Baiklah sekarang saya ingin menceritakan proses menuju konser atau pentas seni di TIM. Hal pertama yang kita lakukan sebelum menonton adalah memesan tiket. Setelah berembug dengan teman saya akhirnya dicapailah mufakat kita menonton dengan tiket kelas 3 yang harganya RP. 100.000; Jadi untuk setiap tiket ada beberapa kategori, bisa dilihat Di sini
Waktu itu kita putuskan beli tiket dari agen yaitu Raja Karcis bukan langsung di tempat. Karena pertimbangannya adalah jaga-jaga kehabisan tiket karena tanggal 1 Januari kita perkirakan akan ramai sehubungan dengan liburan. Setelah membooking tiket untuk tiga orang, saya transfer uangnya melalui ATM. Tapi di sini ATMnya harus BCA. Tiket, kata agennya bisa diambil pas H-1. Saya pesan untuk pertunjukkan yang jam 14.00 WIB.
Hari Jumat siang saya ambil tiketnya di Raja Karcis Manggarai. Karena saya dari BLOK M, berarti jalur yang saya tempuh atas saran dari teman saya yaitu: Naik BUSWAY dari Blok M kemudian Turun di Halte Busway Dukuh Atas menuju Halte Busway Arah Manggarai atau PuloGadung nanti Turun di Halte Busway Manggarai. Nah, Raja Karcis ada dekat halte busway atau dibelakangnya. Ada spanduknya, tinggal jalan. Kalau pulangnya saya naik Kopaja 66. Kalau naik busway lagi saya malas transit yang artinya harus jalan lagi dan pindah busway lagi.
Tiket kelas tiga Rp. 100.000; |
Hari H, Sabtu, 1 Januari 2011
Nah, pas hari H, saya dan teman saya Nor, pergi ke Taman Ismail Marzuki dengan Taxi. Naik Taxi kesana hanya membayar Rp. 35.000; kita bayar 50:50. Ketika datang ke sana, pertunjukkan masih satu jam lagi. Jadi kita putuskan untuk makan siang dulu. Makanan di sana ada. mulai dari burger, kerak telor sampai lontong dan gorengan. Pada saat itu kita inginnya makan berat karena belum makan nasi sedari pagi. Tapi sayang waktu kami cari tidak menemukan Warung Nasi dan ternyata ketika mau pulanglah kami menemukan warung nasi itu letaknya agak ke luar atau dekat dengan gerbang masuk. Maklumlah itu khan kali pertama kami ke sana .....
Saya jadinya makan lontong dengan tahu goreng seperti ini:
lontong dan tahu goreng yang sudah dikasih bumbu |
Untuk satu buah lontong dan satu goreng tahu plus satu aqua botol totalnya Rp. 16.000; makanan itu hanya tersedia di luar gedung ya. Sebenarnya saya ingin coba makan kerak telor. Sumpah saya belum pernah mencobanya. Tapinya kurang begitu berhasrat waktu itu. Ya itulah kalau ada barangnya di depan mata malah tidak mau, kalau jauh dari mata malah mengidam. Oh ya saya takjub melihat penjual kerak telor di sana karena mereka berjualan dengan pakaian Khas Betawi, seperti ini:
keren khan melihat penampilan mereka :D |
Apa yang mereka lakukan itu termasuk upaya melestarikan Budaya Betawi serta kulinernya.
30 menit sebelum acara dimulai, saya dan teman saya bersiap-siap masuk. Pintu masuk untuk masing-masing kelas berbeda. Untuk kelas tiga pintu masuknya ada di pintu bawah atau dekat degan Ticket Box. Nah untuk Musikal Laskar Pelangi diadakan di gedung Teater Jakarta, seperti ini:
Gedung Teater Jakarta |
Menurut teman saya fen, ternyata gedung Teater Jakarta termasuk yang baru dibangun, jadi MLP atau Musikal Laskar Pelangi itu sekaligus untuk mempromosikan gedung baru itu. Saya informasikan, ternyata di TIM itu ada Planetarium, ada bioskop ada toko buku bekaslah. Itu yang saya amati, selebihnya saya kurang tahu.
