Yup ceritanya hari Sabtu pagi kemarin, saya bersama dengan rekan-rekan kantor melakukan Tour Ke bekas Letusan Gunung Merapi, atau untuk lebih serunya lagi menengok rumahnya Mbah Maridjan di Kenahrejo, Kaliurang, Yogyakarta. Menuju ke tempat sasaran kita dipandu oleh Boss kami, yang memang berasal dari Yogyakarta.
Kami berangkat sekitar pukul 9.00 Am ya dari Hotel tempat menginap. Berangkat pun menggunakan mobilnya hotel. Rombongan yang ikut dengan kami ada sekitar 12 Orang. Perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam.
Semula saya khawatir mobilnya tidak akan bisa naik, karena khan jalannya ada menanjak dan beban yang dibawa pun besar hehehehe...
Tapi alhamdulilah tidak terjadi apa-apa.
Sepanjang jalan yang dapat saya amati adalah abu bekas letusan gunung merapi masih ada dan beberapa tanaman pun mati dan rumah-rumah pun ada yang rata dengan tanah.
Berikut gambar yang saya dapatkan dalam rangka kunjungan ke kampung halamannya Mbah Maridjan.
Nah, kita kemudian lanjut ke atas ya..menuju rumahnya Mbah Maridjan.
Menuju tempatnya Mbah Maridjan, kita bisa pakai ojeg atau sewa motor. Jadi, motornya bisa dibawa oleh kita atau sama tukang ojegnya. Bayarnya sama saja. Perorang kena Rp. 20.000,-
Kebetulan untuk rombongan kami diputuskan untuk tidak menggunakan tukang ojegnya tapi dibawa oleh annggota rombongan kami supaya bisa mengangkut banyak.
Setelah sampai di atas, salah satu pemandangan yang tampak adalah seperti gambar di atas. Tapi sayang puncak gunungnya tidak bisa terlihat.
"Puncaknya dapat terlihat di pagi hari, sekitar jam 7", kata seorang tukang ojeg yang juga warga sana.
Dari lokasi itu kita turun sedikit masih menggunakan motor yang kita sewa menuju bekas rumahnya Mbah Maridjan.
Yup, gambar yang di atas adalah bekas rumahnya Mbah Maridjan. Bisakah teman-teman membaca papannya? Di Papan yang digantung itu terulis "RUMAH MBAH MARIDJAN"... nah kalau teman-teman bisa melihatnya secara langsung terlihat dupa dan bunga di bawah saung itu.... Hmmm ternyata ada yang melakukan itu ya...
Jadi, kalau melihat rumahnya Mbah Maridjan yang sudah tidak berbekas lagi, yang ada hanya tanah yang rata, artinya betapa dahsyatnya letusan gunung merapi itu...kalau melihat secara langsung di tempat kejadian, ya terasa sekali nyata bukan tayangan yang bisa dianggap hanya sebuah halusinasi...
Bagaimana dengan rumah-rumah penduduk?
Kalau di atas tidak ada rumah sama sekali. Menurut seorang warga, dulu banyak perumahan penduduk. Sekarang perumahan penduduk ada di bagian Bawah Gunung... ya ... ......itu pun hanya ada beberapa saja.
Yup, nah di lokasi yang kami kunjungi juga ada banyak warung.
Salah satu makanan yang menarik perhatian saya adalah jadah Tempe. Kebetulan sebelum ke kampungya Mbah Maridjan kita berhenti dulu di sebuah Tempat, masih di Kaliurang... tempatnya, seperti ada di posisi lembah dan masih merupakan tempat rekreasi.
Dari tempat itu ada rekan saya yang membeli jadah tempe. Saya penasaran, lalu saya pun mencobanya. Ternyata rasa jadah tempe itu seperti Ulen, ya, demikian namanya untuk Orang Sunda.
Itulah yang disebut dengan Jadah Tempe. Warnanya putih bulat....dimakannya dengan tempe bacem....
Ada bedanya Jadah Tempe dan Ulen..Jadi kalau Ulen itu setelah diuleni dan disimpan lama-lama bisa mengeras. Kalau jadah itu tidak mengeras... tapi rasanya sama seperti ulen. Dan setelah diuleni, Ulen bisa digoreng ya...
Seperti itulah kira-kira teman, pengalaman Liburan saya ke Jogyakarta... dan nantikan cerita saya berikutnya...Saya masih punya cerita soalnya.
Sebelum menutup blog ini saya ada beberapa tips untuk diperhatikan apabila teman-teman ingin tour ke Pegunungan...
