Baiklah pada malam ini saya hanya ingin sharing sedikit pengalaman saya dengan semuanya. Ceritanya tiga hari yang lalu ikut Raker di Ancol sebagai petugas Registrasi.
Nah kebetulan dalam event itu ada diskusi kelompok. Peserta pun dibagi ke dalam Lima kelompok Diskusi. Setiap kelompok ada yang berjumlah 15 orang peserta atau lebih yang terdiri dari para pejabat eselon 1, eselon 2 dan 3. Masing-masing kelompok melakukan diskusi di tempat yang terpisah dan dipimpin oleh dua orang fasilitator dari pejabat Eselon 3, satu orang notulen, satu orang pencatat script atau resume, dan petugas persidangan. Untuk fasilitator memang sengaja dipilih dari Eselon 3 itu untuk memberkan kesempatan kepada "mereka" tampil dan menunjukkan kemampuannya. Fasilitator itu bertugas untuk mengarahkan jalannya acara. Tapi dalam pelaksanaannya lebih dari itu. Mereka harus bisa "mengimbangi" peserta yang eselon 1 dan 2. Ya, harus bisa melakukan argumentasi dsb.
Hal yang membuat saya takjub adalah diskusi kelompok tersebut dilakukan dengan metode "Menempel". Jadi, Panitia acara sebelumnya telah menetapkan isu-isu yang berbeda untuk dibahas di setiap kelompok. Isu atau permasalahan yang nantinya mencuat akan ditulis di potongan kertas dan ditempel di layar. Maksudnya sih baik agar semua orang bisa menyuarakan pendapatnya dan fair. Untuk lebih jelasnya berikut adalah gambar Teknik "menempel":
layar untuk menempel hasil diskusi |
Nah, gambar tersebut untuk lebih detailnya bisa dilihat dari potongan-potongan gambar berikut ini:
Gambar Potongan Pertama |
Gambar potongan kedua |
Gambar Potongan ketiga |
Jadi, pada layar itu ada No, Isu, Masalah, Penyelesaian, Penanggung Jawab yang terdiri dari Unit Kerja dan Kegiatan, ada Unit kerja Terkait yang terdiri dari bagian Unit Kerja dan Kegiatan, dan yang terakhir adalah waktu. Anda pasti sedang sedang berpikir bagaimana kertas-kertas itu ditempel bukan???
Ya, kertas itu di tempel dengan terlebih dahulu memberikan lem semprot di atas kain. Jadi, kertasnya bisa nempel di kain yang menjadi layar tersebut. Memang teknik ini tidak praktis tapi patut diaplikasikan, karena mendorong untuk lebih terbuka, detail, jelas dan berani dalam mengemukakan pendapat serta adil.
Anda pasti masih memiliki pertanyaan terkait teknik menempel ini bukan??? Darimanakah asalnya teknik ini???
Ya, menurut teman saya yang juga menjadi panitia acara ini, Teknik seperti ini diadaptasi dari dikusi-diksusi yang selalu dilakukan oleh LSM. Kalau dulu saya pun pernah ikut menghadiri semacam diskusi yang diadakan oleh sebuah NGO atau LSM, tapi mereka tidak menggunakan teknik "menempel" melainkan menayangkan langsung hasil dari diskusi. Jadi, setiap ada pertanyaan dan juga jawaban dari narasumber, notulennya langsung mengetik dan langsung menayangkan.
Oh ya, selain teknik menempel dalam diskusi kami, ada juga penayangan pakai Infocus. Apa yang saya cermati dari jalannya diskusi tersebut adalah, kalau fasilitatornya bagus dan menguasai materi jalannya diskusi pun akan lebih hidup dan menurut saya, tetap jabatan masih menunjukkan kualitas. Maksudnya, di kelompok yang saya ikuti pejabat eselon 1 dan 2 masih mendominasi dan saya rasa itu wajar, tohk mereka sudah banyak makan asam garam. Entahlah kalau di kelompok yang lain...Intinya adanya diskusi semacam ini baik, apalagi diakhiri dengan penandatanganan kesimpulan hasil dikusi yang mana nantinya akan ada follow up atau tindak lanjut......................
Demikian sharing saya.....Good Night......
No comments:
Post a Comment