Search This Blog

Thursday, June 30, 2011

Kunjungan Ke Prambanan, dan Ratu Boko

Kunjungan ke Prambanan dan Ratu Boko merupakan rangkaian akhir dari wisata Yogyakarta di Hari Sabtu itu.
Setelah menengok rumahnya Mbah Mardijan, kita langsung menuju ke Candi Prambanan. Tentu saja sehabis makan siang dan solat Zuhur di Soto Mekar Jaya.
Dari Soto Mekar Jaya ke Candi Prambanan Dekat, kira-kira 20 menitan.
Sesampainya di Komplek Candi Prambanan, kita tidak bersegera mengelilingi Candi. Tapi kita terlebih dulu berkunjung ke Ratu boko. Tentunya dengan memakai shuttle bus yang ada di komplek Candi Prambanan.

Tiket dari Prambanan ke Boko Rp. 30.000,- per orang ya :)
Yup, setelah membeli tiket itu, kita langsung naik shuttle bus ke Boko. Jadi, kita keluar lagi dari kompleks  candi prambanan. Ada yang mengatakan Candi Boko ada juga yang mengatakan Istana Ratu Boko, nah mana yang benar? kalau menurut saya dua-duanya benar.

Map Ratu Boko

Perjalanan dari Prambanan ke Ratu Boko tidak lama ya ada sekitar 15 menit. Menurut informasi yang saya peroleh Candi Boko atau Kraton Ratu Boko itu letaknya kurang lebih 2 km ke arah selatan dari Candi Prambanan, berdiri di  atas Bukit Kidul yang merupakan lanjutan dari pegunungan Seribu dengan pemandangan alam nan permai disekitarnya. Bangunan Ini sangat unik berbeda dengan bangunan-bangunan  lain sesamanya dan lebih mengesankan sebuah keraton (Istana).

Diperkirakan Balaputera Dewa dari Dinasti Syailendra yang beragama Budha mendirikannya pada pertengahan abad 9 Masehi sebagai benteng pertahanan yang strategis terhadap Rakai Pikatan. Menurut legenda di sinilah letak istana Ratu Boko, ayah Loro Jonggrang.

Segitiga kecil di Ujung Sana merupakan Candi Prambanan terlihat dari Keraton Ratu Boko


Ya, ketika kami dalam perjalanan menuju Ratu Boko itu memang tampak ratu Boko ini letaknya terlihat di atas ya... dan dari gambar tersebut di atas memang membuktikan bahwa Ratu Boko itu terletak di ketinggian. Itu yang gambar kecil berupa segitiga merupakan Candi Prambanan terlihat dari Keraton Boko.
Tak heran apabila ada sebagian orang yang mengatakan Candi Boko atau Keraton Ratu Boko, wong memang  candinya juga tidak terlihat oleh saya dan memang lebih menyerupai Bekas Keraton ya.

Menurut cerita dikatakan bahwa dari  Keraton Boko ini sang raja melihat candi-candi yang merupakan bagian dari wilayah kekuasaannya.

Hal ini membuktikan bahwa orang Zaman dahulu telah menguasai ilmu pengetahuan bagaimana mendirikan sebuah bangunan yang strategis. Luar biasa bukan?? mereka mencari tempat yang strategis.

Kami pun tidak berlama-lama di Keraton Ratu Boko, ada kurang lebih 20 menit kami di sana. Lalu kembali ke Candi Prambanan dengan shuttle bus yang membawa pegunjung ke Ratu Boko.

Tiba kembali di Candi Prambanan , kami langsung menuju Candi Prambanan.


Candi Prambanan nampak hitam, karena memang kita posisinya membelakangi matahari :)
Informasi yang saya dapatkan mengatakan bahwa Candi prambanan ini awalnya disebut juga candi Loro Jonggrang tetapi orang sekarang ini lebih sering menyebutnya dengan Candi Prambanan karena letaknya di Prambanan.  Dan merupakan kelompok percandian Hindu yang dibangun oleh raja-raja Dinasti Sanjaya pada abad IX.

Ada Mitos yang mengatakan barang siapa saja pasangan yang datang ke Candi Prambanan ini bakal putus. Tapi ya itu khan mitos, lagipula saya masih single jadi tidak ada masalah ya hehehehe..

Konon, menurut legenda, Loro Jonggrang adalah seorang dara atau gadis jangkung  putri Prabu Boko (yang kita ulas di awal tentang Keraton Boko ).

Sedikit saya ceritakan legendanya Loro Jonggrang ya. 