Kami berangkat sekitar pukul 9.00 Am ya dari Hotel tempat menginap. Berangkat pun menggunakan mobilnya hotel. Rombongan yang ikut dengan kami ada sekitar 12 Orang. Perjalanan ditempuh kurang lebih 2 jam.
Semula saya khawatir mobilnya tidak akan bisa naik, karena khan jalannya ada menanjak dan beban yang dibawa pun besar hehehehe...
Tapi alhamdulilah tidak terjadi apa-apa.
Sepanjang jalan yang dapat saya amati adalah abu bekas letusan gunung merapi masih ada dan beberapa tanaman pun mati dan rumah-rumah pun ada yang rata dengan tanah.
Berikut gambar yang saya dapatkan dalam rangka kunjungan ke kampung halamannya Mbah Maridjan.
Pohon yang tumbang tapi masih terlihat ada tumbuhan yang masih menghijau |
Katanya yang berbentuk lembah ini sebagai jalannya Lava..... |
Nah, kita kemudian lanjut ke atas ya..menuju rumahnya Mbah Maridjan.
Menuju tempatnya Mbah Maridjan, kita bisa pakai ojeg atau sewa motor. Jadi, motornya bisa dibawa oleh kita atau sama tukang ojegnya. Bayarnya sama saja. Perorang kena Rp. 20.000,-
Kebetulan untuk rombongan kami diputuskan untuk tidak menggunakan tukang ojegnya tapi dibawa oleh annggota rombongan kami supaya bisa mengangkut banyak.
Pemandangan di bagian atas |
"Puncaknya dapat terlihat di pagi hari, sekitar jam 7", kata seorang tukang ojeg yang juga warga sana.
Dari lokasi itu kita turun sedikit masih menggunakan motor yang kita sewa menuju bekas rumahnya Mbah Maridjan.
Bekas Rumahnya Mbah Maridjan |
Jadi, kalau melihat rumahnya Mbah Maridjan yang sudah tidak berbekas lagi, yang ada hanya tanah yang rata, artinya betapa dahsyatnya letusan gunung merapi itu...kalau melihat secara langsung di tempat kejadian, ya terasa sekali nyata bukan tayangan yang bisa dianggap hanya sebuah halusinasi...
Bagaimana dengan rumah-rumah penduduk?
Kalau di atas tidak ada rumah sama sekali. Menurut seorang warga, dulu banyak perumahan penduduk. Sekarang perumahan penduduk ada di bagian Bawah Gunung... ya ... ......itu pun hanya ada beberapa saja.
Ada warung |
Salah satu makanan yang menarik perhatian saya adalah jadah Tempe. Kebetulan sebelum ke kampungya Mbah Maridjan kita berhenti dulu di sebuah Tempat, masih di Kaliurang... tempatnya, seperti ada di posisi lembah dan masih merupakan tempat rekreasi.
Dari tempat itu ada rekan saya yang membeli jadah tempe. Saya penasaran, lalu saya pun mencobanya. Ternyata rasa jadah tempe itu seperti Ulen, ya, demikian namanya untuk Orang Sunda.
Jadah Tempe |
Itulah yang disebut dengan Jadah Tempe. Warnanya putih bulat....dimakannya dengan tempe bacem....
Ada bedanya Jadah Tempe dan Ulen..Jadi kalau Ulen itu setelah diuleni dan disimpan lama-lama bisa mengeras. Kalau jadah itu tidak mengeras... tapi rasanya sama seperti ulen. Dan setelah diuleni, Ulen bisa digoreng ya...
Seperti itulah kira-kira teman, pengalaman Liburan saya ke Jogyakarta... dan nantikan cerita saya berikutnya...Saya masih punya cerita soalnya.
Sebelum menutup blog ini saya ada beberapa tips untuk diperhatikan apabila teman-teman ingin tour ke Pegunungan...
- Tentu kita harus sarapan dulu ya, supaya punya energi.
- Persiapkan cemilan, dan juga air minum. Karena naik gunung itu bisa menyebabkan dahaga.
- Pakailah baju yang rileks, bawa topi karena panas, tapi ini tergantung teman-teman. Jangan khawatir kalau tidak punya topi, karena di lokasi, banyak dijual bermacam-macam topi yak...
- Jangan lupa bawa tisu atau handuk kecil untuk menyeka keringat.
- Nah ini penting, pakailah sandal gunung atau sepatu gunung. Jangan salah pakai alas kaki, karena naik gunung bisa membuat debu masuk alas kaki.
- Yang terpenting adalah jangan lupa bawa kamera ya untuk mengabadikan moment yang special.
- Tak kalah pentingnya adalah jangan lupa untuk membayar retribusi.
No comments:
Post a Comment