toko buku bekas dekat gedung bioskop |
20 menit sebelum acara dimulai teman saya satu lagi fen, belum datang masih dalam perjalanan, saya tunggu dia di luar sedangkan teman saya Nor, masuk ke dalam terlebih dulu untuk menandai tempat duduk. Karena kata fen yang sudah menonton dan ini kedua kalinya, untuk kelas tiga duduknya bebas tidak di beri Nomor. Jadi, kita harus gesit untuk mendapatkan posisi duduk yang nyaman. Akhirnya teman saya Nor, mendapatkan kursi duduk di line 5 dari bawah. Ini berarti posisinya agak di atas.
Kurang lebih 10 menit lagi acara akan dimulai teman saya Fen, datang. Kami masuk melalui gate yang dijaga ketat oleh petugas. Ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi, diantaranya tidak boleh bawa makanan dan minuman ke dalam gedung, tidak boleh memotret dan merekam dan tidak boleh membawa anak balita atau anak dibawah 5 tahun. Saya rasa untuk aturan terakhir yang melarang membawa balita kurang sosialisasinya, terbukti masih ada orang yang membawa balita. Petugas melarangnya masuk, tapi akhirnya dia lunak dan membolehkan masuk dengan syarat kalau si balita mau nangis, si Ibu harus segera meninggalkan ruangan pertunjukkan. Ketika masuk, kami diberi buku pegangan seputar MLP dan dicap seperti ini:
terulis ada kelas 3 ya |
Dari pintu masuk menuju ruang pertunjukan kami naik Lift karena tempat duduk kami sesuai dengan harga tiket kelas 3 yang ada di lantai 3. Dan inilah ruangan sebelum pentas dimulai.
panggung sebelum acara dimulai |
Bisa dibayangkan posisi duduk saya dimana? Yup, pertama kali pentas itu dimulai saya begitu terharu dan tiba-tiba saja air mata saya meleleh padahal ceritanya belum jalan jauh. Tapi yaitulah saya, hehehe... Ini adalah pertama kalinya saya menonton semacam opera secara langsung dan saya bisa melihat orang -orangnya langsung. Dulu saya hanya lihat lewat televisi. Saya takjub dengan mereka yang terlibat dalam MLP. Coba saja lihat mesikipun hanya pemain figuran atau penari saja. Tapi mereka semuanya bernyanyi dan mereka sangat menikmati dan menjiwai setiap gerakan. Saya takjub melihatnya. Selamat untuk semua orang yang terlibat dalam MLP. Anda semua adalah orang-orang pilihan. Untuk orang-orang yang berada di belakang layar saya bangga dengan anda semuanya. Semoga anda semua bisa melahirkan lagi karya Maha Agung lainnya. Mengenai Film Laskar Pelangi, saya juga pernah menulisnya di blog saya Di sini
Dan ini gambaran ketika acara sedang berlangsung:
ketika sedang pentas |
Memang selama acara ini diputar kita tidak diperkenankan untuk memotret tapi saya memaksa untuk memotret supaya cerita di blog saya ini bisa lebih menarik hehehehe...saya pun karena perbuatan ini sudah ada dua kali diperingatkan oleh petugas. Dikarenakan sudah dua kali atau sudah batas maksimal maka saya harus berhenti melakukan craziest thing, bisa-bisa saya diusir. Saya pun tidak lagi motret-motret.