Pada Zaman dahulu kala di P  Jawa ada dua buah kerajaan Hindu yaitu, Kerajaan Pengging dan Keraton Boko. Kerajaan Pengging adalah kerajaan yang subur dan makmur yang dipimpin oleh seorang raja yang arif dan bijaksana bernama Prabu Damar Moyo dan mempunyai putra laki-laki yang bernama Bandung Bondowoso. Saya tidak tahu ada hubungan apa ya dengan nama Bandung di daerah Jawa Barat???

Sedangkan kerajaan Boko berada pada wilayah kekuasaan kerajaan Pengging yang diperintah oleh seorang raja kejam dan angkara murka yang tidak berwujud manusia biasa tetapi berwujud seorang raksasa besar yang suka makan daging manusia, bernama Prabu Boko. Akan tetapi Prabu Boko mempunyai seorang puteri yang cantik jelita bak bidadari dari khayangan bernama putri Loro Jonggrang.

Inti ceritanya Prabu Boko ingin memberontak dan menguasai pengging, tapi sayang usahanya dapat digagalkan oleh Raden Bandung Bondowoso, bahkan ia dapat membinasakan Prabu Boko. Patih Gupolo yang merupakan pembantunya Prabu Boko melaporkan kematian Prabu Boko kepada Loro Jonggrang. Mendengar kematian ayahnya tentu Loro Jonggrang sangat sedih. 

Bandung Bondowoso mencari Patih Gupolo yang melarikan diri dari perang setelah Prabu Boko tewas tiba di Keraton Boko. Melihat kecantikan Loro Jonggrang, Ia ingin mempersuntingnya. Tetapi Loro Jonggrang tidak mau dipersunting oleh Bandung Bondowoso karena  telah membunuh ayahnya. 

Untuk menolak pinangan Raden Bandung Bondowoso maka Putri Loro Jonggrang mempunyai siasat yaitu Ia mau dipersunting Bandung Bondowoso asalkan dikabulkan dua permohonannya. Yaitu: Dibuatkan 1000 candi dalam satu malam dan juga membuat Sumur Jala Tunda. 

Sumur Jala Tunda pun selesai, dan Loro Jonggrang pun menyuruh Bandung Bondowoso untuk masuk ke dalam sumur. Setelah sampai di bawah, Loro Jonggrang memerintahkan Patih Gupolo untuk menimbun sumur dengan batu. Akan tetapi Bandung Bondowoso tidak mati. Bandung Bondowoso marah, tetapi kemarahannya dapat reda karena kecantikan Loro Jonggrang. 

Loro Jonggrang kemudian menagih janji yang lain yaitu, 1000 candi. Raden Bandung Bondowoso pun membuat 1000 candi dengan bantuan Jin-Jin, akan tetapi di lain pihak Putri Loro Jonggrang ingin menggagalkan usaha Bandung membuat candi. Ia memerintahkan para gadis di sekitar Prambanan untuk menumbuk padi dan membakar jerami supaya kelihatan terang untuk pertanda pagi sudah tiba dan ayampun berkokok. 

Mendengar ayam berkokok dan orang menumbuk padi serta di timur kelihatan terang maka para Jin berhenti membuat candi. Jin melaporkan kepada Raden Bandung Bondowoso bahwa jin tidak bisa meneruskan membuat candi yang kurang satu karena pagi sudah tiba. 

Firasat Raden Bandung Bondowoso, mengatakan pagi  belum tiba. Maka dipanggilah Loro Jonggrang disuruh menghitung candi dan ternyata jumlahnya 999, kurang satu candi. Maka Loro Jonggrang pun tidak mau dipersunting Raden Bandung. Karena merasa ditipu dan dipermainkan Loro Jonggrang, Bandung Bondowoso murka sekali dan mengutuk Loro Jonggrang menjadi arca patung batu. Raden Bandung Bondowoso pun mengutuk para gadis di sekitar Prambanan menjadi perawan, kasep (perawan tua) karena telah membantu Loro Jonggrang.

Jadi, tak heran kalau kita hubungkan antara Legenda dan mitos itu. Karena candi  Prambanan itu dijadikan simbol ketidaklanggengan cinta....heheheheh...
Nah, bagaimana menurut teman-teman mengenai Legenda Loro Jonggrang ini? percaya tidak?
Tentu namanya juga Legenda, jadi ya kalau menurut saya Legenda itu membuat pikiran kita terus bertanya-tanya. Namun apa jadinya ya kalau kita tidak punya legenda sebagai pelengkap, bumbu,  yang bisa dijadikan pelajaran hidup. Legenda itu bagi saya menarik dan saya senang membaca legenda.

