Tapi dikarenakan orang yang saya hubungi tidak mengatakan bisa ditransfer saya jadi bingung. Tapi kalau saya lihat di twitternya @matah_ati ternyata ada penukaran tiket, artinya tiket bisa dibeli dengan cara ditransfer. Saya suka dengan cara ditransfer. Mengapa? karena dengan transfer kita tidak perlu bingung kapan harus datang ke tempat penjualan tiket. Selain itu, dengan transfer kita bisa menukarkan voucher pada hari H....
Dari kejadian ini, hikmah yang lain adalah, ketika di satu tempat tidak melayani transfer, kita lebih baik mencari agen tiket yang lain ...!!!
NB: Kepada TEAM Matah Ati, Mohon ada pertunjukkan ulang ya, terima kasih...
No comments:
Post a Comment