Yup, seperti biasanya sehabis pulang les saya melewati jembatan Busway. Malam itu pulang les dibarengi dengan hujan.
Saya perhatikan malam itu tidak biasanya ada penjual kue bandros di Jembatan itu. Saya pun langsung beli seharga Rp. 3000,- Kue Bandros merupakan jajanan kampung terbuat dari tepung beras dan santan. Saya perhatikan ada yang berbeda cara penyajiannya dengan
Kue Bandros yang dijual di kampung halaman.
Kue Bandros yang dijual di Jakarta ini disajikan dengan gula pasir sedangkan di kampung halaman saya biasanya disajikan dengan saus. Heheheh... Tapi tetap ya karena merasa aneh saya gulanya tidak dimakan habisnya aneh.
Nah, otomatis si Kue Bandros ini saya bawa ke busway. Karena malam itu hujan dan saya ingin makan makanya dilahaplah Bandros itu di dalam Busway. Kebetulan juga saya dapat tempat duduk.
Sedang menikmati itu kue tib-tiba petugas Busway meminta saya untuk berhenti makan.
"Mabak jangan makan", seru si Petugas Busway itu
"Hm, kenapa ya gak boleh makan, minum juga kalau di bus gak apa-apa. Sejak kapan ya gak boleh makan" gerutu saya.
"Takut buang sampah sembarangan mbaknya", kata seorang penumpang di sebelah saya.
"Ya enggaklah, masa buang sampah di sini"
Karena saya masih penasaran dengan larangan si petugas busway itu, lalu saya pun tanya lagi dia.
"Mas, memang dilarang ya untuk makan di busway".
"Mbak memangnya gak tau ya?"
"Iya, saya tidak tahu"
"Iya kalau mbak makan yang lain harus diberi juga"
Sontak saya tertawa dalam hati...
"Ya, petugasnya belum makan tuh mbak, mbak sih tidak ngasih dia", ujar yang duduk disampingku...
Hmmmm.... Saya tidak tahu peraturan yang sebenarnya. Entahlah apakah dia hanya bercanda atau memang benar adanya.
Dan ketika busway sudah sampai blok M, tiba-tiba saya mendengar selintas ada yang memanggil mbak. Tetapi saya berlalu saja seiring dengan hujan yang deras.
No comments:
Post a Comment