Ceritanya dulu saya punya beberapa seri buku tentang Cerita Rakyat. Ada cerita Rakyat 1, 2, 3, 4, dst.. dan itu Cerita rakyat dari berbagai daerah. Saya  mendapatkannya dari perpustakan Sekolah  Dasar My Mom. Membaca cerita rakyat itu membuat pikiran saya berimajinasi dan larut dalam ceritanya. Tapi sayang bukunya tidak ada entah kemana? dulu waktu kecil khan saya senang sekali membuat uang kertas dari buku... tapi perasaannya saya katakan buku itu tidak saya robek-robek untuk dijadikan uang fiktif xixixixixixi....


Apa yang kita lakukan di Candi Prambanan?

Tentu saja kita berfoto ria... Yang saya sayangkan adalah, tidak ada guide untuk kami. Dan menurut saya untuk berkunjung ke Candi itu lebih baiknya ada guidenya. Jadi ya, wisata kita tidak hanya menghasilkan foto-foto saja tapi kita dibekali dengan informasi yang banyak mengenai candi.

Berikut adalah Arca yang berhasil saya Potret di dalam Candi Prambanan.

Arca Dewa Wisnu

Sayang, karena karena keterbatasan informasi dan waktu saya tidak dapat potret arca Loro Jonggrang yang fenomenal itu dan juga arca-arca lain...

Setelah selesai dengan candi Prambanan kita pulang dengan menggunakan kereta ini:

Kereta ini mengantarkan kita ke luar dari kompleks candi prambanan


Yup, sebelum kita benar-benar meninggalakan Kompleks candi Prambanan, kita mampir dahulu ke Candi Plaosan. Ditunggu kereta 5 menit. 

Candi Plaosan dibangun pada abad pertengahan ke 9 Masehi oleh Rakai Pikatan sebagai hadiah kepada Permaisurinya.

Candi PLaosan


Dengan waktu lima menit ini saya pun berfoto-foto ria. Lima menit waktu yang diberikan berlalu, kita pun pulang.

Teman-teman ingin mengetahui darimana saya mendapatkan cerita mengenai Loro Jonggrang???
Jawabannya adalah dari sini:

Buku syarat Informasi hehehehe ....
Dikarenakan tidak ada guide yang menjelaskan secara detail mengenai Candi Prambanan, maka saya membeli buku tersebut. Penjualnya ada di sekitar pintu keluar candi Prambanan ya. Tiga buku itu dihargai Rp. 5000,- cukup murah bukan??
Dan jangan heran kalau anda googling nanti, banyak ceritanya yang mirip, karena memang sumbernya sama ya hehehe.....

Dari pengalaman saya ke Candi Prambanan dan Boko ini, maka saya akhirnya mengambil kesimpulan dalam bentuk tips ya, sebagai berikut :
  1. Apabila kita ingin melakukan tour ke sebuah Candi ada baiknya kita di dampingi Guide untuk menjelaskan hal ikhwal candi. 
  2. Kalau pun tidak didampingi Guide ada baiknya kita searching untuk mendapatkan informasi mengenai candi yang akan kita kunjungi. Hal ini untuk memudahkan kunjungan kita dan agar lebih terarah kita mau pergi kemana, mau melihat bagian mana, mau memotret apanya dsb...jadi kita tidak bingung di sana.
  3. Bawalah kamera dan alat tulis ya.
  4. Boleh juga Bawa bekal dan 
  5. Untuk menghindari panas bisa bawa payung sendiri atau menyewa payung di sana. 
  6. Bayar Retribusi ya.

Dan berbicara mengenai Yogyakarta, apakah teman-teman yang bukan berasal dari Yogya ingin tinggal di sana?
Saya jelas tidak mau. Yogyakarta panas ya. Menurut orang sana panasnya Yogya itu membuat kulit hitam. Tapi bukan itu alasan saya tidak mau tinggal di Yogya, melainkan karena saya ingin tinggal di daerah yang Sejuk dengan pemandangan seperti Ratu boko itu ya dan suasananya yang adem ya heheeeeeee....Tapi walau bagaimanapun juga memang Yogyakarta karena dulunya ada sebuah kerajaan maka peninggalannya pun banyak... atau memang ada yang  menarik yang bisa kita kunjungi :)

Mengakhiri Blog ini saya menantang teman-teman yang sudah punya pacar, kekasih untuk datang ke Candi Prambanan bersama-sama, apakah teman-teman berani? hehehehheeeeeee...


No comments:

Post a Comment