Suasana Di dalam Gedung Kesenian Jakarta |
Yup, ceritanya Rabu malam, saya menonton pagelaran Wayang Orang di Gedung Kesenian Jakarta. Rasa penasaranlah yang mendorong saya untuk menontonnya.
Seusai Solat Magrib saya pergi ke Gedung Kesenian Jakarta dengan naik ojeg yang mangkal di depan kantor. Pertimbangannya adalah naik Ojeg akan lebih cepat daripada Taxi yang memang pada jam-jam itu waktunya pulang kantor. Benar dugaan saya. Jalanan malam itu padat dan ramai.
Saya akhirnya tiba di Gedung Kesenian Jakarta sekitar jam 7 pm kurang. Ternyata waktu tiba di sana loketnya belum buka dan gedungnya pun masih tutup. Tapi sudah ada beberapa orang yang datang.
Lalu, saya tanya salah seorang satpam yang sudah bekerja 8 tahun di sana. Ia katakan kepada saya bahwa pertunjukkan dibuka sekitar jam 8 pm.
Sekitar Jam 7.30 pm. penjulan tiket pun dibuka. Yang menjualnya adalah panitia acara bukan dari pihak Gedung Kesenian Jakarta. Harga tiket pun bervariasi, mulai dari 700 ribu, 300 ribu dan yang balkon dijual 200 ribu. Nah, saya beli yang termurah saja alias yang di Balkon.
"Mau pesan berapa tiket,"tanya petugasnya
"satu saja"., jawab saya
"oh anda cinta budaya ya", kata panitia yang lain (Bapak-bapak).
Lalu saya pun keluar membawa tiket. Tapi tak berapa lama kemudian Bapak itu memanggil saya.
"Mbak, kemari sebentar, saya tukar tiketnya ya dengan yang VIP", ujar Bapak itu.
"Kenapa Pak harus ditukar", tanya saya heran.
"Kasihan duduknya jauh, tidak terlihat dan karena mbak Sendiri, jadi saya kasih spesial", jelasnya.
"o terima kasih", kata saya.
Tiket VIP Kursi P No. 16 |
Ketika acara dimulai saya perhatikan balkon atas. Ternyata memang kosong, maksudnya tidak kosong sama kali bisalah penontonnya itu dihitung dengan jari tangan. Saya kira, Bapak itu ketakutan kalau tidak ada lagi penonton yang beli tiket di Balkon. Tapi nyatanya ada. Atas tempat duduk VIP yang diberikan kepada saya, dihaturkan terima kasih ya Pak. Sepertinya saya adalah pribadi yang selalu dilingkupi keberuntungan... Dan saya masih tersanjung dengan sikapnya Bapak itu. Mengapa? karena ternyata Bapak Itu berpikir ke arah yang namanya "kasihan", "rasa kemanusiaan" apapun itu istilanya. Kalau cuek khan ya, tidak perlulah memberikan kursi duduk di VIP kepada saya hehehehe...
Adegan Wayang Orang tersebut diawali dengan tarian.
Salah satu adegan dalam Wayang orang |
Oh ya, saya berikan inti ceritanya saja ya. Tapi Sebelumnya saya hendak memberitahu Arti dari "Trigantalpati" yang merupakan judul wayang orang tersebut. Trigantalpati itu artinya Sangkuni Kembar Tiga.
TRIGANTALPATI, HARYA SUMAN, atau SANGKUNI adalah kesatria Plasajenar yang terkenal sangat licik, culas atau julig.
Dilatarbelakangi oleh kekecewaan atas kegagalannya mempersunting Dewi Kunthi, karena kalah dalam sayembara pilih dengan Pandhu. Di lain pihak, ia harus merelakan kakak perempuannya yang bernama Dewi Gendari diperistri oleh Dhestharastra, kakak Pandhu yang buta sejak lahir. Dendam membara SANGKUNI senantiasa terus bergetar di dalam hati, kepada siapa pun yang menikmati hidup tentram penuh kedamaian.
SANGKUNI yang identik dengan manusia berbisa, telah berhasil memadukan kelicikan dan kebohongan untuk mengadu domba siappa pun. Tidak Kurang dari enam tokoh yang berhasil diadu domba; Prabu Baladewa Raja Madura dengan Wrekudara, Salyapati Raja Mandaraka dengan Setyajid penguasa Lesanpura, serta Burisrawa dan Setyaki. Keenam tokoh tersebut masih ada ikatan persaudararaan.
Juga dengan kejuligannya, ia peralat Prabu Kridhakawaca Raja Himamintaka guna memenuhi keinginannya; melecehkan Dewi Kunthi yang berbudi luhur, untuk meladeni nafsu bejatnya yang telah tiga puluh tahun terendam dalam lumpur asmara SANGKUNI.
Pendek kata, semua tatanan ia jungkir balikkan kerukunan ia cerai-beraikan, ketentraman ia porak-porandakan, demi kepuasan pribadi dan golongan.