Itulah menariknya pergi dengan teman-teman, kita tidak jaim-jaim. Akan repot jadinya kalau kita pergi dengan pasangan. Kasihan jadinya pasangan kita itu, karena kita melakukan hal-hal yang "unik". Ya, bersyukurlah kalau pasangan kita cuek. Oh ya pentas pun dihentikan untuk sementara waktu selama 20 menit untuk istirahat. Ada yang memanfaatkannya untuk sholat dan jajan. Di dalam sebenarnya ada yang menjual makanan.
di dalam ada juga yang menjual makanan |
Setelah 20 menit berlalu, kami pun masuk lagi ruangan. Untuk sesi kedua ini, tempat duduk kami berbeda. Karena yang semula ada yang menempati jadinya kami duduk di line ke-dua dari depan. Oh ternyata lebih kelihatan ya panggungnya daripada di line 5 tadi. Apalagi kalau di line pertama. Saya yang notabene takut ketinggian merasa nyaman duduk di sini. Oh ya mengenai proteksi atau pengaman untuk ruangan, mengapa saya rasakan kurang. Besinya kurang tinggi ya. Saya mengerti mungkin itu untuk menjaga agar objek panggung bisa terlihat oleh orang yang duduk paling atas. Tapi dipikiran negatif saya membayangkan seperti ini, kalau saja ada orang terjatuh dari atas terus menggelinding ke bawah, buruknya lagi nanti mental ketengah panggung bisa repot itu. Ya karena itu tadi "partisinya" kurang protect. Karena saya merasa ketika duduk di atas itu rasanya curam sekali hehehehe....
3 jam berlalu dan pertunjukkan itu pun selesai saya sangat menikmatinya.... setelah itu kita bubar, di luar ada orang yang sedang berfoto-foto dengan para pemeran MLP. Orang-orang behind the scene juga ada. Saya ikut saja berforo ria mengikuti suasana. Saya hanya kagum saja kepada mereka semuanya. Ketika sesi foto-fotonya sudah selesai saya dan teman saya masuk ke toko Marchendise, tak berapa lama kita di sana, tiba-tiba teman saya melihat ada Riri Reza, kita keluar lagi untuk foto-foto. Kita terlena dengan foto-foto, jadi lupa untuk kembali membeli Merchandise. Ketika akan membeli Merchandise tiba-tiba saja petugas itu mengusir kami untuk segera meninggalkan lokasi karena tempat harus disterilkan mengingat pentas yang kedua akan segera digelar. Ya, memang khusus hari Sabtu dan Minggu ada dua kali pagelaran. Yaitu jam 14.00 dan jam 19.00 WIB. Oleh karena itu, kita harus bisa membagi waktu untuk berfoto dan membeli merchandise....setelah pertunjukkan itu selesai saya dan teman-teman saya itu makan-makan dulu baru pulang.
Hot Tea Harganya Rp. 10.000; |
California Burger Rp. 25.000; |
Sang Anak: "kenapa alingnya gak ada"
Sang Ibu: "alingnya pergi ke Jakarta"
Sang Anak: "Kenapa Alingnya pergi ke Jakarta"
Sang Ibu:"Alingnya pergi untuk liburan"
Sang Anak:"memangnya rumahnya dimana?"
Sang Ibu : "Rumahnya khan di Belitung"
Sang Anak: "memangnya rumah yang sebenarnya dimana?"
Sang Ibu: "di Jakarta"
Sang Anak:"khan di belitung rumahnya, rumah yang sebenarnya dimana?"
Me: ?@#*?1@ (heheehe so kritis)
Untuk anda yang tinggal di daerah dan ingin menonton MLP segeralah hubungi saudara anda di Jakarta karena pertunjukkannya masih lama sampai tanggal 9 Januari. Jadwal selengkapnya bisa di lihat di sini: Di sini
Disini saya ada petikan dari lagu MLP seperti ini :
........................."Agar dapat raih cita-cita, setinggi langit seluas samudera".............
"Kita Hidup di dunia ini bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya tapi memberi sebanyak-banyaknya"....
..........."Jangan Pernah menyerah, tidak boleh menyerah menghadapi kesulitan macam kesulitan apapun"........What a lovely day for us.... seiring dengan matahari yang semakin hilang dari pandangan dan malam pun datang menjelang kami pun pulang ke rumah masing-masing................... Thanks teman-teman untuk harinya, thanks untuk Musikal Laskar Pelangi.
No comments:
Post a Comment