"Hidup tanpa kelicikan adalah semu." itulah semboyan SANGKUNI.
Satu Sangkuni saja dapat memporak-porandakan berbagai tatanan kehidupan, baik sosial, budaya maupun politik, apalagi jika sebuah negara terdapat tiga Sangkuni.
Sebenarnya pementasan wayang orang ini ada terbagi menjadi beberapa adegan. Dan disetiap adegan itu ada ceritanya. Tapi sayang, saya tidak mendokumentasikan setiap adegan. Wayang orang ini meskipun kita bisa membaca dibuku Acara tapi memang tidak ada dialog atau narasi yang detail. Kalau di dalam opera yang saya pernah ikuti itu, setiap lakon atau narasi bisa diikuti dan ada naskahnya. Jadi, ini membantu jalan pikiran kita sinkron dengan adegan.
Yang saya sayangkan Dominannya dalam adegan tersebut penggunaan bahasa Jawa. Saya sudah tahu mengenai hal ini. Tapi saya tidak menyangka tidak akan ada dialog yang lumayan panjang dalam bahasa Indonesia di adegan itu. Alhasil saya mengantuk diengah-tengah adegan sampai menjelang akhir, Monoton. Rasa kantuk itu disebabkan selain karena monoton, juga karena pikiran saya itu diam. Karena bingung, apa yang harus diketawakan seperti penonton yang lain. Saya tertawa ketika ada adegan Punakawan.
Oh ya, saya rasakan Wayang orang itu syarat dengan ritualnya. Coba perhatikan gambar berikut ini:
Taburan Bunga Melati |
Entahlah saya tidak mengerti dengan maksud taburan bunga melati ini. Hehehehe..
Dari Wayang orang yang saya tontonan tersebut., musik gamelanlah yang menurut saya begitu universal. Walaupun tidak mengerti tapi kita semua bisa menikmati.
Dan menonton Wayang orang ini saya diingatkan lagi dengan tokoh seperti ini:
Punakawan |
Saya masih ingat ya, pertama kali lihat tokoh di atas diacara "RIA JENAKA" TVRI... tapi sayang sekarang tinggal kenangan. Teman-teman bisa mengidentifikasi tidak, dari ketiga tokoh diatas?
Hm...ya, yang ditengah itu adalah Petruk, yang sebelah kanan, Bagong dan sebelah kiri yang kurus dan kecil itu adalah gareng. Nah, Punakawan itu khan ada 4 satu lagi Semar. Semar ada di foto berikut ini:
Salah satu adegan Wayang Orang |
Lalu, apa artinya dari PUNAKWAN???
Setelah saya googling, saya dapatkan arti sebagai berikut:
Konon Sunan Kalijaga telah menciptakan wayang kulit tersebut untuk sarana dakwah, agar manusia senantiasa Eling marang GUSTI ALLAH.
Sekarang mari kita simak, apakah arti dari punakawan itu dan arti dari nama-nama tokoh dalam punawakan itu.
Punakawan itu berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti susah; sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti Punakawan itu juga bisa diterjemahkan teman/saudara di kala susah.
Ada penafsiran lain dari kata-kata Punakawan. Puna bisa juga disebut Pana yang berarti terang, sedangkan kawan berarti teman atau saudara. Jadi penafsiran lain dari arti kata Punakawan adalah teman atau saudara yang mengajak ke jalan yang terang.
Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan.
Tokoh-tokoh Punakawan itupun namanya memiliki arti. Semar berasal dari kata Samara (bergegas), Nala Gareng berasal dari kata nala khairan (memperoleh kebaikan). Sedangkan Petruk berasal dari kata fat ruk (tinggalkanlah), sementara Bagong berasal dari kata al ba gho ya (perkara buruk).
Jadi jika digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk, Bagong itu memiliki arti 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.
Seperti itulah kira-kira Wayang Orang yang saya tonton, saya pun sedikit tahu tentang tokoh pewayangan. Dan juga tokoh dalam Mahabharata yang dimasukkan dalam wayang ini (Mahabharata dulu pernah lihat serialnya tapi tidak sampai akhir hanya sepotong itu pun sudah lama seklai) ....
Berikut adalah tim dari Pagelaran wayang Orang:
Semua Kru Wayang Orang |
Adapun Hikmah yang dapat kita ambil dari Wayang tersebut, banyak. Tapi yang pasti tokoh Sangkuni ini bukan untuk ditiru oleh kita. Kita harus tetap waspada dalam hidup ini. Setiap orang memiliki karekteristik yang berbeda. Dan mengakui kekalahan dengan lapang dada adalah merupakan sikap kesatria. Tidak mendendam, menjunjung nilai-nilai kehidupan yang luhur, dll...........
NB: Mohon ya, kalau ada pagelaran lagi, Dialog bahasa Indonesianya dibanyakin, Terima Kasih atas atensinya :)
No comments:
Post a Comment